Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sudarto Ronoatmodjo
"Derajat kesehatan adalah tingkat kesehatan perseorangan atau kelompok masyarakat yang diukur dengan indikator angka kematian, umur harapan hidup, status gizi, dan angka kesakitan (Depkes RI, 1989). Angka kematian bayi (AKB), angka kematian di bawah umur satu tahun, lebih sering dipakai sebagai indikator jika dibandingkan dengan indikator kematian yang lainnya.
Angka di atas menunjukkan tingkat permasalahan yang langsung berhubungan dengan kematian bayi, tingkat kesehatan ibu dan anak, tingkat upaya kesehatan ibu dan anak, upaya keluarga berencana, kondisi kesehatan lingkungan, dan tingkat perkembangan sosial ekonomi keluarga (Depkes RI, 1989).
Angka kematian bayi di Indonesia pada kurun waktu tahun delapan puluhan turun dengan cepat (Depkes RI, 1980c; Budiarso, 1987; Biro Pusat Statistik, 1985; Dirjen Binkesmas, Depkes RI, 1990; Sumantri, 1995).
Angka kematian neonatal (angka kematian bayi berumur di bawah 28 hari) merupakan kira-kira 40% dari angka kematian bayi; sedangkan kira-kira 28% dari kematian neonatal itu terjadi pada masa neonatal dini (di bawah umur 8 hari) yang merupakan sebagian dari kematian perinatal (kematian janin umur 28 minggu sampai dengan bayi berumur kurang dari 8 hari) (Budiarso, 1987).
Kematian neonatal kebanyakan terjadi karena tetanus neonatorum, sebab-sebab perinatal, diare, dan infeksi saluran napas. Frekuensi yang tertinggi diakibatkan oleh tetanus neonatorum dan problem perinatal. Kematian neonatal dan keadaan bayi berat lahir rendah sangat berkaitan. Cukup tinggi kematian neonatal dapat disebabkan oleh bayi berat lahir rendah (GOI-UNICEF 1988).
Kematian neonatal diduga berkaitan dengan keadaan ibu sebelum hamil, keadaan ibu pada saat kehamilan, serta perilaku dan lingkungan sosial ibu hamil. Faktor biologis berpengaruh terhadap kesehatan ibu hamil dan pemanfaatan layanan antenatal yang pada gilirannya akan berpengaruh terhadap hasil akhir (outcome) suatu kehamilan. Keadaan bayi yang dilahirkan dan pemanfaatan layanan pertolongan persalinan juga mempunyai akibat terhadap kejadian kematian neonatal. Baik di negara maju maupun negara berkembang banyak upaya telah dilakukan untuk menurunkan angka kematian neonatal melalui Program Kesejahteraan Ibu dan Anak (Oakly, 1982; Lesser, 1985).
Pemeriksaan antenatal merupakan upaya penting untuk menjaga kesehatan ibu pada masa kehamilan dan merupakan tempat melakukan penyuluhan gizi serta pemantauan terhadap kenaikan berat badan ibu hamil. Kesehatan ibu hamil penting untuk keselamatan janin yang dikandungnya. Berdasarkan Progam Kesehatan Ibu dan Anak yang berlaku di Indonesia, ibu hamil mendapat pemeriksaan berupa pemeriksaan tekanan darah, pemeriksaan tinggi fundus uteri, pemeriksaan timbang berat badan, pemberian tablet besi, dan pemberian suntikan tetanus toksoid. Pemberian paket pil besi bertujuan menurunkan angka kejadian anemia ibu hamil di Indonesia, sedangkan pemberian vaksinasi toksoid tetanus bertujuan mencegah kematian bayi karena serangan penyakit tetanus neonatorum yang menduduki peringkat pertama sebagai penyebab kematian neonatal di Indonesia. (Direktur Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat Depkes RI, 1990)"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1996
D284
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Hidayat
"The study was a double-blind, controlled, randomized by episode in two sub-district rural areas ± 200 km from Jakarta, in which 1,185 children under three years of age were assigned to receive 4-5 mg element zinc/kg bw/day as a daily dose in two divided doses for the consecutive days during diarrhea Children were visited at their home every week for 12 months and they also underwent oral rehydration therapy. After 12 months observation there were 2, 410 episodes, 131 were excluded due to lack of information.
