Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
Gloria Saripah Patara
"Akselerasi transformasi digital pada layanan perbankan di PT Bank XYZ selaras dengan Peta Jalan Pengembangan Perbankan Indonesia 2020–2025 dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Salah satu langkah yang ditempuh adalah melalui optimalisasi aplikasi SOA sebagai tulang punggung komunikasi antarsistem, baik internal maupun eksternal. Namun, risiko berpotensi timbul akibat pemanfaatan teknologi informasi. Berdasarkan data pada tahun 2022, terdapat satu dari sepuluh insiden kegagalan transaksi di server produksi yang diakibatkan oleh tidak dilakukannya pembaruan aplikasi SOA. Hal ini disebabkan oleh proyek pembaruan aplikasi SOA yang gagal diimplementasikan tepat waktu. Insiden kegagalan transaksi dapat berdampak pada risiko operasional, reputasi, kepatuhan, dan hukum. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peringkat faktor penentu kesuksesan proyek pembaruan aplikasi SOA dan menyusun rekomendasi perbaikan. Penelitian dilakukan melalui pendekatan exploratory mixed methods, di mana penelitian dimulai dari tinjauan penelitian untuk memperoleh kriteria dan faktor penentu kesuksesan proyek berbasis SOA. Kemudian dilakukan penilaian pakar melalui wawancara, pemeringkatan faktor penentu menggunakan metode Analytic Hierarchy Process (AHP), dan diakhiri dengan penyusunan rekomendasi perbaikan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor "manajemen proyek", "standarisasi teknologi dan proses SOA", serta "dukungan manajemen dan organisasi" menempati peringkat teratas faktor penentu kesuksesan. Selain itu, penelitian ini pun menghasilkan 10 butir rekomendasi perbaikan terhadap permasalahan proyek terkait faktor penentu.
Digital transformation acceleration on banking services in PT Bank XYZ aligns to Roadmap of Indonesian Banking 2020–2025 of the Financial Services Authority (OJK). One of the steps taken is through SOA application's optimization as the backbone of intersystem communication, both internal and external. However, the potential risks that may arise from the use of information technology. Based on data in 2022, there was one in ten transaction failure incidents in production server caused by not doing SOA application updates. This is due to SOA application upgrade project failed to be implemented on time. The incidents affect operational, reputation, compliance, and law risks. Hence, this research aims to rank critical success factors of SOA application upgrade project and compose improvement recommendation. It is conducted using exploratory mixed methods started with literature study to find criteria and factors determining the success of SOA-based project. Then, expert judgment is performed through an interview, factors ranking uses Analytic Hierarchy Process (AHP) method, and improvement recommendation is formulated. The result showed that "project management", "SOA technology and process standardization", and "management and organization support" placed top three factors ranking. It also produced 10 improvement recommendations based on identified project problems in the factors' area."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Muhammad Muslim Rifai
"SEAMOLEC atau Southeast Asia Ministry of Education Organization Regional Open Learning Centre, adalah salah satu pusat pengembangan pendidikan terbuka dan jarak jauh di Asia Tenggara. Antara tahun 2019 dan 2022, SEAMOLEC telah menyelenggarakan pelatihan daring berbasis MOOCs melalui aplikasi MOOC dan eTraining SEAMOLEC yang madding-masing berdiri sendiri. Masalah muncul karena adanya indikasi terdapat peserta yang berhasil menyelesaikan pelatihan tanpa mendaftar akun MOOCs SEAMOLEC, serta adanya proses bisnis yang redundan dan terpisah pada lebih dari satu aplikasi. Hal ini dapat meningkatkan risiko kesalahan pengguna. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi dan memperbaiki proses bisnis pelatihan SEAMOLEC. Pendekatan Business Process Improvement (BPI) dengan bantuan Business Process Model and Notation (BPMN) dan diagram use-case digunakan untuk menganalisis dan memberikan rekomendasi perbaikan. Metode campuran digunakan dengan menggabungkan data dari wawancara, database MOOC dan eTraining SEAMOLEC, formulir pengujian sistem, dan simulasi menggunakan aplikasi Bizagi Modeler. Hasil penelitian melibatkan rekomendasi perbaikan proses bisnis dan prototipe yang sesuai. Dengan memusatkan proses bisnis dalam satu aplikasi dan menggunakan alat-alat BPI, seperti eliminasi duplikasi, evaluasi nilai tambah, penyederhanaan, dan otomatisasi, waktu pemrosesan berhasil dikurangi sekitar 3-5 jam. Integrasi eTraining memungkinkan peserta mengakses materi pelatihan secara langsung tanpa prosedur tambahan, memastikan ketaatan pada prosedur. Prototipe diuji coba dan sesuai dengan kebutuhan, meskipun performa aplikasi perlu penelitian lanjutan. Secara keseluruhan, penelitian ini telah berhasil meningkatkan efisiensi proses bisnis pelatihan SEAMOLEC melalui integrasi aplikasi dan otomatisasi, membuktikan keberhasilan rekomendasi perbaikan yang diusulkan.
