Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Foniasih Usman
"ABSTRAK
Angka kematian ibu di Indonesia pada tahun 1994 sebesar 390 per 100.000 kelahiran hidup, begitu pula di Propinsi Jawa Barat tahun 1994 angka kematian ibu berkisar antara 470-670 per 100.000 kelahiran hidup. Angka kematian ibu ini masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara Asean lainnya.
Salah satu komponen yang diduga mempunyai daya ungkit yang cukup besar dalam menurunkan angka kematian ibu adalah pelayanan persalinan. Pelayanan yang baik diharapkan dapat memelihara dan meningkatkan kesehatan ibu bersalin sehingga ibu dapat menyelesaikan persalinannya dengan baik dan melahirkan bayi yang sehat.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara faktor-faktor pada ibu bersalin yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan persalinan.
Metode penelitian ini menggunakan data sekunder dari Studi Morbiditas Maternal CHN3/SKRT 95 di Propinsi Jawa Barat tahun 1994. Populasi penelitian adalah seluruh ibu bersalin yang meiahirkan di Propinsi Jawa Barat selama kurun waktu 5 tahun sebelum survei dilaksanakan. Sampel diambil dengan cara pengambilan sampel 3 tahap yang berasal dari 218 wilcah, 3488 rumah tangga,2495 responden, berjumlah 779 orang ibu bersalin yang melahirkan pada persalinan terakhir sebelum survei dilaksanakan.
Dari hasil analisis bivariat diketahui ada 3 variabel bebas yaitu pendidikan ibu, pemanfaatan media informasi dan tempat tinggal ibu terbukti mempunyai hubungan bermakna dengan pemanfaatan tenaga pelayanan persalinan. Sedangkan variabel umur, jumlah anggota keluarga dan gangguan penyakit dalam kehamilan terbukti tidak mempunyai hubungan yang bermakna dengan pemilihan tenaga pelayanan persalinan.
Mengingat pendidikan ibu, pemanfaatan media informasi dan tempat tinggal ibu mempunyai hubungan yang bermakna, maka disarankan pada Departemen Kesehatan untuk menambah materi tentang persalinan didalam Program Peminatan Kesehatan Ibu dan Anak ( PPKIA) dan memperluas sasaran PPKIA dengan mengikut sertakan pengambil keputusan dalam pemanfaatan pelayanan persalinan. Bagi Dinas Kesehatan Lebak, Tangerang, Cianjur dan Cirebon disarankan untuk bekerja sama dengan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan daiam pelaksanaan Program Kejar Paket A. dengan cars menambahkan materi tentang persalinan dan ikut menjadi tenaga tutor bagi Program Kejar Paket A tersebut. Disarankan pula penempatan bidan desa disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.

ABSTRACT
In 1994 the maternal mortality rate in Indonesia was 390 per 100,000, life birth and in the West Java Province was about 470 - 670 per 100,000. These values is still the highest one if compared to the other Asean countries.
One of the component that might offer in the decreasing the maternal mortality was in delivery services. A good women delivery services is expected to maintain and provide the health of the pregnant woman, so she can have a normal delivery and healthy baby.
The purpose of this study is to know the relationship between the factors of the delivery woman and the utilization of delivery woman services.
Secondary data from maternal mortality study CHN31SKRT'95 in West Java Province 1994 has been used. The population in this study were all pregnant woman who delivered their baby in the last five years before the survey have been conducted. The sampler had been collected in three different stages from 218 Wilcah, 3,488 households, 2,495 respondents. In total, there were 779 women had delivered in the last date before the survey started.
The result of bivariat analysis shows that there are three independent variables namely education, utilization information and location had a significant relationship with the utilization of woman delivery services. The variable of age, family size and health problem in pregnancy did not have a significant relation with the selection of labor services.
Considering that mothers education, information, and location have significant effects on mother mortality. It is suggested that Ministry of Health to include the subject of "delivery" in the Program Peminatan Kesehatan lbu dan Anak (PPKIA), and to broaden the objective of PPKIA by involving the decision makers in the utilization of "delivery services" in the health office of Lebak, Tangerang, Cianjur, and Cirebon. Those Regional Office are advised to cooperate with The Ministry of Education and Cultural in the implementation of Program Kerja Paket A by adding the subject of "delivery" and being the tutor in Program Paket A. It is suggested that the placement of village midwife is matched with the needs of the village society.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ellen Latjeno Saboe
"Dalam rangka peningkatan dan pengembangan upaya pelayanan kesehatan dengan pendekatan kesehatan dasar yang sesuai dengan prioritas sasaran, diperlukan adanya peningkatan kemampuan tenaga kesehatan yang meliputi pengetahuan, ketrampilan dan sikap petugas dalam melaksanakan tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
Dalam memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut pada masyarakat, salah satu prioritas sasaran Dinas Kesehatan Gigi Kotamadya DT II Bandung adalah meningkatan cakupan pelayanan kesehatan gigi bagi ibu hamil yang datang ke puskesmas. Dinas Kesehatan Gigi menghadapi beberapa hambatan dalam memberikan pelayanan tersebut oleh karena keterbatasan tenaga yang ada di BR Gigi. Dalam mengatasi kekurangan tenaga tersebut, Pemerintah Daerah Kotamadya DT II Bandung mengangkat tenaga kontrak kerja (non Pegawai Negeri Sipil) yang ditempatkan di BP. Gigi sebagai tenaga pembantu dokter gigi.
