Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Novita Dyah Utami S.A.
Abstrak :
Zat warna yang ditambahkan ke dalam makanan dengan tujuan membuat makanan tersebut menjadi lebih menarik tidak semuanya aman untuk dikonsum-si. Secara teoritis dan berdasarkan percobaan diketahui bahwa zat warna sintetik golongan azo dapat menimbulkan kanker. Karena metabolitnya yaitu amin aro-matis primer bersifat karsinogen. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis zat warna yang ada pada makanan berwarna merah, kuning dan jingga. Ekstraksi dilakukan dengan menggunakan serat bulu domba. Identifikasi senyawa azo di-lakukan dengan merefluks larutan hasil ekstraksi menggunakan serbuk seng hingga senyawa azo tereduksi. Penambahan pereaksi p-DAB HCl membuktikan terdapatnya gugus amin aromatis primer yang menunjukkan adanya senyawa azo. Nilai Rf hasil kromatografi kertas menunjukkan bahwa zat warna azo pada sampel saos cabai adalah Ponceau 4R dan Sunset Yellow FCF, sedangkan pada sampel kerupuk merah dan kerupuk jingga adalah Sudan I. Penentuan kadar Ponceau 4R dan Sunset Yellow FCF pada saos cabai dilakukan secara spektrofotometri UV-Vis menggunakan metode analisis multikomponen, hasilnya menunjukkan kadar Ponceau 4R sebesar 0,00378 dan Sunset Yellow sebesar 0,0218 %.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2005
S32501
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kurota Aini
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1996
S32027
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meryanti
Abstrak :
Vitamin E merupakan salah satu vitamin yang sering dijumpai dalam produk kosmetik. Vitamin ini tidak hanya berfungsi sebagai pelembab alami tetapi juga memiliki aktivitas sebagai antioksidan, anti radang dan melindungi kulit dan kerusakan yang diakibatkan oleh sinar ultra violet. Sabun sebagai salah satu kosmetik pembersih juga menggunakan vitamin E yang berperan sebagai pelembab alami dan antioksidan. Penelitian jul bertujuan untuk mencari metode analisis vitamin E secara kromatografi gas dengan menggunakan kolom baja tahan karat yang berisi OV-17 3% dalam Kromosorb WHIP 80/100 mesh, dengan panjang kolom 1 m, diameter 3,2 mm, detektor ionisasi nyala dan gas N 2 sebagai pembawa. Penyiapan sampel dilakukan dengan cara penyarian menggunakan heksan. Hasil optimum metode kromatografi gas dicapai pada temperatur kolom 230°C, temperatur ruang suntik 300°C dan temperatur detektor 300°C. Atenuasi rekorder 2, sensitivitas detektor 102 dan tekanan gas N2 300 kPa. Analisis menggunakan metode mi memberikan basil uji perolehan kembali sebesar 98,76% ± 0,76 %. Kadar vitamin E sebagai a-tokofenl asetat yang terdapat dalam empat sampel sabun berkisar antara 0,05%-0,09%. ......Vitamin E is one of the vitamin which is often found in cosmetic products. The function of vitamin E are a natural moisturizer, anti-inflammatory, antioxidant and skin protector against the damage caused by ultra violet radiation. Soap as one of the cleansing cosmetics also uses vitamin E as a natural moisturizer and antioxidant. The aim of this research is to find the method of analysis vitamin E by using Gas Chromatography with stainless steel column containing stationary phase OV-17 3 % in Chromosorb WI-IP 80/100 mesh, 2 m length, 3,2 mm diameter, flame ionization detector and N2 as a carrier gas. The sample preparation was done by extraction using hexane. And optimum / result of Gas Chromatography at column temperature 230°C, injector port temperature 300°C and detector temperature 300°C. Recorder attenuation 2, sensitivity detector 102 and N2 gas pressure 300 kPa. The recovery test of this method have 98,76% ± 0,76%. The concentration of vitamin E as a-tocopheryl acetate in four soap samples were 0,05%-0,09%.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1998
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desy Kuncoro
Abstrak :
