Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 87 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rio Nogo Akbar
"Penelitian terhadap tanaman pepaya Carica papaya L varietas IPB9 Callina dilakukan untuk menentukan stabilitas genetik F1 terkait ekspresi seks pada tanaman tersebut Penelitian dilakukan dengan mengamati organ generatif pada tanaman pepaya IPB9 yakni bunga betina dan bunga hermaprodit Stabilitas genetik F1 ditentukan berdasarkan Hukum Mendel II mengenai pasangan bebas dari setiap gen dan alel pada tanaman pepaya IPB9 Dari 100 tanaman pepaya IPB9 F1 yang ditanam di perkebunan pepaya komersial milik Bapak Petri di Parung Bogor didapatkan jumlah tanaman betina sebanyak 31 tanaman dan tanaman hermaprodit sebanyak 69 tanaman Hasil penghitungan jumlah bunga dari 31 tanaman pepaya betina didapatkan 55 bunga sedangkan dari 69 tanaman pepaya hermaprodit didapatkan 92 bunga Perbandingan jumlah tanaman pepaya betina dengan jumlah tanaman pepaya hermaprodit sebesar 1 banding 2 begitu pula dengan jumlah bunga pada tanaman pepaya betina dengan jumlah bunga pada tanaman pepaya hermaprodit sebesar 1 banding 2 Hasil pengamatan anatomi dari 92 bunga hermaprodit yang tumbuh semuanya adalah jenis elongata Stabilitas genetik F1 terkait variasi ekspresi seks pada tanaman pepaya varietas IPB9 sesuai dengan Hukum Mendel.

Research has been conducted for papaya Carica papaya L var IPB9 Callina to find out about the genetic stability on F1 linked to sex expression in that plant Research conducted by observing female flowers and hermaprodhite flowers which are generative organs of papaya IPB9 The genetic stability of F1 based on Mendel's second law about independent assortment on every genes and alleles in that papaya IPB9 plant About 100 F1 IPB9 papaya tree were planted in a commercial papaya plantation owned by Mr Petri in Parung Bogor have been founded female tree number as many as 31 trees and hermaphrodite tree as many as 69 trees The total number flower from 31 female trees are 55 flowers while from 69 hermaphrodite trees obtained 92 papaya flowers Thus the ratio number of female and hermaphrodite is 1 to 2 Anatomical observations of 92 hermaphroditic flowers in hermaphrodite trees are totally elongata Based on the amount of female trees and hermphrodite trees the amount of female flowers and hermaphodrite flowers and also the kind of all hermaphrodite flowers are elongata genetic stability of F1 linked to sex expression of papaya var IPB9 is corresponding to Mendelian's Law."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S52748
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dila Muliasari
"Telah dilakukan penelitian terhadap kayu Syzygium aqueum Syzygium cumini dan Syzygium jambos di FMIPA UI kampus Depok Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas serat kayu Syzigium tersebut sebagai kayu substitusi bahan baku kertas Kualitas serat kayu diketahui dengan cara mengukur dimensi serat dan menghitung nilai turunan dimensi serat Preparat maserasi kayu dibuat untuk pengukuran dimensi serat Kemudian nilai turunan dimensi serat dihitung berdasarkan data pengukuran dimensi serat Hasil pengukuran dimensi serat dan penghitungan nilai turunan dimensi serat dibandingkan dengan tabel standar kriteria Hasil yang didapatkan dari penelitian ini adalah ketiga serat kayu Syzygium tersebut masuk ke dalam kelas III Karakteristik serat kelas III yaitu serat pendek dan dinding serat relatif tebal

Research about wood fiber of Syzygium aqueum Syzygium cumini and Syzygium jambos in FMIPA UI Depok had been conducted This research is aimed for knowing the wood fiber quality of those three Syzygium wood as substitute wood for paper pulp making raw material Wood fiber quality can be analyzed by measuring fiber dimensions and calculate the fiber dimensions derived values Wood maseration slide preparations were made for measuring fiber dimensions Fiber dimension derivate value were calculated based on the measuring data of fiber dimensions The resulting data of fiber dimensions and their derived values were compared with the table of criteria standard The result shows that those three Syzygium wood are grouped in class III the fibers are short and have thick fiber wall "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S53373
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusi Rosalina
"ABSTRAK
Penelitian di areal konservasi di PT National Sago Prima bertujuan untuk
mendapatkan informasi terbaru komposisi floristik, struktur, dan kandungan
karbon di hutan rawa gambut, sebagai dasar dalam pengelolaan kawasan
konservasi kedepannya. Penelitian dilakukan pada Janauari-Februari 2012 dan
dilakukan pada 25 kuadrat berukuran 20 m x 20 m dengan total luasan
pengamatan 1 hektar. Lokasi penelitian merupakan hutan rawa gambut sekunder
dengan nilai keanekaragaman spesies tumbuhan dan kandungan karbon yang
tinggi. Total spesies yang ditemukan di areal penelitian adalah 73 spesies dari 38
famili. Spesies tingkat pohon diidentifikasi sebanyak 50 spesies (30 famili),
kerapatan 550 individu/ha, dominansi 18,32 m2/ha, dan Indeks keanekaragaman
Shannon-Wiener 3,05 (keanekaragaman spesies tinggi). Spesies tingkat pohon
dengan Nilai Kepentingan (NK) tertinggi adalah Pandanus atrocarpus Griff.