Masalah lain yang timbul adalah tenaga kontrak kerja ini tidak mempunyai latar belakang dibidang kesehatan gigi dan mulut sehingga mereka tidak mampu untuk berkomunikasi atau memotivasi ibu hamil untuk datang mencari pelayanan kesehatan gigi dan mulut di BP. Gigi. OIeh karena itu Dinas Kesehatan Gigi Kotamadya DT 11 Bandung bekerja sama dengan BAPELKES Bandung mengadakan pelatihan bagi 20 tenaga kontrak kerja dalam bidang peningkatan pengetahuan dibidang kesehatan gigi.
Penelitian dilakukan oleh penulis untuk melihat apakah ada hubungan antara pelatihan ini dengan peningkatan pengetahuan tenaga kontrak kerja dibidang kesehatan dan mulut serta apakah ada hubungan antara peningkatan pengetahuan tersebut dengan perubahan perilaku mereka dalam memberikan pelayanan kepada mayarakat yang diukur dan peningkatan cakupan kunjungan ibu hamil ke BP. Gigi. Dalam penelitian ini dilibatkan pula 5 tenaga perawat gigi yang juga bekerja di BP. Gigi lainnya yang dipakai sebagai kelompok kontrol.
Dari hasil penelitian ternyata memperlihatkan bahwa pelatihan memberikan peningkatan pengetahuan tenaga kontrak kerja dalam bidang kesehatan gigi dan mulut yang secara statistik dibuktikan bermakna. Demikian pula halnya dengan peningkatan pengetahuan tersebut memberikan peningkatan cakupan kunjungan ibu hamil di BP. Gigi yang secara statistik dibuktikan bermakna.

In the context of improvement and development of public service effort by the basic health approach which accorded with the target priority, there was the improvement of medical potency neede which was including knowledge, skill, and attitude for implementing their job which will be their responsiblity.
For serving the dental and mouth health service for the public, one of the target priorities of the Dinas Kesehatan Gigi Kotamadya DT. II Bandung is to improve the scope of dental health service for the pregnant mother whoare examining to the public health centre. The 'Dinas Kesehatan Gigi faces some constraints for giving those service, because the limitation of existing medical power at the Dental Clinics. For overcoming those shortcomimg, Multicipality Goverment of Bandung appoints the contractual staff (non Civil Servants) who are installed at the Dental Clinics as dentists' assistant.
Other problems raise, that contractual staff have no background of dental and mouth fie Id, such they are not able to communicate or to motivate all pregnants to look for the dental and mouth health service at the Dental Clinics. Therefore, "Divas Kesehatan Gigi Kotamadya DT. II Bandung collaborates with the BAPELKES Bandung for implementing the training of 20 contractual staff in the field of knowledge improvement for dental health field.
It is worked out by the author to know whether or not there is a relationsship of this training with the contractual staff knowledge improvement in the health field for dental and mouth and whether or not there is a relationsship between that knowledge improvement with their behavioral change for giving the service for the public which is measured from the improvement of pregnant mother visitation scope at the Dental Clinics. In this study is also involved 5 dental nurses who are also worked at other Dental Clinics and they are installed as control group.
Significantly, results indicate that training creates the improvement of contractual manpower knowledge in the field of dental and mouth helath, it is statisticallly significant. Likewise, those knowledge improvement gives the improvement of pregnant mother visitation scope at the Dental Clinics, it is statistically proved significant.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herman Setyono P.
"Masih tingginya angka kematian bayi dan kematian maternal, hal ini mencerminkan masih kurangnya kemampuan negara dalam memberikan pelayanan kesehatan pada masyarakat khusunya perawatan kehamilan serta proses pertolongan persalinan dan neonatal. Kabupaten Sumedang sudah mempunyai 243 bidan diantara 269 desa, dengan kenyataan tingginya angka kunjungan pemeriksaan kehamilan oleh bidan, tidak disertai dengan pemanfaatan tenaga bidan sebagai penolong persalinan.
