Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 114 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurdjani
"Masyarakat makin memahami pentingnya arti kesehatan dan jasa pelayanan kesehatan, dan menjadi semakin kritis terutama dalam mendapatkan jasa pelayanan Rumah Sakit yang bermutu Pelayanan Keperawatan merupakan bagian integral dari pelayanan rumah sakit yang menjadi ujung tombak dan cermin utama dari keberhasilan pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Gaung profesionalisme keperawatan di Indonesia sudah terdengar sejak tahun 1983, ketika dikumandangkan Pencanangan Pemenuhan Kebutuhan dasar Bio-psiko-sosio-spiritual pasien melalui Pelayanan Asuhan keperawatan (Asleep) dengan metoda pendekatan Proses Keperawatan.
Permasalahan dalam pelaksanaan standar praktek asuhan keperawatan dapat dilihat dari catatan kegiatan askep yang lebih dikenal dengan istilah pendokumentasian yang merupakan standar VI dari Standar asuhan keperawatan. Perawat perlu meningkatkan kesadarannya bahwa proses keperawatan yang bermutu harus terdokumentasi dan adanya suatu landasan resmi pendokumentasian yang teliti.
Rendahnya cakupan rekam medik dan catatan kegiatan askep di RSMH Palembang dikarenakan kompleksitas dari form yang tidak efektif (24 form). Bersamaan dengan upaya panitia rekam medik untuk merevisi form rekam medik dan catatan keperawatan. Bidang Keperawatan mencoba mengembangkan model dokumentasi yang dimodifikasi untuk mengefektifkan formulir catatan asuhan keperawatan dalam meningkatkan mutu pencatatan kegiatan askep di RSMH Palembang.
Sebelum dioperasionalkannya model dokumentasi yang dimodifikasi perlu didesiminasikan terlebih dahulu sekaligus sebagai uji coba model maka dilaksanakan suatu pelatihan klinik.
Penelitian bertujuan mengetahui efektifitas pelatihan klinik terhadap perawat dalam meningkatkan mutu pencatatan kegiatan asuhan keperawatan dengan menggunakan model dokumentasi yang dimodifikasi dengan mengetahui tingkat pengetahuan tentang pendokumentasian asuhan keperawatan, persepsi tentang model dokumentasi modifikasi serta keterampilan dalam memenuhi kelengkapan, keakuratan dan aspek hukum pengisian model dokumentasi modifikasi.
Penelitian ini merupakan eksperimen kuasi dengan rancangan eksperimental ulang non random. Pada penelitian ini dilakukan perlakuan atau manipulasi pada subjek tanpa melakukan teknik random.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelatihan berhubungan dengan peningkatan tingkat pengetahuan tentang pendokumentasian asuhan keperawatan, serta berhubungan dengan peningkatan mutu pendokumentasian meliputi kelengkapan, keakuratan dan aspek hukum pengisian dengan model dokumentasi modifikasi, namun tidak berhubungan dengan persepsi mengenai model tersebut.
Untuk menjamin kesinambungan pelaksanaan pendokumentasian asuhan keperawatan yang bermutu, diperlukan pelaksanaan pelatihan klinik secara berkelanjutan dengan materi-materi yang selalu diperbaharui sesuai permasalahan yang ada serta evaluasi secara periodik tentang masalah-masalah pencatatan kegiatan asuhan keperawatan untuk mencapai pendokumentasian yang makin bermutu dan merata di RSMH Palembang.
Daftar bacaan 47 ( 1982 - 2000)

Effectiveness of Clinic Training in Recording Activity Nursing Guidance in RSMH Palembang, 2001People understand more about the importance of health and health services, and become more critical especially on gaining health services from qualified hospital. Nursing services constitute an integral part of hospital services, which become the frontiers and the main refection of health success as overall The echo of nursing professionalism in Indonesia has been heard since 1983. In that year it was announced the Proclamation of Fulfilling Patients' Bio-psycho-socio-spiritual Basic Needs through Nursing Guidance Services by applying method of Nursing Process.
