Ditemukan 74 dokumen yang sesuai dengan query
Puji Astuti
"
ABSTRAKManusia sebagai mahluk solial, pada dasarnya senantiasa berusaha menyesuaikan diri terhadap lingang_annya, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosia1rya. Penyesuaian yang dilakukan oleh manusia terhadap lingkungannya ini, adalah dalam rangka ke1angsungan hidupnya. Ukuran cocok atau tidaknya penyesuai an itu, adalah apabila mahluk tersebut dapat : bertahan hidup dalam lingkungan tadi. Penyesuaian terhadap lingkungan tertentu itu, tidak saja dapat dilakukan oleh seti ac individu dalam masyarakat, tetapi juga oleh kelompok_kelompok atau kesatuan-kesatuan tertentu yang terdarat dalam masyarakat, di mana suatu kelompok hazas selalu berusara menyesuaikan kegiatan mereka terhadap tun tutan lingkungannya sehingga tujuan terbentuknya kelompok tersebut dapat terus terlaksana atau bahkan dapat lebih berkembang.
Penyesuaian yang dilakukan manusia terhadap tuntutan lingkungannya. Dada dasarnya adalah untuk me_menuhi dorongan kebutuhan yang bersumber pada 3 syrarat minimal hidup yang harus dipenuhi, yaitu syarat jasmani (makan minuet, temDat berli_ndung, berteduh, sehat dan
"
1984
S12893
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Nadapdap, Amir Syamsu
"Dimanapun suatu kelompok masyarakat berdiam pada seat itu akan terdapat sistem medis khas setempat yang dikembangkan (mungkin) setua komunitas itu sendiri. Salah satu unsur sistem medis itu adalah obat-obatan yang digunakan menanggulangi berbagai kesakitan (illness) seperti yang mereka pahami. Karakteristik sifat dan penggunaan obat-obatan khas lokal atau farmakopea tradisionall senantiasa berbeda menurut perbedaan satuan masyarakat pemiliknya. Secara umum terdapat dua anasir penting dari etnofarmakopea, yakni tumbuhan dan binatang yang digunakan sebagai bahan racikan obat. Dominasi material obatobatan itu lebih ditentukan oleh ciri--ciri lingkungan alam setempat atau ketersediaan sumberdaya di sekitar masyarakat itu sendiri.
Desa yang menjadi lokasi penelitian ini terletak di sekitar hutan, tepatnya di pinggir kawasan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan, dimana pada gilirannya kondisi objektif itu mengarahkan penduduk lokal untuk secara leluasa mendayagunakan sumberdaya."
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Sofwatun Nida
"
ABSTRAKProses marjinalisasi yang dialami orang Betawi berdampak kepada lahirnya suatu keadaan di mana orang Betawi terpinggirkan baik secara ekonomi, sosial, budaya, dan demografi. Selain itu, munculnya persepsi dan stereotip negatif pada imej orang Betawi membuat orang Betawi menjadi semakin inferior di tanah kelahirannya sendiri. Orang Betawi sebagai penduduk asli Jakarta tidak mempunyai eksistensi sosial yang kuat di masyarakat Jakarta. Melihat hal ini, Gerbang Betawi yang terdiri dari sekelompok elite Betawi mempunyai gagasan yaitu berupa gerakan transformasi yang bertujuan kepada menciptakan kondisi dan kehidupan masyarakat Betawi yang lebih baik. Tulisan ini ingin melihat bagaimana Gerbang Betawi sebagai sebuah organisasi etnik yang merupakan sekumpulan dari generasi muda berpendidikan menyadari akan persepsi yang salah yang kemudian mereka berperan sebagai wadah dalam melakukan suatu gerakan transformasi yang bukan hanya merubah persepsi tapi juga merubah kedudukan mereka sebagai salah satu etnis di Jakarta.
