Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 62 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Komar
"Kajian tentang agama menjadi sangat menarik untuk dilakukan karena di dalamnya banyak hal yang tampak paradoks. Sejarah telah mencatat, dari zaman kuno hingga kontemporer, agama telah banyak memberikan warna dalam perkembangan peradaban umat manusia, walaupun dampak yang ditimbulkannya tidak selalu sesuai dengan yang diharapkan, yaitu membawa pencerahan dan kemanusiaan yang lebih beradab. Seringkali doktrin keagamaan dan kitab suci disalahpahami dan disalahgunakan untuk tujuan-tujuan yang sebenarnya menyimpang dari misi kehadiran agama itu sendiri. Terjadinya Perang Salib yang sangat biadab selama kurang lebih 2 abad dan munculnya fenomena fundamentalisme agama di abad ke-20 dan 21 ini, yang seringkali tampil dengan wajah beringas dan tidak toleran, adalah contoh mutakhir dari penyelewengan ajaran agama. Keanekaragaman agama yang seharusnya dapat menjadi sumber kekayaan spiritual di masyarakat, pada kenyataanya malah menjadi salah satu sumber konflik yang mengerikan. Permasalahan itulah yang kemudian membawa penulis untuk melakukan penelitian tentang pemikiran filsafat perennial Frithjof Schuon mengenai substansi agama-agama, dalam rangka mencari titik temu dalam pluralitas tersebut. Menurut pandangan Schuon, bentuk agama-agama dalam dimensi eksoteris adalah relatif, namun di dalamnya terkandung muatan substansi yang sama dan mutlak pada dimensi esoteris. Inilah yang disebut dengan kesatuan transenden agama-agama. Kesatuan yang dimaksud adalah kesatuan yang melandasi perbedaan bentuk dan praktik keagamaan, suatu kesatuan yang terletak dalam kebenaran esensial sebagai jantung agama-agama yang bersifat primordial dan selalu hadir sepanjang zaman karena keberadaannya abadi. Pembahasan konsep kesatuan transenden agama-agama ini tentu saja sangat bermanfaat untuk dijadikan sebagai pintu masuk dialog antar umat beragama. Dengan sudut pandang ini, keanekaragaman agama tidak dilihat sebagai Â?teater pertempuranÂ? di mana yang satu cenderung menampikan atau bahkan meniadakan yang lain, tetapi sebagai suatu mosaik yang memperkaya peradaban dan khasanah spiritualitas, bahwa untuk mencapai tujuan yang sama dapat ditempuh dengan cara yang beragam. Di sinilah perlunya dikembangkan sikap pluralisme dan semangat berbela rasa, dalam kondisi masyarakat yang semakin kompleks dan dinamis ini, sehingga pluralitas agama tidak menjadi salah satu sumber konflik dan tindak kekerasan yang sangat memilukan."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T39952
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
L.G. Saraswati Putri
"Kesengsaraan adalah universal bagi manusia. Manusia menjalani kehidupannya tanpa pernah luput dari penglaman akan kesengsaraan. Tesis ini bertujuan melacak lebih dalam dan filosofis bagian-bagian penting dari suatu pengalaman kesengsaraan. Asumsi yang telah menjadi habituasi adalah pandangan yang menganggap bahwa kesengsaraan adalah kejadian seharian yang tidak berpola dan ack."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T25310
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Al Muhdil Karim
"Abad 21 ditandai dengan lahirnya masyarakat yang memiliki hubungan dekat dengan jaringan mikroelektronika, masyarakat jaringan. Dalam studi ini, peneliti berusaha untuk merumuskan paradigma kepustakawanan jaringan dengan membangun konstruksi ontologi yang tercermin dari teori masyarakat jaringan Manuel Castells. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif studi dokumentasi dengan menggunakan pendekatan filosofis. Peneliti menggunakan pendekatan hermeneutika oleh Hans Georg Gadamer untuk melakukan analisis dan interpretasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik unik dari masyarakat jaringan menjadi poin penting pandangan masyarakat jaringan yang menuntut refleksi tentang kepustakawanan. Temuan penelitian ini adalah pembentukan paradigma alternatif untuk kepustakawanan dalam konteks masyarakat jaringan, untuk melayani kebutuhan informasi masyarakat jaringan.