Tujuan penelitian ini untuk mendapatkan tentang gambaran pengetahuan, sikap dan karakteristik sosio demografi ibu dalam pemanfaatan pertolongan persalinan oleh dukun atau bidan serta alasan-alasan yang melatarbelakangi pemanfaatan penolong persalinan di Kabupaten Sumedang.
Metode penelitian ini dilakukan dengan pendekatan metode kualitatif dengan fokus group diskusi, karena ingin diperoleh informasi yang lebih dalam dan rinci. Kegiatan analisis data yang dilakukan berupa analisa isi I content analysis. Infoman pada penelitian ini adalah ibu yang melahirkan anak terakhir pada kurun waktu antara bulan Januari 1997 sampai dengan bulan Juni 1997 yang menggunakan jasa pelayanan dukun, bidan serta dukun bersama bidan.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa : 1) Pengetahuan informan tentang hal yang berkaitan dengan persalinan dan penolong persalinan cenderung baik 2) Sikap informan cenderung positif terhadap bidan, ini terlihat dari tingginya kunjungan pemeriksaan kesehatan kehamilan 3) Umur informan berisiko tidak selalu memilih bidan sebagai tenaga penolong persalinan, bahkan ada kecenderungan memilih dukun 4) Informan paritas berisiko tidak selalu memilih bidan sebagai tenaga penolong persalinan 5) Pendidikan informan yang relatif tinggi ada kecenderungan tidak memanfatkan dukun sebagai tenaga penolong persalinan 6) Penghasilan keluarga informan yang lebih baik ada kecenderungan mernilih bidan sebagai tenaga penolong persalinan 7) Persepsi informan tentang jarak menyatakan dekat bila masih satu desa dengan tenaga penolong persalinan 8) Pengambilan keputusan dalam pemilihan tenaga penolong persalinan masih dipengaruhi oleh orangtua, mertua atau suami.
Mengingat pengambilan keputusan pemanfatan tenaga penolong persalinan masih dipengaruhi oleh orangtua atau mertua maka diperlukan KIE (Komunikasi, Informasi, Edukasi ) bagi tokoh masyarakat, tokoh agama dari para orangtua serta para suami dari ibu yang sedang hamil atau pasangan usia subur.

The death-rate of baby and maternal mortality are still high, it indicates the state ability in giving the medical services to the people is still submissive : especially in taking care of pregnancy and the process of birth-rate and neonatal. The regency of Sumedang has 243 midwives in 269 villages in fact that the inspection rate of pregnancy by midwives not involving the using of midwives abilities in the process of birth.
The objective of this research are to get the illustration of skill, behavior and sosiodemografy of mother in using of birth process aid by tradisional or obstretical midwives and also the background reason of the midwives utilization.
Ths method of research is accomplished by the approximation of qualitative method and foccused in group discussion to get more detailed information. The activity of data analysis is accomplished by using the form of content analysis. In this research, the informans are mother who bore the last baby in January 1997 until June 1997 and use the services of traditional midwives, obstretical midwives or both of them.
From this research, the conclusions are : 1) The skill informans of birth process and the personal who help the birth process are good enough. 2) The informans behaviour of midwives is good enough. It is indicaated the maximum inspection rate of pregnancy to the people. 3) The age of risky mothers do not always choose the obstretical midwives to help the bird process but they prefer using the traditional midwives services. 4) The risky paritas mother do not always choose the obstretical midwives to help the bird process.5) The education level respondents that high relatively has tendency to use obstretical midwives.6) A mother coming from the family with the better income ho s a tendency to choose the obstretical midwives to help the bird process.7) Mother has a perception of the distance, it indicates close if the midwives stay in the same village.8) The taking of decision to choose the man who help the birth process is still influenced by the parents and parents in law.
Deciding that taking decision in using the skillful personal to help the birth process is still influenced by the parents and parents in law so it important to involve KIE to the mayor figure in community, the mayor figure of religion society, the parent and husband of pregnant wife or fertilized couples.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hari Setiawan
"ABSTRAK
Keberhasilan Pemerintah dalam pembangunan, khususnya pembangunan kesehatan tidak diragukan lagi, hal ini terlihat dari semakin meratanya pelayanan kesehatan, dimana pada setiap kecamatan minimal ada 1 Puskesmas.
Namun disamping itu ada hal yang menarik dalam pelayanan kesehatan, yaitu pengobatan tradisional sampai saat ini masih diakui keberadaannya oleh masyarakat. Hasil Survai Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) menunjukkan data tentang masih adanya masyarakat yang menggunakan pengobatan tradisional, baik itu dilakukan sendiri dengan ramuan-ramuan ataupun dengan pertolongan pengobat tradisional.
