Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Iyan Ismail
"Sumatra Barat dilalui oleh segmen-segmen sesar aktif yang merupakan bagian dari Zona Sesar Sumatra (Sumatran Fault Zone/SFZ), seperti segmen Angkola, Barumun, Sumpur, Sianok, Sumani, Suliti, dan Siulak. Selain itu, wilayah ini juga berada pada zona aktivitas konvergen akibat penunjaman Lempeng Indo-Australia di bawah Lempeng Eurasia. Kompleksitas tatanan tektonik ini menyebabkan Sumatra Barat memiliki tingkat aktivitas seismik dan kejadian gempabumi yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis tren anomali emisi Ultra Low Frequency (ULF) sebagai prekursor gempabumi di wilayah Sumatra Barat. Aktivitas litosfer dapat memicu akumulasi energi pada batuan yang mengakibatkan terbentuknya microfracture, Proses ini membentuk celah pada bidang rekahan batuan yang memungkinkan mengalirkan fluida beserta ion-ion bermuatan, sehingga menghasilkan arus listrik yang kemudian membentuk medan magnet. Fenomena ini dapat menghasilkan anomali emisi gelombang elektromagnetik dalam rentang frekuensi ultra low frequency (ULF), yang dapat menjalar di bawah permukaan dan terekam oleh sensor geomagnetik di permukaan. Penelitian ini menggunakan data geomagnetik dari stasiun pemantauan prekursor gempabumi milik Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), yaitu Stasiun Sicincin (SCN) dan Stasiun Gunung Sitoli (GSI). Data gempabumi yang dianalisis dalam penelitian ini meliputi kejadian pada periode 2022–2023 dengan magnitudo ≥ 4,5 dan berjarak ≤ 200 km dari Stasiun SCN. Data sinyal ULF pada komponen H dan Z diolah menggunakan metode polarisasi power rasio Z/H. Beberapa anomali emisi sinyal ULF yang terekam pada Stasiun SCN divalidasi dengan data dari Stasiun GSI sebagai stasiun terdekat. Selain itu, penelitian ini juga menerapkan metode Single Station Transfer Function (SSTF) untuk mengestimasi zona dugaan aktif dari prekursor gempabumi. Indeks geomagnetik Dst (Disturbance Storm Time) digunakan untuk mengidentifikasi gangguan magnetik eksternal akibat aktivitas geomagnetik global guna meminimalisir kesalahan dalam interpretasi dan analisis anomali sinyal emisi ULF. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh kejadian gempabumi di Sumatra Barat pada periode 2022–2023 selalu didahului oleh anomali sinyal ULF sebelum gempabumi terjadi. Temuan ini mendukung hipotesis bahwa emisi ULF dapat dijadikan sebagai indikator prekursor aktivitas seismik di wilayah ini.
West Sumatra is traversed by active fault segments that are part of the Sumatran Fault Zone (SFZ), including the Angkola, Barumun, Sumpur, Sianok, Sumani, Suliti, and Siulak segments. Additionally, this region is situated in a convergent tectonic zone where the Indo-Australian Plate subducts beneath the Eurasian Plate. The complexity of this tectonic setting results in high seismic activity and frequent earthquakes in West Sumatra. This study aims to analyze the anomaly trends of Ultra Low Frequency (ULF) emissions as earthquake precursors in the region. Lithospheric activity can trigger the accumulation of energy in rocks that result in the formation of microfractures, this process forms a gap in the fracture plane of the rock that allows fluid to flow along with charged ions, thus generating an electric current which then forms a magnetic field. This phenomenon can produce electromagnetic wave emission anomalies in the ultra low frequency (ULF) range, which can travel below the surface and be recorded by geomagnetic sensors on the surface. This research utilizes geomagnetic data from earthquake precursor monitoring stations operated by the Meteorology, Climatology, and Geophysics Agency (BMKG), specifically the Sicincin Station (SCN) and Gunung Sitoli Station (GSI). The earthquake data analyzed in this study cover events occurring in the period 2022–2023 with magnitudes of ≥ 4.5 and epicentral distances of ≤ 200 km from the SCN station. ULF signal data in the H and Z components are processed using the Z/H polarization power ratio method. Several ULF signal emission anomalies recorded at SCN Station were validated with data from GSI Station as the closest station.. Additionally, the Single Station Transfer Function (SSTF) method is employed to estimate the suspected active zones of earthquake precursors. The Dst (Disturbance Storm Time) geomagnetic index is used to identify external magnetic disturbances from global geomagnetic activity, minimizing errors in the interpretation and analysis of ULF signal anomalies. The results indicate that all earthquake events in West Sumatra during the 2022–2023 period were consistently preceded by ULF signal anomalies before the earthquakes occurred. These findings support the hypothesis that ULF emissions can serve as a precursor indicator of seismic activity in the region."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Zalfa Muthia Salsabila
"Anggota Mentawa dan Formasi Minahaki di Lapangan “MUTHIA”, yang terletak di Cekungan Banggai, Sulawesi Tengah, memiliki potensi hidrokarbon. Namun, karakterisasi reservoir karbonat di lapangan ini menghadapi tantangan akibat diagenesis batuan karbonat. Untuk mengatasi tantangan tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi reservoir karbonat pada zona target dengan menerapkan metode inversi seismik simultan dan transformasi Lambda-Mu-Rho (LMR). Berdasarkan analisis sensitivitas data log, Lambda-Rho terbukti sebagai parameter elastis yang paling sensitif dalam membedakan zona reservoir dan non-reservoir. Hasil penelitian menunjukkan bahwa zona reservoir teridentifikasi pada formasi target dengan nilai Lambda-Rho rendah (≤30 GPa·g/cc) dan densitas rendah (≤2,3 g/cc), mengindikasikan batuan berpori dengan potensi kandungan hidrokarbon. Penelitian ini diharapkan memberikan kontribusi penting dalam memahami karakteristik reservoir karbonat di Lapangan “MUTHIA” dan dapat digunakan sebagai acuan untuk eksplorasi lebih lanjut.
The Mentawa and Minahaki Members in the "MUTHIA" Field, located in the Banggai Basin, Central Sulawesi, have hydrocarbon potential. However, the characterization of carbonate reservoirs in this field faces challenges due to the diagenesis of carbonate rocks. To address these challenges, this study aims to identify carbonate reservoirs in the target zone by applying simultaneous seismic inversion and Lambda-Mu-Rho (LMR) transformation methods. Based on log data sensitivity analysis, Lambda-Rho has proven to be the most sensitive elastic parameter in distinguishing between reservoir and non- reservoir zones. The research findings show that the reservoir zone is identified in the target formation with low Lambda-Rho values (≤30 GPa·g/cc) and low density (≤2.3 g/cc), indicating porous rocks with hydrocarbon potential. This study is expected to make a significant contribution to understanding the characteristics of carbonate reservoirs in the "MUTHIA" Field and can serve as a reference for further exploration."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library