The problems in carrying out practice standards of nursing guidance can be seen from the recordings of Nursing Guidance Services which is more generally known as documentation which is itself standard VI of Nursing Guidance Standard. Nurses necessarily enhance their awareness that qualified nursing process must be documented and there must be a formal base for such thorough documentation.
The low extent of medical recording coverage and Nursing Guidance Service recording in MH hospital Palembang is due to the complexity of the ineffective forms (24 forms). Together with the medical-recordings committee' efforts to revise the forms of medical recordings and nursing process, Nursing field attempts to develop documentation model, which is modified to make the recording form of nursing guidance in improving the quality of Nursing Guidance Services recordings in MR Hospital, Palembang.
Before the operation of documentation model, which is to be modified, it is required to be tested first and so a clinic training is required.
The research has the objective to find out the effectiveness of clinic trainings towards nurses in increasing the quality of recording activities of nursing guidance by using documentation model, which is modified by knowing the knowledge levels of nursing guidance documentation. This research is a quasi experiment applying non-random re-experimentation design. In this research, manipulation is carried out on subject without applying random technique.
The outcomes of the research show that training has relationship with the increase of knowledge level concerning documentation of nursing guidance, and also with the increase of documentation quality, which include completeness, accuracy, and legal aspect of filling up with documentation model of modification, but has nothing to do with the perception about the model.
To ensure the continuity of making qualified nursing guidance documentation, continual clinic trainings, which are provided with always-revised materials based on the issues, is required to be held, and so is the evaluation of problems in recording nursing guidance activities in order to have more qualified and impartial documentation in MR Hospital Palembang.
Bibliography ; 47 readings (1982 -- 2000)"
2001
T5140
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dina Zakiah
"Tesis ini membahas kesiapan puskesmas di Kabupaten Ketapang dalam menyongsong Implementasi Jaminan Kesehatan Nasional 2014 nanti. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional dilengkapi dengan wawancara. Dari hasil analisis variabel penelitian didapatkan bahwa tidak ada puskesmas yang siap dilihat dari dimensi utilisasi dan kualitas pelayanan kesehatan. Peneliti menyarankan agar Dinas Kesehatan Kabupaten Ketapang menambah sumber daya puskesmas seperti tenaga kesehatan inti yaitu dokter, dokter gigi, perawat, dan bidan; juga peralatan dan obat pelayanan kesehatan dasar; dengan melakukan advokasi ke pemerintah daerah untuk menambah anggaran kesehatan.

Readiness in order to facing the implementation of the National Health Insurance 2014. This study was a quantitative research with cross sectional design features interview with key informants. From the analysis of the study variables mentioned that no primary health care is ready viewed from the dimensions of utilization and quality of health services. Researchers suggested that the health departement in Ketapang Regency to adds resources center specially for the core professional such as doctors, dentists, nurses, and midwives; other things is also for equipment and primary health care medicines; by advocating to local governments for increase the health budget.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
T35585
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rifki Yusup
"ABSTRAK
Nama : Rifki YusupProgram Studi : Kajian Administrasi Rumah SakitJudul : Keterlekatan Dokter Di Rumah Sakit X BogorPembimbing : Prof. dr. Hasbullah Thabrany, MPH, Dr.PH.Keterlekatan dokter terhadap rumah sakit memililiki peran penting dalam upayameningkatkan pelayanan kesehatan terhadap pasien. Keterlekatan dokter yang tinggiakan meningkatkan peluang rumah sakit untuk maju dan berkembang. Penelitian inibertujuan untuk mengukur keterlekatan dokter, menganalisis hubungan status kemitraandan waktu tempuh terhadap keterlekatan dokter, serta mendapatkan gambaranmengenai faktor-faktor yang mempengaruhinya. Penelitian ini merupakan penelitiankuantitatif dan kualitatif, metode kuantitatif menggunakan kuesioner yang bertujuanmengukur tingkat keterlekatan dengan mengadopsi instrumen keterlekatan dari UWES Ultrecht Work Engagement Scale dan metode kualitatif dengan melakukan depthinterview untuk mendapatkan gambaran persepsi dokter mengenai faktor-faktor yangmempengaruhi keterlekatan dokter. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah dokteryang memiliki keterlekatan tinggi hanya 19.1 persen, dan memiliki keterlekatanlemah 80.9 persen. Tidak ada hubungan secara statistik antara pola kemitraanmaupun waktu tempuh terhadap keterlekatan. Sebagian besar dokter mempunyaipersepsi positif terhadap fasilitas pelayanan, staf pendukung, serta nilai kompensasi, danmemiliki persepsi negatif terhadap dukungan pengembangan keilmuan, keterlambatanpembayaran jasa medis dan kepemimpinan manajer pelayanan yang dapatmempengaruhi tingkat keterlekatan.Kata kunci: Engagement, Employee Engagement, Keterlekatan Dokter

ABSTRACT
ABSTRACTName Rifki YusupStudy Program Kajian Administrasi Rumah SakitTitle Doctor rsquo s Engagement at Hospital X BogorCounsellor Prof. dr. Hasbullah Thabrany, MPH, Dr. PHDoctor rsquo s engagement to hospital is very important to upgrade the health service forpatients. High engangement will make bigger opportunity for hospital to grow. Thepurpose of this research is to measure doctor rsquo s engagement, analyse relation betweenpartnership status and travelling time, and describe any factors involved. This researchused qualitative methods with depth interview for gaining doctor rsquo s perception about anyfactors that involve doctor rsquo s engagement. This research also used quantitative methodswith UWES Ultrecht Work Engagement Scale tool for measuring engagement level.The results showed that doctors who have strong engagement in Hospital X only 19.1 and doctors who have weak engagement 80.9 . There was no ststistic relationshipbetween partnership status and travelling time with doctor rsquo s engagement. Generally,doctors have positive view about service facility, team support, compensation value.Doctors have negative perception about support of knowledge development, delays ofpayment and service manajer leadership that relation with engagement.Keywords Engagement, Employee Engagement, Doctor rsquo s engagement"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T51169
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Pradipta Wijayanti Hapsari Putri
"ABSTRAK
Analisis Perhitungan Kapitasi pada Klinik Pelayanan KesehatanMasyarakat KPKM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta rdquo;Universal Health Coverage merupakan sebuah target berskala nasional yangbertujuan agar tercapainya pemerataan pelayanan kesehatan bagi seluruh lapisanmasyarakat. KPKM Renijaya merupakan klinik pratama yang bertujuan tidak hanyasebagai layanan kesehatan tetapi juga sebagai saran pendidikan, penelitian danpengabdian masyarakat dibidang kesehatan, untuk itu KPKM Renijaya perlu untuk ikutserta pada program JKN.Penelitian ini bertujuan untuk menghitung biaya investasi, biaya operasional danbiaya pemeliharaan KPKM Renijaya, menghitung output pelayanan yang ada di KPKMRenijaya, menghitung besaran satuan aktual dan normatif, menghitung besaran kapitasiKPKM Renjaya serta upaya apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan efisiensi diKPKM Renijaya, saat bergabung dengan JKN.Penelitian ini dilaksanakan di KPKM Renijaya pada Januari ndash; Juni 2018. Jenispenelitian ini adalah deskriptif analisis yaitu dengan menggunakan data sekunder yaitudata keuangan KPKM Renijaya dan data rate utilisasi dari BPJS Kesehatan. Analisabiaya dalam penelitian ini menggunakan doubel distribution.Hasil dari penelitian ini di dapatkan total biaya investasi sebesar Rp. 786.221.689,biaya operasional Rp. 974.854.775 dan biaya pemeliharaan Rp. 25.000.000. Jumlahoutput pelayaan yang ada dalam penelitian ini disesuaikan dengan Permenkes No. 52Tahun 2016 diantaranya konsultasi, obat, pembersihan luka, inject, hecting,premedikasi, tambal gigi dan scalling. Besaran kapitasi di KPKM Renijaya berdasarkanjenis layanan sebesar Rp. 11.131, tarif kapitasi tersebut diatas tarif kapitasi KPKMRenijaya, untuk itu perlu uapaya agar KPKM Renijaya dapat bertahan di era JKNdengan cara rate utilisasi KPKM Renijaya mencapai 155-160 perbulan dengan peserta178.700 peserta. Upaya lainnya dengan mengoptimalkan aset medis melalui bermitradengan institusi lain atau menyewakan alat investasi.Kata Kunci : Kapitasi, Biaya Satuan Aktual, Biaya Satuan Normatif.

