Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 89 dokumen yang sesuai dengan query
cover
R. Tony Ibnu Sumaryada Wijaya Puspita
"Dalam penelitian ini dilakukan justifikasi faktor bentuk elektromagnetik pion berbentuk dipol (pekerjaan T.Das) dan berbentuk single pole dari model VMD (pekerjaan kami) sebagai hasil alamiah yang diperoleh dari model penggambaran Thomas-Fermi terhadap perilaku distribusi lautan pasangan quark-antiquark dalam sistem partikel pion. Model dipol dan faktor bentuk elektromagnetik pion memberi kesesuaian yang cukup baik dengan data eksperimen faktor bentuk elektromagnetik pion dalam daerah spacelike, baik untuk daerah energi rendah maupun tinggi. Bentuk single pole dari model VMD menunjukkan kesesuaian yang sangat baik dengan data eksperimen faktor bentuk elektromagnetik pion dalam daerah spacelike, baik untuk daerah energi rendah maupun tinggi. Kami juga menggunakan model penggambaran Thomas-Fermi untuk menghitung potensial quark-antiquark yang diturunkan dari masing-masing faktor bentuk elektromagnetik tersebut. Karena model dipol hanya mempertimbangkan perilaku statistik saja (untuk limit jumlah kerapatan tak hingga, potensial cenderung mengambil satu harga tertentu konstan) maka hal ini berakibat pada tertentunya harga potensial pada r = 0 fm. Ini tidak cocok dengan model potensial yang ada (model potensial QCD dan UKQCD). Namun model dipol ini dapat kita katakan mampu menghampiri dengan cukup baik bentuk potensial quark-antiquark dalam pion untuk jarak r > 0.2 fm. Potensial yang diturunkan dari model VIVID (mempertimbangkan perilaku statistik dan asimptotik dan potensial untuk limit jumlah kerapatan tak hingga) menunjukkan kesesuaian yang sangat baik terutama dengan model terbaru potensial quark statik untuk hadron ringan dari kolaborasi UKQCD. Kami juga telah menunjukkan bahwa perhitungan potensial quark-antiquark dengan menggunakan model penggambaran klasik Thomas-Fermi tidak dapat memunculkan suku potensial linier yang berhubungan dengan gaya string, hal ini mungkin disebabkan fenomena string tidak dikenal dalam penggambaran klasik."
2001
T5803
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Fauzi
"Pada tahun 1964, Gellman dan Zweig mengajukan hipotesis bahwa proton, neutron, dan hadron lainnya tersusun dari partikel elementer yang disebut quark. Setelah itu, Bodmer, Terazawa dan Witten mengajukan gagasan ten- tang adanya quark strange pada bintang kompak yang menyebabkan energi ikat quark up, down, strange lebih rendah dibandingkan energi ikat nuklir. Model yang mudah digunakan untuk mempelajari bintang quark yaitu dengan model bag MIT. Ukuran bag direpresentasikan oleh konstanta bag, B, dimana massa quark konstan. Pada temperatur T = 0, maka fraksi quark up konstan, sekitar 33%, sedangkan fraksi quark down turun diikuti fraksi quark strange yang naik. Fraksi quark up pada T ̸= 0, tanpa penangkapan neutrino, sekitar 33%, namun pada T ̸= 0, dengan penangkapan neutrino, fraksi quark up naik menjadi 42%. Massa bintang akan meningkat ketika nilai B turun.

In 1964, Gellman and Zweig proposed their hypothesis about the proton, the neutron, and all the other hadrons composed by elementary particle which were called quark. Afterwards, Bodmer, Terazawa and Witten proposed idea about strange quark in compact stars which binding energy of up, down, strange quark lower than nuclear. A simple model to learn quark stars is the MIT bag model. The size of the bag is represented by the bag constant, B, with mass of quark is constant. Temperature T = 0, the fraction of up quarks is constant, about 33%, the fraction of down quarks decreases followed by the increase of strange quarks fraction. The fraction of up quarks at T ̸= 0, without neutrino trapping about 33%, whereas at T ̸= 0, in case neutrino trapping, the fraction of up quarks increases to 42%. The maximum mass of the stars increases as the value B decrease."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S1097
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Syaefudin Jaelani
"Kuantisasi Dirac merupakan suatu prosedur yang digunakan untuk mengkuantisasi sistem terkonstrain. Lagrangian yang akan dikuantisasi adalah Lagrangian sistem kuantum (fermion) terkonstrain. Namun ada problem yang muncul dalam proses kuantisasi Lagrangian sistem tersebut. Problem tersebut ialah kerapatan Hamiltonian sistem mengandung variabel turunan terhadap waktu. Hal tersebut diakibatkan karena Lagrangian sistem mengandung variabel turunan orde kedua terhadap waktu. Problem tersebut akan menyulitkan kita dalam perhitungan relasi Poisson braket antara variabel sistem. Untuk mengatasi hal tersebut dilakukan transformasi medan (pendekatan) pada Lagrangian sistem, agar Lagrangian sistem tidak mengandung turunan orde kedua terhadap waktu. Sehingga, kerapatan Hamiltonian kanonik tidak lagi mengandung variabel turunan terhadap waktu. Dengan menggunakan prosedur Dirac, kita akan memperoleh Hamiltonian primer sistem yang siap untuk dikuantisasi.