Kebijaksanaan Pemerintah tentang pengobatan tradisional telah digariskan dengan jelas dalam GBHN 1993, yaitu pengobatan tradisional yang secara medis dapat dipertanggung jawabkan perlu terus dibina untuk perluasan dan pemerataan pelayanan kesehatan. Disamping itu dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) juga dinyatakan bahwa terhadap pengobatan tradisional yang terbukti berhasil guna dan berdaya guna terus dilakukan pembinaan dan bimbingan, sehingga dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan pemerataan pelayanan kesehatan.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang bagaimana hubungan tingkat Sosial-Ekonomi masyarakat dengan pemanfaatan pengobatan tradisional di Kabupaten Subang, Pandeglang dan Kotmadya Bandung, Jawa Barat. Penelitian dilakukan ditempat-tempat ini oleh karena data-data menunjukkan bahwa masyarakatnya cukup banyak yang memanfaatkan pengobatan tradisional.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik, dan data diambil secara "Kros seksional" dengan kepala keluarga sebagai responden. Jumlah sampel 301 yang dipilih secara random dari 10 desa di 5 Kecamatan. Hipotesis yang diajukan adalah : Tingkat Sosial-Ekonomi yang meliputi pendidikan, penghasilan dan jenis pekerjaan mempunyai hubungan negatip dengan pemanfaatan pengobatan tradisional, hubungan ini juga dipengaruhi oleh faktor jarak dari rumah ke tempat pelayanan kesehatan modern, umur, ketersediaan biaya kesehatan dan derajat sakit.
Hasil penelitian membuktikan bahwa adanya hubungan negatip antara tingkat Sosial-Ekonomi dengan pemanfaatan pengobatan tradisional, dari hasil uji Chi-square didapatkan nilai p = 0.0481 untuk variabel pendidikan, p = 0.0036 untuk variabel penghasilan dan p = 0.0029 (nilai a = 0.05); hasil analisa logistik regresi juga menunjukkan bahwa hubungan negatip antara tingkat Sosial-Ekonomi dengan pemanfaatan pengobatan tradisional semakin lemah dengan semain dekatnya sarana pelayanan pengobatan modern dan semakin ringannya penyakit.

ABSTRACT
There have been so many development in health, resulted in the availability of health services, where in every sub district there is at least one "Public Health Center". However, according to a household surveys on health (SKRT) in 1988 and 1992, some people still use the traditional treatment to overcome their health problems.
In this research, we want to know the relationship between economic and social status (education, income, job) and the use of traditional treatment. Furthermore, we also want to see how the distance of modern health services, age, degree of illness and cash availability affect the use of traditional treatment.
This research was done in two districts of Subang and Pandeglang, and in one municipality of Bandung in West Java. It was a descriptive and analytical research using "cross sectional " data where the respondent was the head of the household. We take 301 respondents randomly from, .10 villages in 5 sub district.
The hypothesis in this research is that social-economic factor, they are income, education and job have negative relationship with the use of traditional treatment. And the sub hypothesis is that the negative relationship will be weaker as the distance of modern health services becomes less, the degree of illness becomes higher, more money is available an the age becomes younger.
Statistic analysis we use to prove this hypothesis was Chi-Square, we selected influential variables in traditional treatment by looking at "p" value. If "p" value is less than 0.05 the independent variables is significant. From the Chi-Square we get p value of education = 0.0481, p value of income = 0.0036 and p value of job = 0.0029. The regression logistic analysis we get different OR value before and after interaction with distances of modern health services and degree of illness, from that different value are proved that the distances of modern health services and degree of illness are influence the relationship between social-economic degree and the using of traditional treatment.
From the result of analysis, hypothesis and sub hypothesis are proved, that the social-economic degree has a negative relationship with the using of traditional treatment and this relationship will be weaker as the distance of modern health services becomes less and the degree of illness becomes higher.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yasmidar Muchtar
"Sebagai Negara yang sedang berkembang, Indonesia terlibat secara aktif dalam proses dan arus pembangunan. Salah satu bentuk modal pembangunan adalah sumber daya manusia yang sehat, yaitu sehat fisik, mental dan sosial. Menyadari bahwa manusia merupakan kekuatan utama pembangunan dan sekaligus tujuan pembangunan, maka perlu ditingkatkan kualitas manusia sebagai sumber daya insani. Sumber daya manusia menyangkut dua aspek yaitu, aspek fisik (kualitas fisik) yang menyangkut kesehatan, dan non fisik (kualitas non fisik) yang menyangkut kemampuan bekerja, berfikir dan keterampilan-keterampilan lain. Masalah kesehatan di negara-negara sedang berkembang menyangkut kedua aspek tersebut, dimana aspek non fisik di bidang kesehatan menyangkut perilaku kesehatan yaitu perilaku hidup sehat. Perilaku hidup sehat adalah sebagian dari gaya hidup yang meliputi tidak merokok, olahraga teratur, manajemen stres dan tidur cukup.