(NK= 45,86%). Tiga famili dengan NK tertinggi adalah: Pandanaceae (45,86%),
Myrtaceae (40,37%), dan Dipterocarpaceae (39,20%). Struktur hutan
didominasi oleh pohon dengan diameter di bawah 20 cm sebanyak 408 pohon/ha
(74,05% ). Tinggi pohon dominan menempati stratum bawah D dan E dengan
tinggi di bawah 20 m sebanyak 431 pohon/ha (78,36 %). Ditemukan 11 spesies
yang masuk ke dalam red list IUCN 2012, tiga diantaranya adalah: Shorea rugosa
(Critically endangered), Shorea tesymanniana (Endangered), dan Gonystylus
bancanus (Vulnerable). Biomassa dan kandungan karbon (C) di atas permukaan
tanah sebesar 149,18 ton/ha dengan 70,12 ton C/ha. Pohon (D > 10 cm)
memberikan nilai terbesar (56,29%) dari total biomassa dan kandungan karbon di
atas permukaan tanah sebesar 83,97 ton/ha dengan 39,47 ton C/ha. Biomassa dan
kandungan karbon di tingkat belta sebesar 20,69 ton/ha dengan 9,72 ton C/ha
(13,87%), tingkat semai dan tumbuhan bawah 0,03 ton/ha dengan 0,01 ton C/ha
(0,02%), nekromassa berkayu 24,06 ton/ha dengan 11,31 ton C/ha (16.13%), serta
serasah sebesar 20,44 ton/ha dengan 9,61 ton C/ha (13,70%). Persamaan alometri
yang dibuat khusus untuk Pandanus atrocarpus memberi nilai biomassa dan
kandungan karbon sebesar 5,16 ton/ha dengan 2,42 ton C/ha. Karbon di bawah
permukaan tanah sebesar 464.895,94 ton C/ha, dengan kedalaman gambut rerata
5,5 m, bobot isi tanah rerata 0,18 g/cm3, serta kandungan C organik rerata 46,6 %.
Di seluruh koridor hutan konservasi penyangga kubah gambut seluas 541 ha, total
biomassa dan kandungan karbon di atas permukaan tanah adalah 80.708,64 ton
dan 37,934 ton C, dan total kandungan karbon di bawah permukaan tanah adalah
238,96 juta MT C.
ABSTRACT
Study of the floristic composition, structure, and estimation of carbon storage of
the peat swamp forest in PT National Sago Prima, aims to get the latest
information of the subject as a basis for future management of the conservation
area. The research was conducted in January - February 2012 using the 25
quadrats measuring 20 m x 20 m ach, covering sampled area of 1 hectare. The
results showed that the study site is a regenerating peat swamp forests having high
plant species diversity and high carbon stock content. Total species found in the
study area were 73 species of 38 families. Tree species recorded about 50 species
(30 families), tree density was 550 individuals/ha, and total tree basal area was
18.32 m2/ha. The Shannon-Wiener’s Diversity Index for tree of 3.05 (high species
diversity). Tree species with the highest Importance Values (IV) was Pandanus
atrocarpus Griff. (IV= 45.86%). The tree families with the highest IV were
Pandanaceae (45.86%), Myrtaceae (40.37%), and Dipterocarpaceae (39.20%).