The 21st Century is marked with the development society that has close relationships with microelectronics network, network society. In this study, researchers sought to formulate a paradigm of network librarianship by building a common ontology which is then reflected by Manuel Castells network society theory. This study used a qualitative method documentation study with philosophical approach. Researchers used hermeunethic approach by Hans Georg
Gadamer to analyze and interpret data. Research results showed that the unique characteristics became an important point of view of the network society that demands reflection on established librarianship. The findings of this research are the formation of an alternative paradigm for librarianship in the context of the network society, in order to serve the information needs of the network society.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
T47150
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Humaira
"Konsumen Inggris memiliki kesadaran tinggi bahwa konsumerisme pakaian dan perusahaan fast fashion multinasional memiliki dampak buruk kepada lingkungan maupun kesejahteraan buruh. Namun di sisi lain, konsumerisme pakaian tetap meningkat tiap waktu dan perusahaan fast fashion multinasional diduga memiliki peran besar dalam melestarikan konsumerisme pakaian ini. Kontradiksi tersebut membawa penulis kepada pertanyaan penelitian mengapa konsumerisme pakaian di Inggris kian tinggi tiap tahunnya saat masyarakatnya memiliki kesadaran tentang dampak negatif dari perilaku tersebut. Dalam mencari jawaban dari pertanyaan penelitian, penulis menggunakan paradigma pos-strukturalisme dengan konsep Libidinal Economy dan Consumer Society untuk mengetahui bagaimana konsumerisme tercipta dan langgeng di Inggris. Sementara untuk mengetahui bagaimana sistem kapitalisme global memanfaatkannya, penulis menggunakan konsep Blok Historis dari konsep Neo-Gramscian. Penelitian ini menemukan bahwa konsumerisme pakaian sudah menjadi fenomena sosioekonomi dalam masyarakat Inggris sejak abad 18. Sementara di abad 21, konsumerisme diakselerasi dengan kehadiran perusahaan fast fashion multinasional yang memiliki kapabilitas untuk menciptakan hiperrealitas konsumen Inggris melalui eksposur produk-produk mereka secara masif menggunakan teknologi informasi serta strategi pemasaran yang terintegrasi. Penelitian ini juga menemukan adanya tanggung jawab yang digantungkan oleh konsumen Inggris kepada perusahaan fast fashion multinasional untuk menyelesaikan dampak yang sudah diperbuat. Penelitian ini bertujuan untuk membahas lebih lanjut tentang diskursus konsumerisme dalam masyarakat yang disebabkan oleh perusahaan multinasional dan diharapkan dapat memberikan sumbangsih kepada Studi Hubungan Internasional terutama dalam konsep relasi kuasa.

have negative impacts to the environment and garment workers' welfare. Yet on the other hand, fashion consumerism continues to increase over the time while multinational fast fashion companies are presumed to have big roles in preserving this consumerism. This contradiction leads the author to the research question of why British fashion consumerism is getting higher every year while Brittons have high awareness of the negative impacts from this behavior. In seeking answers to research questions, authors applied post-structuralism paradigm of the Libidinal Economy and Consumer Society concepts to find out how consumerism was created and lasted in the UK. Meanwhile, to find out how the global capitalist system took advantage of it, the authors applied the Historical Bloc concept from the Neo-Gramscian concept. This research finds that fashion consumerism has been a socioeconomic phenomenon in British society since the 18th century. Meanwhile in the 21st century, this phenomenon accelerated by the presence of multinational fast fashion companies that had capabilities to massively indoctrinate British consumers through the exposure of their products using information technology and integrated marketing strategies. This study aims to further discuss the discourse of consumerism in society caused by multinational companies and is expected to contribute to International Relations study, especially in the concept of power relations."
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Wibowo
"Tesis ini membahas tentang Bentuk Masyarakat Ideal menurut Kung Fu Tze. Penelitian ini menggunakan metode studi literatur serta metode hermeneutik dalam menafsirkan teks. Hasil penelitian ini menunjulkkan bahwa masyarakat yang ideal akan tercapai melalui 2 tahapan yaitu tahapan Hsiao K'ang yang merupakan tahapan awal yang dikenal sebagai tahapan Ta T'ung dimana dalam tahap inilah masyarakat mencapai bentuk ideal. Dalam penelitian ini juga diungkapkan beberapa konsep yang masih relevan untuk diterapkan di jaman sekarang ini diantaranya konsep jaminan sosial, hak asasi manusia dan sebagainya.