Dengan menggunakan teori Green dan Andersen didapat faktor-faktor yang menyebabkan perilaku, yaitu faktor sosiodemografi yang terdiri dari latar belakang pendidikan kesehatan, tingkat pendidikan, jenis kelamin, status perkawinan dan umur. Faktor sosioekonomi dalam hal ini dilihat dari golongan kepangkatan dan jabatan struktural. Kemudian pengetahuan dan sikap. Penelitian ini dilakukan secara deskriptif-analitik dengan pendekatan secara crossectional. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai Kanwil. Depkes. DKI. Jakarta dan sampel diambil secara rendom sebanyak 100 orang.
Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa dari 9 variabel yang digunakan sebagai variabel bebas, ternyata hanya 3 variabel yang mempengaruhi langsung perilaku hidup sehat yaitu variabel jenis kelamin, golongan kepangkatan dan sikap. Sedangkan variabel lain berhubungan secara tidak langsung, tapi melalui variabel pengetahuan kemudian sikap atau langsung, melalui variabel sikap, kecuali status perkawinan yang tidak berhubungan sama sekali.
Saran untuk Dekpes RI Pusat untuk dapat melakukan evaluasi terhadap Instruksi Menteri Kesehatan NO. 161/ Menkes/ Inst/III/1990 tentang lingkungan kerja babas asap rokok dan SKB Menteri Kesehatan dan Menteri Pemuda dan Olahraga No.207/Menkes/5KB/IV/1965 dan No.00096/Menpora/1985 tentang pembinaan dan pengembangan kesehatan olahraga. Dan kepada Kanwil. DKI. Jakarta disarankan untuk menyediakan sarana untuk olahraga, memotivasi pegawai untuk berolahraga dan mengadakan seminar sehari tentang manajemen stres.
"
Depok: Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ruwiyanto
"ABSTRAK
Pelaksanaan Program Dana Sehat di Propinsi Jawa Tengah telah ada sejak tahun 1974, seperti di Karang Anyar, Banjarnegara dan sebagainya. Di mana wilayah kegiatannya hanya mencakup beberapa RT ataupun RW.
Dalam rangka mengatasi makin tingginya biaya pelayanan kesehatan, Departemen Kesehatan mengembangkan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM) sebagai bentuk operasional dari Dana Upaya Kesehatan Masyarakat (DUKM). Di mana salah satu programnya adalah dana sehat.
Pada tahun 1988 mulai dirintis daerah uji coba di Propinsi Jawa Tengah, yaitu di Kecamatan Candiroto, Kabupaten Temanggung. Dan kemudian pada bulan Juni 1989 dimulailah uji coba dana sehat di Kecamatan Candiroto.
Dalam perkembangannya ternyata tidak semulus dengan apa yang diharapkan. Permasalahan yang timbul ternyata cukup serius, yaitu frekwensi pembayaran iuran dana sehat masih belum seperti yang diharapkan (pada bulan Mei 1991 dana yang terkumpul baru 45%).
Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1). Untuk memperoleh gambaran serta besarnya hubungan peserta dana sehat terhadap frekwensi pembayaran iuran dana sehat di Kecamatan Candiroto. 2). Untuk mengetahui besarnya hubungan faktor-faktor sosial peserta tersebut terhadap frekwensi pembayaran iuran pada uji coba dana sehat di Kecamatan Candiroto.
Jenis penelitian di sini adalah survey dengan pendekatan cross sectional. Adapun lokasi dalam penelitian ini adalah di wilayah Kecamatan Candiroto, dengan jumlah responden 392 orang yang terpilih melalui tabel random..
Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan komputer dengan program SPSS. Uji statistik yang dilakukan adalah dengan uji Kai Kuadrat, uji korelasi dan Uji Regresi Ganda.
Hasil pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1). Hasil uji Kai Kuadrat: ternyata variabel-variabel bantuan biaya sakit dan kebiasaan berobat mempunyai hubungan yang bermakna dengan variabel frekwensi pembayaran iuran dana sehat (p < 0,05). Di mana keeratan hubungannya 20$-25%. Sedangkan variabel pekerjaan mempunyai hubungan tidak bermakna (p>0,05).
2). Hasil uji Regresi ganda ternyata secara bersama variabel-variabel pengetahuan, sikap, persepsi, jumlah tanggungan keluarga, pendapatan/pengeluaran dan pendidikan mempunyai hubungan yang bermakna dengan frekwensi pembayaran iuran dana sehat (p < 0,05). Di mana kemampuan variabel independen untuk menjelaskan variasi perubahan dependen sebesar 4 %.