ABSTRACTProcess of marginalization that is experienced by Betawi People has an impact to the emergence of condition where Betawi people marginalized in aspect of economy, social, culture, and demography. Other than that, the emergence of negative perception and stereotype on the image of Betawi people makes Betawi people become more inferior in their own hometown. The Betawi people as local people in Jakarta have a weak social existency in Jakarta society. According to this, Gerbang Betawi that consist of a group of Betawi people elites that have an idea about transformation movement that has an aim to create a better condition of Betawi people lives. This paper figures out how Gerbang Betawi as an ethnic organization that is a group of young educated generation that aware of the false perception and then they have role as a forum in carrying out a transformation movement, not only to change the perception, but also to change their position as an ethnic in Jakarta. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Ronny Aruben
"
ABSTRAKDua macam dukun yang mempunyai peranan penting da_am pengobatan penyakit di desa Binala adalah taha hopa an taha roro. Dukun yang disebut pertama melakukan engobatan dengan mengandalkan mantra, sedangkan yang keua enitikberatkan pengobatannya dengan menggunankan antuan mahluk halus. Derr kian taha hopa melakukan peng-obatan dalam keadaan sadar, sebaliknya taha roro melaku-kannya dalarn keadaan tidak sadar atau kesurupan. Persa-maannya, keduanya rnenggunakan unsur-unsur gaib dalarn praktek pengobatannya, yakni: mantra (lahopa), jimat (p-pehe'), dan roh pembantu (hapi'). Para dukun mernbagi penyakit ke dalam dua kategori, yakni: saki biasa ('penyakit biasa'), dan saki' kebiasa_an ('penyakit adat'). Penyebab 'penyakit biasa' dijelas_kan oleh mereka secara alarniah, seperti: masuk angin, da_rah kotor, dan sebagainya. Penyakit-penyakit yang terma_suk dalam kategori ini, misalnya pening, batuk, pilek, dan sebagainya. Penyakit-penyakit seperti ini dianggap oleh mereka sebagai penyakit-penyakit ringan. Sebaliknya penyebab'penyakit adat' dijelaskan oleh mereka secara
"
1984
S12898
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Siti Yudha Aminah
"Skripsi ini mengkaji tentang penyembuhan penderita sakit jiwa terkait dengan konsep-konsep seperti sehat-sakit, sakit jiwa, penyakit, dan penyembuhan tradisional di Yayasan Bani Syifa. Penyembuhan terkait sakit jiwa idealnya dilakukan oleh praktisi medis modern seperti psikiater, namun Yayasan Bani Syifa menawarkan metode penyembuhan yang khas terkait sakit jiwa yang diminati masyarakat. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik pengamatan (observation) dan wawancara mendalam (in-depth interview). Observasi yang dilakukan mencakup pengamatan subyek penelitian secara langsung dalam kegiatan penyembuhan kepada para pasien dengan masalah kejiwaan di Yayasan Bani Syifa. Metode penyembuhan sakit jiwa yang diterapkan di Yayasan Bani Syifa terkait dengan persepsi penyembuh yang memercayai bahwa sakit jiwa disebabkan oleh hal-hal personalistik. Metode penyembuhan di Yayasan Bani Syifa mencakup penyembuhan secara fisik dan spiritual. Penyembuhan secara fisik menggunakan jahe (Zingiber officinale), hiltit (Ferula assa-foetida), serta air zamzam. Sementara itu, penyembuhan secara spiritual berkaitan dengan ritual religius seperti mengaji bersama (tawasulan/yasinan), shalat syifa, dan jampe.
