Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Abstrak :
ABSTRAK
Daun gaharu (Aquilaria malaccensis LAMK) sudah dikenal dan digunakan oleh masyarakat di desa sebagai antiinflamasi, antibakteri dan antioksidan. Salah satu senyawa utama yang terkandung di dalam daun gaharu adalah flavonoid. Tujuan Penelitian ini adalah untuk membuat dan menilai efektivitas gel fraksi etil asetat daun gaharu yang mengandung flavonoid terhadap kontrol negatif plasebo dan kontrol positif Povidone Iodine 10% terhadap masa penyembuhan luka terbuka hari ke satu dan hari ke delapan pada tikus putih jantan Spargue Dawley, dan menguji stabilitas gel pada suhu penyimpanan yang berbeda-beda, yaitu 40±2 oC, 28±2 oC, dan 4±2 oC selama 12 minggu. Sejumlah 25 ekor tikus putih jantan galur Sprague Dawley berumur 3 bulan dan secara acak dibagi menjadi 5 kelompok masing-masing kelompok terdiri dari lima ulangan. Insisi dilakukan pada bagian punggung tikus sepanjang ± 1.5 cm, lebar ± 0.5 cm dan sedalam ± 0,3 cm dengan scalpel. Kelompok A diperlakukan tanpa pengobatan, Kelompok B diberikan gel plasebo. Kelompok C diobati dengan Povidone Iodine 10%. Kelompok D dan E diberi pengobatan dengan gel fraksi etil asetat daun gaharu masing-masing 4%.dan 16%. Pada luka terbuka pengobatan dilakukan 1 kali sehari pada pagi hari. Data yang diperoleh dikumpulkan kemudian dianalisis dengan menggunakan Analysis of Varian (ANOVA) dan dilanjutkan dengan uji Post-Hock Tukey. Hasil menunjukkan pemberian gel fraksi etil asetat daun gaharu 16% terdapat perbedaan yang bermakna dengan pemberian Povidone Iodine 10% terhadap masa dan proses penyembuhan luka terbuka yang lebih baik mulai hari ke satu dan hari ke delapan pada tikus putih jantan Sprague Dawley. Semua sediaan yang dibuat ternyata tetap stabil secara fisik sampai 3 bulan.

---

ABSTRACT
Agarwood leaves (Aquilaria malaccensis Lamk) has been known and used by people in the village as antiinflammatory, antibacterial and antioxidant. One of the main compound contained in the leaves of agarwood is flavonoids. The purpose of this study was to make and assess the effectiveness gel fraction of the ethyl acetate leaves agarwood which contains flavonoid as the negative control placebo and Povidone Iodine 10% as the positive control in the healing time of the open wound day at the first day and the eighth day in the rats, and the stability test of the gel at different temperature of storage, which are on 40 ± 2 oC, 28 ± 2 ° C, and 4 ± 2 oC for 12 weeks. 25 male Sprague Dawley rats of 3 months old collected then randomly divided into five groups and each group consisted of five replications. The incision was made along dorsal area about the ± 1.5 cm, ± 0.5 cm width and ± 0.3 cm depth with a scalpel. The group A was not treatment, group B was given a placebo gel. Group C was treated with 10% Povidone Iodine. Group D and E were treated with the 4% and 16% ethyl acetate gel fraction of agarwood leaves as well. Treatment of the open wounds was made once time a day in morning. The data obtained were collected and analyzed by using Analysis of Varian (ANOVA) followed by Tukey's test Post-Hock. The results showed treating with 16% gel fraction ethyl acetate of agarwood leaves significantly better then the administration of 10% Povidone Iodine in healing time and its process of open wound at the first day and the eighth day of male Sprague Dawley. All preparats made were physically stabil until 3 months.

Abstrak :
Pare (Momordica charantia Linn.) merupakan tanaman obat yang dapat digunakan untuk mengobati berbagai macam penyakit, salah satunya diabetes melitus. Komponen bioaktif dari pare yang mempunyai efek hipoglikemik yaitu karantin (C32H53O6), yang merupakan campuran dari dua komponen steroidal saponin, dan diketahui agak sukar larut dalam air. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti efek antidiabetes fraksi diklormetana buah pare pada tikus diabetes yang diinduksi dengan streptozotosin serta pembuatan mikrosfer fraksi diklormetana buah pare menggunakan metode semprot kering. Fraksi tersebut diperoleh dengan cara partisi ekstrak etanol menggunakan diklormetana dan air secara berturut-turut. Fraksi yang diperoleh kemudian dikarakterisasi dan diuji aktivitas antidiabetesnya. Mikrosfer fraksi diklormetana buah pare dibuat dengan metode semprot kering menggunakan xanthan gum dan gum arab sebagai polimer penyalut. Mikrosfer yang diperoleh kemudian dievaluasi meliputi bentuk dan morfologi, efisiensi penjerapan, distribusi ukuran partikel, dan profil disolusi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian fraksi diklormetana buah pare dengan dosis 20, 40, dan 60 mg/kgBB secara per oral selama 3 minggu dapat menurunkan kadar glukosa darah puasa tikus diabetes. Fraksi dengan dosis 40 mg/kgBB merupakan fraksi yang paling efektif karena dapat menurunkan kadar glukosa darah puasa tikus sebesar 58,46-88,90%, dengan nilai Area Above Curve 1324,38 mg.hari/dl. Mikrosfer yang dihasilkan berupa serbuk halus berwarna kekuningan, berbentuk bulat dengan permukaan tidak rata. Efisiensi penjerapan diperoleh sebesar 35-46% dan memiliki diameter 26,7-36,6 µm. Jumlah fraksi diklormetana yang terlepas dari mikrosfer dalam medium air selama 6 jam sebesar 98,46-100,37%. Formula mikrosfer F3 dengan perbandingan zat aktif : polimer (1:3), terpilih sebagai formula mikrosfer terbaik.

---

Bitter melon (Momordica charantia Linn.) is a medicinal plant which can be used to treat various diseases, one of which is diabetes mellitus. Its bioactive compound, which is having hypoglycemic activity is charantin (C32H53O6), a mixture of two streroidal saponin compounds and slightly soluble in water. This study was aimed to investigate the antidiabetic effect of dichloromethane fraction from bitter melon fruits on streptozotocin-induced diabetic rats, prepare the microspheres of dichloromethane fraction from bitter melon fruits using spray drying method and evaluate the obtained microspheres. The dichloromethane fraction was obtained by partition of the ethanolic extract using dichloromethane and water, respectively. The fraction was then characterized and evaluated for antidiabetic activity. The dichlormethane fraction was microencapsulated by spray drying method using xanthan gum and acacia gum as a coating polymer. The microspheres were then evaluated for their shape and morphology, entrapment efficiency, particle size distribution, and dissolution profile. The results showed that administration of dichlormethane fraction of bitter melon fruit at oral doses of 20, 40, and 60 mg/kg body weight for 3 weeks could reduce fasting blood glucose levels of diabetic rats. The fraction at a dose of 40 mg/kg body weight was the most effective one that showed 58.46-88.90% reduction of fasting blood glucose levels with Area Above Curve value of 1324.38 mg.day/dl. The obtained microspheres were yellowish powder and have spherical shape with irregular surface morphology. The entrapment efficiency was in the range of 35-46% and diameter of 26.7-36.6 µm. Percentage of dichloromethane fraction released from microspheres in water medium for 6 hours was 98.46-100.37%. Formula F3 of which ratio of fraction : polymer (1:3) was selected as the best microspheres formula.