Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 81 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zulfikar Satrio Wibowo
Abstrak :
Studi ini merupakan sebuah evaluasi program Rumah Belajar UI sebagai salah satu program kerja dari Badan Eksekutif Mahasiswa UI (BEM UI) yang memiliki tujuan dalam pengabdian masyarakat serta wadah bagi masyarakat Depok yang memiliki keterbatasan finansial dalam bentuk pendidikan nonformal paket B dan C serta tambahan belajar bagi kesetaraan sekolah dasar. Metode yang digunakan adalah CIPP dan SWOT untuk mengevaluasi capaian menggunakan konsep capacity building pada Rumah Belajar BEM UI.. Hasil penelitian menunjukan pada metode SWOT, hasil yang didapatkan adalah kekuatan utama merupakan lingkungan kerja suportif diikuti dengan potensi dari peminat calon pengajar yang tinggi, sementara pada kelemahan utama adalah kurang luas publikasi sosial media serta hambatan utama yaitu pandemi Covid-19 yang menghambat proses pembelajaran. Pada hasil metode CIPP, program Rumah Belajar BEM UI sudah sesuai dengan tujuan berdirinya program walaupun terdapat beberapa kekurangan lainnya berkaitan dengan proses berjalannya program pada tenaga pengajar yang perlu dibimbing lebih lanjut, tingkat turn-over tinggi, dan permasalahan akan komitmen peserta didik perlu diperbaiki pada paruh program selanjutnya namun outcome yang dihasilkan sudah menunjukan adanya peningkatan kapasitas dari segi kemampuan peserta didik pada motivasi belajar, karakter seperti kepercayaan diri dan partisipasi aktif dalam pendidikan untuk terus belajar. ......This study is an evaluation of the UI Learning House program as one of the work programs of the UI Student Executive Board (BEM UI) which has a goal of community service and a forum for the people of Depok who have financial limitations in the form of non-formal education paket B and C as well as additional learning for elementary school equality. The method used is CIPP and SWOT to evaluate achievements using the concept of capacity building at the BEM UI Learning House. The results from SWOT method show, that the main strength is a supportive work environment followed by the high potential of prospective teacher enthusiasts, while at the main weakness is the lack of social media publications and the main obstacle, namely the Covid-19 pandemic which hinders the learning process. In the results of the CIPP method, the BEM UI Learning House program is in accordance with the purpose of the program, although there are several other shortcomings related to the process of running the program for teaching staff who need to be further mentored, the turn-over rate is high, and problems with student commitment need to be fixed at the end of the year. the next half of the program but the resulting outcomes have shown an increase in capacity in terms of the ability of students to learn motivation, characters such as self-confidence and active participation in education to continue learning.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Baiq Tiara Putri Melenia
Abstrak :
Evaluasi ini bertujuan untuk melihat proses pengelolaan program desa wisata oleh BP Dewi Tetebatu. Tujuan lainnya yaitu untuk mengetahui keberhasilan desa wisata berdasarkan aspek partisipasi dan pemberdayaan masyarakat. Hal ini karena keterlibatan masyarakat dalam proses pengembangannya penting untuk memicu desa wisata yang partisipatif. Studi sebelumnya terkait evaluasi desa wisata fokus pada hasilnya saja, sehingga penting untuk mengevaluasi proses pengelolaan programnya. Maka, evaluasi ini akan berfokus pada evaluasi proses pengelolaan desa wisata oleh BP Dewi. Studi ini menggunakan metode means-ends structures untuk mengetahui kesesuaian program dengan tujuan awalnya. Metode ini tepat digunakan karena mampu membantu peneliti melihat proses input hingga impact suatu program. Hasil evaluasi berdasarkan metode ini menunjukkan bahwa proses pengelolaan desa wisata oleh BP Dewi di Tetebatu sudah berjalan baik. Melalui program SMI dan BAS, BP Dewi berhasil membuat masyarakat mampu mengelola dan mempromosikan destinasi wisatanya. Terkait tata kelola, masyarakat sudah mampu memberikan hospitality sesuai standar kepada pengunjung. Kemudian, pelaku wisata sudah mampu mempromosikan usahanya secara mandiri maupun kolaborasi dengan agen perjalanan wisata. Hasil ini tercapai karena partisipasi aktif masyarakat dalam setiap proses pengelolaan desa wisata. ......This evaluation aims to see the process of managing the tourism village program by BP Dewi Tetebatu. Another goal is to determine the success of the tourism village based on aspects of community participation and empowerment. This is because community involvement in the development process is important to trigger a participatory