Dirac Quantization is a procedure that is used to quantize a constraint system. Lagrangian that will be quantized is a Lagrangian of constraint quantum system (fermion system). But there is a problem in quantizaton process of the Lagrangian of the system. The problem is there are exist firrst order time derivative variables in the Hamiltonian density. It is caused by the fact that the Lagrange equation of the system has the second order derivatives. So, the problem will generate difficulty in the Poisson brakect relation between variables of the system. To solve this problem, the field transformation to the system Lagrange equation is used, so the Lagrange equation now does not consist of second order derivatives variables. As a result, the Hamiltonian density is free from the derivatives variables anymore. By using Dirac procedure, we will get the primary Hamiltonian of the system that is ready quantized."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S1227
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ali Ikhsanul Qauli
"Pada skripsi ini, kebergantungan persamaan keadaan materi quark terhadap parameter isospin dikaji secara teoritik. Model materi quark yang digunakan adalah pengembangan dari model CDDM (Confined Density Dependent Mass) dengan menambahkan suku interaksi isospin pada massa quark. Selanjutnya model ini disebut CIDDM (Confined Isospin Density Dependent Mass). Model CIDDM diuji dengan membandingkan relasi massa-radius bintang yang dihasilkan dengan observasi astrofisika dan hasil prediksi tekanan materi quark pada daerah nilai rapat bilangan baryon yang besar berdasarkan perhitungan pQCD. Hasil yang kami dapatkan menunjukkan bahwa model CIDDM tidak bisa menjelaskan hasil perhitungan pQCD pada daerah nilai densitas baryon yang besar tetapi cukup konsisten dengan observasi bintang kompak dengan massa dua kali massa matahari untuk set parameter DI-2500.

In this bachelor thesis, the isospin dependence in quark matter?s equation of state have been studied theoretically. The quark matter model used in this study is an extended version of CDDM model where the isospin term in quark's mass is included. Then this model is called CIDDM (Confined Isospin Density Dependence Mass). CIDDM model has been tested by comparing mass-radius relation which come from astrophysical observation and the equation of state obtained from perturbative QCD (Quantum Chromo Dynamics) calculation. We have found that CIDDM model cannot explain the equation of state from pQCD in large baryon density region but it's maximum mass prediction is quite consistent with the one from compact stars observation. Namely the pulsar's mass is about two times larger than solar mass if we use the parameter set DI-2500.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S54597
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fera Gustina Purwati
"Kontribusi terbesar pada penentuan persamaan keadaan di lapisan kulit luar bintang neutron adalah kontribusi dari inti kisi dan elektron Kami mempelajari sifat sifat lapisan kulit luar bintang neutron dengan menggunakan toy model yang pertama kali diperkenalkan oleh Roca Maza Toy model menggunakan dua asumsi yaitu inti atom sebagai tetes cairan dan elektron sebagai gas Fermi relativistik Hasil perhitungan numerik toy model kami cocokkan dengan tabel massa milik Audi untuk mengetahui variasi unsur yang ada di lapisan ini Sedangkan untuk melihat keakuratan toy model kami bandingkan dengan hasil dari referensi pada kerapatan drip dari neutron Hasilnya toy model ini memperlihatkan prediksi kerapatan drip dari neutron pada nilai kerapatan jenuh neutron sekitar 0.26424 MeV fermi kubik dan cocok dengan unsur Zirkonium 109.