Indonesia memiliki keanekaragaman hayati tinggi di dunia yang belum seluruhnya dikelola secara maksimal. Hanya sebagian kecil yang dimanfaatkan oleh nenek moyang sebagai obat tradisional. Penelitian perfu dilakukan agar tanaman sebagai obat tradisional dapat dipertanggungjawabkan secara medis. Salah satu tanaman yang sering digunakan adalah suruhan yang memiliki potensi untuk menurunkan kadar asam urat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol herba suruhan terhadap penurunan kadar asam urat dalam darah pada tikus putih jantan yang diinduksi dengan kofein. Sebanyak 35 tikus galur SpragueDawley dengan berat antara 200 hingga 250 gram dibagi menjadi 7 kelompok. Satu kelompok sebagai kontrol normal diberikan larutan karboksimetilselulosa 0,5%. Bahan uji diberikan peroral dengan tiga variasi dosis yaitu 648; 1296 dan 2592 mg/200 9 bb. Dua kelompok sebagai kelompok pembanding yang diberikan masing-masing alopurinol dan Prouric®. Pengukuran kadar asam urat dilakukan dengan metode kolorimetrik enzimatik pada panjang gelombang 520 nm. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak etanol herba suruhan dapat menurunkan kadar asam urat dalam darah pada tikus putih jantan yang diinduksi dengan kofein. ......Indonesia has a tremendous biodiversity in the world which has not been used effectively. Just a little parts of those that had been used by our ancestor. Its very important to develop research so medicinal plants can be medically approved. One of the medicinal plants is shining bush (Peperomia pel/ucida [L] H.B.K). This plant has been used empirically to decrease uric acid level on blood. The aim of this research is to prove the antihyperuricemia activity of the shining bush extract on male white rats which have been treated with coffein. In this research, thirty five male Sprague-Dawley rats weighing 200-250 grams were divided into seven groups. One group were received 0.5% carboximetilselulose solution as the normal control. Extract was given orally in three variation doses i.e: 648; 1296 and 2592 mg/200 g bw. While 2 groups served as positive control that received allopurinol and Prouric®. Uric acid level was determined by colorimetric on wavelength at 520 nm. The result of this study showed that administration of shining bush extract reduced uric acid level of male white rats which have been treated with coffein.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2004
S32484
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Mauizzati
Depok: Universitas Indonesia, 1985
S31926
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hayun
Abstrak :
Telah dil p kukan uji teratogenisitas kiorpropamida pada mencit strain Biomedis, bertujuan untuk lebih dapat meramalkan apakab kiorpropamida menyebabkan cacat bawaan pada manusia atau tidak. Dosis kiorpropamida yang diguriakan adalah 50 mg/kg BB, 200 mg/kg BB dan 400 mg/kg BB (lebih kurang setara dengan 5X, 20X dan 40X dosis lazim tertinggi pada manusia), diberikan per oral melalul sonde lambung. Dalam penelitian ml digunakan dua kelompok kon-. trol. Kelompok kontrol I tidak diberikan apa-apa kecuali makarian dan minuman ad libitum seperti halnya kelompok lainnya, sedangkan kelompok kontro]. II diberikan suspensi CNO (vehikel) 0,5%. Pemberian obat kepada kelompok kelola dan suspensiCj kepada .kelompok' kontrol II dilakukan selama 10 hari yaltu dari hari ke 6 sampal dengan 15 keharnilan. (selarna periode organogenesis). J1encit dimatikan pada hari ke 18 kehamilan dengan eter dan dilakukan histerektomi. - Pemeniksaan yang dilakukan : juml.ah fetus hidup dengan Cacat bawaan (eksternal dan internal termasuk cacat tulang rangka) yang dapat dilihat secara makroskopis dan jenis Cacat bawaan yang terjadi, jumlah fetus hidup tanpa cacat,jumlah resorpsi dri fetus mati intrauterus. Juga dianalisa kenaikari berat bp d.an mencit seisma kehamilan. Klorpropamlda dosis 50 mg/kg BB per hari tidk menunjukkan efek yang bermakna balk terhadap terjadinya Cacat bawaan (Fisher test), terhadap frekuensi resorpsi dan fetus mati intrauterus (Chi-square test), maupun terhadap kenaikan berat badan induk mencit selama kehamilan (Test analisa vanians satu arah dan student 't' test). Kiorpropamida dosis 200 mg/kg BB per . hari menunjukkan efek yang bermakna terhadap terjadinya cacat bawaan (Fisher test), tetapi tidak menunjukkan efek yang bermakna terhada.p frekuensi resorpsl dam kematlan fetus intrauterus (Chi-square test) dan terhadap kenaikan berat badan induk mencit sela.ma kehmllan (Test analisa vanians satu arah dan student I t' test). Kiorpropamida dosis. 