Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 27 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Fitri Handayani
Abstrak :
Menjadi politisi perempuan petahana dalam budaya matrilineal tidak memberikan hak istimewa bagi perempuan untuk terjun di bidang politik. Memahami cara politisi perempuan petahana mempertahankan jabatannya adalah topik yang menarik untuk diteliti. Penelitian ini mengeksplorasi strategi komunikasi pemasaran politik yang digunakan oleh politisi perempuan petahana dalam budaya matrilineal di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Pesisir Selatan, Provinsi Sumatera Barat. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi kasus deskriptif kualitatif dengan paradigma konstruktivis, pengumpulan data melalui wawancara mendalam. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa  tidak ada batasan terhadap partisipasi mereka di ranah publik, termasuk politik meskipun budaya matrilineal menekankan garis keturunan dan mendorong perempuan untuk fokus pada ranah privat. Politisi perempuan menghadapi tantangan dalam memenangkan suara ketika menggunakan pendekatan komunikasi pemasaran politik konvensional. Untuk mengatasi hal tersebut, diperlukan pendekatan komunikasi pemasaran terpadu (Integrated Marketing Communication; IMC) yang berbasis riset pasar untuk beradaptasi dengan kebutuhan masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa riset khalayak politik memungkinkan politisi perempuan untuk mengembangkan program berkelanjutan seperti program Koperasi Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), pelatihan soft skill untuk perempuan, dan program kewirausahaan untuk perempuan dan penyandang disabilitas. Dengan menerapkan strategi IMC, politisi perempuan membangun hubungan timbal balik dengan konstituen, yang mengarah pada komunikasi dari mulut ke mulut dan menjaga loyalitas audiens politik. Selain itu, politisi perempuan terlibat langsung dengan masyarakat melalui kegiatan seperti sosialisasi, pelatihan, pendampingan, diskusi kelompok terfokus, dan keterlibatan masyarakat. Mereka juga memanfaatkan platform media seperti baliho dan spanduk untuk menyebarkan informasi kepada masyarakat luas. Pada akhirnya, studi ini menunjukkan bahwa politisi perempuan dapat dipilih oleh masyarakat jika mereka benar-benar menunjukkan kemampuannya dalam mewakili aspirasi masyarakat, sama seperti politisi laki-laki.

Female incumbent politicians in a matrilineal culture do not possess privileged rights to engage in politics. Understanding how they successfully retain their positions is an interesting and distinct research topic. This study explores the political marketing communication strategies used by female incumbent politicians in the matrilineal culture at the Regional People's Representative Council (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah; DPRD) of Pesisir Selatan Regency, West Sumatra Province. The study utilizes a qualitative descriptive case study approach with a constructivist paradigm, collecting data through in-depth interviews. The research findings reveal that while the matrilineal culture emphasizes lineage and encourages women to focus on the private sphere, there are no restrictions on their participation in the public sphere, including politics. Female politicians face challenges in winning votes when employing conventional political marketing communication approaches. To address this, an integrated marketing communication (IMC) approach based on market research is necessary to adapt to community needs. The research shows that political audience research has enabled female politicians to develop sustainable programs such as Micro, Small, and Medium Enterprises (MSMEs) cooperative programs, soft skills training for women, and entrepreneurship programs for women and people with disabilities. This demonstrates how women prove their ability to fulfill responsibilities and attract votes. By implementing IMC strategies, female politicians build mutual relationships with constituents, leading to word-of-mouth communication and maintaining political audience loyalty. Additionally, female politicians engage directly with the community through activities like socialization, training, mentoring, focus group discussions, and community involvement. They also utilize media platforms such as billboards and banners to disseminate information to the wider public. Ultimately, the study suggests that female politicians can be chosen by society if they genuinely demonstrate their ability to represent the aspirations of the people, just like their male counterparts.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Winayaka Ruhur Sandhya Pamungkas
Abstrak :
Kesehatan adalah masalah serius di seluruh dunia termasuk Indonesia. Lima penyebab kematian di Indonesia adalah masalah kesehatan. Salah satu solusi untuk masalah kesehatan adalah dengan menerapkan pola hidup sehat. Penerapan pola hidup sehat menjadi tantangan, karena dibutuhkan konsistensi yang tinggi sehingga sulit untuk dilakukan. Ditambah lagi kesadaran masyarakat Indonesia tentang kesehatan masih cukup rendah. Mengetahui hal tersebut peneliti ingin memberikan motivasi pada masyarakat Indonesia agar dapat menerapkan hidup sehat dengan mengembangkan aplikasi mobile health (mHealth) yang mengimplementasikan konsep gamifikasi. Pengembangan aplikasi mHealth dilakukan menggunakan metode waterfall. Aplikasi yang dikembangkan ada dua, yaitu gamifikasi dan non gamifikasi. Requirement dari mHealth diambil dari Gerkan Masyarakat Sehat (Germas) dan anjuran kementerian kesehatan. Rancangan aplikasi menggunakan lima elemen gamifikasi, yaitu: poin, progress bar, leaderbaoard, badge, dan feedback. Aplikasi yang sudah jadi kemudian diujikan ke 64 responden, 32 responden menggunakan aplikasi gamifikasi dan 32 lainnya menggunakan aplikasi non gamifikasi. Responden tersebut menggunakan aplikasinya selama tiga hari. Setelah tiga hari log aktivitas pengguna dianalisis dan pengguna diberikan kuesioner mengenai keterlibatan pengguna dan akseptabilitas pengguna. Hasil analisis dari kuesioner menunjukkan pengguna aplikasi gamifikasi memiliki potensi keterlibatan dengan aplikasi mHealth gamifikasi. Hal itu didukung dari aktivitas log pengguna yang menandakan pengguna gamifikasi lebih aktif menggunakan aplikasi mHealth.

Health is a serious problem in the world, including Indonesia. The top five causes of death in Indonesia are health problems. One of the solutions to this problem is a healthy lifestyle. The implementation of this solution is difficult, because it needs high consistency. Moreover, Indonesian people have a little bit of health awareness. Therefore, this research wants to raise the motivation and engagement for Indonesian people in a healthy lifestyle with mobile health (mHealth) that implements gamification. The waterfall method has been used for developing the mHealth application. The application was developed into two, gamification and non gamification. Requirement for this application was taken from healthy community movement (Germas) and suggestion from ministry of health. The application implements five elements of gmaification. These elements are point, progress bar, leaderboard, badge, and feedback. This application was tested on 64 respondents, 32 respondents use gamification and the rest use non gamification. The respondents use the application for three days. After that, the activity log was analyze and the respondents were given engagement questionnaire and acceptance questionnaire. The result from the questionnaires are the respondents that use gamification application have potential for being engaged with mHealth application. Furthermore, the result for users log activity are the respondents with mHealth gamification are more active using the mHealth application.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universita Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kemala Andiyani
Abstrak :

Meningkatnya penggunaan teknologi membuat masyarakat beralih untuk memesan tiket pesawat secara daring. Selain itu, kepemilikan smartphone membuat aplikasi menjadi media yang paling sering digunakan untuk melakukan pemesanan. Meskipun demikian, loyalitas pengguna masih menjadi permasalahan penyedia layanan pemesanan tiket pesawat. Hal ini dikarenakan pengguna masih sering berpindah-pindah layanan secara tidak menentu. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi perceived value dan hubungannya dengan loyalitas dan kepuasan pengguna aplikasi pemesanan tiket pesawat di Indonesia berdasarkan alasan transaksi pengguna. Faktor-faktor tersebut dikelompokkan berdasarkan siklus transaksi, yaitu pre purchase, purchase, dan post purchase. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan survei terhadap 1.160 responden yang pernah melakukan pembelian tiket pesawat melalui aplikasi. Data diolah dengan metode Covariance Based Structural Equation Modelling (CB-SEM) menggunakan AMOS 24.0. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara perceived value, kepuasan pengguna, dan loyalitas pengguna. Selain itu, ditemukan bahwa pengguna hedonic lebih mengutamakan pengalaman sebelum, saat, dan sesudah melakukan transaksi dibandingkan pengguna utilitarian yang lebih mengutamakan transaksi yang cepat, aman, mudah, dan ringkas. Hasil penelitian dapat digunakan bagi penelitian selanjutnya dengan topik serupa dan penyedia layanan pemesanan tiket pesawat dalam mengelola loyalitas pengguna.

 


The use of technology make people switch to order flight tickets by online. In addition, the increasing of smartphone usage makes the application the most often use medium for booking tickets. However, user loyalty is still a problem for flight booking service providers. This is because users still move from one-to-another service provider. Therefore, this study aim to determine the factors that influence perceived value, user loyalty and satisfaction of flight ticket booking applications in Indonesia based on user’s reason to make a transactions. These factors are grouped based on transaction cycle: pre-purchase, purchase, and post-purchase. This study uses a quantitative approach by surveying 1.160 respondents who had purchase flight tickets through applications. Data is processed by Covariance Based Structural Equation Modeling (CB-SEM) using  AMOS 24.0. The results show that there is a relation between perceived value, user satisfaction, and user loyalty. In addition, this study is also found that hedonic users are more prioritize experiences before, during, and after making transactions, utilitarian users who prefer transaction that fast, safe, easy, and concise. The results of this study can be use for further research with similar topics and flight ticket booking service providers to manage user loyalty. 

Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia , 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alghifari Taufan Nugroho
Abstrak :
Rekam medis merupakan dokumen penting yang menyimpan informasi dan riwayat pemeriksaan pasien. Electronic Medical Record (EMR) atau rekam medis elektronik memiliki kelebihan yang dapat mempermudah tenaga kesehatan mengelola rekam medis pasien, namun penggunaan sistem EMR di klinik Dr. Hartoyo Sp.OG masih memiliki beberapa kendala seperti pencarian data yang memakan waktu lama, memerlukan banyak aplikasi yang tidak saling terintegrasi, dan pekerjaan yang repetitif. Target penelitian ini adalah klinik kebidanan dan kandungan Dr. Hartoyo Sp.OG yang merupakan klinik pratama non-BPJS. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi masalah yang dihadapi oleh klinik Dr. Hartoyo Sp.OG yang menyebabkan kinerja rekam medis klinik menjadi tidak maksimal, mengidentifikasi faktor permasalahan yang menyebabkan masalah tersebut, dan membuat desain serta membangun sistem penyimpanan rekam medis yang terintegrasi antara data pasien dan hasil pemeriksaan pasien. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode Design Science Research (DSR). Untuk mengidentifikasi masalah dan kebutuhan dilakukan wawancara, studi literatur, observasi, dan analisis proses bisnis saat ini. Permasalahan yang diidentifikasi dibagi menjadi tiga variabel penelitian yaitu perceived usefulness (kebermanfaatan), perceived ease of use (kemudahan penggunaan), dan perceived efficiency (efisiensi). Melalui temuan masalah, penelitian ini melakukan pemetaan serta pembuatan usulan solusi berupa sebuah sistem EMR yang bernama Al-Falah MR. Pengembangan Al-Falah MR dilakukan dengan menggunakan metode prototyping, yang setelah selesai dikembangkan dilanjutkan dengan evaluasi User Acceptance Test (UAT), kuesioner Usability Testing, dan wawancara. Evaluasi dilakukan pada empat orang yang merupakan keseluruhan pegawai klinik yang terlibat dengan proses bisnis utama klinik. Hasil dari penelitian menghasilkan UAT dengan dua skenario yang tidak sukses dari total 30 skenario di mana terdapat 30 skenario untuk dokter dan 28 skenario untuk karyawan. Kegagalan dari dua skenario tersebut berhasil diperbaiki sebelum melanjutkan proses UAT. Evaluasi kuesioner juga memberikan hasil nilai rata-rata PSSUQ 1.90. Hasil penelitian membuktikan bahwa perceived usefulness, perceived ease of use, dan perceived efficiency penting untuk dipertimbangkan dalam pengembangan EMR.

Medical records are important documents storing information and patient history. Electronic Medical Records (EMR) have advantages that can make it easier for health workers to manage patient medical records, but the use of EMR in Dr.Hartoyo Sp.OG still has some problems, such as data search takes a long time, requires many applications that are not integrated with each other, and repetitive work. The target of this research is the obstetrics and gynecology clinic of Dr. Hartoyo Sp.OG which is a non-BPJS primary clinic. This study aims to identify the problems faced by Dr. Hartoyo Sp.OG which causes the clinical medical record performance to be not optimal, identify the factors that cause the problem, also design and build an integrated medical record storage system between patient data and the results of patient examinations in a clinic. This study uses a qualitative approach with Design Science Research (DSR) method. To identify problems and needs, interviews, literature studies, observations, and analyses of current business processes were conducted. The problems identified were divided into three research variables, namely perceived usefulness, perceived ease of use, and perceived efficiency. The problem finding then mapped and made to a proposed solution in the form of an EMR system called Al-Falah MR. he development of Al-Falah MR was carried out using the prototyping method, which then followed by evaluations using User Acceptance Test (UAT), a Usability Testing Questionnaire, and interviews. The evaluation is carried out on four people who are all clinical employees that are involved in the main business processes. The results shows passing the UAT with two unsuccessful scenarios out of a total of 30 scenarios where there were 30 scenarios for doctors and 28 scenarios for employees. The failure of the two scenarios is corrected before continuing with the UAT process. The evaluation of the questionnaire also gives an average PSSUQ score of 1.90. The results of this study prove that perceived usefulness, ease of use, and perceived efficiency are important to consider in EMR Development.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rismanti Amalia Nurahmawati
Abstrak :
E-grocery merupakan sistem penjualan yang diterapkan oleh ritel atau supermarket untuk memasarkan produk secara online. Dukungan dari teknologi yang semakin meningkat dan anggaran untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari yang besar menyebabkan aplikasi e-grocery semakin banyak dikembangkan dan diperkenalkan di masyarakat. Walaupun demikian, minat masyarakat dalam menggunakan e-grocery di Indonesia masih cukup kurang. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi niat beralih konsumen dalam berbelanja kebutuhan sehari-hari secara langsung menjadi daring dengan menggunakan efek moderasi jenis kelamin. Kemudian, dari hasil pengumpulan data terkumpul sebanyak 522 responden valid. Data tersebut kemudian dianalisis menggunakan metode Covariance Based Structural Equation Modelling (CB-SEM) dengan bantuan software AMOS 21.0. Hasil pengolahan data dan analisis data menunjukkan bahwa faktor yang memengaruhi niat beralih konsumen dari berbelanja secara langsung menjadi daring di Indonesia adalah perceived in channel-risk, perceived in price-search intentions, mobilty, perceived in delivery. Selain itu, efek moderasi jenis kelamin secara signifikan memoderasi faktor yang memengaruhi niat beralih konsumen.

ABSTRACT
E-grocery is a system applied by retail or brick-and-mortar supermarket to sell their products online. The advancement of technology and budget to meet daily needs has caused e-grocery applications to be more developed and introduced to consumers. However, there is a low consumer's intention to use e-grocery in Indonesia. Therefore, this study is conducted to find out factors that affect consumer's intention to switch from offline grocery shopping to online grocery shopping using the moderating effect of gender. From the results of data collection, has managed to collect 522 valid respondents. The data is then analyzed using the Covariance Based Structural Equation Modeling (CB- SEM) method with the help of AMOS 21.0 software. The results of data processing and data analysis show that the factors that influence consumers' intention to switch from shopping offline to online in Indonesia are perceived in channel-risk, perceived in price- search intentions, mobility, and perceived in delivery. In addition, the moderating effect of gender significantly affect the factors that influence consumers` intention to switch.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Debora Dian Pratama Budiharja
Abstrak :
Social media advertising muncul sebagai media yang menarik dalam meningkatkan efektivitas iklan amal dalam memotivasi seseorang untuk melakukan tindakan prososial untuk meningkatkan kesejahteraan dari subjek iklan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi perilaku dari seorang pengguna media sosial sebagai respon dari iklan amal yang muncul di media sosialnya, seperti intensi berdonasi ataupun dukungan untuk kampanye tersebut dengan membagikan iklan tersebut kepada orang lain. Pengumpulan data dilakukan dengan metode survei dengan melibatkan 1.515 responden. Analisis dan evaluasi model dilakukan menggunakan metode Partial Least Square Structural Equation Model (PLS- SEM). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai iklan ajakan berdonasi di media sosial dipengaruhi secara signifikan oleh beberapa faktor, yakni perceived informativeness, perceived credibility, perceived emotional appeal, dan perceived creativity. Nilai iklan ajakan berdonasi di media sosial mempengaruhi tindakan prososial penggunanya secara signifikan dan dimoderasi oleh tingkat pendapatan. Dengan demikian, penelitian ini dapat digunakan oleh advertising agency dan praktisi di organisasi penggalangan dana di Indonesia.

Social media advertising emerged as an appealing way to increase the effectiveness of charity advertisement by motivating people to take positive social actions to improve the welfare of the subjects in the advertisement. This study aims to determine the factors that influence the prosocial behavior of a social media user in response to charity advertisements that appear on their social media account. The conceptual model was tested using the Partial Least Square Structural Equation Model (PLS-SEM) based on the data collected from 1.515 Indonesian respondents. The results of this study indicate that the value of charitable advertising on social media is significantly influenced by perceived informativeness, perceived credibility, perceived emotional appeal, and perceived creativity. The value charitable advertising on social media significantly influences the prosocial behavior of its users and moderated by the level of income. Thus, this research can be used by advertising agencies and practitioners in fundraising organizations in Indonesia to evaluate their charitable advertising in social media.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ibnu Hambali
Abstrak :
Dengan iklim bisnis yang penuh persaingan, organisasi perlu melakukan inovasi dan bekerja secara cepat. Untuk memenuhi tuntutan tersebut, banyak organisasi yang menggunakan metodologi agile dalam melakukan pengembangan sistem. Metodologi ini diketahui fleksibel, sehingga mampu menghadapi perubahan mendadak. Masalahnya, dengan kecepatan yang dimiliki metodologi agile, banyak pengetahuan yang harus dikelola dengan benar dan cepat pula. Maka dari itu, diperlukan KM (Knowledge Management) untuk membuat pengelolaan pengetahuan dalam praktik agile menjadi efektif. Berdasarkan masalah tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana KM dan metodologi agile dapat mendukung proses pengembangan yang ada di organisasi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan melibatkan 16 narasumber yang berasal dari 14 perusahaan berbeda. Narasumber berlatar belakang sebagai engineer, quality assurance, project/product manager, dan UI/UX designer. Dari hasil wawancara yang dilakukan, tim peneliti memetakan agile practices dan cloud services dengan KM processes dan KM foundation menggunakan model teoritis. Selain itu, dibuat juga KMS yang berisikan 27 fitur yang berguna bagi proses pengembangan sistem dan dapat membantu aktivitas KM. Kesuksesan organisasi dalam menjalankan proses pengembangannya akan bergantung pada semua aspek yang telah disebutkan, yaitu KM foundation, KM processes, agile practices, dan cloud services.

With a competitive business climate, organizations need to innovate and work quickly. To meet these demands, many organizations use agile methodologies in developing systems. This methodology is known to be flexible, so it can deal with sudden changes. The problem is, with the speed that agile methodology has, a lot of knowledge must be managed properly and quickly. Therefore, KM (Knowledge Management) is needed to manage knowledge in agile practices effectively. Based on these problems, this study aims to find out how KM and agile methodologies can support the development processes in organizations. This study used a qualitative approach involving 16 interviewees from 14 different companies. The resource persons have backgrounds as engineers, quality assurance, project/product managers, and UI/UX designers. From the results of interviews conducted, the research team mapped agile practices and cloud services with KM processes and KM foundation using a theoretical model. In addition, a KMS was also created which contained 27 features that were useful for the system development process and could assist KM activities. The success of an organization in carrying out its development process will depend on all the aspects mentioned, namely the KM foundation, KM processes, agile practices, and cloud services.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tsanaa Patricia Khonsaa
Abstrak :
E-wallet telah menjadi metode pembayaran yang paling banyak dipilih oleh masyarakat Indonesia saat ini sehingga e-wallet berusaha untuk memberikan pelayanan terbaik bagi penggunanya. Salah satunya dengan menggunakan biometric security systems (BSS) untuk melakukan autentikasi pada proses transaksi di e-wallet. Dibalik kemudahan dan kecepatan yang diberikan oleh metode BSS, penggunaan dan pengumpulan data biometrik yang sensitif ini dapat menimbulkan privacy concern terkait data yang telah dibagikan. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat memengaruhi privacy concern pengguna e-wallet serta pengaruhnya kepada niat penggunaan BSS secara aktual. Pada penelitian ini, penulis menggunakan dua teori yaitu APCO framework dan teori privacy calculus. Penelitian ini dilakukan kepada 663 responden yang pernah atau sedang menggunakan BSS pada aplikasi e-wallet mereka. Analisis data penelitian dilakukan dengan menggunakan metode Covarianced-Based Structural Equation Model (CB-SEM) pada aplikasi AMOS 24/26. Hasil penelitian menemukan bahwa trust toward platform, privacy protection regulation, dan privacy policy effectiveness memengaruhi privacy concern pengguna dalam membagikan data biometrik pada aplikasi e-wallet. Penelitian ini juga menemukan bahwa benefit dan risk yang dirasakan pengguna memengaruhi niat perilaku pengguna dalam penggunaan biometric security system secara aktual pada aplikasi e-wallet. Privacy concern yang dirasakan pengguna juga memengaruhi behavioral intention dan hal ini memengaruhi kepada actual usage dari penggunaan BSS. Selain itu, hasil penelitian membuktikan bahwa privacy knowledge, privacy experience, privacy awareness, dan privacy control pada e-wallet tidak memiliki pengaruh terhadap kekhawatiran pengguna dalam pembagian data biometrik ketika akan menggunakan BSS pada e-wallet. Hasil dari penelitian ini dapat memberikan kontribusi untuk memperluas penelitian terkait privacy concern serta privacy calculus dengan penambahan variabel actual usage sebagai tindak lanjut dari outcomes dalam konteks penggunaan BSS di e-wallet. Penelitian ini menyarankan penyedia layanan aplikasi e-wallet untuk menjaga kepercayan pengguna dalam menjaga privasi data mereka, memberikan informasi terkait kebijakan regulasi pemerintah yang mengatur privasi data, serta informasi tentang kebijakan privasi yang dilakukan secara efektif terkait perlindungan data biometrik.

E-wallet has become the most preferred payment method by Indonesians today, so e-wallet providers strive to provide the best service for their users. One way is by using a biometric security system (BSS) to authenticate the transaction process on the e-wallet. Despite the convenience and speed provided by the BSS method, the use and collection of this sensitive biometric data can raise privacy concerns regarding the data that has been shared. Therefore, this research was conducted to find out what factors can affect the privacy concerns of e-wallet users and their influence on the actual intention to use BSS. In this study, the authors used two theories, the APCO framework and the privacy calculus theory. This research was conducted on 663 respondents who had or are currently using BSS in their e-wallet applications. Data analysis is conducted using the Covarianced-Based Structural Equation Model (CB-SEM) method on AMOS 24/26 application. The results of the study found that trust toward platforms, privacy protection regulation, and privacy policy effectiveness affect user privacy concerns in sharing biometric data in e-wallet applications. This study also found that the benefits and risks perceived by users influence the user's behavioral intention to actually use BSS in e-wallet applications. The user's perceived privacy concern also influences behavioral intention and this affects the actual usage of using BSS. In addition, the research results prove that privacy knowledge, privacy experience, privacy awareness, and privacy control on e-wallets have no effect on user concerns in sharing biometric data when using BSS on the e-wallet. The results of this study can also contribute to expanding research related to privacy concerns and privacy calculus by adding the actual usage variable as a follow-up of outcomes in the context of using BSS in e-wallets. This study suggests that e-wallet application service providers should maintain user confidence in maintaining their data privacy, and provide information regarding government regulatory policies governing data privacy, as well as information about privacy policy that are carried out effectively related to the protection of biometric data.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azzahra Banowati Rahmah
Abstrak :
E-wallet telah menjadi metode pembayaran yang paling banyak dipilih oleh masyarakat Indonesia saat ini sehingga e-wallet berusaha untuk memberikan pelayanan terbaik bagi penggunanya. Salah satunya dengan menggunakan biometric security systems (BSS) untuk melakukan autentikasi pada proses transaksi di e-wallet. Dibalik kemudahan dan kecepatan yang diberikan oleh metode BSS, penggunaan dan pengumpulan data biometrik yang sensitif ini dapat menimbulkan privacy concern terkait data yang telah dibagikan. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat memengaruhi privacy concern pengguna e-wallet serta pengaruhnya kepada niat penggunaan BSS secara aktual. Pada penelitian ini, penulis menggunakan dua teori yaitu APCO framework dan teori privacy calculus. Penelitian ini dilakukan kepada 663 responden yang pernah atau sedang menggunakan BSS pada aplikasi e-wallet mereka. Analisis data penelitian dilakukan dengan menggunakan metode Covarianced-Based Structural Equation Model (CB-SEM) pada aplikasi AMOS 24/26. Hasil penelitian menemukan bahwa trust toward platform, privacy protection regulation, dan privacy policy effectiveness memengaruhi privacy concern pengguna dalam membagikan data biometrik pada aplikasi e-wallet. Penelitian ini juga menemukan bahwa benefit dan risk yang dirasakan pengguna memengaruhi niat perilaku pengguna dalam penggunaan biometric security system secara aktual pada aplikasi e-wallet. Privacy concern yang dirasakan pengguna juga memengaruhi behavioral intention dan hal ini memengaruhi kepada actual usage dari penggunaan BSS. Selain itu, hasil penelitian membuktikan bahwa privacy knowledge, privacy experience, privacy awareness, dan privacy control pada e-wallet tidak memiliki pengaruh terhadap kekhawatiran pengguna dalam pembagian data biometrik ketika akan menggunakan BSS pada e-wallet. Hasil dari penelitian ini dapat memberikan kontribusi untuk memperluas penelitian terkait privacy concern serta privacy calculus dengan penambahan variabel actual usage sebagai tindak lanjut dari outcomes dalam konteks penggunaan BSS di e-wallet. Penelitian ini menyarankan penyedia layanan aplikasi e-wallet untuk menjaga kepercayan pengguna dalam menjaga privasi data mereka, memberikan informasi terkait kebijakan regulasi pemerintah yang mengatur privasi data, serta informasi tentang kebijakan privasi yang dilakukan secara efektif terkait perlindungan data biometrik.

E-wallet has become the most preferred payment method by Indonesians today, so e-wallet providers strive to provide the best service for their users. One way is by using a biometric security system (BSS) to authenticate the transaction process on the e-wallet. Despite the convenience and speed provided by the BSS method, the use and collection of this sensitive biometric data can raise privacy concerns regarding the data that has been shared. Therefore, this research was conducted to find out what factors can affect the privacy concerns of e-wallet users and their influence on the actual intention to use BSS. In this study, the authors used two theories, the APCO framework and the privacy calculus theory. This research was conducted on 663 respondents who had or are currently using BSS in their e-wallet applications. Data analysis is conducted using the Covarianced-Based Structural Equation Model (CB-SEM) method on AMOS 24/26 application. The results of the study found that trust toward platforms, privacy protection regulation, and privacy policy effectiveness affect user privacy concerns in sharing biometric data in e-wallet applications. This study also found that the benefits and risks perceived by users influence the user's behavioral intention to actually use BSS in e-wallet applications. The user's perceived privacy concern also influences behavioral intention and this affects the actual usage of using BSS. In addition, the research results prove that privacy knowledge, privacy experience, privacy awareness, and privacy control on e-wallets have no effect on user concerns in sharing biometric data when using BSS on the e-wallet. The results of this study can also contribute to expanding research related to privacy concerns and privacy calculus by adding the actual usage variable as a follow-up of outcomes in the context of using BSS in e-wallets. This study suggests that e-wallet application service providers should maintain user confidence in maintaining their data privacy, and provide information regarding government regulatory policies governing data privacy, as well as information about privacy policy that are carried out effectively related to the protection of biometric data.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitorus, Syndi Yohana
Abstrak :
Angka penggunaan transportasi KRL cukup tinggi dibandingkan transportasi umum lainnya. Metode pembayaran tiket KRL yang umum digunakan adalah tap card, namun mulai muncul metode pembayaran tiket KRL yang baru, yaitu QR code. Hal ini disebabkan oleh meningkatnya penggunaan dompet digital di Indonesia. Peningkatan jumlah penggunaan metode pembayaran QR code dapat dilihat dari jumlah penggunaan pada salah satu penyedia layanan QR code, yaitu GoTransit, yang meningkat sebanyak 20 kali hanya dalam jangka waktu 1 bulan setelah diluncurkan. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti faktor-faktor yang memengaruhi niat beralih seseorang dari penggunaan tap card ke QR code sebagai metode pembayaran transportasi KRL dengan memanfaatkan teori Push Pull Mooring (PPM). Melalui framework ini, faktor-faktor yang memengaruhi niat beralih pengguna dikelompokkan menjadi tiga faktor, yaitu faktor yang mendorong (push), menarik (pull), dan menghambat (mooring). Responden pada penelitian ini berjumlah 605 responden yang setidaknya pernah menggunakan metode pembayaran tap card dan QR code. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor push, yaitu perceived risk dan faktor pull, yaitu application usefulness, ease of use, dan public influence, secara positif memengaruhi niat beralih dari penggunaan tap card ke QR code sebagai metode pembayaran tiket KRL. Sedangkan untuk faktor mooring ditemukan bahwa habit, past investments, dan perceived threats secara negatif memengaruhi niat beralih seseorang dari penggunaan tap card ke QR code dalam pembelian tiket KRL. Penelitian ini memberikan faktor baru yaitu perceived threats pada faktor mooring dan memberikan ide baru kepada penyedia layanan tap card, seperti menerapkan pemindahan atau pemblokiran saldo pada kartu yang hilang atau rusak dan kepada penyedia layanan QR code, seperti menambah promo yang diberikan, meningkatkan multifungsionalitas produk, dll.

The usage of KRL is significantly higher compared to other public transportation options. The most common method of payment for KRL tickets is through tap cards. However, a new payment method for KRL tickets has emerged, which is the QR code. This development is attributed to the increased adoption of digital wallets in Indonesia. The rise in the usage of QR code payment can be observed through the usage data of one QR code service provider, GoTransit, which experienced a twentyfold increase within just one month after its launch. This research aims to investigate the factors that influence individuals' intention to switch from using tap cards to QR codes as a payment method for KRL transportation, utilizing the Push Pull Mooring (PPM) theory. Within this framework, the factors affecting users' switching intention are categorized into three groups: push factors, pull factors, and mooring factors. This study involved 605 participants, all of whom had experience with both tap card and QR code payment methods at least once. The research findings indicate that push factors, such as perceived risk, and pull factors, including application usefulness, ease of use, and public influence, positively influence individuals' intention to switch from using tap cards to QR codes as a payment method for KRL tickets. On the other hand, mooring factors, specifically habit, past investments, and perceived threats, negatively impact individuals' switching intentions. This study proposes a new factor which is perceived threats on the mooring factors and new ideas for tap card service providers, such as implementing balance transfer or blocking for lost or damaged cards and suggestions for QR code service providers, such as offering promotions, enhancing the multifunctionality of their products, and more.
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>