Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 217 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anda Lucia
Abstrak :
Pemisahan gas alam dengan sistem membran polimer merupakan teknologi terbaru dibandingkan teknologi distilasi kriogenik dan absorpsi. Pemisahan menggunakan membrane mempunyai kelebihan yaitu sederhana, modular, mudah dioperasikan dan biaya rendah dan efisien terhadap pemakaian energi. Pemisahan gas menggunakan membran dengan perpindahan yang terfasilitasi atau facilitated transport membrane mempunyai selektifitas yang tinggi dibandingkan dengan membran polimer yang konvensional karena adanya reaksi bolak balik yang terjadi antara gas yang akan dipisahkan dengan pembawanya (carrier). Proses pembuatan membran dilakukan dengan teknik inversi fasa yaitu presipitasi pencelupan dimana bahan dasar polimer adalah selulosa asetat sedangkan pelarutnya adalah aseton dan formamida. Adapun pembawa (carrier) digunakan natrium karbonat, glycine dan polyetilen glikol (PEG). Komposisi selulosa asetat, aseton, formamida dan pembawa yaitu 1:2,15:1:0,1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa membran dengan penambahan pembawa berupa PEG 400 memberikan laju permeasi CO2 sebesar 2.55 x 10^ˉ6 cm³ (STP) cmˉ² ^ˉ1 cmHg dan nilai selektifitas gas CO2 terhadap CH4 yang tinggi yaitu sekitar 178.4 pada tekanan 103.4 cmHg dan suhu 25°C.

Separation of common gasses (CO2 in natural gas) is commercially accomplished by cryogenic distillation, absorption and more recently by polymeric membrane separation. Membrane separation is promising for CO2 separation process because of its inherent simplicity, ease of control, compact modular nature, lower cost and energy efficiency. Gas separation using facilitated transport membrane has been attracting attention since 'very high selectivity is obtained compared to conventional polymeric membrane include permeability for target species because of reversible reaction between the carriers in membrane and the target species. This research is focus on synthesis of membrane fixed carrier that cellulose acetate is used as based polymer and sodium carbonate, glycine and polyethylene glycol as the carriers. 'The cellulose acetate and the carriers blend that used for this research were prepared by inversion phase method with immersion precipitation The composition of cellulose acetate, icane, formamide and carriers in membrane were 1: 2,15: 1: 0,1 respectively. The results show that the membranes possess better selectivity than that of other fixed carrier membrane reported in the literature (same polymer and carrier). In the measurements with pure gases, at 25 103.4 cmHg of pressure, the membrane with PEG 400 displays a CO2 permeance of 2.55 x 10^ˉ6 cm³ (STP) cmˉ² ^ˉ1 cmHg and highest CO2/CH4 ideal selectivity of 178.4.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
T16168
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risqi Kurniawan
Abstrak :
Suplai LNG berkembang lebih pesat dibandingkan dengan sumber gas yang lain, dimana rata-rata kenaikannya sebesar 7% per tahun sejak tahun 2000, dan akan terus meningkat porsinya di pasar gas sampai tahun 2020 (IGU, 2015). Optimasi energi dalam proses pencairan diperlukan untuk meningkatkan efisiensi proses dan meningkatkan produksi LNG. Dalam proses pencairan gas bumi, mixed component refrigerant (MCR) lebih banyak digunakan dikarenakan efisiensi energinya yang tinggi, desain yang compact dan transfer panas yang efisien, dibandingkan dengan proses lain yang menggunakan pure refrigerant. Proses Propane Pre-cooled Mixed Refrigerant (C3MR) yang menggunakan MCR adalah proses yang paling banyak digunakan dalam pencairan gas bumi. Proses ini dikembangkan oleh Air Product and Chemical Inc. (APCI).