SEAMOLEC, or the Southeast Asia Ministry of Education Organization Regional Open Learning Centre, was one of the centers for the development of open and distance education in Southeast Asia. Between 2019 and 2022, SEAMOLEC organized online training based on MOOCs through the MOOCs SEAMOLEC and eTraining SEAMOLEC applications, each standing independently. Issues arose due to indications that participants were able to complete training without registering an account on MOOCs SEAMOLEC, and there were redundant and separate business processes in more than one application. This could increase the risk of user errors. This research aimed to evaluate and improve SEAMOLEC's training business processes. The Business Process Improvement (BPI) approach, assisted by Business Process Model and Notation (BPMN) and use-case diagrams, was used to analyze and provide improvement recommendations. A mixed-methods approach was employed by combining data from interviews, MOOCs, and eTraining SEAMOLEC databases, system testing forms, and simulations using the Bizagi Modeler application. The research results involved recommendations for business process improvements and a corresponding prototype. By centralizing business processes in one application and using BPI tools such as eliminating duplication, evaluating value addition, simplification, and automation, processing time was successfully reduced by approximately 3-5 hours. Integrating eTraining allowed participants to access training materials directly without additional procedures, ensuring compliance with procedures. The prototype was tested and met the requirements, although the application's performance requires further research. Overall, this research successfully enhanced the efficiency of SEAMOLEC's training business processes through application integration and automation, validating the proposed improvement recommendations."
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
TA-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Sihombing, Abraham Parulian
"Dalam perkembangan metodologi pengembangan perangkat lunak yang agile, transisi dari pengelolaan infrastruktur manual ke proses otomatisasi dengan menggunakan prinsip Infrastructure as Code (IaC) dan GitOps menandakan pergeseran signifikan menuju efisiensi dan skalabilitas. Penelitian ini mengkaji implementasi IaC dan GitOps dalam lingkungan Kubernetes di Google Cloud Platform (GCP), dengan menggunakan alat seperti Argo CD dan Terraform, untuk menunjukkan kontras antara proses otomatisasi dan metode tradisional manual. Studi ini secara utama menangani tantangan permintaan yang fluktuatif dalam sistem CI/CD, di mana metode manual kesulitan mengikuti kecepatan kebutuhan deployment yang cepat dari pengembangan perangkat lunak modern. Dengan mengintegrasikan kemampuan provisioning sumber daya infrastruktur yang kuat dari Terraform dan kemampuan otomatisasi deployment dari Argo CD, penelitian ini bertujuan untuk mengautomasi proses deployment Kubernetes di GCP. Integrasi ini dianalisis secara kritis terhadap praktik pengelolaan infrastruktur manual, menyoroti perbedaan utama dalam kecepatan deployment, konsistensi, dan pengurangan kesalahan.Mengadopsi metodologi kuantitatif dan eksperimental, penelitian ini membandingkan kinerja dari alur kerja otomatis IaC dan GitOps dengan metode deployment manual konvensional. Metrik utama seperti waktu deployment dan tingkat kesalahan dievaluasi untuk me- nunjukkan efektivitas pendekatan otomatis. Temuan menunjukkan bahwa pendekatan otomatis menggunakan IaC dan GitOps tidak hanya secara signifikan mempercepat siklus deployment tetapi juga meningkatkan keandalan pengelolaan infrastruktur dalam lingkungan cloud. Studi ini menyajikan argumen yang meyakinkan untuk mengadopsi praktik pengelolaan infrastruktur otomatis dibandingkan dengan manual.
In the evolution of agile software development methodologies, the transition from manual infrastructure management to automation processes using Infrastructure as Code (IaC) and GitOps principles signifies a significant shift towards e!ciency and scalability. This study examines the implementation of IaC and GitOps within Kubernetes environments on the Google Cloud Platform (GCP), using tools such as Argo CD and Terraform, to demonstrate the contrast between automation processes and traditional manual methods. The study primarily addresses the challenges of fluctuating demands in CI/CD systems, where manual methods struggle to keep pace with the rapid deployment needs of modern software development. By integrating Terraform’s robust infrastructure provisioning with Argo CD’s deployment automation capabilities, this research aims to simplify the Kuber- netes deployment process in GCP. This integration is critically analyzed against manual infrastructure management practices, highlighting key di”erences in deployment speed, consistency, and error reduction. Adopting a quantitative and experimental methodology, the research compares the performance of automated IaC and GitOps workflows with conventional manual deployment methods. Key metrics such as deployment time and error rates are evaluated to demonstrate the e”ectiveness of the automated approach. The findings indicate that the automated approach using IaC and GitOps not only significantly accelerates deployment cycles but also enhances the reliability of infrastructure manage- ment in cloud environments. The study presents a compelling argument for adopting automated infrastructure management practices over manual ones."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library