This bachelor thesis will talk about healing practices aimed towards people with mental health problems and their correlation with concepts such as illness-health, mental illness, illness, and traditional healing in Yayasan Bani Syifa. People with mental illnesses should ideally treated by modern medical practitioner such as psychiatrists, but Yayasan Bani Syifa offers a unique mental healing method that is chosen by the community. I used qualitative approach to obtain the data, which includes in depth interview and observations. I observed the subjects’ healing activities and process towards people with mental illness. Healing methods that Yayasan Bani Syifa use to people with mental illness are influenced by the healer's preception that mental illness are caused by personalistic traits.The methods used contains “physical” healing and “spiritual” healing. Physical healing uses ginger, hiltit, and zamzam water. Meanwhile, spiritual healing encompass religious rituals such as prayer recitation (tawasulan/yasinan), “shalat syifa”, and jampe."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia , 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Norman David Krisnando Sabandar
"
ABSTRAKSkripsi ini mengkaji kegiatan sukarela yang dilakukan lansia di Klinik Lentera Pamulang. Kesukarelawanan yang dilakukan lansia berorientasi pada nilai kristiani yaitu diakonia. Klinik ini mentrasmisikan nilai diakonia kepada sukarelawan melalui peranan tokoh keagamaan dan kegiatan organisasi. Dengan pendekatan etnografi, skripsi ini menunjukkan bahwa nilai diakonia yang disampaikan oleh tokoh keagamaan dan kegiatan organisasi diterima oleh sukarelawan. Penerimaan nilai diakonia turut meningkatkan motivasi sukarelawan melakukan pelayanan sosial kepada masyarakat. Meningkatnya motivasi sukarelawan melakukan pelayanan sosial memberikan manfaat kepada masyarakat. Dengan demikian, nilai diakonia merupakan pedoman utama sukarelawan saat menjalankan kesukarelawanan di tengah kehidupan masyarakat
ABSTRACTThis study discussed about volunteerism activities of the older adults in Klinik Lentera, Pamulang. Volunteerism which was conducted by this volunteers have orientation with Christian value called diakonia. This clinic transmitted diakonia value to the volunteers by the role of the spiritual key person and also by the activities of organization. In this study, the ethnography approach showed the diakonia value was transmitted by the spiritual key person and the activities of organization accepted by the volunteers. Diakonia value acceptation increased the volunteers motivation to conduct social services. This motivation gave benefits to the community. Thus, diakonia value became the volunteers guideline to give the social services in the community. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Dhea Rizkie Liesya
"Terdapat dua bahasa isyarat di Indonesia, yaitu Sistem Isyarat Bahasa Indonesia (SIBI) dan Bahasa Isyarat Indonesia (Bisindo). SIBI telah diresmikan oleh pemerintah sebagai bahasa untuk Tuli di SLB-B pada tahun 2001. Padahal sebelumnya Tuli telah memiliki bahasa, yaitu bahasa isyarat yang berasal dari Tuli secara alami. Bahasa alami Tuli tersebut diresmikan oleh komunitas Tuli pada tahun 2008 dengan nama Bisindo. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan bagaimana identitas Tuli ditunjukkan dalam Bisindo. Penelitian ini menggunakan metode etnografi dengan melakukan observasi partisipan dan wawancara mendalam di komunitas Tuli dan lembaga lainnya yang berperan mengembangkan Bisindo. Hasil penelitian dalam skripsi ini menunjukan bahwa Tuli lebih memilih untuk menggunakan Bisindo daripada SIBI karena Bisindo merupakan Identitas bagi Tuli. Penelitian ini lalu menemukan bahwa Tuli menggunakan Bisindo sebagai alat dalam pergerakan sosial menuju kesetaraan Tuli di masyarakat.
There are two sign languages in Indonesia, namely the Indonesian Sign Language System (SIBI) and the Indonesian Sign Language (Bisindo). The SIBI was formalized by the government as the language for the Deaf in SLB-B in 2001. Even though Deaf already has language, which is sign language that comes from Deaf naturally. The Deaf natural language was formalized by the Deaf community in 2008 under the name Bisindo.This study aims to illustrate how Deaf's identity is shown in Bisindo.This study uses ethnographic methods by conducting participant observation and in-depth interviews in the Deaf community and other institutions that play a role in developing Bisindo.The results of this study indicate that Deaf prefers to use Bisindo rather than SIBI because Bisindo is the Identity for the Deaf.This research then found that Deaf uses Bisindo as a tool in social movements towards Deaf equality in society.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Achmad Fadillah
"Skripsi ini membahas mengenai pembentukan sebuah komunitas adat melalui proses invensi tradisi dalam komunitas penghayat Agama Djawa Sunda (ADS) di Kelurahan Cigugur, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Hasil penelitian yang dilakukan, mengungkap mengenai peran penting nilai ajaran pikukuh tilu sebagai dasar acuan dalam pembentukan komunitas penghayat ADS. Selain membahas mengenai peran penting nilai ajaran pikukuh tilu, skripsi ini juga menunjukkan peran penting dari elit-elit lokal sebagai 'inisator' dan 'motor' dalam mengkonstruksi tradisi, yang hingga sekarang dapat hidup dan diterima oleh anggota komunitas. Terakhir, penelitian ini juga mengkaji aspek otoritas karismatik sebagai dampak yang ditimbulkan dari proses invensi tradisi dalam komunitas penghayat ADS.