ABSTRACT
Capitation Calculation Analysis at Public Health Service Clinic KPKM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Universal Health Coverage is a national scale target that aims to achieveequitable health services for all levels of society. KPKM Renijaya is a pratama clinicthat aims not only as health services but also as education advice, research andcommunity service in the field of health, therefore KPKM Renijaya need to participatein JKN program.This study aims to calculate the investment cost, operational cost andmaintenance cost of KPKM Renijaya, calculate the output of services available inKPKM Renijaya, calculate the actual and normative units, calculate the capability ofKPKM Renjaya and what efforts can be done to improve efficiency in KPKM Renijaya,when joining JKN.This research was conducted at KPKM Renijaya in January June 2018. Thisresearch type is descriptive analysis that is by using secondary data that is financial dataof KPKM Renijaya and data rate utilization from BPJS Health. Cost analysis in thisresearch using doubel distribution.The results of this study in obtaining the total investment cost of Rp.786.221.689, operating expenses Rp. 974,854,775 and maintenance cost Rp.25,000,000. The number of enrichment outputs in this study is adjusted according toPermenkes. 52 of 2016 including consultation, medicine, wound cleaning, inject,hecting, premedication, patching of teeth and scalling. The amount of capitation inKPKM Renijaya by type of service is Rp. 11.131, the above mentioned capitation tariffis KPKM Renijaya 39 s capitation tariff, therefore it is necessary for the KPKM Renijayato survive in the era of JKN by means of the utilization rate of KPKM Renijayareaching 155 160 per month with 178,700 participants. Other efforts by optimizingmedical assets through partnering with other institutions or leasing investment tools.Keywords Capitation, Actual Cost of Unit, Normative Unit Cost."
2018
T49811
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amir Su`udi
"Sejak tahun 2008, Pemerintah Kabupaten Tabalong memberikan subsidi pelayanan kesehatan gratis tingkat Puskesmas melalui program Jaminan Tabalong Sehat (JTS). Sasarannya seluruh penduduk Tabalong yang tidak tercakup oleh asuransi atau jaminan kesehatan. Namun pemanfaatan pelayanan kesehatan Puskesmas dan serapan dana yang telah dianggarkan masih rendah.
Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan rendahnya pemanfaatan subsidi pelayanan kesehatan gratis tingkat Puskesmas di Kabupaten Tabalong. Penelitian ini merupakan studi analitik dengan disain cross sectional. Sampel sebanyak 405 rumah tangga, diambil secara acak sistematik dari klaster 15 desa/kelurahan yang berada di tiga wilayah Puskesmas terpilih. Analisis dilakukan menggunakan statistik regresi logistik ganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemanfaatan subsidi pelayanan kesehatan gratis belum optimal. Sebanyak 58% responden pernah memanfaatkan pelayanan kesehatan Puskesmas, dalam setahun terakhir. Faktor yang berhubungan dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan di Puskesmas adalah pengetahuan, kemauan untuk membayar (WTP), adanya penyakit dan biaya transportasi. Rendahnya pemanfaatan pelayanan Puskemas yang sudah digratiskan terkait dengan kurang optimalnya kegiatan Puskesmas, kurangnya sosialisasi ke masyarakat dan sasaran masyarakat yang diberikan subsidi kurang tepat.