3). Kurangnya keterlibatan Pemda setelah terbentuknya dana sehat, kurangnya monitoring dan evaluasi oleh jajaran yang lebih tinggi, kurangnya penyuluhan kepada masyarakat, belum mapannya manajemen pengelolaan dana sehat memberikan kemungkinan merupakan penghambat frekwensi iuran dana sehat.
Saran yang dapat diberikan adalah: untuk Dinas Kesehatan Dati II Temanggung dan Kecamatan Candiroto : meningkatkan penyuluhan kepada masyarakat, peningkatan ketrampilan pengelola dana sehat, seminar dengan Pemda, peningkatan monitoring dan evaluasi, dialog dengan pamong desa, bila memungkinkan mengusulkan pemutihan terhadap dana yang belum terbayarkan. Untuk Kanwil Departemen Kesehatan Propinsi Jawa Tengah: membuat perencanaan untuk monitoring dan evaluasi melalui Daftar Isian Proyek yang diusulkan. ke Pusat serta peningkatan monitoring dan evaluasi. Dan untuk Departemen Kesehatan : peningkatan monitoring dan evaluasi, penyebar luasan informasi.
Saran selanjutnya ditujukan kepada yang berminat, untuk meneliti lebih lanjut terhadap faktor-faktor lain yang diduga mempengaruhi frekwensi iuran dana sehat, yang belum diteliti pada penelitian ini.
"
1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitohang, Sahat
"ABSTRAK
Sampai saat ini angka kematian ibu hamil dan melahirkan di Indonesia masih tergolong cukup tinggi bila dibandingkan dengan negara-negara tetangga Asean. Berbagai upaya dalam rangka menurunkan angka kematian ibu hamil dan melahirkan tersebut telah banyak dilakukan, antara lain dengan upaya peningkatan untuk pelayanan kesehatan ibu hamil dan bersalin dan upaya pendekatan penbinaa kesehatan keluarga dengan cara peningkatan pengetahuan mereka melalui pendidikan, seperti kelompok. belajar, ataupun penyuluhen-penyuluhan yang intensif. Namur demikian hasil yang dicapai masih dirasakan relatif rendah dan belum optimal. Oleh karena itu berbagai faktor yang berkaitan dengan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang kesehatan ibu masih perlu terus dipelajari dalam upaya meningkatkan kesehatan ibu hamil dan menyusui tersebut.
Untuk keperluan tersebut di atas dilakukanlah penelitian dengan rancangan pra eksperimen dan menganalisa hasil pengukuran dari kelompok perlakuan (KPKIA) dan kontrol (non KPKIA).
Tujuan dari penelitian adalah untuk memperoleh infarmasi tentang ada tidaknya perbedaan pengetahuan, sikap, dan praktek periksa hamil dan persalinan ibu hamil yang ikut program kegiatan KPKIA dan ibu hamil yang tidak ikut program kegiatan KPKIA. Secara khusus hal tersebut dilihat dari beberapa karakteristik responder: umur, pendidikan, pekerjaan, paritas, dan penghasilan keluarga.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) pengetahuan dan sikap periksa hamil dan persalinan pada ibu yang ikut program kegiatan KPKIA ternyata lebih baik secara bermakna dari padsa ibu yang tidak ikut program kegiatan KPKIA. Artinya, ada pengaruh kelompok belajar terhadap pengetahuan dan sikap mereka; (2) Pada praktek ternyata tidak ada perbedaan antara responden KPKIA dan non KPKIA; namun ada 2 faktor karakteristik yang bermakna terhadap praktek periksa hamil dan persalinan tersebut, yaitu faktor pendidikan dan faktor penghasilan; (3) Frekuensi kehadiran dalam mengikuti kegiatan KPKIA juga membedakan tinggi rendahnya pengetahuan periksa hamil dan persalinan, khusus pada responden KPKIA.
Disarankan agar program kegiatan KPKIA ini diteruskan, karena cukup berhasil dalam meningkatkan pengetahuan dan menumbuhkan sikap terhadap periksa hamil dan persalinan. Hamun dalam penyelenggaraannya perlu diperhatikan komunikasi yang baik antara pengelola program dengan kader, selalu memberikan tambahan pengetahuan kepada kader, waktu pelaksanaan KPKIA sebaiknya terpisah dengan Posyandu, dan bahan-bahan HIE diperbanyak dan dibagikan. Disamping itu juga disarankan agar pihak yang berkompeten dengan program kegiatan KPKIA ini melakukan penelitian lanjutan guns mengetahui lebih detail aspek kognitif, afektif, dan konatif dari ibu-ibu hamil akan program KPKIA tersebut.
