Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Martha Eventina Christi
"Usaha Laundry di Indonesia memiliki peluang pengembangan ekonomi yang tinggi. Namun, limbah cair laundry di Indonesia belum memiliki peraturan lingkungan yang baik terhadap pengusaha jasa laundry. Constructed wetland dapat digunakan sebagai pengolahan biologis limbah cair yang sustainable, memanfaatkan energi yang rendah, dan tidak membutuhkan biaya yang tinggi untuk mengolah limbah cair laundry. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengevaluasi kemampuan dan korelasi organic loading rate (OLR) terhadap efisiensi penyisihan serta konstanta tingkat penyisihan (R); tingkat penyisihan areal (kA), dan tingkat penyisihan volumetrik (kV) dalam laju degradasi chemical oxygen demand (COD) dan biochemical oxygen demand (BOD) pada horizontal sub-surface flow constructed wetlands dengan tanaman bambu air (Equisetum hyemale) dalam mengolah limbah cair laundry. Penelitian ini menggunakan horizontal constructed wetlands dan tipe aliran sub-surface flow (SSF) dengan media tanah, pasir, dan kerikil dimana reaktor 1 menggunakan 120 tanaman dan reaktor 2 menggunakan 200 tanaman. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa reaktor 1 HSSF CW dengan tanaman E.hyemale menghasilkan rata-rata efisiensi penyisihan COD sebesar 86,04% dan BOD sebesar 88,10% sedangkan reaktor 2 menghasilkan rata-rata efisiensi penyisihan COD sebesar 88,22% dan BOD sebesar 90,30%. Organic loading rate yang diterima oleh reaktor 1 dan reaktor 2 HSSF CWs dengan tanaman E. hyemale tidak memiliki korelasi yang cukup signifikan terhadap efisiensi penyisihan COD dan BOD. Reaktor 1 HSSF CW dengan tanaman E.hyemale menghasilkan nilai rata-rata R 923,10 gr/ /hari; kA 3,77 m/hari; dan kV 1,00/hari sedangkan reaktor 2 HSSF CW dengan tanaman E. hyemale menghasilkan nilai rata-rata R 942,97 gr/ /hari; kA 4,20 m/hari; dan kV 1,12/hari dalam laju degradasi COD pada limbah cair laundry. Reaktor 1 HSSF CW dengan tanaman E. hyemale menghasilkan nilai rata-rata R 247,04 gr/ /hari; kA 4,15 m/hari; dan kV 1,10 kV sedangkan reaktor 2 HSSF CW dengan tanaman E. hyemale menghasilkan nilai rata-rata R 251,20 gr/ /hari; kA 4,81 m/hari; dan 1,29/hari dalam laju degradasi BOD pada limbah cair laundry.

Laundry businesses in Indonesia have high economic development opportunities. However, laundry effluents in Indonesia do not have good environmental regulations for laundry businesses. A constructed wetland can be used as a sustainable biological treatment of wastewater, utilizes low energy, and does not require high costs to treat laundry liquid waste. This study aims to analyze and evaluate the ability and correlation of organic loading rate (OLR) on the removal efficiency as well as the removal rate constant (R); areal removal rate (kA), and volumetric removal rate (kV) in the degradation rate of chemical oxygen demand (COD) and biochemical oxygen demand (BOD) in horizontal sub-surface flow constructed wetlands with water bamboo plants (Equisetum hyemale) in laundry wastewater treatment. This study used horizontal constructed wetlands and sub-surface flow (SSF) with soil, sand, and gravel as media where reactor 1 used 120 plants and reactor 2 used 200 plants. The results showed that reactor 1 HSSF CW with E. hyemale plants produced an average COD removal efficiency of 86,04% and BOD of 88,10%. In comparison, reactor 2 produced an average COD removal efficiency of 88,22% and BOD of 90,30%. The organic loading rate (OLR) received by reactor 1 and reactor 2 HSSF CWs with E. hyemale plants do not significantly correlate with COD and BOD removal efficiency. Reactor 1 HSSF CW with E. hyemale plants produced an average value of R 923,10 gr/ /day; kA 3,77 m/day; and kV 1,00/day while reactor 2 HSSF CW with E. hyemale plants produced an average value of R 942,97 gr/ /day; kA 4,20 m/day; and kV 1,12/day in the rate of COD degradation in laundry wastewater. Reactor 1 HSSF CW with E. hyemale plants produced an average value of R 247,04 gr/ /day; kA 4,15 m/day; and kV 1,10 kV while reactor 2 HSSF CW with E. hyemale plants produced an average value of R 251,20 gr/day; kA 4,81 m/day; and 1,29/day in the rate of BOD degradation in laundry wastewater."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bianca Valencia
"Sistem pembuangan air limbah merupakan infrastruktur yang sangat vital dalam sistem sanitasi. Saat ini, belum ada penelitian yang berpusat kepada kuantifikasi kebocoran sistem pembuangan air limbah di Indonesia, termasuk Jakarta. Oleh sebab itu, tidak ada bukti kuat apakah penyelenggaran saluran pembuangan air limbah termasuk dalam batas ambang aman atau tidak. Penelitian ini mengambil IPAL Malaka Sari, Jakarta Timur sebagai studi kasus selama 40 hari menggunakan metode angket atau kuesioner dan pengukuran langsung. Tujuan penelitian ini adalah melihat perbandingan debit timbulan dan debit influen untuk memperkirakan permasalahan pada pengaliran, serta menganalisis faktor yang memengaruhi perbedaannya. Hasil dianalisis menggunakan analisis statistik deskriptif. Diperoleh timbulan black water sebesar 0,036 m3/orang/hari dan timbulan grey water 0,139 m3/orang/hari, yang lalu dialirkan melalui jaringan sistem pembuangan air limbah menuju IPAL Malaka Sari sebesar 0,175 m3/orang/hari. Total timbulan air limbah di permukiman Malaka Sari yang tersambung ke IPAL Malaka Sari sebesar 328,42 m3/hari, yang bersumber dari 468 SR dengan rata-rata penghuni sebanyak 4 orang. Rata-rata total timbulan air limbah yang masuk ke IPAL Malaka Sari dihitung melalui flow meter sebesar 281,43 ± 93,13 m3/hari. Terdapat kehilangan air sekitar 14,31% ± 28,36% atau rata-rata sebesar 46,99 ± 93,13 m3/hari pada pengangkutan air limbah melalui SPAL Malaka Sari. Faktor yang paling signifikan memengaruhi perbedaan debit timbulan dan debit influen air limbah adalah penyumbatan yang disebabkan oleh akumulasi sedimen serta endapan minyak dan lemak. Rekomendasi strategi pemeliharaan berupa pembersihan (cleaning).