400 mg/kg BB per hari menunjukkan efek yang bermakna terhadap terjadlnya cacat bawaan (Fisher test), terhadap frekuensi resorpsi dan kematian fetus intrauterus (chi-square test) dan terhadap kenaikan berat badan induk mencit selama keharnhla.n (Test analisa vanians satu srah dan student 't' test). Jenis cacat bawsan yang merupakan efek yang bermakna ds.ri kiorpropamida adiah 'cleft palate' (Fisher test). ......The teratogenicity of chiorproparnide has been investigted on Biomedis strain mice, in order to be able to predict whether chiorpropamide causes congenital mall ormations in man or not. The dosages of 50 mg/kg B.W., 200 mg/ kg B.W. and 400 mg/kg B.W. (equivalent to about 5, 20 9 and 40 times the higest usual dose in man) daily were used,, They were given orally with a stomach tube. This investigation had two control groups. The first one was given nothing except diet given ad libitum and the second one was given suspension of 0,5 % CMC. ChJorpropnmlde suspensions ind CMC suspension were respectively given to treated groups of mice and the second control group for 10 days i.e. on 6 to 15th of gestation day (orgsnogenesis period). The animals were sacrificed on 18th day of pregnancy by an over dose of ether. The number of all living and intact, dead and resorbed, and malformed fetuses (evaluated macroscopically), the kind of malformations (external and internal malformations, including skeletal defects) were observed and recorded. The weight gain along the pregnancy were also analysed. With dnily doses of 50 mg/kg B.W. , chlorpropimide didn't show significant effects on the congenital anomalies prevalence (Fisher test), the frequency of resorptions and intrauterine deaths (Chi-square test) and the weight gain along the pregnancy (Analysis of variance one way test and Student 't' test). With daily doses of 200 mg/kg B.W., chiorpropamide showed significant effect on the congenital anomalies prevalence (Fisher test), but it didn't show significant effect on the frequency of resorptions and Intrauterine deaths (Chi-square test) and the weight gain along the pregnancy (Analysis of variance one way test and Student 't' test). With daily doses of 400 mg/kg B.W., chiorpropamide showed significant effects on the congenital anomalies prevalence (Fisher test), the frequency of resorptions and intrauterine deaths (Chi-square test) and the weight gain along the pregnancy (Analysis of variance one way test and Student I t' test). The kind of congenital anomaly which was significant effect of chiorpropamide was cleft palate (Fisher test).
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1986
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evi Azizah
Abstrak :
ABSTRAK
Akhir-akhir ini dikenal obat tradisional cina " Pien Tze Huang " , yang berdasarkan data empiris dikatakan dapat digunakan untuk mengobati berbagai penyakit. Salah satu khasiatnya adalah untuk pengobatan peradangan dan berbagai penyakit inflamasi. Untuk mendapatkan bukti efektifitasnya, telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk melihat pengaruh pemberian peroral suspensi " Pien Tze Huang " dalam CMC 0,5% terhadap udem yang ditimbulkan dengan injeksi 0,2 ml larutan karagenin ( 10 mg/ml dalam NaC1 0,9% ) secara subplantar pada tikus putih. Dalam penelitian ini digunakan tikus putih jantan jenis LMR ( Lembaga Makanan Rakyat ) dengan berat badan antara 160 - 265 gram. Tiga kelompok hewan uji diberi suspensi Pien Tze Huang dalam CIMC 0,5% dengan 3 dosis bèrtingkat 20 2 kO, 80 kali dos±s sehari pada manusia, 3 jam sebelum injeksi karagenin. Satu kelompok diberi obat pembanding Natrium diklofenak dengan dosis 20 kali dosis sehari pada manusia, yang diberikan sesaat sebelum injeksi karagenin. Satu kelompok diberi suspensi CMC 0,5% dan satu kelompok tidak diberi perlakuan apa-apa ( hanya diradangkan saja ).