Disarankan kepada jajaran kesehatan untuk lebih meningkatkan sosialisasi dan mendekatkan kegiatan program JTS pada masyarakat. Kepada Pemda Tabalong sebaiknya target sasaran subsidi pelayanan kesehatan gratis diprioritaskan pada masyarakat kurang mampu, dan dilakukan upaya peningkatan kualitas pelayanan kesehatan yang lebih komprehensif.

Since 2008, Government of Tabalong District have been giving free health care subsidies at public health centre (PHC) through Tabalong Health Security (Jaminan Tabalong Sehat /JTS) program. Targetting of JTS program are all of Tabalong citizen that have not covered by health insurance or health security programs. But, rates of PHC utilization and budget reserved have been low.
This research aim to know the factors that related with low utilization of free health care subsidies at PHC in Tabalong District. This research was analitycal study with cross sectional design. Sampels are 405 household that selected by systematic random from 15 villages cluster at three selected PHC areas. To provide relationship of variables used multiple logistic regression statistical analysis.
Result of the study show that utilization of free health care subsidies were not optimize yet. Just 58% of respondent utilized health care at PHC in the last year. The factors that related with health care utilization at PHC are knowledge, willingness to pay (WTP), diseases avalaibility, and cost of transportation. The low rates utilization of free PHC were also caused by un-optimize of PHC?s activities, lack of promotion the JTS program, not matching of subsidies targetting.
For health providers were recommended to increase promotion and enclose the implementation program to the community. For Government of Tabalong District were suggested to provide focussed targetting of JTS program due the poor and near poor citizen, and increasing the health care quality more comprehensive.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T28439
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Oktarina
"Di Sumatera Barat dari tahun 2005 sampai dengan tahun 2008 telah terjadi peningkatan jumlah penduduk yang mengalami keluhan kesehatan. Namun hal ini tidak dibarengi dengan peningkatan pemanfaatan pelayanan kesehatan, termasuk pelayanan kesehatan rawat jalan. Demikian juga pemanfaatan pelayanan rawat jalan di tingkat Kabupaten dan Kota, terdapat perbedaan persentase pemanfaatan, dimana pemanfaatan terendah terdapat di Kabupaten Dharmasraya, sedangkan yang tertinggi terdapat di Kota Sawahlunto.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan pemanfaatan pelayanan rawat jalan di institusi pelayanan Kabupaten Dharmasraya dan Kota Sawahlunto Provinsi Sumatera Barat. Data sekunder yang digunakan adalah data Susenas 2007 dan Riskesdas 2007, dengan pendekatan kuantitatif dan desain Cross Sectional. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh penduduk yang menjadi sampel Susenas 2007 dan Riskesdas 2007 di Kabupaten Dharmasraya dan Kota Sawahlunto Provinsi Sumatera Barat. Untuk mengetahui hubungan masingmasing variabel digunakan analisis bivariat dengan uji kai kuadrat (chi-square), setelah itu dilanjutkan dengan analisis multivariat menggunakan uji Regresi Logistik Ganda pada derajat kemaknaan 95%.
Berdasarkan hasil analisis diperoleh bahwa pemanfaatan pelayanan rawat jalan di institusi pelayanan Kabupaten Dharmasraya dan Kota Sawahlunto Provinsi Sumatera Barat tahun 2007 masih rendah. Faktor-faktor yang berhubungan adalah umur, jenis kelamin, jarak ke fasilitas UKBM, dan lokasi. Dengan determinan pemanfaatan rawat jalan adalah lokasi.

The society of health problem had increased from 2005 to 2008 in West Sumatera. However, the utilization of health facilities did not increase, including the ambulatory care facilities. Also, it was in the regency and the city had a gap in percentage, that the utilization in Dharmasraya regency was lower while the Sawahlunto city was higher.
This research aims to know the determination of ambulatory care utilization in Dharmasraya regency and Sawahlunto city, West Sumatera province. The second data having used is Susenas and Riskesdas data 2007, with quantitative approach and Cross Sectional Design. The research population is all society, having been the Susenas and Riskesdas samples 2007 in Dharmasraya regency and Sawahlunto city, West Sumatera province. Bivariate analysis is the chi-square test used to know the relationships each variable, then going on the multivariate analysis, exactly Binary Regresi Logistic Test used, with confidence 95%.