tourism village. Previous studies related to the evaluation of tourism villages focus on the results only, so it is important to evaluate the program management process. Thus, this evaluation will focus on evaluating the process of tourism village management by BP Dewi. This study uses the means-ends structures method to determine the suitability of the program with its initial objectives. This method is appropriate to use because it is able to help researchers see the input process to the impact of a program. The results of the evaluation based on this method show that the process of tourism village management by BP Dewi in Tetebatu has been running well. Through the SMI and BAS programs, BP Dewi succeeded in making the community able to manage and promote their tourist destinations. Regarding governance, the community has been able to provide hospitality according to standards to visitors. Then, tourism actors have been able to promote their businesses independently and collaborate with travel agents. These results were achieved due to the active participation of the community in every process of managing the tourism village.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Bella Ananda
Abstrak :
Studi ini merupakan evaluasi sumatif terhadap Program Pemberdayaan Alternatif (Dayatif) Badan Narkotika Nasional Kabupaten Sukabumi. Berdasarkan studi-studi yang telah ada sebelumnya, evaluasi program masih diperlukan untuk menganalisis lebih lanjut kekurangan yang ada dan juga untuk meningkatkan kualitas program yang akan diadakan selanjutnya. Adanya Program Dayatif ini dapat membantu para mantan narapidana kasus narkoba untuk kembali mendapatkan pekerjaan, dan tidak kembali terjerumus ke dalam penyalahgunaan narkoba. Evaluasi ini dilakukan menggunakan model evaluasi Main Analytical Categories yang menganalisis Relevansi, Efektivitas, serta Dampak yang dirasakan bagi para penerima program, serta analisis capacity building Program Pemberdayaan Alternatif (Dayatif). Hasil penelitian evaluasi ini menunjukkan bahwa konsep capacity building dapat dinilai dari dimensi pengetahuan, serta keterampilan. Berdasarkan hasil penelitian, dimensi keterampilan masih perlu ditingkatkan lagi sebagai tujuan utama dalam program pemberdayaan. Selain itu, hasil analisis Main Analytical Categories juga menunjukkan bahwa Program Dayatif BNNK Sukabumi masih memiliki kekurangan dalam aspek relevansi, efektivitas yang disebabkan oleh kegiatan atau pekerjaan yang disediakan pada program pemberdayaan yang belum sesuai dengan kebutuhan masing-masing penerima program. ......This study is a summative evaluation of the Alternative Empowerment Program of the National Narcotics Agency (BNN) of Sukabumi Regency. Based on previous studies, program evaluation is still needed to further analyze existing deficiencies and also to improve the quality of programs that will be held in the future. The existence of this Dayatif Program can help ex-convicts of drug cases to get back to work, and not to fall back into drug abuse. This evaluation was carried out using the Main Analytical Categories evaluation model which analyzed the relevance, effectiveness, and perceived impact of beneficiaries, as well as an analysis of the capacity building of the Alternative Empowerment (Dayatif) Program. The results of this evaluation study indicate that the concept of capacity building can be assessed from the dimensions of process, knowledge, and skills. Based on the results of the study, the skill dimension still needs to be improved as the main goal in the empowerment program. In addition, the results of the Main Analytical Categories analysis also show that the Dayatif Program of BNNK Sukabumi still has shortcomings in the aspect of relevance and effectiveness caused by the activities or work provided in the empowerment program that are not in accordance with the needs of each beneficiaries.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Wahyono
Abstrak :
ABSTRAK
Pengelolaan sampah di Indonesia selama ini banyak bertumpu pada pendekatan akhir, yaitu dikumpulkan, diangkut, dan dibuang ke tempat pembuangan akhir sampah (TPA). Pendekatan konvensional ini menimbulkan sejumlah persoalan mulai dari pengangkutan sampai keterbatasan lahan sebagai tempat pembuangan akhir sampah. Pengelolaan sampah secara konvensional terbukti beum mampu mengatasi masalah sampah di Jakarta yang sangat kompleks. Perlu ada paradigma pengelolaan baru yang berbasiskan pada komunitas. Hal ini karena sampah di Jakarta sebagian besar merupakan sumbangan dari sampah rumah tangga.Oleh karena itu penyelesaianya pun haris dimulai dari hulu penghasil sampah itu sendiri. Pengelolaan sampah ini pada komunita harus berprinsip pada 3 R (Reduce, Reuse dan Recycle). Komunitas Delima merupakan sebuah kegiatan dimasyarakat yang berupaya mengelola sampah secara mandiri. Komunitas ini ada dan masih bisa berlangsung sampai dengan sekarang karena ada proses diskusi dan musyawarah secara bersama sama dalam setiap perjalanan komunitas ini. Terdapat komunikasi yang dilakukan secara terus menerus oleh komunitas ini, baik didalam internal dan juga dengan kelompok lain (eksternal). Komunikasi berulang ulang secara intens menuju kearah kemajuan dan memecahkan masalah secara bersama-sama menjadi kunci dalam keberlanjutan program ini. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, Dengan menggunakan pendekatan studi kasus, fokus penelitian ini akan dapat dipahami secara mendalam dan komprehensif. Pendekatan ini diharapkan bisa mengkaji proses, aktivitas, dan peristiwa komunitas dalam melakukan dialog yang setara sehingga program pengelolaan sampah dapat berlanjut. Tekhnik pengumpulan data menggunakan metode wawancara mendalam, observasi dan juga data sekunder. Untuk membuktikan apakah data valid atau tidak, peneliti menggunakan metode trianggulasi data, yaitu tekhnik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data yang sudah diperoleh
ABSTRACT
Nowadays, managing waste in Indonesia mostly based on the final approach, which is collecting, transporting and taken away to the final waste location (TPA). But this conventional approach bring more problem, such as transporting until the limitation of land as the final waste location. It prove if waste problem in Jakarta is deliberative complex. There must be a new paradigm of managing which basis on community, because most of waste in Jakarta are household waste. So the solution is must on the onstream. In also must be based on 3 R (Reduce, Reuse and Recycle). Komunitas Delima is a community activity which managing waste independently. This community is still alive because of discussion and deliberation. Communication in continuity is the key, internal and external. Intensity to the forward and solving problem together is the key of life of this program. This study using qualitative method. Using case study approach, this research focus can be understanding correctly and deeply. This approach is expected could determine the process, activity, and community event on the dialogue so the program could be extended. The data collection used deep interview, observation and secondary data. To prove if this data valid or not, the research could use triangulation data method, which is data validating checking method who used item outside the data for the purpose of checking of comparing to the received data.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T41776
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Henri Puteranto
Abstrak :
ABSTRAK
Problematika pengelolaan program HIV/AIDS muncul ketika suatu organisasi sosial keagamaan menjalankan program ini. Organisasi keagamaan dituntut untuk mampu menjalankan program secara efektif. Namun demikian dalam implementasinya akan berhadapan dengan ?body of knowledge? dari program HIV/AIDS. Oleh karenanya kemampuan organisasi untuk merespon program menjadi sesuatu yang krusial. Organisasi keagamaan memiliki peran untuk tetap memegang nilai keagamaan namun tidak bertentangan dengan strategi yang dimiliki oleh program HIV. Penelitian mengeksplorasi tiga isu dalam Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama. Tiga hal tersebut adalah interaksi nilai dan norma, upaya membangun legitimasi organisasi, dan kemampuan organisasi melakukan manajemen pengetahuan. Metode penelitian kualitatif digunakan untuk mengeksplorasi ketiga topik permasalahan di atas. Hasil dari studi menunjukkan bahwa Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama sebagai organisasi sosial keagamaan mampu menjawab isu-isu sensitif di program HIV/AIDS untuk mengurangi stigma dan diskriminasi, membangun legitimasi organisasi dan mengelola manajemen pengetahuan secara efektif
ABSTRACT
The problems of managing HIV/AIDS programs arises when religious social organizations run the program. Religious organizations are required to run the program effectively. However, the implementation is not easy since they have to faced the "body of knowledge" of HIV/AIDS programs. Therefore, the ability of the organization to undertake this program is crucial. Religious organizations have a role to still keep the significance of religious values, at the same time to avoid conflict with the strategies possessed in HIV programs. This study explores three issues in the Health Organization of Nahdlatul Ulama, the interaction of values and norms, efforts to establish the organization legitimacy, and the ability to perform knowledge management. Qualitative research methods is used to explore the three issues mentioned above. The study results showed that the Health Organization of Nahdlatul Ulama as a socio-religious organization is able to answer sensitive issues in HIV/AIDS programs to reduce stigma and discrimination, building of organization legitimacy and conducting of knowledge management effectively