This thesis is concerning about Confucius ideal form of society. The methods of this research are literature studies and hermeneutics which is used to interpret the text. the result of this research indicate that society will reach the ideal form if they are passing 2 phases, first phase is Hsio Kang which is known as phase of social progress. And the second phase is Ta TÂ?ung where in this phase the society reached the ideal form. In this research is also, revealed sev eral concepts which is relevant to he applied in this time such as social Security. Human Rights and othera."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
T25328
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dito Wicaksono
"Fokus dalam skripsi ini adalah status moral pre-natal human being. Awal mula perdebatan mengenai status moral pre-natal human being dapat ditelusuri melalui perdebatan antara kubu pro-life dan pro-choice. Dari sana, kita dapat melihat bahwa inti argumen dari keduanya adalah permasalahan mengenai kapan kehidupan manusia dimulai. Untuk menentukan ada atau tidaknya status moral dari pre-natal human being, skripsi ini menggunakan beberapa pendekatan etis yang relevan, seperti konsep personhood, hak asasi, dan pembedaan moral standing.

The Focus of this study is the moral status of pre-natal human being. This problem can be traced through from all debate between pro-life and pro-choice side. From that, we can see that both of them, have filling the argument with the problem about when human ife_s started. To determine whether there is or no moral status of pre-natal human being, this study applies some relevant ethical approachs, like a concept of personhood, basic rights, and distinction of morale standing."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S16129
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jeffery Jeremias
"Skripsi ini mempunyai fokus pada pembahasan mengenai paradigma pembangunan berkelanjutan berbasis gerakan ecosophy. Ecosophy di sini merupakan sebuah counter dari paradigma sebelumnya, antroposentrisme, yang mengedepankan manusia sebagai tujuan utama. Dalam orientasi pembangunan berkelanjutan berbasis gerakan ecosophy arah kebijakan pembangunan tidak lagi mengedepankan keberlanjutan materi atau pun keberlanjutan manusia belaka, melainkan mengedepankan keberlanjutan ekologis dan keadilan ekologis. Ecosophy turut membawa manusia pada pemahaman akan hak alam, kesatuan ekologis, dan gerakan baru dalam mengatur kebijakan pembangunan berkelanjutan.

This thesis focused on the discussion of the sustainable development paradigm based on ecosophy movement. Ecosophy is a counter to the previous paradigm, anthropocentrism, which emphasizes on human as the main end. The central point in sustainable development based ecosophy movement is not promote the material or benefit only to human, but rather promote ecological sustainability and ecological justice. Ecosophy helped bring men to the understanding of natural rights, ecological unity, and a new movement in organizing a sustainable development policy."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S16147
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dwizatmiko
"Pierre Bourdieu, dalam bukunya, Language and Symbolic Power, menunjukkan bahwa bahasa merupakan instrumen simbolik yang berhubungan dengan kekuasaan. Praktik bahasa dihasilkan oleh habitus dan selalu terjadi dalam arena berkesenjangan sosial. Bahasa sebagai praktik sosial berkaitan erat dengan kepentingan, dan pertarungan kekuasaan. Bahasa bukanlah medium yang bebas nilai dalam mengkonstruksi realitas. Bahasa sebagai satu bagian dari instrumen simbolik berperan bagi sarana praktik kekuasaan yang memungkinkan dominasi dan kuasa simbolik. Kuasa simbolik ialah kuasa yang tak nampak dengan mensyaratkan salah pengenalan (ketidaksadaran) pihak yang menjadi sasaran. Namun, kondisi kesadaran dan ketidaksadaran dapat terjadi bagi sang aktor dalam menjalankan praktik kekuasaan tersebut.

Pierre Bourdieu, in Language and Symbolic Power, argues that language is a symbolic instrument relate to power. Practice of language (utterence) produced by habitus and occurs in fields. Language as social practices relates to interests, and battle or struggle for power. Language is not value-free medium for constructing realities. Language as a part of symbolic instrumen roles as power_s main instrument to gain domination and symbolic power. Symbolic power is invisible power which can be exercised only with the complicity of those who misrecognition (unconsciousness) that they are subject to it. However, unconsciousness and consciousness both possible condition for actors.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2010
S15987
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Yusari
"Proyek pemikiran Slavoj ?i?ek dibangun dengan konsep Lacanian sebagai usaha penyelamatan subyek dari gempuran Pascamodern atas kesalahpahaman terhadap subyek Cartesian dan Idealisme Jerman. Subyek secara abadi berada di dalam Triad Lacanian sehingga subyek dipandang sebagai kekosongan yang selalu mengundang terjadinya kesempatan. Hal ini menyebabkan subyek mampu menggerakan koordinat situasi melalui action yang dapat dimaknai secara politis. Pada akhirnya, ?i?ek menggiring konsep subyeknya ini berada di dalam diskusi terbuka yang membuat subyek terus berproses dalam pergerakan pemikiran Filsafat.

The project of thought from Slavoj Zizek was built by the Lacanian concept as the rescue from the onslaught of the Postmodern on a misunderstanding of Cartesian subject and German Idealism. Subject exists on the Triad Lacanian, so the subject is seen as a void that always invites the opportunity. This causes the subject to have capability of moving the coordinate of situation by the action that can be interpreted politically. In the end, Zizek led the subject to open concept to discuss and that makes the subject always continues to proceed in the movement of Philosophy thought."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S42717
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Manalu, Abby Gina Boang
"Identitas perempuan sebagai salah satu kategori yang melekat pada diri subjek ternyata membawa implikasi bagi pemiliknya. Identitas sebagai kategori yang melekat pada subjek ternyata menentukan realitas seseorang. Identitas perempuan menjadi landasan bagaimana seseorang ditatap, dibahasakan dan diperlakukan. Kerangka binerian di dalam gender membuat pemaknaan perempuan dan laki ? laki seakan memiliki stabilitas yang inheren. Stabilitas pemaknaan atas diri perempuan ini dirujuk pada fakta biologisnya belaka. Determinisme biologis merupakan landasan untuk memaknai dan menguniversalkan perempuan. Perempuan dipandang sebagai pemaknaan pra-kultural. Stabilitas makna perempuan menjadi sarana penindasan perempuan. Ketika pemaknaan sudah dibatasi maka runag- ruang kebebasan dan reflekis diri perempuan sebagai subjek telah direduksi. Identitas sex dan gender merupakan pemaknaan yang dihasilkan oleh sebuah diskursus, dengan demikian ia tidak bersifat stabil melainkan instabil. Dekonstruksi atas makna perempuan adalah suatu hal yang sangat memungkinkan.
The identity of women as a category that stick to the subject give some impact to the owner. The identity is not just giving some impact, but also takes apart to decide the reality of a human. Identity of women become a cornerstone to how a person should be seen, be narrated, and be treated. The binaries structure in gender studies makes the meaning between the women and the men such have the inherent stability. The stability is only due to the fact about the biologist factor of the women. Biologist determinism is the basic to interpret the women and make themselves become universal. The women are being viewed as a pre-cultural meaning. The stability make the women become a tool to oppression. When the meaning has been confined, the space to be free and the self-reflection of women as a subject has been reduced. The identity of sex and gender is the meaning that produced by a discourse, so it becomes unstable. The deconstruction of the women?s meaning is a possible to do."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2012
S42737
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>