Based on the analysis that ambulatory care utilization in the Dharmasraya regency and Sawahlunto City West Sumatera Province 2007 are lower. The relating factors is the age, gender, status, destination to health facilities (UKBM), location. determination of ambulatory care utilization is location.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T31710
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rustanto Yanuar
"Kepuasan Kerja adalah merupakan langkah pertama yang penting dan mejadi faktor penentu keberhasilan Rumah Sakit dalam menjalankan usahanya Karyawan yang tidak puas mengakibatkan tingginya ketidak puasan pasien. Kepuasan Kerja dikenal sebagai salah satu kunci pentig bagi Rumah Sakit untuk tetap bertahan dan bisa menurunkan keluhan pasien dan meningkatkan kepuasan pasien.
Penulisan Thesis ini bertujuan untuk mendapatkan inforrnasi faktor- faktor apa saja yang berhubungan dengan kepuasan kerja Adanya berbagai keluhan maupun kritikan pasien terhadap pelayanan rumah sakit yang berpangkal pada ketidakpuasan karyawan yang mendasari penelitian ini. Jenis penelitian yang digunakan adalah pene1itian kuantitatif dengan pendekatan Cross SectionaL Data Primer didapat melalui Kuesioner kepada 96 responden meialui penyebaran angket selama 30 hari pada bulan Maret 2007.
Berdasarkan basil pene;itian diketahui bahwa faktor Lingkungan Kerja memiliki pengaruh signifikan dan hubWlgan paling besar yaitu 0,621, Berdasarkan basil tersebut diatas maka perbaikan yang harus dilakukan untuk lebih meningkatkan kepuasan karyawan dengan lebih terarah dan terencana adalah dengan memperbaiki lingkungan kerja. Dengan peningkatan kepuasan kerja karyawan melalui perbaikan lingkungan kerja diharapkan karyawan dapat lebih baik dalam me1ayani pasien sesuai dengan harapan.

Job satisfaction constitutes the important thing and become the first step to definite hospital success factor to run his business. Unsatislaetion feeling on employee arise un-satisfactions on patient. Job satisfaction is known as one of the role key to hospital to keep on continuing his service and can reduce the patient complaint and increases patient satisfaction.
The purposed this thesis to find those in formations factors that is engaged job satisfaction. The research performed basely by various complaint and also criticism to hospital service which is beginning fonn the un-satisfactions feeling by employee. This observational is utilized observational quantitative with cross sectional approaching. The primary data collected by questioners thru to 96 respondents through questionnaire publicized along 30 day on March 2007.
Base on observational result known that work condition factor has significant influence and largest relationship as O.62l. Based on the result, so then: is a need to make a preparation directed and planned to increase the employee satisfaction with preparation the working environment or condition. With the increasing jobs satisfactory, could to expect the employee performing better service to patient according to expectation and standard operation procedures.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T32071
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Astari Mayang Anggarani
"Tesis ini berangkat dari keprihatinan terhadap pelayanan terhadap jenazah diduga mati tak wajar dan ditemukan di tempat publik serta tanpa identitas (tunawan) yang menjadi beban rumah sakit dan masyarakat di Jakarta. Dengan adanya sebuah city 's morgue, penulis berargumen hal ini dapat terpecahkan. Untuk itu maka dilakukan analisa kebutuhan city's morgue di DKI Jakarta. Menggunakan pendekatan kualitatit, studi kasus terhadap fenomena ketiadaan city 's margue dengan kerangka analisa kebutuhan. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara dan penelusuran dokunen. Responden untuk wawancara diperoleh dari unit forensik dan kamar jenazah rumah sakit pemerinlah, dokter jaga UGD; staf kamar jenazah dan manajer pelayanan medic rumah sakit swasta serta dinas pemadam kebakaran dan penanggulangan bencana DKI Jakarta.