Tesis ini menyajikan analisa untuk menentukan komposisi MCR pada unit pencairan gas bumi yang menghasilkan kerja kompresor yang minimum, yang dalam hal ini didefinisikan sebagai Specific Horse Power. Performa sistem refrijerasi C3MR tergantung pada komposisi MCR yang digunakan. Dari hasil optimasi menggunakan simulator proses diperoleh komposisi MCR yang optimum yaitu N2 = 0,3% ; CH4 = 41,7% ; C2H6 = 42% ; C3H8 = 16%. Dengan nilai Spesific Horse Power = 8,79 HP.jam/MMBTU dan Coefficient of Performance = 0,7638. Sehingga dengan kapasitas produksi sebesar 242 MMSCFD, diperoleh selisih/penghematan biaya pencairan sebesar Rp 315.474.212,08 per hari, jika dibandingkan dengan menggunakan komposisi awal (Bukacek, 1982) yaitu N2 = 2% ; CH4 = 40% ; C2H6 = 47% ; C3H8 = 11%.

LNG grow faster than others gas source. Increase 7% in average per years since 2000. And will continuosly increase in gas market until 2020 (IGU, 2015). Energy optimation in liquifaction process is needed to increase process efficiency and LNG production capacity. In liquifaction process, mostly used mixed component refrigerant (MCR) due to high energy efficiency, compact desain and efficient heat transfer, compare with other process which utilize pure refrigerant. Process Propane Pre-cooled Mixed Refrigerant (C3MR) which use mixed refrigerant is the best process for natural gas liquefaction. This process develop by Air Product and Chemical Inc. (APCI).
The thesis presents an analysis to determine composition of MCR which produce minimum compressor duty, in this case define as specific horse power. Perform of C3MR refrigeration system depend on composition of MCR used. The optimum composition of MCR are N2 = 0.3% ; CH4 = 41.7% ; C2H6 = 42% ; C3H8 = 16%. With Spesific Horse Power = 8.79 HP.hour/MMBTU dan Coefficient of Performance = 0.7638. So with capacity 242 MMSCFD, merit of liquefaction cost will be 315,474,212.08 IDR/day compare with former MCR composition (Bukacek, 1982) N2 = 2% ; CH4 = 40% ; C2H6 = 47% ; C3H8 = 11%.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T46276
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afdal
Abstrak :
Permintaan gas untuk pelanggan industri dan pembangkit listrik di pulau Jawa cukup besar dan kondisinya saat ini masih belum seimbang antara pasokan dan permintaaan. Oleh karena itu Pemerintah perlu memprioritaskan lebih banyak alokasi gas untuk penggunaan domestik dalam rangka menghadapi kekurangan gas tersebut. Dalam rangka memenuhi permintaan gas di dalam negeri, khususnya di sektor pembangkit listrik dan industri di wilayah pulau Jawa, maka perlu dibangun infrastruktur baik berupa jaringan pipa yang menghubungkan sumber gas ke pemakai maupun fasilitas non jaringan pipa.
Terminal Penerima (Receiving Terminal) dapat dipergunakan untuk mengantisipasi kenaikan permintaan gas bumi di pulau Jawa serta untuk jaminan pasokan gas di pulau Jawa. Dalam tulisan ini akan mengevaluasi kelayakan pembangunan Terminal Penerima gas alam cair dengan satu teknologi yang dipilih di pulau Jawa dengan mempertimbangkan aspek teknik dan komersial.
Tahapan yang dilakukan adalah dengan menganalisa permintaan dan pasokan gas (gas balance), penentuan teknologi yang dipilih, lokasi Terminal, pengadaan LNG, disain dasar fasilitas, transportasi LNG, analisa ekonomi, kesimpulan dan saran.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T24647
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Riza Glorius Pasikki
Abstrak :
Inti dari suatu kilang pencairan gas alam terletak pada unit pendinginan dan unit pencairan gas alam Pemanliaatan energi yang optimal pada unit pendinginan dan unit pencairan akan sangat berpengaruh pada biaya produksi. Metode analisis yang dapat digtmakan untuk menganalisa eiisiensi energi dari suatu plant diantaranya aclalah basil produk utama., recovery produk utama, konsumsi energi spesilik, investasi, kemampuan beroperasi dan pemeliharaan.