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T42430
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Mauluddin
Abstrak :
ABSTRAK
Nama : Agus MauluddinProgram Studi : S2 Sosiologi RegulerJudul : Kontestasi Produksi Ruang Publik Taman Tematik di KotaBandungPembimbing : Prof. Dr. der Soz. Gumilar Rusliwa Somantri Tesis ini bertujuan menunjukkan produksi ruang di dalam praktik ruang taman tematik khususnya taman Jomblo di kota Bandung terdapat kontestasi ruang spasial dan kontestasi ruang pada ranah ldquo;makna rdquo; aktor yang memproduksi ruang. Penelitian ini menggunakan gabungan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Metode kualitatif observasi dan wawancara mendalam dilakukan kepada 17 informan dan metode kuantitatif survei dengan medium kuesioner dilakukan kepada 82 responden. Temuan dalam studi ini kontestasi ruang pada ranah ldquo;makna rdquo; yang diproduksi oleh aktor pemerintah representasi ruang tidak sesuai dengan makna yang diproduksi oleh aktor masyarakat ruang representasional . Temuan ini yang membedakan dengan studi-studi sebelumnya yang belum melihat secara tegas kontestasi ruang pada ranah ldquo;makna rdquo; aktor produksi ruang, secara mutlak mesti ldquo;dimenangkan rdquo; aktor masyarakat, yang terdapat negosiasi ruang di dalamnya. Ketika kontestasi di dalam produksi ruang telah menjadi ruang representasional, maka akan terciptanya ruang publik yang adil inklusif dan nyaman untuk lsquo;dihidupi rsquo; masyarakat di perkotaan urban livable . Kata kunci: produksi ruang, kontestasi ruang, praktik ruang, representasi ruang, ruang representasional, negosiasi ruang, urban livable.
ABSTRACT
Name Agus MauluddinStudy Program Magister SociologyTitle Contesting Productions of Public Space The Case of Thematic Park inBandung City, IndonesiaCounsellor Prof. Dr. der Soz. Gumilar Rusliwa Somantri This thesis aims to show the productions of space in the practice of thematic parks especially ldquo Jomblo Park rdquo in Bandung there is contestation of space in it. Spatial contestation and contestation in the realm of meaning of actors that produce spatial space. This research uses qualitative and quantitative approach. Qualitative methods of observation and in depth interviews were conducted on 17 informants and the quantitative method of survey with medium questionnaire was conducted to 82 respondents. The findings in this study of spatial contestation in the realm of meaning produced by government actors representations of space do not match the meaning produced by public actors representational space . This finding distinguishes from previous studies that have not yet seen explicit spatial contestation in the space of meaning of space production actors, which absolutely must be won by public actors, where there is spatial negotiation. When contestation in the production of space has become a representational space, it will create urban justice and comfortable public space to be 39 lived 39 urban livable .Keywords production of space, contesting space, spatial practice, representations of space, representational space, spatial negotiation, urban livable
2018
T51284
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aan Wasan
Abstrak :
Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan tentang kinerja pengurus PSSI priode 2007-2011, budaya organisasi di PSSI dan hubungan budaya organisasi dengan kinerja. Dengan melakukan wawancara medalam, observasi dan studi pustaka, hasilnya menunjukkan bahwa kinerja pengurus PSSI priode 2007-2011 dinilai buruk. Budaya organisasi di PSSI adalah kuat negatif, karena nilai-nilai pertemanan yang tidak profesional dianut secara kuat oleh semua level. Dan, ada hubungan antara budaya organisasi yang kuat negatif dengan kinerja para anggota organisasi......The purpose of this study is to describe the performance of PSSI management for the period 2007-2011, organizational culture in PSSI and the relationship between organizational culture and performance. By conducting in-depth interviews, observations and literature studies, the results show that the performance of the PSSI management for the 2007-2011 period is considered poor. The organizational culture at PSSI is strongly negative, because the values of unprofessional friendship are strongly embraced by all levels. And, there is a strong negative relationship between organizational culture and the performance of organizational members.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2008
T25140
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Rapanie
Abstrak :
Keberadaan kesenian tradisional Sumatera Selatan cenderung memprihatinkan, komunitasnya menunjukkan gejala ketidakberdayaan. Keadaan ini melemahkan fungsi sosial kesenian tradisional sehingga mengurangi perannya di dalam pembangunan daerah. Penelitian dengan metode kualitatif ini merupakan studi kasus terhadap komunitas Dulmuluk, seni teater tradisional di Sumatera Selatan. Kerangka konseptual yang dipergunakan adalah konsep dan teori-teori fungsi sosial kesenian, identitas, dan pemberdayaan. Pemberdayaan terhadap komunitas Dulmuluk perlu dilakukan agar fungsi sosialnya dapat berkontribusi terhadap identitas daerah. Hasil studi menunjukkan bahwa untuk melakukan upaya pemberdayaan maka kedua aktor pembangunan kesenian, yakni pemerintah dan komunitas seniman tradisional, harus bertindak bersama-sama dalam koridor konsep pemberdayaan dengan dasar prinsip- prinsip keadilan, kemandirian dan partisipasi komunitas, untuk membangunan martabat dan rasa percaya diri komunitas dalam menjaga kelangsungan tatanan budaya. Strategi yang diperlukan adalah pemberdayaan komunitas yang berbasis pada identitas fungsi sosial kesenian tradisional, sehingga membangun komunitasnya berarti membangun kesenian itu sendiri. ......The existence of South Sumatra’s traditional arts community tends to be gradually apprehensive. The community is powerless due to the lack of economic support. This conditlon afiects its social functions in contributing to the sustainability of locai traditional arts. This study applies a qualitative research approach and uses a case study of Dulmuluk community—a community of traditional art performance in South Sumatra. The framework of this study is rooted on theories of arts social function, identity, and community empowerment. Dulmuluk community needs to be empowered immediately in order able to reform its social functions that plays essential role in forming the identity of region. The resuit of this study indicates that two actors of the sustainability of traditional arts—the govemment and the art community should be actively involved in the empowerment process. They have to work in collaboration using the empowerment consept based on the principles of justice, community utonomy and participation in building the community’s prestige and self-confidence which are usefull for maintaining the continuity of the cultural order. The strategy required to do so is the community empowerment based on the identity of social functions of the traditional art. Thus, the building of the art community means the building of the art itself.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
T26394
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Pasaribu, Zico Gabriel
Abstrak :
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam dan pengamatan secara tidak terlibat. Temuan penelitian mengungkapkan bahwa terdapat perbedaan dalam cara kedua tipe penghuni yang ada di RSTA dalam memaknai RSTA. Penghuni pemilik di satu sisi memaknai rumah susun yang mereka tempati di RSTA sebagai tempat bermukim (dwelling) mereka. Dwelling memiliki makna secara sosiologis, yakni tempat dimana individu tinggal, bermukim, berinteraksi dengan sesama penghuni dan membentuk komunitas warga RSTA. Di sisi lain, penghuni pengontrak memaknai RSTA hanya sebatas sebagai shelter mereka. Shelter sendiri bermakna naungan secara fisik semata atau sebatas tempat berteduh dan beristirahat, bukan tempat untuk menyatu dan menjadi bagian dari komunitas warga RSTA. Temuan selanjutnya menunjukkan bahwa para penghuni pemilik dikarenakan memaknai RSTA sebagai dwelling, yakni tempat bermukim mereka, mengembangkan keterlekatan komunitas yang cenderung kuat dengan permukiman RSTA, terlihat sebagian besar dari mereka memiliki sense of belonging yang kuat sebagai "warga RSTA" dan juga bersifat mengakar dalam kelompok arisan atau kelompok pengajian di permukiman RSTA. Sedangkan, para penghuni pengontrak dikarenakan hanya memaknai RSTA sebatas sebagai shelter, yakni tempat berteduh semata, keterlekatan komunitasnya cenderung lemah. Kondisi ini dapat dilihat dari kehidupan sosial para penghuni pengontrak yang jarang mengenal tetangga di sebelah rumahnya dan sebagian besar dari mereka juga tidak memiliki sense of belonging yang kuat sebagai "warga RSTA" karena sebagian besar dari mereka hanya "numpang tidur" di RSTA. ...... This research uses a qualitative method in collecting the data using in-depth interview and observations made in the Tanah Abang Flat. The findings of this research suggest that there is a differnce in the way the two types of residents that live in Tanah Abang flat. The residents which are flat owners on