"
1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tuti Pradianto
"Posyandu merupakan kegiatan dari, oleh dan untuk masyarakat, serta merupakan wadah kegiatan guna pembinaan kelangsungan hidup anak dan pembinaan perkembangan anak. Keberhasilan penyelenggaraan Posyandu dipengaruhi oleh penggunaan Posyandu oleh masyarakat setempat. Sejauh mana pemanfaatan Posyandu serta faktor-faktor apa yang mempengaruhinya masih belum diketahui. Pada kenyataannya cakupan Posyandu di Bogor Barat masih rendah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui factor-faktor yang mempengaruhi perilaku ibu balita dalam penggunaan Posyandu.
Janis penelitian yang dipakai adalah cross sectional dengan pengambilan sampel secara systematic random sampling. Dari 10 faktor yang diteliti, hanya 4 .faktor yang memberikan hasil dalam analisa. Dari uji regresi ganda didapatkan faktor pekerjaan (status bekerja) ibu, persepsi ibu tentang jarak Posyandu, persepsi ibu tentang waktu buka Posyandu, dan persepsi ibu tentang perilaku kader mempunyai pengaruh bermakna terhadap index kunjungan (penggunaan) Posyandu. Sedangkan faktor lainnya yaitu faktor pendidikan ibu, pengetahuan ibu tentang Posyandu, persepsi ibu tentang jenis pelayanan di Posyandu, persepsi ibu tentang perilaku petugas, adanya jaminan kesehatan/ asuransi kesehatan dan pendagatan keluarga tidak mempunyai hubungan dengan index penggunaan Posyandu.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tingkat kelangsungan anak balita dalam mengikuti program penimbangan di Posyandu cukup baik. Ada 4 faktor yang mempunyai pengaruh bermakna terhadap penggunaan Posyandu yaitu pekerjaan ibu, persepsi ibu tentang jarak Posyandu, persepsi ibu tentang waktu buka Posyandu dan persepsi ibu tentang perilaku kader.
Dengan demikian intervensi yang disarankan adalah memperbaiki persepsi ibu tentang perilaku kader, menelaah lebih lanjut terhadap persepsi jarak Posyandu dan persepsi ibu tentang waktu buka Posyandu apakah sesuai dengan kenyataan atau tidak. Kemudian membahasnya untuk memperoleh intervensi yang tepat.
Akhirnya perlu dilakukan penelitian lebih lanjut terhadap faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi perilaku ibu balita dalam penggunaan Posyandu dengan populasi yang berbeda agar dapat ditarik kesimpulan yang lebih tepat."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit Wardojo
"Tenaga Kesehatan mempunyai peranan kunci karena sebagai penyelenggara bertugas melakukan kegiatan kesehatan dan mempunyai peranan sangat menentukan dalam melayani masyarakat. Puskesmas merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan nasional. Dari penelitian terdahulu Gard, Sutopo dan Retnasih mendapatkan kinerja pegawai puskesmas rendah. Selain itu didapatkan juga ada hubungan yang cukup kuat antara kinerja dengan motivasi. Paramedis sebagai pegawai Puskesmas merupakan pelaksana langsung dan penanggung jawab program yang ada di Puskesmas.
Kinerja pegawai pada garis besarnya dipengaruhi kemampuan dan motivasi, dari hal kemampuan Paramedis Puskesmas dianggap standar karena sebagian besar mempunyai kualifikasi ijazah setingkat SMLT. Dan hal motivasi eksternal psikis, motivasi berprestasi dalam menjalankan tugas dalam penelitian ini dipengaruhi oleh Gaya kepemimpinan, Situasi kepemimpinan dan Iklim kerja organisasi Puskesmas. Kabupaten Magetan merupakan Daerah tingkat II dengan pembangunan segala bidang cukup bagus sehingga diperkirakan keadaan ini dipengaruhi juga oleh tingkat motivasi pegawainya secara keseluruhan. Penelitian terhadap Paramedis Puskesmas di Kabupaten Magetan dengan pendekatan "Cross sectional" ini menggunakan kuesioner sebagai alat ukur.
Dari penelitian ini didapatkan bahwa ada hubungan yang cukup kuat antara gaya kepemimpinan Kepala Puskesmas dengan motivasi berprestasi Paramedis dalam menjalankan tugas. Ada hubungan dalam tingkat sedang antara Situasi Kepemimpinan di Puskesmas dengan motivasi berprestasi dalam menjalankan tugas bagi Paramedis Puskesmas. Ada hubungan yang kuat antara iklim kerja organisasi Puskesmas dengan motivasi berprestasi dengan dalam menjalankan tugas bagi Paramedis Puskesmas. Model paling fit adalah gaya kepemimpinan laissez faire dengan situasi yang mendukung dan iklim kerja yang mendukung akan terjadi motivasi berprestasi dengan probabilitas sebesar 97%.