Pada penulisan slcripsi ini metode yang digunakan untuk menganalisa eftsiensi energi pada unit pendinginan dan unit pencairan gas alam di kilang LNG PT Badak NGL Co. adalah konsumsi energi spesiiik atau lebih dikenal dengan specific horse power. Makin kecil harga speciic horse power dari suatu kondisi operasi, makin eiisien pula pemenfaatan energinya. Pada skripsi ini juga al-can dibahas langkah-langkah pefhitungan untuk mencari harga specific horse power dan menyusunnya dalam sebuah program komputer dalam bahasa pemrograman Borland Delphi 2.0.
Salah satu variahel yang menentultan besar kecilnya harga specific horse power adalah komposisi re5'igeran komponen ganda atau MCR (Mix Coponem Refigeranr), yang idealnya terdiri clari nitrogen, metana, etana dan propana. Namun pada kenyataannya di lapangan selalu terdapat impuritis dalam MCR yang berupa iso-butana dan nonnal butana. Pengaruh impuritis dan juga pengaruh kornposisi MCR secara keseluruhan terhadap ltarga specilic horse power pada daerah laju produksi LNG tertentu untuk train D yang mennpalcan train lama dan E yang merupakan train baru akan diamati, dan hasilnya akan dituangkan dalam makalah skripsi .
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S49115
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arzil Harsya
Abstrak :
Proses pemisahan gas dengan membran merupakan teknologi altematif selain distilasi kriogenik dan proses adsorpsi dalam proses pemisahan gas CO2 dari campurannya dengan udara. Keunggulan utama proses ini dibandingkan proses yang lainnya adalah energi yang digunakan relarif rendah sehingga biaya operasinya rendah dan tidak menimbulkan limbah tambahan.
Proses pemisahan campuran gas pada membran terjadi karena adanya perbedaan permeabilitas setiap komponen gas dari campuran tersebut. Gas yang permeabilitasnya lebih tinggi akan menembus membran lebih cepat dari gas yang permeabilitasnya lebih rendah, sehingga gas yang lebih permeabel akan menembus membran dan kurang permeabel akan tertolak.
Pada penelitian kali ini digunakan membran poli-etilen tereptalat produksi Bakrie Kasei, Co. Pengujian dilakukan dalam dua tahap yaitu pada kondisi ideal dengan gas-gas murni (kemurnian 99.9%) dan pada kondisi aktual menggunakan campuran gas dengan komposisi masing-masing CO2 9.1544%, O2 18.5145% dan N2 72.3351%.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa permeabilitas 02 dan N2 relatif konstan sedangkan permeabilitas CO2 cenderung naik terhadap tekanan. Hal ini disebabkan efek plastisisasi CO2 nada membran sehingga membran yang semula glassy menjadi rubbery.
Dari perhitungan, baik permodelan maupun aktual, didapatkan bahwa fraksi udara yang tertolak akan semakin besar seiring dengan bertambahnya fraksi gas yang permeat (srage cur) sebaliknya Eaksi CO2 yang permeat akan semakin kecil dengan semakin besarnya stage cut. Hal ini dapat terjadi karena gas yang laju permeasinya lebih lambat (02 dan Nz) menghalangi gas yang laju permeasinya lebih besar.
Selektivitas aktual tertinggi yang didapat dari percobaan ini adalah sebesar 23.3 pada tekanan 1601.325 kPa dan 2101.325 kPa. Dan dad perhitungan kondisi optimum untuk pemisahan gas didapatkan bahwa pada dua tekanan umpan yang berbeda stage cut optimum adalah 0.09 pada tekanan 1601.325 kPa dengan udara yang berhasil direcovery sebesar 93.62% dan stage cut 0.095 pada tekanan 2101.325 kPa dengan udara yang berhasil direcovery sebesar 93.33%. Berarti ada peningkatan kemurnian dari kemurnian udara umpan sebesar 90.85%.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S48923
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angela Dian S. Dewi
Abstrak :
Dalam beberapa tahun terakhir ini telah banyak industri yang menggunakan membran-membran polimer pennselektif untuk sistem pemisahan gas, antara lain pemisahan C02 dari udara (02 dan Nz). Untuk mempelajari kinerja proses permeasi gas melalui membran, maka dilakukan penelitian dengan menggunakan membran poli-imida dari Nitto Denko, Jepang, dan sel penneasi sebagai alat pengujinya. Membran poli-imida ini adalah membran asimetrik dari polimer glassy yang memiliki stabilitas termal, kimia dan mekanis yang sangat baik. Selain itu sebagai polimer glassy, poli-imida memperlihatkan permeabilitas dan selektivitas gas yang lebih tinggi daripada polimer lain (Matsumoto, 1993).