Among children of zinc supplementation group there was 11% reduction (95% confidence interval, 3 to 18%) in the risk of continued diarrhea. In children with watery diarrhea there was a decreased of 12% (95% confidence interval, 3 to 21%) in the number of days in the zinc supplementation group. The reduction in the likelihood of diarrheal duration was 18% (95% confidence interval, 4 to 43%) in children who were given antibiotics before enrollment. Among children who had 3 episodes during 12 months observations there was a greater reduction in diarrheal duration (RR. in the zinc supplementation group = 0.79; 95% confidence interval, 0.64 - 0.97). Zinc supplementation in children with stunted growth was associated with 8% reduction of the risk of continued diarrhea, but statistically not significant (95% confidence interval, -9 to 21%). Children in zinc group had a lower proportion of persistent diarrhea (z 14 days) than control group zinc supplementation resulted in a 44% (95% confidence interval, 2 - 70%) reduction in the incidence of persistent diarrhea.
These findings suggest that zinc supplementation in children with acute diarrhea significantly reduced the duration of diarrhea and the risk of persistent diarrhea. Zinc supplementation may have a significant effect on childhood diarrhea-related mortality."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
D151
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adik Wibowo
"Pelita V di bidang kesehatan merupakan suatu era di mana perhatian dan upaya ditujukan kepada peningkatan keselamatan dan kesehatan ibu (Gerakan Safe Motherhood). Tekad yang telah digalang adalah menurunkan kejadian kematian ibu di Indonesia yang sekarang ini masih relatif tinggi dibandingkan dengan negara-negara lain, terutama negara-negara di Asia.
Telah pula dibuktikan oleh para ahli, bahwa angka kesakitan dan kematian ibu meningkat drastis selama kurun kehamilan, melahirkan dan pascalahir. Kehamilan, yang pada dasarnya merupakan suatu proses fisiologis, ternyata dapat terganggu oleh berbagai macam penyakit dan kelainan yang dapat membahayakan kesehatan ibu ataupun janin. Oleh karena itu, setiap keadaan selama hamil yang mengganggu kesehatan dan keselamatan jiwa ibu maupun janin haruslah diketahui sedini mungkin sehingga dapat dilakukan pencegahan ataupun pengobatan yang sebaik baiknya. Pemeriksaan kehamilan merupakan salah satu cara terbaik.
Pemeriksaan kesehatan selama hamil, yang dalam dunia medis lebih dikenal dengan istilah "pelayanan antenatal", diartikan sebagai suatu rangkaian tindakan pengamatan, pemeriksaan, dan bimbingan kesehatan yang terencana bagi ibu yang sedang hamil (Ingalls:1975). Tujuan pelayanan antenatal adalah dicapainya keadaan-keadaan sebagai berikut:
kehamilan dengan gejala dan keluhan fisik dan psikis minimal; persalinan dengan status kesehatan ibu dan bayi di dalam keadaan prima; lahirnya bayi sehat tanpa kelainan; tertanamnya kebiasaan hidup sehat yang memberi manfaat bagi anggota keluarga yang lain; penyesuaian yang baik terhadap keadaan pascamelahirkan.
Harapan jangka panjang dari pemeriksaan kehamilan ini adalah membantu menurunkan angka kematian ibu dan bayi. Jellife (1976) secara lebih spesifik menjabarkan tujuan pelayanan antenatal sebagai berikut:
1. pengawasan dan pemeliharaan kesehatan ibu selama hamil melalui pemeriksaan kesehatan dan kehamilannya secara berkala;
2. penemuan sedini mungkin gejala atau kelainan yang diperkirakan dapat membahayakan kesehatan ibu dan janin;
3. perlakuan tindakan tepat guna termasuk pengobatan bila ibu hamil dideteksi masuk kedalam kelompok risiko tinggi;
4. penyediaan kesempatan penyuluhan kesehatan khususnya yang menyangkut pemeliharaan kesehatan ibu selama hamil (penyuluhan gizi, kebersihan perorangan, dan persiapan dalam pemeliharaan bayi);
5. perencanaan persalinan sehingga dilahirkan bayi yang sehat dan ibu berada dalam keadaan selamat.
Pada awal abad ke-20, pelayanan antenatal yang dilakukan baik oleh dokter maupun oleh perawat hanya ditujukan pada kebutuhan fisik ibu saja. Dengan berjalannya waktu, makin diketahui bahwa suatu proses kehamilan dan kelahiran melibatkan faktor psikis sehingga pendekatan pelayanan antenatal yang modern berubah kearah pendekatan fisiopsikologi yang melihat ibu hamil dan keluarga sebagai suatu kesatuan yang utuh (Walker:1974)?"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1992
D421
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library