The main contributions for determining the equation of state of the outer crust of neutron star are from nuclear electronic and lattice We have already studied a toy model developing first time by Roca Maza that use two assumptions i e nucleus are liquid drop LDM and electrons are relativistic Fermi gas For knowing the variations of elements in the outer crust the parameters of the model are obtained by fitting to atomic nuclear mass tables by Audi Wapstra 2003 To show the accuracy of toy model rsquo s calculation we compare it with the result of the neutron drip in this region This result calculation of toy model successfully showing the neutron drip on the value of neutron drip densities about 0 26424 MeV fermi cubic and that corresponding to the 109 Zirkonium element.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S55267
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Iqbal
"Teori elektrodinamika Born-Infeld merupakan teori nonlinear dari teori elektrodinamika Maxwell. Berangkat dari karakterisitik-karakteristik teori Born-Infeld - diantaranya adalah bahwa harga energi-diri berhingga untuk muatan titik dan bahwa medan elektromagnetik di dunia-volume D-brane dideskripsikan oleh teori ini - dan dipasangkan dengan medan gravitasi Einstein (Teori Abelian Einstein-Born-Infeld 6d) penulis mencoba untuk mendeskripsikan mekanisme kompaktifikasi dimensi ekstra, yaitu flux compactification. Hasil dari mekanisme ini adalah persamaan jari-jari ruang dimensi ekstra. Untuk menguji kestabilan ruang dimensi ekstra ini diperlukan penjelasan perspektif 4 dimensi, dimana jari-jari ruang dimensi ekstra dinyatakan oleh sebuah medan dinamik radion dengan potensial stabil. Nilai vakua dari potensial dengan jari-jari dimensi yang terkompaktifikasi ini dapat menunjukkan apakah ruang-waktu 4 dimensi berhubungan dengan ruang-waktu de Sitter, anti de Sitter atau Minkowksi 4 dimensi.

Born-Infeld electodynamics is a nonlinear theory of Maxwell electrodynamics. Based on some properties of this theory - finite electrostatic self-energy of a point particle and electromagnetic field on the world-volume of D-brane are governed by Born-Infeld theory - and coupled it with Einstein Field, called Einstein-Born-Infeld theory, I attempt to describe flux compactification of extra dimension. The result is an equation of radius of extra dimension. The 4d perspective of this theory is needed to describe the stability of size of the extra dimension, where it will be identified by the effective potential. We can determine what the 4d spacetime is related to, either 4d de Sitter or anti de Sitter spacetime, from the potential vacua of the spacetime."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S56623
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aldi Pratama Putra
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sifat astrofisika dari bintang boson dua fluida dan perbandingannya dengan model bintang boson satu fluida pada temperatur nol dan temperatur tidak nol. Persamaan keadaan bintang boson dua fluida didapatkan pada sistem nonrelativistik dengan menggunakan representasi termodinamika serta memenuhi persamaan Gross-Pitaevskii.
Penelitian ini dibatasi dengan pendekatan bahwa bintang dalam kondisi statik dan simetri bola. Persamaan keadaan bintang boson dua fluida dijadikan input Persamaan Tolman-Oppenheimer-Volkoff yang dikerjakan secara numerik dengan metode Runge-Kutta dan metode cari akar.
Didapatkan relasi massa dengan jari-jari bintang boson dua fluida dengan massa maksimum pada temperatur nol dan temperatur tidak nol adalah sekitar 0.51m*. Diketahui juga bahwa pada sistem bintang boson dua fluida pada temperatur tidak nol terdapat daerah ketidakstabilan bintang pada saat tekanan dan densitas energi rendah (limit mendekati nol).

The purpose of this study is to find out the astrophysical properties of two-fluid boson star and comparison with boson star at zero and non-zero temperature systems. The equation of state of two-fluid boson star in a non-relativistic system was found using thermodynamics representation which satisfies Gross-Pitaevskii approximation.
This study is constrained to a static and spherically symmetric approximation. The equation of state of two-fluid boson star becomes an input for The Tolman-Oppenheimer-Volkoff equation which then is solved numerically using Runge-Kutta and root-finding method.
We find the mass-radius relation of two-fluid boson star whose maximum mass at zero and non-zero temperature is about 0.51$m*$. We also find, in non-zero temperature system, that the two-fluid boson star has instability region in low pressure and low energy density (limit to zero).
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2015
S60044
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aditya Tri Oktaviana
"ABSTRAK
Pada penelitian ini, energi ikat dipelajari pada model Skyrme SU(2) yang digeneralisir,
yang terdiri dari suku model sigma nonlinier L2 dan suku derivatif
orde keenam L6. Pada Lagrangian tersebut dicari solusi BPS dengan mencari
solusi dari fungsi pro l g(r) secara numerik. Hasil dari fungsi pro l tersebut
dapat digunakan dalam melakukan perhitungan energi statik dan energi rotasi.
Hasil tersebut mendeskripsikan karakteristik dari inti nuklir dengan melihat
hasil energi statik dan energi rotasi tersebut. Terakhir dari perhitungan energi
statik dan energi rotasi kami mencari nilai konstanta kopling  pada Lagrangian
Skyrmion