This thesis describes the forming of custom tradition through invention of tradition in the life of Agama Djawa Sunda (ADS) believer community at Cigugur, Kuningan regency, West Java. The output in this research shows the important value of pikukuh tilu as a guidance in the ADS believer community. Other than describing the important value of pikukuh tilu, this thesis also indicates the important role of local elite as an initiator in constructing tradition that lives on the community until this present time. This research also studies the aspect of charismatic authority impact on the process of invention tradition in the ADS believer community."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S55115
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Ira Utami Agusputri
"Skripsi ini mengkaji mengenai pantangan makan di kalangan ibu hamil dan ibu masa nifas di sebuah pedesaan di Jawa Barat, yaitu Desa Ciganjeng. Melalui wawancara mendalam dan pengamatan terlibat saya berupaya memahami kebiasaan dan pantangan makan yang dilakukan para ibu hamil dan masa nifas sebagai bentuk upaya mereka dalam menjaga kehamilan, kelahiran dan masa nifas. Para ibu hamil dan masa nifas di Desa Ciganjeng memiliki kebiasaan makan tertentu yang tidak telepas dari adanya pantangan makan yang harus mereka jalani. Beberapa jenis makanan dilarang dikonsumsi oleh ibu hamil dan masa nifas di Desa Ciganjeng terkait dengan alasan-alasan kesehatan. Pengetahuan para ibu mengenai jenis dan alasan pantangan makan tersebut mereka peroleh dari orang yang berperan membantu perawatan kehamilan dan kelahiran yaitu paraji Mak Enok yang dapat dikatakan sebagai agen dalam penyebaran pengetahuan pantangan makan.Tulisan ini menjelaskan mengenai kapasitas agensi yang dimiliki oleh Mak Enok sehingga ia dapat disebut sebagai agen dalam penyebaran pengetahuan pantangan makan.
This research focuses on the food taboo for pregnant mothers post-pregnancy mothers in Ciganjeng village, West java. Through in-depth interviews, I seek to understand the eating habits and taboos by pregnant women during childbirth as a form of their efforts in maintaining pregnancy, birth and the postpartum period. In this village, both pregnant mothers and post-pregnancy mothers have a habbit to eat some specific food. It includes kind of food, time of eating, and method of eating. Those aforementioned items have something to do with the food taboo implemented by those pregnant mothers and post-pregnancy mothers. The food is considered a taboo due to health reasons. The knowledge possessed by those mothers is acquired from a ?paraji? (a shaman helping to deliver babies) called Mak Enok that can be called as an ?agent?.The agents are considered important in spreading the knowledge of food taboo in Ciganjeng village. Mak Enok as an agent has a capacity that affects knowledge and actions of mothers to obey the food taboo given to them."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
S60852
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Unira Daranca
"
ABSTRAKMuseum sebagai pusat informasi budaya, sudah seharusnya menjadi tempat yang menarik untuk didatangi. Untuk menjadikan museum ramai dikunjungi oleh wisatawan, tentu membutuhkan strategi untuk menarik wisatawan agar datang mengunjungi museum. Berbagai strategi yang dilakukan oleh museum diwujudkan dengan terselenggaranya berbagai program kegiatan yang menarik. Adalah Museum Nasional yang menjadi objek penelitian dalam karya ilmiah ini. Lewat slogan Goes to Museum, Museum Nasional menerapkan strategi dengan mengeluarkan berbagai program-program kegiatan. Hasil dari penelitian ini adalah melihat bagaimana implementasi dari slogan Goes to Museum yang diturunkan kedalam program kegiatan.
ABSTRACTMuseum as the center of cultural information, supposed to be a wonderful place to visit with. Strategy needed to attract tourists come over and visit the museum. Many strategies had been done by the museum, through the events. The object for this research is National Museum of Indonesia in Central Jakarta. The National Museum itself has a motto or tagline, Goes to Museum. Goes to museum represents the events in museum itself. The results from this research is to show to the readers that museum has strategies to attract tourists."
2015
S59609
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library