Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Caroline Safracia
Abstrak :
Kontaminasi aflatoksin pada makanan memberikan dampak yang sangat berbahaya bagi kesehatan. Kebijakan pemerintah harus diperketat dengan melakukan pemeriksaan pada setiap bahan pangan pokok. Dalam setiap pemeriksaan, baku aflatoksin diperlukan. Namun, keterbatasan anggaran untuk membeli baku tersebut menjadi hambatan pemerintah dalam melakukan pemeriksaan. Penelitian ini bertujuan untuk memproduksi bahan baku aflatoksin dengan metode yang lebih sederhana dan ekonomis sehingga dapat membantu pemerintah menyediakan baku aflatoksin. Konsentrasi aflatoksin tertinggi dihasilkan pada media kacang tanah sehingga digunakan dalam pembuatan baku aflatoksin. Waktu penyimpanan kacang tanah (2-4 minggu) dan pelarut untuk ekstraksi (metanol atau asetonitril) dilakukan optimasi. Penentuan kondisi analisis optimum dilakukan dengan membuat variasi komposisi fase gerak dan panjang gelombang emisi. Analisis dilakukan menggunakan KCKT Shimadzu® dengan detektor fluoresensi RF-10AXL, kolom C18 pada laju 0,8 mL/menit, suhu 40oC. Hasil optimasi kondisi analisis pada panjang gelombang emisi dan komposisi fase gerak masing-masing adalah 360 nm dengan air-metanol (60:40). Hasil validasi aflatoksin B2 diperoleh persamaan garis linier y = 5111,5x - 589,6 dengan nilai koefisien relasi (r) sebesar 0,9997. Hasil LOD dan LOQ yang didapatkan sebesar 0,6818 pg dan 2,2727 pg. %UPK dan %KV yang didapatkan sebesar 60-80% dan 0,3986-0,9545%. Waktu penyimpanan kacang tanah dan pelarut ekstraksi yang optimum adalah 4 minggu dengan pelarut metanol. Konsentrasi aflatoksin B2 dalam metanol yang didapatkan dari hasil penyimpanan 414,61 gram kacang tanah selama 4 minggu sebesar 79,74 ppb. pH telah diuji pada hasil produksi larutan aflatoksin B2 dan menunjukkan pH yang sesuai dengan kestabilannya. ......Aflatoxin contamination in foods cause very dangerous effect on health. Government policies must be tightened to do inspections on every staple food. In each inspection, aflatoxin standards are required. However, the limited budget for purchasing that standards is an obstacle for the government in conducting inspections. This study aims to produce aflatoxin raw materials with more simple and economical method so it can help the government to supply the standards. The highest aflatoxin concentration is produced in peanut media so it is chosen in making raw aflatoxin. The storage time of peanuts (2-4 weeks) and the solvent for extraction (methanol or acetonitrile) are optimized. The determination of optimum analysis conditions was also carried out by varying the composition of the mobile phase and emission wavelengths. Analyzes were performed using HPLC Shimadzu® with RF-10AXL fluorescence detector, C18 column at a rate of 0,8 mL/min, at 40oC. The results of the optimization of the analysis conditions of the emission wavelength and mobile phase composition are 360 nm with water-methanol (60:40). The results of validation of aflatoxin B2 were obtained linear regression y = 5111,5x-589,6 with correlation coefficient (r) 0,9997. The results of LOD and LOQ were 0,6818 pg and 2,2727 pg. %UPK and %KV were 60-80% and 0,3986-0,9545%. The optimum storage time for peanuts and extraction solvents is 4 weeks with methanol. The concentration of aflatoxin B2 in methanol obtained from 4 weeks of storage of 414,61 grams of peanuts for 79,74 ppb. pH has been tested on the result of the production of aflatoxin B2 solution and shown the pH in accordance with its stability.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dhiyadira Ayu Cendikia
Abstrak :
Adenilat siklase 10 merupakan suatu enzim yang berlokasi di sitosol yang berperan dalam katalisis konversi ATP menjadi cyclic adenosine monophosphate (cAMP). Sebagai suatu second messenger, cAMP berperan dalam pengaturan berbagai fungsi sel terutama proliferasi dan apoptosis, termasuk pada sel kanker dalam kondisi patofisiologis. Enzim ini diketahui memperparah kondisi kanker dengan meningkatkan proliferasi dan menghambat apoptosis. Hal ini menjadikan inhibisi adenilat siklase 10 menjadi salah satu target yang dapat dimanfaatkan untuk menjadi agen terapi antikanker. Studi penelitian menunjukkan bahwa senyawa flavonoid diketahui memiliki aktivitas pada penekanan proliferasi dan induksi apoptosis. Oleh karena itu, dilakukan analisis in silico untuk mendapatkan senyawa kandidat inhibitor adenilat siklase 10 dengan afinitas terbaik. Penambatan molekuler dilakukan menggunakan AutoDock 4, selanjutnya dilakukan visualisasi interaksi hasil penambatan menggunakan LigPlot dan PyMOL. Parameter optimisasi yang diperoleh untuk penambatan molekuler adenilat siklase 10 adalah menggunakan grid box 40x40x40 unit dengan energi evaluasi 2.500.000 (medium). Berdasarkan hasil penambatan, flavonoid amentoflavone merupakan kelompok senyawa terbaik dengan afinitas ikatan tertinggi, yang mana tujuh dari delapan senyawanya memiliki energi ikatan pada rentang -10,00 kkal/mol hingga -11,50 kkal/mol. Selain itu, sepuluh senyawa flavonoid yang direkomendasikan adalah yang memiliki energi ikatan pada rentang -10,00 kkal/mol hingga -11,50 kkal/mol. Dapat disimpulkan bahwa senyawa-senyawa tersebut adalah senyawa potensial yang dapat dijadikan kandidat obat inhibitor adenilat siklase 10. ......Adenylyl cyclase 10 is an enzyme located in cytosol that plays a role in catalysis of ATP to cyclic adenosine monophosphate (cAMP). As a secondary messenger, cAMP physiologically regulates various cell functions especially proliferation and apoptosis, including cancer cells in pathophysiological condition. This enzyme is known to worsen the condition of cancer by increasing the proliferation and inhibiting the apoptosis. Hence, the inhibition of adenylyl cyclase 10 is one of the targets that can be used to become an anticancer therapy agent. Research studies show that flavonoid compounds are known to have an activity on suppression of proliferation and induction of apoptosis. Therefore, an in silico analysis needs to be done to obtain the candidate compound of adenylyl cyclase 10 inhibitor with the best affinity. Molecular docking was done by using AutoDock 4, then the interactions of docking results is visualized by using LigPlot and PyMOL. Optimization parameter obtained for molecular docking of adenylyl cyclase 10 was using 40x40x40 unit grid box with 2.500.000 energy evaluation (medium). Based on the screening results, amentoflavone is the best group of compounds with the highest affinity bond, which is seven of its eight compunds had the binding energy in the range of -10,00 kcal/mol to -11,50 kcal/mol. Other than that, the most ten recommended flavonoid compounds are those with the lowest binding energy in the range of -10,00 kcal/mol to - 11,50 kcal/mol. These compounds are the potential compounds that can be used as adenylyl cyclase 10 inhibitor drug candidates.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia , 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library