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tuti Mulyaharti
Abstrak :
ABSTRAK
Teh adalah minuman yang sangat digemari oleh masyarakat. Teh mempunyai aroma yang wangi dan rasa yang khas. Dikatakan; bahwa penggunaan yang berlebihan, dari teh dapat mengganggu kesehatan. Penelitian sebelumnya yang dilakukan di Jurusan Farmakologi FK-UI, menyatakan bahwa ekstrak teh hijau dapat menyebabkan. keiainan kimroskopis hati pada mencit. Untuk melihat lebih jelas efek toksik dari ekstrak. teh hijau. ini maka dilakukan penelitian lanjutan tentang pengaruh ekstrak teh hijau terhadap fungsi hati, degan meggunakan tikus sebagai hewan. percobaan. Pada penelitian ini tikus diberikan ekstrak teh hijau dengan dosis yang berbeda-beda. Kelompok pecobaan. di berikan ekstrak teh hijau setiap hari, dengan dosis 150 mg/ kg berat badan, 750 , mg/kg berat badan dan 3750 mg/kg berat badan, selama 90 hari. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa Pemberian ekstrak teh hijau dengan dosis rendah dan sedang tidak memengaruhi berat badan sedangkan pada dosis tinggi dapat menyebabkan penurunan berat badan. Demikian pula dengan kenaikan aktivitas SGPT dan SGOT, hanya terjadi pada pemberian ekstrak teh hijau dengan dosis tinggi.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endah Normayati
Abstrak :
Ièlth dilakukan suatu penelitian "Cross sectional study" pada para akseptor yang telah rnenggunakan kontrasepsinya antara 1 - 4 tahun dibandingkan dengan wanita yang baru akan menggunakan p11. Ada 3 golongan subyek penelitian, .yai tu akseptor KB yang telah menggunakan p11 oral kombinasiberisi mestranol 0,05 mg dan noretindron 1 mg secara terusrnenerus, akseptor KB yang telah menggunakan AKDPL tipe Lippes Loop secara terus menerus dan wanita yang baru akan menggunakan pil dan minimal 3 bulan sebéluinnya tidak menggunakan alat kontrase p si apaun. Masing-masing golongan terdiri darf 30 orang, berusia 20 - 35 tahun. Penentun kadar, kolesterol total den-an metode Siedel dkk. Kolesterol-HDL ditentukan dengan metode Burstein dkk. Trigliserida ditentukan dengan metode Wahlefeld dkk. Sedang kan kolesterol-LDL ditentukan secara tidak langsung dengan menggunakan rumus Friedewald; kesemuanya dilakukan dengan menggunakan Kits Boehringer Mannheim. Dengan uji statistik Anova satu arah dan tes "q", didapatkan hal-hal berikut Kadar rata-rata kolesterol total. dan kolesterol-LDL pada akseptor p11 oral lebih tinggl bermakna dari wanita yang tidak menggunakan alat kontrasepsi (p < 0,05). Sedangkan pada akseptor p11 oral lebih tinggi dari AKDR, tetapi perbedaannya tidak berrnakna pada "level significance" 5%. Kadar rata-rata trigliserida pada akseptor pil oral lebih tinggi bermakna dan. akseptor AKDR dan wanita yang tidak menggunakan alat kontrasepsi ( p < O ,05). Kadar rata-rata k lesterol total, kolesterol-LDL dan tnigliserida pada akseptor AKDR leblh tinggi dari wanita yang tidak menggunakan alat kontrase p si, tetapi perbedaannya tidak bermakna pada "level significance" 5%. Tidak terdapat perbedaan bermakna dari kadar rata-rata kolestero1-HDL dan berat badan antara akseptor p11 oral, AKDR dan wanita yang tidak menggunakan alat kontrasepsi. Usia rata-rata akseptor p11 oral dan AKDR lebib tinggi bermakna dari wanita yang tidak menggunakan alat kontrasepsi (P-< 0,05), sedangkan akseptor AKDR lebih tinggi dari p11 oral, tetapi perbedaannya tidak bermakna pada "level significance" 5%. Wanita yang tidak menggunakan alat kontrasepsi tidak mempunyai keluhan apapun, sedangkan akseptor AKDR mempunyai