Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mina Sulastri Njotowidjojo
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini menganalisis pengaruh struktur modal terhadap laba sesudah pajak untuk 11 perusahaan konstruksi kualifikasi A yang ada di Surabaya.
Menurut Teori Struktur Modal, khususnya Net Income Theory, maupun Pandangan Moderat, seyogyanya terdapat Optimal Capital Structure, dimana biaya modal perusahaan mencapai titik minimal, sehingga berpengaruh terhadap laba sesudah pajak perusahaan.
Hasil penelitian dengan menggunakan Analisis Regresi melalui Seri Program Statistik dari Sutrisno Nadi dan Seno Pamardiyanto, menunjukkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara struktur modal dengan laba sesudah pajak. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat variabel-variabel lain di luar struktur modal yang mempengaruhi laba sesudah pajak yang tidak diteliti dalam penelitian ini. Diduga variabel-variabel tersebut antara lain: biaya-biaya transaksi dalam usaha perolehan proyek yang cukup tinggi, kemampuan pengusaha dalam bidang konstruksi masih kurang memadai sehingga pengelolaan proyek menjadi tidak efektif dan efisien.
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
I`in Endang Mardiani
Abstrak :
ABSTRAK
Dalam rangka usahanya untuk menghimpun dana masyarakat, pihak perbankan berlomba menawarkan berbagai macam produk kepada masyarakat, seperti tabungan dengan bunga harian, tabungan berhadiah, deposito berhadiah. Dipihak lain, untuk menyalurkan dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk pinjaman, selalu diikuti dengan persyaratan dan prosedur yang seringkali memberatkan calon nasabah.
Dalam perekonomian di Indonesia dikenal suatu lembaga kredit yang lain yang dapat digunakan sebagai salah satu alternatif sumber dana, yaitu Perusahaan Umum Pegadaian (selanjutnya disebut Pegadaian). Pegadaian adalah Badan Perkreditan yang berada langsung di bawah pengawasan Departemen Keuangan, yang menyalurkan uang pinjaman atas dasar hukum gadai, dengan menerima jaminan berupa barang-barang bergerak. Persyaratan yang ringan, prosedur yang sederhana dan pelayanan yang cepat adalah ciri dari Pegadaian.
Namun dalam perkembangannya, masyarakat lebih mengenal Lembaga Perbankan dibandingkan dengan Pegadaian. Keengganan masyarakat menggunakan jasa Pegadaian karena Pegadaian sering diidentikkan dengan kemiskinan. Sesuai dengan tujuan awal didirikannya Pegadaian, yaitu untuk memberantas lintah darat, rentenir atau praktek riba gelap yang memberatkan kehidupan masyarakat kecil, sehingga pengguna jasa Pegadaian sebagaian besar adalah masyarakat golongan bawah.
Pegadaian adalah lembaga yang unik. Disatu pihak Pegadaian diharapkan bisa memberikan kredit kepada siapapun yang membutuhkan, sedangkan dipihak lain Pegadaian tidak diperkenankan menghimpun dana dari masyarakat berupa tabungan, giro atau deposito, seperti halnya dengan Bank.
Penelitian ini mencoba mengkaji faktor penentu perkembangan Pegadaian, khususnya di Jawa Tengah untuk kurun waktu tahun 1983 sampai dengan 1992. Dalam analisis dapat pula diketahui faktor apa sebetulnya yang dominan sebagai penentu perkembangan Pegadaian, sehingga apabila faktor tersebut dapat diketahui, dapat membantu untuk menentukan kebijakan Perum Pegadaian selanjutnya.
Tidak banyak teori yang dapat dijadikan acuan dalam penelitian ini. Hal ini disebabkan kekhasan misi, sifat maupun ciri Pegadaian itu sendiri. Sehingga model dibangun atas dasar prasurvey dan data yang ada di lapangan.
Faktor-faktor yang diduga sebagai penentu perkembangan Pegadaian adalah jumlah nasabah, omzet, sewa modal, surplus, jumlah pegawai, tanggapan nasabah atas kredit yang diperoleh, pelayanan dan kepuasan nasabah.
Dari delapan faktor tersebut, tujuh faktor yaitu jumlah nasabah, omzet, sewa modal, surplus, kredit, pelayanan dan kepuasan nasabah mempunyai tingkat keeratan yang tinggi terhadap model dan jumlah nasabah merupakan faktor yang dominan dalam menentukan perkembangan Pegadaian. Hal ini mengingat nasabah Pegadaian adalah nasabah dengan penmintaan pinjaman dalam jumlah kecil, sehingga semakin banyak nasabah maka akan semakin besar omzet Pegadaian. Sedangkan faktor jumlah pegawai mempunyai tingkat keeratan yang rendah terhadap model, yaitu 0,37. Ini berarti bahwa jumlah pegawai meskipun tidak sesuai dengan formasi pegawai yang ada, kegiatan Pegadaian tetap dapat berjalan dengan baik.