Forest structure dominated by trees with diameter below 20 cm amonting to 408
trees/ha (74.05%). The forest canopy was dominated by trees in the D and E
strata with height of less than 20 m, and density of 431trees/ha (78.36%). Eleven
species can be included in the IUCN red list e.i.: Shorea rugosa F. Heim
(Critically Endangered), Shorea tesymanniana Dyer ex Brandis (Endangered), and
Gonystylus bancanus (Miq.) Kurz (Vulnerable). The total aboveground biomass
and carbon (C) storage was 149.18 ton/ha with 70.12 ton C/ha. Tree biomass and
carbon content was the highest component (56.29%) of aboveground biomass and
carbon content about 83.97 ton/ha with 39.47 ton C/ha. Biomass and carbon
content of saplings about 20.69 ton/ha with 9.72 ton C/ha (13.87%), seedlings and
undergrowth plants 0.03 ton/ha with 0.01 ton C/ha (0.02%), woody necromass
24.06 ton/ha with 11.31 ton C/ha (16.13%), and littter 20.44 ton/ha with 9.61 ton
C/ha (13.70%). The allometric equation specially developed for Pandanus
atrocarpus gave the total biomass and carbon content of 5.16 ton/ha with 2.42 ton
C/ha. Mean peat soil depth was 5.5 m, mean bulk density of 0.18 g/cm3, and
mean organic C of 46.6 %. The estimated C content in one hectare of peat soil in
the study site was 464,895.94 MT C/ha. In the entire forest corridor of peat dome
buffer zone constituting the conservation area of 541 ha, the total aboveground
biomassand carbon storage were estimated to be 80,708.64 ton and 37,934.00 ton
C, while the total underground carbon was 238,96 million MT C."
2013
T35985
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tirta Suganda
"Studi potensi regenerasi pohon di Hutan Kota Universitas Indonesia telah dilakukan pada bulan Februari-April 2014. Penelitian menggunakan data sekunder dari penelitian Toni (2009). Data diambil dari 42 kuadrat yang masing-masing berukuran 20x20 m untuk memperoleh data tingkat pohon, subpetak berukuran 10x10 m digunakan untuk memperoleh data tingkat tiang, subpetak berukuran 5x5 m digunakan untuk memperoleh data tingkat pancang, dan subpetak berukuran 2x2 m digunakan untuk memperoleh data tingkat semai. Data sekunder tersebut diolah untuk mendapatkan data vegetasi, kemudian dilakukan analisis potensi regenerasi pohon. Tercatat sebanyak 417 individu pada tingkat semai yang termasuk ke dalam 17 famili dan 36 spesies. Tiga spesies yang memiliki kerapatan tertinggi adalah Intsia bijuga Kuntze. (80), Hevea brasiliensis Muell. Arg. (56), dan Ficus hirta (46). Sebanyak 387 individu yang termasuk ke dalam 43 spesies dan 22 famili tercatat pada tingkat pancang. Tiga spesies yang memiliki kerapatan tertinggi adalah Ficus hirta (55), Psychotria viridiflora Reinw. Ex Bl. (41), dan Grewia tomentosa (41). Sebanyak 76 individu yang termasuk ke dalam 29 spesies dan 15 famili tercatat pada tingkat tiang. Tiga spesies yang memiliki kerapatan tertinggi adalah Swietenia mahagoni (12), Grewia tomentosa (10), dan Macaranga tanarius (7). Kemampuan regenerasi pohon di Hutan Kota Universitas Indonesia masuk dalam kategori baik, terdapat 23 spesies (69,7%) dari 33 spesies pohon yang mampu melakukan regenerasi dan 9 spesies (27,27%) diantaranya memiliki regenerasi lengkap. Fabaceae, Meliaceae, Euphorbiaceae, Tiliaceae, dan Moraceae merupakan famili yang memiliki potensi regenerasi yang baik dan akan mengisi tegakan hutan di masa yang akan datang.

A study of tree regeneration potential in urban forest of Universitas Indonesia was conducted in Februari—April 2014. Research was using secondary data from Toni (2009). Location was established was divided into 42 quadrats 20x20 m each which used to obtain trees data, plots of 10x10 m each which used to obtain pole data, plots of 5x5 m each which used to obtain sapling data, and plots of 2x2 m each which used to obtain seedlings data. The secondary data was processed to obtain vegetation data, and tree regeneration analysis then conducted. We recorded 417 individuals of trees seedling, representing 36 species and 17 family. Three species which had highest density of seedlings were Intsia bijuga Kuntze. (80), Hevea brasiliensis Muell. Arg. (56), and Ficus hirta (46). At the sapling stage, 387 individuals were recorded representing 43 species and 22 family. Three species which had highest density of saplings were Ficus hirta (55), Psychotria viridiflora Reinw. Ex Bl. (41), and Grewia tomentosa (41). At the pole stage, 76 individuals were recorded representing 29 species and 15 family. Three species which had highest density of poles were Swietenia mahagoni (12), Grewia tomentosa (10), and Macaranga tanarius (7). Forest tree regeneration ability in urban forest of Universitas Indonesia was counted into a good category. A total of 23 species (69,7%) of 33 tree species were regenerating in plot and 9 species (27,27%) have a complete regeneration phase. Fabaceae, Euphorbiaceae, Tiliaceae, dan Moraceae were a family that has a good potential for regeneration and will filling the forest in the future.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S57875
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rini Puspita Irawati
"ABSTRAK
Penelitian pengaruh limbah cair pabrik karet terhadap kadar klorofil
Chlorella pyrenoidosa Chick telah dilakukan di Laboratorium Ekologi Jurusan
Biologi FMIPA UI Depok. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui
pengaruh beberapa konsentrasi limbah cair pabrik karet dan waktu kultur
terhadap kadar klorofil C. pyrenoidosa Chick. Rancangan penelitian
menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 6 perlakuan yaitu medium
Beneck, medium Iimbah cair pabrik karet konsentrasi 0%, 25%, 50%, 75%,
dan 100% menggunakan 3 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
rerata kadar klorofil tertinggi pada akhir pengamatan (t12) terdapat pada
perlakuan medium limbah cair konsentrasi 50% yaitu 20, 5179 φg/ml,
sedangkan rerata kadar klorofil terendah terdapat dalam perlakuan Iimbah
cair pabrik karet konsentrasi 0% yaitu 1,6240 φg/ml. Analisis data kadar
klorofil menggunakan uji Friedman pada α 0.05 menunjukkan bahwa
medium perlakuan dan waktu kultur berpengaruh terhadap kadar klorofil
C. pyrenoidosa Chick. Uji perbandingan berganda Dunnet pada α = 0.05
menunjukkan adanya perbedaan hasil perlakuan pada medium limbah cair
konsentrasi 0% dengan limbah cair konsentrasi 25%, 50%, 75%, dan 100%;
medium Beneck dengan Iimbah cair konsentrasi 25%, 50%, 75%, dan 100%; dan limbah cair konsentrasi 50% dengan 100%; serta adanya perbedaan
hasil perlakuan pada waktu kultur t0 dengan t3 dan t9 dengan t12. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Universitas Indonesia, 1998
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A. Liana Johari
"Penelitian pengaruh beberapa konsentrasi limbah cair tahu terhadap pertumbuhan Chiarella spp. telah dilakukan di laboratorium Ekologi, Jurusan Biologi, FMIPA Ul. Penelitian tersebut bertujuan untuk mengetahui pengaruh beberapa konsentrasi limbah cair tahu terhadap kerapatan sel Ch/orella spp. saat peak dan mengetahui konsentrasi limbah cair tahu yang optimum untuk pertumbuhan Chiarella spp. Rancangan penelitian adalah rancangan acak lengkap dengan 6 perlakuan, yaitu 0% (kontrol di dalam medium Beneck) dan medium limbah cair tahu pad a konsentrasi 1 0, 20, 30, 40, dan 50%.
Hasil penelitian menunjukkan ada kenaikan kerapatan sel dari konsentrasi 0 (kontrol) sampai 20%, kemudian menurun pada konsentrasi 30 sampai 50%. Kerapatan sel saat peak tertinggi (22,812x1 06 sellml) dicapai pada perlakuan 20% di hari ke-10,6 dan kerapatan.sel terendah (1,892x106 sel/ml) dicapai pada perlakuan 50% di hari ke-3,66. Hasil dari keenam perlakuan tersebut menunjukkan bahwa konsentrasi 20% merupakan konsentrasi yang optimum untuk pertumbuhan Chlorella spp .. Hasil uji perbandingan berganda a= 0.05 menunjukkan perbedaan nyata antara pasangan kelompok perlakuan terhadap kerapatan sel saat peak kecuali, perlakuan 0 dan 30%, 10 dan 20%, 40 dan 50%."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
S31046
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ifan Iqbal Bajeri
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2000
S31178
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zakiyyah Dwimona Jamboreyna
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2002
S31165
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fardiah
"Telah dilakukan penelitian induksi kalus tangkai daun majemuk ke-3 antara anak daun ke-2 dan ke-3 (t-2.3) Murraya paniculata (L.) Jack. pada medium Murashige & Skoog (MS) 1962 modifikasi dengan konsentrasi 2,4-Dichlorophenoxyacetic Acid (2,4-D) (0; 0,5; 1; 1,5; 2) mgl-1 dan Kinetin (0; 0,25; 0,5; 0,75) mgl-1. Penelitian dilakukan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhandan Laboratorium Biologi Perkembangan, Departemen Biologi, FMIPA UI, Depok, selama 5 bulan. Kultur dipelihara selama 8 minggu, dalam ruang gelap.
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa kalus hanya tumbuh pada medium dengankonsentrasi 2,4-D (0,5; 1; 1,5; 2) mgl-1 tunggal maupun dikombinasikan dengan Kinetin 0,25 mgl-1. Kalus berwarna putih, krem keputihan, krem kecokelatan, dan cokelat, serta bertekstur remah-kompak. Persentase eksplan yang membentuk kalus 10--80%, inisiasi kalus 15--24,33 hari, berat basah dan berat kering eksplan yang membentuk kalus maupun tidak, masing-masing 2,35--51,37 mg dan 0,41--3,86 mg, kategori kalus 1--4,42.
Berdasarkan rekapitulasi hasil pengamatan parameter kuantitatif, perlakuan D (1,5 mgl-1 2,4-D) merupakan perlakuan terbaik untuk induksi kalus t-2.3 M. paniculata, karena memiliki peringkat tertinggi. Berdasarkan pengamatan mikroskopis, kalus diduga berasal dari jaringan korteks dan kambium."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S31454
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadhillah
"Telah dilakukan penelitian induksi kalus internodus ke-2 Murraya paniculata (L.) Jack. pada medium Murashige & Skoog (MS) 1962 modifikasi dengan penambahan konsentrasi asam 2,4-Diklorofenoksiasetat (2,4-D) dan Kinetin yang bervariasi. Perlakuan berupa penambahan 2,4-D (0; 0,5; 1; 1,5; 2) mgl-1 dikombinasikan dengan Kinetin (0; 0,25; 0,5; 0,75) mgl-1. Eksplan dikultur selama 8 minggu tanpa pencahayaan. Penelitian dilakukan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Departemen Biologi FMIPA UI, Depok.
Hasil penelitian menunjukkan semua eksplan dapat membentuk kalus pada semua kombinasi perlakuan kecuali pada perlakuan tanpa penambahan 2,4-D dan Kinetin serta penambahan Kinetin tunggal. Inisiasi kalus 11,4-- 21,25 hari; persentase pembentukan kalus tiap perlakuan 40--100%; rata-rata berat basah dan berat kering kalus masing-masing 1,70--52,48 mg dan 0,49--6,36 mg.
Kalus umumnya berwarna krem keputihan, bertekstur remah--remah kompak. Kalus berasal dari jaringan korteks dan kambium. Perlakuan E (penambahan 2,4-D 2 mgl-1) merupakan perlakuan yang paling baik dalam menginduksi kalus karena memiliki persentase pembentukan kalus 100%, inisiasi kalus 12,4 hari, berat basah kalus 52,48 mg dan berat kering kalus 6,36 mg. Hal tersebut berdasarkan peringkat parameter kuantitatif."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2007
S31459
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9   >>