ABSTRACT
In this research, the binding energy is studied from generalized Lagrangian
Skyrmion of SU(2) Skyrme model, that consists of two terms, the non-linear
sigma model L2, and the sixth-order derivative terms L6. From that Lagrangian
a near-BPS solution is obtained by nding a solution of the pro le function
g(r) numerically. The results of the pro le function found can be used for the
calculation of static and rotational energies. The result describes the characteristic
of the nuclei from static and rotational energies calculation. Last, from
the calculation of the static and rotational energies we are able to calculate
the coupling constant  from the Skyrmion Lagrangian"
2015
S60179
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Nur Rasyida
"ABSTRAK
Telah ditemukan solusi metrik lain untuk lubang hitam di dimensi ekstra dalam
keadaan vakum dengan penambahan simetri pada suku spasial p dan suku angular
D 􀀀 2. Solusi ini tereduksi kembali menjadi solusi metrik Schwarzschild pada
D = 4 dan p = 0. Dengan menggunakan aksi Einstein-Maxwell, solusi metrik
dapat ditemukan, namun event horizon belum dapat dianalisis. Selain solusi metrik
lubang hitam, telah ditemukan pula solusi kompaktifikasi dimensi ekstra dengan
model Mp+D ! dSp+2  SD􀀀2 dan AdS6 ! dS3  S3 apabila kita menetapkan
D = 5 dan p = 1.

ABSTRACT
We found another higher dimensional blackhole solution of the vacuum with
boost symmetry in D + p dimensional. The solution approaches Schwarzschild
solution if we set D = 4 and p = 0. For higher dimensional Einstein-Maxwell
solution, we found the solution but the existence of event horizon has not been
investigated . Another compactification solution of higher dimensional are found
with Mp+D ! dSp+2  SD􀀀2 and AdS6 ! dS3  S3 model if we set D = 4 and
p = 1.;"
2016
S64847
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Yanis Audi
"Penelitian mengenai bintang neutron telah banyak dilakukan, diantaranya adalah penelitian pada bintang neutron yang terdefromasi menggunakan persamaan TOV namun untuk keadaan medan magnet bintang yang isotropi. Adapun penelitian lainnya yang membahas mengenai formalisme relativitas umum dari bintang neutron dengan medan magnPenelitian mengenai bintang neutron telah banyak dilakukan, diantaranya adalah penelitian pada bintang neutron yang terdeformasi menggunakan pendekatan persamaan TOV namun untuk keadaan medan magnet bintang yang isotropi. Adapun penelitian lainnya ada yang membahas mengenai formalisme relativitas umum dari bintang neutron dengan medan magnet yang anisotropi. Sedangkan penelitian kali ini adalah penelitian yang coba mengakomodir kedua penelitian sebelumnya, yaitu penelitian pada bintang neutron yang mengalami deformasi dan dengan keadaan medan magnet yang anisotropi. Penelitian dilakukan dengan memodifikasi tensor metrik dan tensor-energi momentum untuk mengonstruksi persamaan gravitasi Einstein. Hasil akhir dari persamaan tersebut dapat menjelaskan bagaimana pengaruh deformasi dan medan magnet terhadap profil dari bintang neutron.

Many studies of Neutron Star have been done. Some research studied on deformed neutron star using TOV Equation approach, but with an isotropic magnetic field. Some are using the general relativity formalism of the neutron star with an anisotropic magnetic field. This research combine both of the methods, we study about a deformed neutron star with an anisotropic magnetic field. The research is to do some modification on metric tensor and the energy momentum tensor to construct the Einsteins gravitational equation. The final equation will show the effect of the deformation and magnetic field on the neutron star.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S66419
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9   >>