Disimpulkan bahwa Paramedis di Puskesmas Kabupaten Magetan cukup matang tugas-tugas yang ada kebanyakan rutin sehingga cukup dimengerti dan tidak membutuhkan kepemimpinan yang cederung otokratis. Iklim organisasi ternyata mempunyai pengaruh paling besar di antara variabel lain dalam menimbulkan motivasi berprestasi bagi Paramedis. Untuk efisiensi dari penghargaan terhadap Paramedis senior dalam kebijakan pengangkatan Kepala Puskesmas terutama untuk daerah yang mudah tranportasinya supaya ada pertimbangan terhadap Paramedis yang sudah dalam golongan III. Untuk meningkatkan iklim kerja organisasi supaya meningkatkan rasa semangat kerja kelompok melalui kebanggaan korps pegawai kesehatan.

Health personnel's play an important role for as an organizing having the duty of executing health activity and having the decisive role in serving the public. Health Center plays the most important role of the National Health Service. From the earlier research, Gani, Sutopo and Retnasih found the personnel's performance was low. Apart form that they found as well that there is a relatively strong relation between the motivation and the performance. Paramedics as the personnel's of Health Center constitute the direct organizing and caretaker of available program in Health Center.
The personnel's performance is generally influenced with both ability and motivation. In terms of ability, Health Center paramedic's is considered standard since most of them have high school certificate qualification. Terms of psycho external motivation, in this research, achievement motivation in conducting the task is influenced by the style of leadership, Leadership situation and working climate of the health center organization. Magetan District is autonomous administrative region II with the prosperous development in all sectors, so it is estimated that such condition is also affected with the entire level of employees motivation. The research on the health center paramedics in Magetan District by means of "cross sectional" approach using questionnaire as the measurement device.
From this research, it is found that there is a relatively strong relation between style leadership of the health center Chief and the Paramedics achievement motivation in conducting the task. There is a medium level correlation between the leadership situation in Health Center and the achievement motivation in conducting the task for the health center paramedics. There is a strong correlation between working climate of the health center organization and the achievement motivation in conducting the task for the health center paramedics. The most suitable style of leadership is that of "laissez faire" where under supporting leadership situation and working climate, there will be achievement motivation which in probability rate of 97%.
It could be concluded that the paramedics in the health centers at Magetan District are sufficiently matured, the existing tasks are routine and it is understandable and it is required no autocratic leadership tendency. Working climate organization obviously has the greatest impact among the other variables in providing achievement motivation for paramedics. For the efficiency and the respects to senior paramedics, there should be a consideration against grade III paramedics, in case appointment policy of chief of health center mainly for smooth transportation area. Increasing organization working climate in order to improve group working spirit through the pride of health personnel corps.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tatang S. Wiradidjaja
"Realisasi pencapaian peserta KB baru maupun aktif di Kotamadya Palangkaraya masih rendah, pada bulan Februari 1986, pencapaian akseptor baru, hanya 56,15 % dari target yang ditentukan, sedangkan pencapaian akseptor aktif hanya 67,56% dari target. Salah satu kemungkinan penyebab rendahnya pencapaian target tersebut adalah masih rendahnya partisipasi masyarakat dalam Program KB yang tentunya dipengaruhi oleh tingkat pengetahuan serta sikap masyarakat. Masalah yang dirasakan adalah belum diketahuinya Pengetahuan, sikap dan Praktek KB Masyarakat Dayak di Kotamadya Palangkaraya, Kalimantan Tengah.
Tujuan penelitian adalah ingin mendapatkan gambaran tentang hubungan pengetahuan, sikap, karakteristik serta penilaian terhadap pelayanan KB yang tersedia, dari masyarakat Dayak dengan praktek KBnya. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif, dengan unit penelitian adalah ibu-ibu pasangan usia subur masyarakat Dayak di Kotamadya Palangkaraya. Uji statistik yang digunakan adalah uji perbedaan proporsi, chi kuadrat, pada derajat kemaknaan 5 %.
Dari tujuh subhipotesis, lima dinyatakan sebagai tesis yaitu subhipotesis yang variabelnya secara statistik bermakna berhubungan dengan Praktek KB yaitu Pengetahuan KB, Sikap KB. Umur ibu, jumlah anak serta penilaian terhadap pelayanan KB yang tersedia. Subhipotesis yang tidak dapat dinyatakan sebagai tesis adalah subhipotesis yang variabelnya secara statistik hubungannya tidak bermakna dengan praktek KB, yaitu pendidikan dan pekerjaan ibu. "
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>