one hand, are those that perceive the meaning of Tanah Abang flat as their dwelling place. Dwelling has a sociological meaning, as in a place where people live, dwell, interact with the other residents and become part of the Tanah Abang flat community. On the other, the flat renter only give meaning to Tanah Abang flat as their shelter. Shelter in itself has a shallow meaning, only a psychological structure in where people rest and find shelter. The next finding of this research suggest that because the flat owners give meaning to Tanah Abang flat as their dwelling, they form a rather strong community attachment with the Tanah Abang flat, both physically and socially. This strong community attachment can be seen as most of the flat owners have a strong sense of belonging as the "Tanah Abang Flat Residents" and also by their rootednes in social and religious groups that are formed in the Tanah Abang flat community. On the other hand, the flat renters, as a result of giving meaning to Tanah Abang flat as only their shelter, form a rather weak community attachment, especially to the social environment of Tanah Abang flat. This condition can be seen as most of the flat renters have a very shallow social life in the Tanah Abang flat community, most of them have no knowing of who their next door neighbors are and they also dont have a strong sense of belonging as the "Tanah Abang Flat Residents". Most of the flat renters only perceive Tanah Abang flat as a house where they can "rest at night".
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
S54133
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manuputty, Vitae Prativi Febe
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan mengevaluasi keberlanjutan program CSR perusahaan induk,  dimana memungkinkan perusahaan membuat regulasi sosial secara otonom di era neoliberalisme pasar. Keberlanjutan program CSR masih sulit dicapai karena sinergi antara perusahaan induk dengan fasilitator program belum optimal. Hal ini disebabkan rendahnya tingkat partisipasi komunitas dan sinergi antara fasilitator dengan komunitas. Model evaluasi CSR secara umum dapat dipetakan menjadi tiga kategori yaitu berdasarkan skala perusahaan, model program CSR, dan karakteristik komunitas. Kekurangan model evaluasi CSR terletak pada tidak kompatibelnya karakteristik komunitas perkotaan dengan keberlanjutan program CSR. Penulis berargumen bahwa keberlanjutan program CSR perusahaan induk dapat dicapai apabila model evaluasi yang digunakan mempertimbangkan aspek modal sosial dan partisipasi komunitas. Model evaluasi dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei dan wawancara mendalam yang melibatkan pemanfaat dan non pemanfaat program CSR Kampung Berseri Astra (KBA) di Bakti Jaya Depok. Berdasarkan temuan dan hasil uji regresi, baik tingkat modal sosial dan tingkat partisipasi secara signifikan mempengaruhi tingkat keberlanjutan program dengan kekuatan hubungan sedang. Penemuan menarik lainnya adalah selain modal sosial dan partisipasi, adanya fasilitas yang menunjang dan bantuan dari pemerintah daerah turut berkontribusi dalam keberlanjutan program selama ini.
This study discusses the sustainability of the holding company`s CSR program, which allows companies to make social regulations in the era of market neoliberalism. Sustainability of CSR programs are still difficult to achieve because the synergy between the holding company and the program facilitators is not optimal. This results in a low level of community participation and synergy between the facilitator and the community. CSR evaluation models can generally be mapped into three categories based on company scale, CSR model programs, and community characteristics. The weakness of the CSR evaluation model often lies in the incompatibility of the characteristics of urban communities with the sustainability of CSR programs. The author argues that the sustainability of holding company`s CSR program can be achieved if the evaluation model consider the aspects of social capital and community participation. The evaluation program in this study uses quantitative research methods and in-depth interviews involving the beneficiary and non-beneficiary of Kampung Berseri Astra (KBA) in Bakti Jaya Depok. Based on the findings and results of the regression test, both the level of social capital and the level of participation were significant to influence the levels of program sustainability, with moderate strength of relationship. Other interesting discoveries besides social capital and participation, the existence of supporting facilities and assistance from local governments have contributed to the sustainability program in the recent years.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9   >>