Sewer systems are a very vital infrastructure in the sanitation system. Currently, there is no research centered on the quantification of wastewater sewerage leaks in Indonesia, including Jakarta. Therefore, there is no strong evidence whether the operation of wastewater discharge is within the safe threshold or not. This study took Malaka Sari WWTP, East Jakarta as a case study for 40 days using a questionnaire method and direct measurement. The purpose of this study is to look at the comparison of generated discharge and influent discharge to estimate problems in circulation, as well as analyze the factors that affect the difference. The results were analyzed using descriptive statistical analysis. Black water generation of 0,036 m3/capita/day and gray water generation of 0,139 m3/capita/day were obtained, which were then flowed through the sewer system network to the Malaka Sari WWTP of 0,175 m3/capita/day. The total wastewater generation in Malaka Sari is 328,42 m3/day, which is sourced from 468 households with an average of 4 residents. The average total wastewater generation that enters the Malaka Sari WWTP is calculated through a flow meter of 281,43 ± 93,13 m3/day. There was a water loss or extraneous water of around 14,31% ± 28,36% or an average of 46,99 ± 93,13 m3/day in wastewater transportation through the sewer network. The most significant factor affecting the difference between generated discharge and wastewater influent discharge is blockage caused by sediment accumulation and oil and fat deposits. Recommendations for maintenance strategies in the form of cleaning."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2025
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky syahputra
"Permasalahan sampah menjadi masalah serius di negara berkembang karena keterbatasan infrastruktur, salah satunya Kota Pekanbaru. Pemerintah daerah masih mengandalkan metode pembuangan ke tempat pembuangan akhir (TPA). Keberadaan TPA memicu munculnya pemulung untuk mengumpulkan sampah yang masih memiliki nilai ekonomis sebagai bahan produk daur ulang. Mayoritas pemulung hidup dibawah garis kemiskinan dan tidak memiliki jaminan sosial, padahal pemulung memiliki peran untuk menahan laju timbulan sampah di TPA. Konsep ekonomi sirkular memberi peluang terciptanya pengelolaan sampah terintegrasi. Konsep ini memberi manfaat menahan laju timbulan sampah dan meningkatkan kesejahteraan pemulung. Penelitian dilakukan dengan metode observasi, wawancara, dan pengisian kuesioner dengan responden 110 orang pemulung dan 5 pengepul di kawasan TPA Muara Fajar, Kota Pekanbaru. Hasil penelitian menunjukan Recycling rate (RR) kawasan TPA sebesar 1,1%. Konsep pengelolaan sampah terintegrasi diberi nama “Gerakan Pekanbaru Bersih” dan akan melibatkan pemulung sebagai pekerja di kawasan TPA dan industri daur ulang. Konsep ini juga akan bertindak sebagai pelaku industri daur ulang. Hasil observasi menunjukan 85% dari responden setuju mengikuti program integrasi dengan tujuan peningkatan kesehjahteraan. Konsep integrasi memiliki tantangan seperti biaya investasi tinggi, memerlukan waktu yang panjang untuk merasakan manfaat, diperlukan riset secara berkala, dan berpotensi mematikan usaha pengepul eksisting. Kesimpulan dari penelitian ini adalah potensi timbulan sampah sebagai bahan daur ulang masih sangat besar dan potensi integrasi sangat mungkin dilakukan di TPA Muara Fajar, Pekanbaru.

Waste is a serious problem in developing countries due to limited infrastructure, one of which is Pekanbaru City. The local government still relies on disposal methods to landfills (TPA). The existence of landfills triggers the emergence of scavengers to collect waste that still has economic value as material for recycled products. The majority of waste pickers live below the poverty line and have no social security, even though they have a role to play in curbing the rate of waste generation in landfills. The circular economy concept provides an opportunity for integrated waste management. This concept provides the benefits of restraining the rate of waste generation and improving the welfare of waste pickers. The research was conducted using observation, interview and questionnaire filling methods with 110 scavengers and 5 collectors in the Muara Fajar landfill area, Pekanbaru City. The results showed that the Recycling Rate (RR) of the landfill area was 1.1%. The integrated waste management concept is named “Clean Pekanbaru Movement” and will involve waste pickers as workers in the landfill area and the recycling industry. This concept will also act as an actor in the recycling industry. Observations showed that 85% of respondents agreed to participate in the integration program with the aim of improving their welfare. The integration concept has challenges such as high investment costs, requiring a long period of time to realize the benefits, requiring regular research, and potentially shutting down existing collectors' businesses."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library