lebih banyak keluhan subyektif yang menyangkut adanya faktor mekanis dalam saluran reproduksi daripada akseptor pil oral. ......A cros sectional study was done on acceptors who - have been using their contraception between 1 - LI years.It was compared with women who will have used of the pill. - There were 3 groups of subject acceptors who have been - using combination oral contraceptives (0,05 mg mestranol + I mg noretindrone ) continuously, acce ptors who have been - using Intrauterine Device (IUD) continuously, and women who will have used of the pill and they were not using contraception (minimum 3 months before treatment). P1 thod of Siedel et al. was used to measure the to - tal Cholesterol levels; and Burstein et al. to measure the HDL-Cholesterol; and ahlefeld et al. to measure the Tn - glyceride. Indirect method of Fniedewald was used to estimate the LDL-Cholesterol. The Boehringer MannheimKits were used for this purposes. By using the "One way analysis of variance" and test "q", it was found that The man levels of total Cholesterol and LDL-Choles terol in oral pill acceptors were significantly higher - than nonusers (p < 0 ,05). Oral pill acceptors were higherthan IUDs, but not significant ( p > 0 , 0 5) . The mean level - of Tniglyceride in oral pill acceptors was significantly - higher than IUDs and nonusers (P< 0,05). The mean levels of total Cholesterol, LDL-Cholesterol and Triglyceride in- IUD acceptors were higher than nonusers, but not signifi - cant (P> 0 ,05). There were significant different of the - mean level of HDL-Cholesterol and body weight between oral pill, IUD acceptors and nonusers. The mean ages of oral - pill and IUD acceptors were significantly higher than nonu sers (p < 0,05). IUD acceptors was higher than oral pill,- but not siificant (P> 0,05). No corrlaint was found for nonusers; and IUD accep - tors had more subjective complaint than oral gills in rela tion with mechanic factor in the reproductive tube.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1986
S31682
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nina Razina
Abstrak :
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian "Cross sectional study" pada akseptor yang telah menggunakan kontrasepsi hormonal antara 1 sampai 5 tahun d bandingkan dengan akseptor yang menggunakan kontrasepsi bukan hormonal Tujuan penelitian ini adalah mengetahui perbedaan kadar glukosa darah dan "glycosylated protein" (HbA 1) pada akseptor yang telah menggunakan kontrasepsi hormonal jangka lama dan pada mereka yang menggunakan AKDR tipe Lippes Loop. Ada 2 golongan subyek penelitian yaitu akseptor KB yang telah menggunakan pil oral kombinasi Noriday, yang berisi mestranol 0,05 mg dan noretindron 1 mg secara terus menerus, dan akseptor KB yang telah menggunakan AKDR tipe Lippes Loop secara terus menerus. Masing-masing golongan terdiri dari 40 orang berusia antara 20 sampai 40 tahun Penentuan kadar glukosa darah dengan metode Trinder dkk Hemoglobin A, di tentukan dengan modifikasi menurut. Schneck dan Schoeder : kesemuanya dilakukan dengan menggunakan Kits Boeheringer Mannheim. Dengan uji statistik "student t-test " di dapatkan hal-hal sebagai berikut Kadar rata-rata glukosa darah pada akseptor pil oral lebih tinggi bermakna dari akseptor AKDR. Tidak terdapat perbedaan bermakna dari kadar rata-rata "glycasylated" HhA 1 , usia dan berat badan antara akseptor pil oral dan AKDR.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1987
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>