Dalam tugas akhir ini dilakukan penelitian dengan menguji pengaruh kondisi operasi terhadap permeabilitas gas CO2, O2 dan N2 pada membran poli-imida. Dengan menggunakan sel permeasi dapat diukur Iaju permeasi dan permeabilitas gas dengan berbagai variasi tekanan dan temperatur pada kondisi ideal.
Dari penelitian tersebut diperoleh hasil yang menyatakan kenaikan permeabilitas gas CO2 sebanding dengan kenaikan tekanan dan temperatur operasi, karena adanya efek plastisisasi sehingga membran menjadi bersifat rubbery. Sedangkan untuk O2 dan N2, permeabilitas gas tidak dipengaruhi oleh tekanan. Sementara itu permeabilitas ketiga gas meningkat sejalan dengan kenaikan temperatur. Permeabilitas gas-gas tersebut membentuk urutan Pco2 > Po2 > PN2; sesuai dengan peningkatan ukuran diameter kinetik molekulnya.
Kenaikan tekanan menyebabkan naiknya nilai selektivitas ideal gas CO2/O2 maupun CO2/N2, tetapi pengaruh temperatur terhadap selektivitas tidak dapat diperkirakan. Selektivitas gas-gas tersebut membentuk urutan αCO2/O2 < αCO2/N2. Dari hasil penelitian juga diperoleh energi aktivasi rata-rata untuk permeasi CO2, O2 dan N2 masing-masing sebesar 25.747 kJ/mol, 17.624 kJ/mol, dan 18.153 kJ/mol, serta permeabilitas standar masing-masing sebesar 3.17E-13 m3(STP).m/m2.det.Pa, 1.06E-15 m3(STP).m/m2.det.Pa, dan 1.21E-15 m3(STP).m/m2.der.Pa.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S48895
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuliani Kristinawati
Abstrak :
Dari berbagai macam polimer membran, selulosa triasetat masih jarang digunakan dalam pemisahan gas. Biasanya polimer tersebut digunakan untuk proses membran yang Iain, seperti osmosis batik, ultrafiltrasi maupun hipertilirasi. Pada penelitian ini dilakukan pengujian terhadap kemungkinan panggunaan selulosa triasetat dalam pemisahan gas karbondioksida dari metana. Pengujian membran dilakukan di Laboratorium Research Grant FT UI. Parameter yang digunakan untuk mengetahui kinerja membran adalah permeabilitas dan selektifitas. Dari penelitian diperoleh, permeabilitas dan selektifitas membran selulosa triasetat memungkinkan terjadinya pemisahan karbondioksida. Selektifitas terbaik membran komersial selulosa triasetat yang digunakan untuk umpan campuran gas metana dan karbondioksida dalam penelitian ini terjadi pada tekanan 5,51 bar dan fraksi umpan permeat terendah, yaitu sebesar 17.1994. Hasil penelitian pada kondisi ideal maupun kondisi aktual menunjukkan kemampuan membran yang cukup baik untuk pemisahan gas. Hal ini terlihat dan kemampuannya melewatkan karbondioksida yang dapat dilihat dari besamya perubahan karbondioksida di sisi umpan dan permeat. Hasil terbaik pada kondisi aktual yang dapat diperoleh pada penelitian ini adalah perubahan dari 4.52 % umpan hingga menjadi 22.948 % di sisi permeat. Dari penelitian ini disimpulkan, selulosa triasatat Iayak digunakan dalam pemisahan karbondioksida dan gas metana.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S48874
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mahdi
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S50818
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dani Sutopo
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1998
S49040
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suhartoyo
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1999
S49232
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>