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nelmida
Abstrak :
ABSTRAK
Pada dasarnya yang menjadi pokok bahasan dalam tesis ini adalah masalah Modal Kerja, dengan obyek penelitian 17 (tujuh belas) industri kecil sulaman di Kecamatan Guguk Panjang, Bukittinggi, Sumatera Barat.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah kebutuhan modal kerja dan untuk mengetahui efektifitas modal kerja serta faktor-faktor dominan yang mempengaruhi kebutuhan kerja.
Analisa ini diawali dengan menghitung jumlah kebutuhan modal kerja untuk satu kali putaran dan menghitung efektifitas modal kerja kemudian membandingkannya dengan rata-rata efektifitas modal kerja. Dari hasil perbandingan ternyata 35% dari industri kecil sulaman mempunyai efektifitas modal kerja sehat dan 65% lagi kurang sehat.
Berikutnya dilakukan pengujian terhadap hubungan antara kebutuhan modal kerja dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya, yaitu lama persediaan barang jadi disimpan, lama piutang dapat ditagih dan kebutuhan kas per hari serta volume penjualan. Hubungan ini di analisa dengan menggungkan metoda Regresi Linear Berganda yang terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi dasar klasik multikolinearitas, heteroskedastisitas dan autokorelasi. Hasil pengujian memperlihatkan bahwa lama persediaan barang jadi disimpan, lama piutang dapat ditagih dan kebutuhan kas per hari serta volume penjualan terbukti berpengaruh positif terhadap kebutuhan modal kerja dengan tingkat keyakinan alpha 5%.
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nasution, Nursanita
Abstrak :
In decision making process a manager has to analyze the internal corporate in order to analyze the environment and the industry. In general the use of ratio analysis has weaknesses since the methodology is univariate. The ratios as variables have high correlation with each other. The objects of this research are 1985-1987 financial statements of 19 pharmaceutical companies, which is located in DKI Jakarta. Based on the data available 12 financial ratios are calculated with Lotus 123 then they are classified into 5 groups. They are the types of companies, their sources of funds, ages, sizes and kinds of products. Two classes divide each group further by using Discriminant Analysis. It's found that between those groups the patterns of the financial ratios are different. Certain ratios appear as discriminants for those groups more often than other ratios. The repeated occurrences of some ratios indicate the strength of discriminant analysis, which is easily applied in business. However, the findings are sensitive to some factors such as geographical, demographical factors and characteristics of industry.
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Juliet Artami
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak asimetris perubahan harga minyak terhadap pertumbuhan ekonomi dan inflasi di Indonesia dengan menggunakan model vector autoregression VAR dalam periode dari tahun 1990 kuartal I sampai dengan tahun 2016 kuartal IV. Hasil penelitian menunujukkan bahwa pengaruh perubahan harga minyak terhadap produk domestik bruto PDB adalah asimetris, yaitu penurunan harga minyak secara signifikan menurunkan PDB, sedangkan kenaikan harga minyak tidak secara signifikan mempengaruhi PDB. Hal ini menunjukkan bahwa PDB Indonesia lebih sensitif terhadap penurunan harga minyak dibandingkan dengan kenaikan harga minyak. Oleh karena itu, upaya untuk menurunkan ketergantungan terhadap minyak dibutuhkan oleh Indonesia, khususnya penurunan kontribusi minyak sebagai sumber pendapatan negara dan sebagai sumber energi, dengan meningkatkan penggunaan energi terbarukan. Sementara itu, perubahan harga minyak, baik penurunan maupun kenaikan harga minyak, tidak mempengaruhi inflasi secara signifikan. Tidak terdapatnya pengaruh perubahan harga minyak terhadap inflasi adalah disebabkan oleh adanya penerapan kebijakan subsidi bahan bakar minyak di Indonesia.
ABSTRACT
This paper analyzes the asymmetric impact of oil price changes on the economic growth of and inflation in Indonesia by using the vector autoregression VAR model for the period from 1990Q1 to 2016Q4. The results show that the impact of oil price changes on the gross domestic product GDP is asymmetric, as a drop in oil prices decreases the GDP, whereas an increase in oil prices does not significantly affect GDP. This suggests that Indonesia rsquo s GDP is more vulnerable to the downward changes in oil prices than upward changes. It is important for Indonesia to reduce its dependency on oil, particularly as its major source of revenue, and also consider utilizing more sources of renewable energy. At the same time, the effects of both the positive and negative changes in oil prices are found to be not statistically significant to inflation. The lack of impact of oil price changes on inflation can be explained by the implementation of the fuel price subsidy in Indonesia.
2017
T49296
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover