Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 18 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Reihan Sesarwati
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan agar masyarakat umum dapat mengetahui pesan yang disampaikan oleh penulis naskah pada naskah Jamiyatul Khasanah Penelitian dilakukan dengan mengaplikasikan. strategi penerjemahan pada terjemahan naskah Jamiyatul Khasanah yang peneliti terjemahkan sendiri, dari bahasa Jawa kedalam bahasa Indonesia, sebagai bentuk pertanggung jawaban penerjemahan. Data yang diklasifikasikan yaitu berdasarkan masalah yang ditemui peneliti pada saat proses penerjemahan naskah Jamiyatul Khasanah. Metode yang digunakan dalam proses penerjemahan yaitu menggunakan metode komunikatif yang diambil dari teori Frans Sayogie (2014). Objek data pada penelitian ini yaitu naskah Jamiyatul Khasanah dengan kode naskah PW.20/K 12.08, yang merupakan koleksi dari Perpustakaan Pusat Universitas Indonesia, pada Katalog Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Penelitian filologi menggunakan edisi standar oleh Baried (1985) dan langkah-langkah kerja penelitian filologi oleh Karsono H. Saputra (2013). Naskah ini berbentuk prosa, yang berisi tentang tujuh tata cara hidup yang baik. Penelitian ini menggunakan objek data tersebut yang kemudian dialih aksarakan dan diterjemahkan dengan pertanggungjawaban.

ABSTRACT
This research purpose to get the general public to know the message conveyed by the scriptwriter in the Jamiyatul Khasanah script. The study was conducted by applying. Translation strategies on the translation of the Jamiyatul Khasanah script that researchers translated themselves, from the Javanese language into Indonesian, as a form of translation responsibility. Data classified is based on problems encountered by researchers during the translation process of the Jamiyatul Khasanah text. The method used in the translation process is using communicative methods taken from the theory of Frans Sayogie (2014). The object of this research data that is Either Jamiyatul Khasanah script with script code PW 20 12.08/K, which is a collection of the Central Library of the University of Indonesia, at the University of Indonesia Faculty of literature Catalogue. Philological research using the Standard Edition by Baried (1985) and measures research work of Philology by Karsono H. S (2013). This paper shaped prose, which contains about seven Ordinances of the good life. This research uses the data objects which are then translated and revised with responsibility."
2019
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Rina Noviyanti
"Pernikahan merupakan salah satu siklus kehidupan terpenting bagi masyarakat Jawa. Sebagai tahapan terpenting tentu pernikahan perlu dimaknai secara mendalam. Upacara pernikahan yang juga merupakan representasi kebudayaan pun tak lepas dari pemaknaan tersebut. Salah satu unsur kebudayaan adalah bahasa, maka bahasa merupakan media yang tepat untuk menggali pemaknaan dari upacara pernikahan. Pada penelitian ini, objek dikhususkan pada istilah yang digunakan untuk menamakan tahapan dalam upacara pernikahan Jawa. Lebih khusus lagi, penelitian ini mengambil istilah yang digunakan dalam panggih. Sumber data adalah naskah Gambar Manton Putri Putra Kraton Ngayogyakarta (KBG 929), berupa nama tahapan upacara yang meliputi balang-balangan gantal, dhaup, macul tumpeng, mijiki, kapondhong, dan nitih jempana. Data dianalisis dengan teori analisis komponen (Nida, 1975 dalam Rahyono, 2012). Teori tersebut digunakan untuk menggali makna kaitan antara bahasa yang bersangkutan dengan objek yang terdapat di dunia realitas. Kesimpulan dari penelitian ini menunjukkan bahwa makna leksikal istilah-istilah tersebut berhubungan dengan harapan kehidupan berumah tangga mempelai.

Marriage constitute one of the most important life cycle for Javanesse people. As one of the most important stages, it is certainly needed to be understood in depth. Wedding ceremony which also represents of the culture, included to be understood as well. As we know, language is one of the cultural elements. Language can be a good media to dig the meaning of the culture, in this context is wedding ceremony. On this research, object is devoted on the term which used for naming stages in Javanese wedding ceremony. More specifically, this research took the term which used in panggih. The data is taken from the manuscript Gambar Manton Putri Putra Kraton Ngayogyakarta (KBG 929), especially the name of the ceremonial stages which are balang-balangan gantal, dhaup, macul tumpeng, mijiki, kapondhong, and nitih jempana. Data were analyzed with componential analysis theory (Nida, 1975 in Rahyono, 2012). Those theories are used to dig the meaning by connecting the languages with the referent in reality. The result of this research shows that the words conduct the message of how marriage life should be."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S47003
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ngarif Muksin
"Proposisi sapa salah seleh merupakan proposisi yang memiliki dua makna yaitu makna semantis dan makna pragmatis. Makna semantisnya yaitu ‘siapa salah meletakkan’, sedangkan makna pragmatisnya yaitu ‘siapa salah pasti kalah’. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep salah pasti kalah yang terkandung dalam proposisi sapa salah seleh dengan menggunakan analisis kontekstual yang terdiri dari kontek lingual dan non lingual. Buku acuan yang digunakan untuk mengetahui makna yaitu Baoesastra Djawa (Poerwadarmita, 1939) dan Kamus Lengkap Bahasa Jawa (Sudarmanto, 2008). Hasil penelitian ini berupa pembahasan tentang konsep salah pasti kalah dalam proposisi sapa salah seleh.

Proposition sapa salah seleh is a proposition that has two meanings, namely semantic meaning and pragmatic meaning. Semantic meaning of ‘who mistake put’, whereas the pragmatic meaning ‘someone who make mistake must lose’. Research methods used in this research is descriptive method. This study aims to determine the concept one must lose proposition contained in sapa salah seleh using contextual analysis consisting of lingual and non-lingual context. Reference books are used to determine the meaning of the Baoesastra Djawa (Poerwadarmita, 1939) and Kamus Lengkap Bahasa Jawa (Sudarmanto, 2008). The results of this study are discussions about the concept someone who make mistake in proposition sapa salah seleh.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Rahmawanto
"Skripsi ini membahas tentang satuan lingual -ing dalam Bahasa Jawa Laras Pedalangan Gaya Surakarta. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi fungsi satuan lingual -ing dalam Bahasa Jawa Laras Pedalangan Gaya Surakarta. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif analisis. Data dalam penelitian ini berupa kalimat yang mengandung satuan lingual -ing yang terdapat dalam buku pakem pedalangan gaya Surakarta. Teori penelitian ini mengacu pada Sudaryanto (1978), A. Chaedar (1990), J.W.M. Verhaar (1999), Sudaryanto (1991), Harimurti (2002), dan Wedhawati (2006). Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa terdapat fungsi-fungsi satuan lingual -ing dalam Bahasa Jawa Laras Pedalangan Gaya Surakarta.

This thesis discusses about lingual unit of -ing in Javanese Surakarta's Style Wayang Language. This research aims to identifies function of lingual unit -ing in Javanese Surakarta's style Wayang Language. The research method that used in this research is descriptive method of analysis. The data research is a sentences that contain a lingual unit of -ing in Surakarta's style puppetry grip. This research theory referenced to Sudaryanto (1978), A. Chaedar (1990), J.W.M. Verhaar (1999), Sudaryanto (1991), Harimurti (2002) and Wedhawati (2006). The research show that there are several function of lingual unit -ing in Javanese as Surakarta's Style Wayang Language.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S54284
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Viena Ulya
"Tulisan ini membahas pemakna jujur dalam korpus bahasa Jawa berdasarkan penggunaannya dalam korpus
bahasa Jawa. Data yang digunakan adalah kata jujur dalam web korpus www.korpus.ui.ac.id. Sumber data
korpus tersebut dikumpulkan dari beberapa karya tulis, sastra, majalah, maupun buku ajar sekolah yang terbit
mulai tahun 1950 sampai 2016. Selanjutnya data dikelompokkan berdasarkan kata di sebelah kanan yaitu mulai
dari R3 sampai R1 dan kata di sebelah kiri yaitu mulai L1 sampai L3 berdasarkan frekuensi MI Score.
Pengelompokkan tersebut berdasarkan pada UCREL Semantic Analysis System (USAS) untuk mengetahui
kategori tiap-tiap kata yang berkolokasi dengan kata jujur. Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah
metode gabungan, yaitu menggabungkan antara metode kuantitatif dan kualitatif. Teori yang digunakan dalam
penulisan ini adalah teori semantic preference, yaitu merupakan item leksikal yang sering muncul bersamaan
dengan kata inti dan membangun suatu makna tertentu. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kata jujur
berkolokasi dengan kata-kata yang cukup banyak dan tidak hanya terdapat dalam kategori tindakan, tetapi juga
menunjukan penggunaan kata jujur dalam beberapa bidang seperti pekerjaan dan pendidikan serta muncul
kategori waktu yang menunjukkan bahwa keadaan atau kondisi tertentu dapat mempengaruhi seseorang dalam
berlaku jujur.


This paper discusses meanings of honesty in the Javanese language based on their use in the corpus of the
Javanese language. The data used is an jujur honest word in the corpus web www.korpus.ui.ac.id. The source
of the corpus data was collected from several papers, literature, magazines, and school textbooks that were
published from 1950 to 2016. Furthermore, the data are grouped according to the words on the right side,
starting from R3 to R1 and the words on the left side, from L1 to L3 based on the frequency of MI Score. The
grouping is based on the UCREL Semantic Analysis System (USAS) to find out the categories of each word that
is confused with jujur words. The method used in this writing is a combined method of quantitative and
qualitative methods. The theory used in this paper is the semantic preference theory, which is a lexical item that
often appears together with the core words and constructs a certain meaning. The results of this study show that
jujur words collocate with quite a lot of words and not only in the category of action, but also to show the use of
the word jujur in several fields such as work and education and the time category shows that certain conditions
can affect someone in being honest.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2019
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Laura Pramacitra
"Penelitian ini menjelaskan mengenai kata pasrah dalam bahasa Jawa. Pada kamus bahasa Jawa (Poerwadarminta, 1939) secara leksikal kata pasrah merupakan sebuah tindakan, sedangkan berdasarkan definisi yang diajukan de Jong (1985) kata pasrah merupakan kata sifat. Terlihat adanya perbedaan kata pasrah. Secara gramatikal pasrah menurut de Jong (1985) berkategori adjektiva, sedangkan menurut Poerwadarminta (1939) berkategori verba. Hal itu menjadi pemicu dalam topik penelitian ini yakni bagaimana makna kata pasrah secara leksikal dan kontekstual? Sumber data yang digunakan berupa novel dengan judul Ronggeng Dhukuh Paruk (2014). Penelitian ini menggunakan metode kualitatif. Data dianalisis menggunakan semantik leksikal dan semantik kontekstual, serta analisis gramatikal. Hasil analisis menunjukkan bahwa kata pasrah dapat diartikan a) menyerahkan dalam hal konteks menitipkan, b) menyerahkan kepercayaan sepenuhnya kepada orang lain, c) berserah diri kepada Tuhan, d) patuh kepada Tuhan, dan e) menerima pada keadaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kata pasrah merupakan sebuah tindakan yang dapat diberi makna secara leksikal, kata pasrah dapat dimaknai secara kontekstual tergantung pada konteks kalimat, dan secara gramatikal kata pasrah berkategori verba yang mengisi fungsi predikat. Pasrah ditandai oleh pendampingan adverbia arep ‘akan’, kudu ‘harus’, dan verba klakon ‘terjadi’.

This study explains the word surrender in Javanese. In the Javanese dictionary (Poerwadarminta, 1939) lexically the word surrender is an action, while based on the definition proposed by de Jong (1985) the word surrender is an adjective. There is a difference in the word surrender. According to de Jong (1985), surrender grammatically is categorized as an adjective, while according to Poerwadarminta (1939) is in the category of verbs. This became the trigger for the topic of this research, namely what is the meaning of the word surrender lexically and contextually? The data source used is a novel with the title Ronggeng Dhukuh Paruk (2014). This study uses a qualitative method. Data were analyzed using lexical semantics and contextual semantics, as well as grammatical analysis. The results of the analysis show that the word surrender can be interpreted as a) surrendering in the context of entrusting, b) surrendering trust completely to others, c) surrendering to God, d) obedience to God, and e) accepting circumstances. The results of this study indicate that the word surrender is an action that can be given lexical meaning, the word surrender can be interpreted contextually depending on the context of the sentence, and grammatically the word surrender category of a verb that fills the function of the predicate. Surrender is indicated by the accompanying adverbs arep 'will', kudu 'must', and the verb klakon 'happens'."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Eni Maghfiroh
"Penelitian ini menjelaskan proses pembentukan kata majemuk dalam bahasa Jawa. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kata majemuk berdasarkan komponen pembentuknya. Kata majemuk adalah kata mandiri yang terdiri atas dua buah unsur atau lebih yang bentuknya berbeda. Oleh sebab itu, terdapat frasa dan kata majemuk yang sulit dibedakan. Sumber data yang digunakan pada penelitian ini adalah novel Pinatri Ing Teleng Ati karya Tiwiek SA (2015). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Kata majemuk diklasifikasikan atas tujuh kelompok (Sudaryanto, 1991). Penelitian ini berfokus pada penghadiran makna baru yang berambu-rambukan makna bentuk dasar. Data berupa kata majemuk yang berambu-rambukan makna bentuk dasar lebih banyak ditemukan di dalam novel dibandingkan kata majemuk lainnya. Data kata majemuk kemudian dikategorikan berdasarkan komponen pembentuknya menurut Poedjosoedarmo (1984). Setelah terbagi dalam subkelas kata, kata majemuk dianalisis berdasarkan hubungan komponen pembentuk kata majemuk dengan frasa maupun klausa. Selanjutnya, kata majemuk dianalisis perbedaan urutan kelas kata komponen pembentuk dan makna leksikalnya dengan frasa maupun klausa menurut Wedhawati (2006). Temuan dari penelitian ini adalah kata majemuk memiliki makna baru, dan makna baru tersebut masih memperlihatkan pertalian dengan makna komponen pembentuknya. Berbeda halnya dengan frasa dan klausa, hasil pembentukannya berdasarkan makna leksikal komponen pembentuknya. Selain itu, ditemukan pola verba-nomina pada kata majemuk yang polanya berbeda dengan frasa maupun klausa. Pada frasa dan klausa umumnya membentuk pola nomina-verba. Terakhir, ditemukan kata majemuk dengan pola adjektiva-verba yang berbeda dengan aturan frasa maupun klausa bahasa Jawa. Perbedaan tersebut menjadikan kata majemuk memiliki ciri khas yang berbeda dari frasa dan klausa.

This study describes the process of forming compound words in Javanese. This study aims to analyze compound words based on their constituent components. Compound words are independent words that consist of two or more elements that have different forms. Therefore, there are phrases and compound words that are difficult to distinguish. The data source used in this study is the novel Pinatri Ing Teleng Ati by Tiwiek SA (2015). This study used the descriptive qualitative method. Compound words are classified into seven groups (Sudaryanto, 1991). This research focuses on presenting a new meaning that is mixed with the meaning of the basic form. Data in the form of compound words that have mixed meanings in the basic form are found more commonly in the novel than in other compound words. Compound word data is then categorized based on its constituent components according to Poedjosoedarmo (1984). After dividing into word subclasses, compound words are analyzed based on the relationship between the components forming compound words with phrases and clauses. Furthermore, compound words are analyzed for differences in the word class order of the forming components and their lexical meanings with phrases and clauses according to Wedhawati (2006). The findings from this study are that compound words have new meanings, and these new meanings still show a connection with the meanings of their constituent components. Unlike the case with phrases and clauses, their formation results are based on the lexical meaning of the constituent components. In addition, verb-noun patterns were found in compound words that differed from phrases and clauses. Phrases and clauses generally form noun-verb patterns. Finally, compound words with adjective-verb patterns differ from the rules of Javanese phrases and clauses. These differences make compound words have different characteristics from phrases and clauses."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dyah Kusumaning Rahayu
"Penelitian ini membahas mengenai kata bermakna takut dalam korpus bahasa Jawa dan penggunaannya. Data yang digunakan adalah kata bermakna takut dalam bahasa Jawa yang bersumber dari kumpulan korpus bahasa Jawa Prodi Sastra Jawa UI. Korpus ini dikumpulkan dari beberapa literatur dan tulisan fiksi berbahasa Jawa. Selain itu, digunakan pula tiga buku antologi cerita cekak dengan cerkak terbitan tahun 1959-2020. Data yang ditemukan selanjutnya dikelompokkan berdasarkan kata di sebelah kiri, mulai dari L1 hingga L3 dan kemudian kata di sebelah kanan juga dikelompokkan mulai dari R1 hingga R3 berdasarkan frekuensi MI Score menggunakan piranti lunak Antconc. Berikutnya, kolokasi yang ditemukan dikelompokkan berdasarkan kategori pada Indonesian USAS (UCREL Semantic System) Semantic Tagset untuk mengetahui kategori setiap kata yang berkolokasi dengan kata bermakna TAKUT. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah semantic preference, yaitu unit leksikal yang sering muncul bersamaan dengan kata inti dalam membangun makna kalimat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kata takut berkolokasi dengan kata-kata yang beragam, seperti kategori tindakan emosional, tindakan sosial, tata bahasa, dan lainnya. Selain itu, kata takut jika berdampingan dengan kata tertentu akan memberikan makna lain, yakni derajat ketakutan. Derajat ketakutan ini muncul karena kata lain yang berkolokasi dengan takut.

This study discusses the word meaning takut ‘fear’ in the Javanese corpus and its use. The data used is a word that means takut ‘fear’ in Javanese, which comes from the collection of the Javanese language corpus of the UI Javanese Literature Study Program. This corpus is collected from several literatures and fiction writings in the Javanese language. In addition, three anthologies of short stories with short stories were used, published from 1959-2020. The data that were found were grouped based on the words on the left, starting from L1 to L3, and then the words on the right are also grouped from R1 to R3 based on the MI Score using Antconc software. Next, the collocations found are grouped by category in the Indonesian USAS (UCREL Semantic System) Semantic Tag Set to find the category of each word that collocates with the word meaning TAKUT. The theory used in this study is a semantic preference, a lexical unit that often appears together with the main word in constructing the meaning of a sentence. The results of this study indicate that the word fear collocates with various words, such as categories of emotional action, social action, grammar, and others. In addition, the word takut ‘fear’, when side by side with certain words, will give another meaning, namely the degree of takut. This degree of takut arises because of another word that collocates with takut."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Seta Aji
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai ragam bahasa yang ada pada surat-surat Keraton Yogyakarta. Sumber data dalam penelitian ini berasal dari surat-surat yang disimpan di Keraton Yogyakarta tahun 1941-1963. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kosakata yang dijadikan penanda ragam bahasa. Adapun ragam bahasa itu dipengaruhi oleh kedudukan atau status sosial penutur. Penelitian ini menggunakan teori mengenai ragam bahasa yang ditinjau dari segi pemakainya, khususnya kedudukan atau status sosial penutur (Mansoer Pateda, 1994). Selain itu, teori kebahasaan yang membahas kelas kata (Wedhawati dkk, 2006) juga digunakan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat beberapa kosakata yang memiliki ragam bahasa. Hal itu berdasarkan kedudukan atau status sosial penutur dan kawan tutur pada surat.

ABSTRACT
The focus of this study is about the variety of language ​​that exist in the letters of Keraton Yogyakarta. Sources of data in this study came from the letters stored in Keraton Yogyakarta in 1941-1963. This study aims to determine the words used as a marker of language variations. As for, the variety of languages ​​are influenced by the position or social status of the speaker. This study uses the theory of the variety of language ​​in terms of the uses, especially the position or social status of speakers from Mansoer Pateda (1994). In addition, the class of words theory from Wedhawati et al (2006) are also used. The method of this study is descriptive qualitative. The results showed that there are some words that have variety of language. It was based on the position or social status of speakers."
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2014
S57002
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Isna Maratu Rodiyah
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang makna Surat Al-Fatihah dalam Serat Suluk Ngabdulsalam. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui makna Surat Al-Fatihah yang ada dalam Serat Suluk Ngabdulsalam. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori segitiga makna Odgen dan Richards (1952). Hasil penelitian ini menemukan adanya kata-kata berupa bagian tubuh manusia yang sengaja digunakan Seh Ngabdulsalam dalam menterjemahkan makna Surat Al-Fatihah. Dengan mengaitkan antara bagian tubuh manusia dan Surat Al-Fatihah, maka makna Al-Fatihah yang sebelumnya asing terdengar bagi kehidupan masyarakat menjadi lebih mudah diterima karena menggunakan sarana bagian-bagian tubuh manusia.

ABSTRACT
This thesis discuses about the meaning of Al-Fatihah at Serat Suluk Ngabdulsalam. The purpose of this thesis is to determine the meaning of Al-Fatihah in Serat Suluk Ngabdulsalam. This thesis using qualitative research methods. The theory that using on this thesis is triangle meaning theory by Odgen and Richards (1952). The result of this thesis is to finding the words form part of the human body that intentionally used by Seh Ngabdulsalam to purpose the meaning of Al-Fatihah. By linking between part of human body and Al-Fatihah, then comes the easier way to learn the meaning about Al-Fatihah."
2015
S61147
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>