Dari penelitian diperoleh gambaran aktual kondisi pelayanan terhadap jenazah di tempat publik dan tunawan dari sisi nilai, tindakan, moral, pembagian peran, kegiatan dan beban dari para pemangku kepentingan di Jakarta. Analisa kebutuhan dilihat dengan membandingkan kondisi aktual tersebut terhadap norma peraturan yang ada (normative needs), indicator masyarakat (indicative needs), membandingkan dengan kota lain (comparative needs) dan mengantisipasi kondisi masa depan (anticipative needs). Keempat komponen kebutuhan tersebut sudah menyatakan bahawa DKI Jakarta memerlukan city's morgue. Komponen indikator masyarakat ternyata berperan lebih besar dari yang lain dalam pernyataan kebutuhan. Peneliti juga mendapatkan signifikansi keberadaan city's morgue di Jakarta dari sisi budaya, kesehatan masyarakat dan penanganan beban.

Knowing the burden that public hospital and Jakarta's society have suffered dealing with suspected unnatural death's corpses and unidentified dead body, the author think about how a single institution like city's morgue can solve these problems. Public hospital forced to handle outside corpses and giving numerous services that cost them money. The absent of good system make society must pay from their own pocket for forensic autopsy examination done to their love one. Therefore author executed a qualitative research, a case study for the absent of city`s morgue in Jakarta, using needs analysis framework. Data being collected using observation, interview and documents study. Interviews were done to respondent from forensic unit from public hospital; emergency staff, morgue staff and middle manager from private hospitals; fire fighter and rescuer from fire department.
This research succeeds in capturing a real picture of today's actual condition in Jakarta regarding suspected unnatural death's corpses and unidentilied dead body. This picture was taken through values, behavior, moral, duty, activity and burden from the stake holder point of view. Analysis for needs was done by comparing the actual condition with the rules and regulation to produce normative needs' statements; with society's cultural indicators to name indicative needs' statements; with the actual condition of Jakarta's twin cities to extract comparative needs' statements and anticipating the future to propose anticipative needs' statements. All four components conclude that Jakarta does need a city's morgue. Author also found city's morgue significances from the cultural, public health and taking over the society burden's perspective.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2010
T33279
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Agustina Suhanura
"Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh gambaran loyalitas dan kepuasan terhadap bauran pemasaran RS Asri, Jakarta. Kepuasan diukur menggunakan kuesioner kepuasan berdasarkan bauran pemasaran, kemudian dihubungkan kepada loyalitas pelanggan. Responden penelitian adalah pasien yang berkunjung ke poli kebidanan dan kandungan RS Asri minimal dua kali, dengan 86 responden. Pengumpulan data berlangsung selama dua minggu, Juni-Juli 2008. Analisis data menggunakan distribusi frekuensi dan Korelasi Pearson Product Moment, analisis regresi linier. Prosentase kepuasan terhadap bauran pemasaran tidak terlalu tinggi, hanya berkisar antara 51,17% sampai dengan 70,93. Ada hubungan yang bermakna antara kepuasan dengan loyalitas pelanggan. Sedangkan pengaruh kepuasan terhadap loyalitas sebesar 49,2%.. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini terbukti.

Objective of this research is to provide explanation on relationship between consumer loyalty, satisfaction level and marketing mix in Asri hospital, Jakarta. Satisfaction level of respondents to current marketing mix was measured using questionnaire tool and then linked with consumer loyalty. Research respondents were patients of obstetric & gynecology clinic in Asri hospital. They were limited to only patients who come to clinic for at least twice a week. Total number of respondents was 86. Data acquisition had been conducted for two weeks, in period of June - July 2008, and then it was analyzed using frequency distribution and Pearson Product Moment Correlation. Satisfaction level to current marketing mix is only between 51.17% and 70.93%. Though, there is substantial relationship between consumer satisfaction level and consumer loyalty with coefficient at 49.2%. Therefore, hypothesis proposed in this research has been proven."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T41299
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>