Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 29 dokumen yang sesuai dengan query
cover
R. Azizah
Abstrak :
Kejadian Luar Biasa (KLB) malaria terjadi di Desa Cakul pada tahun 2008 (Dinkes Trenggalek Jatim, 2009). Tujuan penelitian menganalisis ecosocial rumah tangga, ecosocial desa, melakukan pemetaan dan membuat model system dynamics pada ekosistem pantai, dataran rendah dan perbukitan. Desain penelitian survei dengan menggabungkan beberapa metode (combined methode). Ecososial rumah tangga di perbukitan mendukung terjadinya malaria diantaranya kurang aktifnya orang tua dalam mencari informasi nilai p=0,000, OR=37,04 dengan pantai, dan OR 58,58 dengan dataran rendah, status sosial ekonomi yang rendah nilai p=0,002, OR=8,33 dengan pantai, OR 12,5 dengan dataran rendah, genangan air di sekitar rumah p=0,000, OR=5,35 dengan pantai, dan OR 12,27 dengan dataran rendah, aktifitas keluar malam, dan perilaku tidur di tempat kerja (di daerah endemis malaria). Ecosocial desa, kepala desa tidak menyediakan informasi pengendalian malaria, tidak mengeluarkan aturan mobilisasi masyarakat ke daerah endemis malaria, dan penebangan hutan banyak terjadi di perbukitan. Kejadian malaria terkonsentrasi di perbukitan dengan nilai (NNI=0,477284). Model system dynamics dengan model ecosocial of combined method for controlling malaria, yang paling sensitif menurunkan kejadian malaria adalah skenario intervensi sosialisasi pengendalian malaria, dengan rentang waktu tahun 2012 sampai dengan tahun 2021.
Malaria outbreak was a disaster in a Cakul village in 2008 (Trenggalek Health Office, East Java, 2009). This research is aim to analyze ecosocial household, village ecosocial, mapping and modeling system dynamics in coastal ecosystems, plains and hills. Survey research design by combining multiple methods (combined method). Ecososial households favor the occurrence of malaria among older people in the hills are less active in seeking information on the value of p = 0.000, OR = 37.04 with a beach, and OR 58.58 with lowlands, low socio economic status value of p = 0.002, OR = 8.33 to the beach, OR 12.5 with lowland, standing water around the home p = 0.000, OR = 5.35 with a beach, and OR 12.27 with lowlands, activity out at night, and sleep behavior in the workplace (in malaria-endemic areas). Ecosocial village, the village chief does not provide information of malaria control, community mobilization has not been issued yet the rules for malaria-endemic areas, a lot of logging going on in Trenggalek hills. The incidence of malaria is concentrated in the hills with a value of (NNI = 0.477284). To achieve sustainable control over malaria, a combined method to models of system dynamics and ecosicial are needed, the most effective to lower the incidence of malaria is the malaria control intervention scenarios socialization, with a span of years 2012 to 2021.
2013
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ela Laelasari
Abstrak :
Pendahuluan: Etiopatologi aterosklerosis terkait dengan pencemaran lingkungan dan telah menjadi bukti yang mendasar dari studi epidemiologi. Zat karsinogenik Benzo[ a] pyrene (B[a]P), satu dari kontaminan lingkungan merupakan faktor risiko untuk aterosklerosis dan kerusakan DNA. Kemampuan dari polutan tersebut mendasari perkembangan penyakit dengan cara mengubah pola ekspresi gen seperti CYP1A1*2A dan GSTM1. Penelitian cross- sectional ini bertujuan untuk mengevaluasi efek hubungan antara genetika dan lingkungan yang secara bersamasama (interaksi) berperan pada munculnya risiko aterosklerosis dan kerusakan DNA. Metodologi: Pemetaan gen menggunakan metoda PCR - RFLP dan multipleks digunakan untuk mengamati gen yang berperan dalam biotransformasi B[a]P serta hubungannya dengan aterosklerosis dan kerusakan DNA. Metoda ELISA menganalisis variabel dependen yaitu oksidasi - LDL (Ox-LDL ) sebagai biomarker status plak aterosklerosis sementara 8 - hidroksi - '2 - deoxyguanosine (8-OHdG) sebagai biomarker kerusakan DNA dan metabolit B[a]P menggunakan Ultralight Performance Chromatography Mass - Spektrofotometri (UPLC-MS/MS) untuk mengevaluasi dampak pada 151 petugas penjaga pintu gerbang tol di Jakarta. Analisa Cox Regresi yang terkondisikan (conditional Cox resression) multivariat menganalisis hubungan antara faktor genetik,pajanan lingkungan B[a]P, demografi , gaya hidup dan latar belakang pekerjaan dengan aterosklerosis dan kerusakan DNA. Besaran Interaksi (ICR) digunakan untuk mengukur efek yang dihasilkan dari faktor genetik dan pajanan lingkungan dalam skala aditif, yang secara bersama-sama memunculkan risiko aterosklerosis dan kerusakan DNA. Hasil: Ditemukan interaksi CYP1A1-B[a]P berhubungan positif terhadap ateroskelrosis (Ox-LDL) (ICRPR= 0,09) dalam skala aditif dibawah model multiplikatif. Diperoleh efek interaksi positif (ICR>0) dalam skala aditif dibawah bentuk multiplikatif antara GSTM1? B[a]P (ICR-PR=0,09) pada risiko kerusakan DNA. Pengukuran interaksi genetik dan lingkungan dalam skala aditif lebih mendekati kepentingan kesehatan masyarakat. ......Introduction: The etiopathology of atherosclerosis is linked in part to environmental pollution has become a substantial evidence from epidemiological studies. Benzo[a]pyrene (B[a]P), as one of carcinogenic substances from environmental contaminants is risk factors for atherosclerosis and DNA damage due to it?s mechanism may exacerbate an underlying disease by altering gene expression such as CYP1A1*2A and GSTM1. This cross-sectional study aimed to observe the interaction between genetics and environmental jointly risk factors that play in role in causation of atherosclerosis and DNA damage. Methodology: PCR-RFLP and multiplex genotyping used to observed genes that play inrole of biotransformation of B[a]P induced in disseases association with atherosclerosis while the ELISA analyse for oxidized-LDL (Ox-LDL) observed plaque status in atherosclerosis among 151 respondents of tol gate workers in Jakarta. Ultralight Performance Chromatography-Mass Spectrophotometry (UPLC-MS) determine both 8-hydroxy-?2-deoxyguanosine (8-OHdG) observed DNA damage and 1-Hydroxypyrene (1-OHP) was performed to observe impact of BaP. Multivariate conditional Cox? regression was analyzed the association between genetics patern, demographic , life style and occupational background with atherosclerosis and DNA damage. The Interaction Contrasts Ratio (ICR) evaluated the efect risen from interaction. Result: The estimated interaction contrast ratio (ICR) was 0,09 in additive scale under multiplicative model (ICR > 0) between CYP1A1 and B[a]P on the risk of atherosclerosis. Additive interaction under multiplicative model between GSTM1 and B[a]P, with ICR 0,09 on the risk of DNA Damage.Interaction between gene-environment in additive scale is more appropriate for public health interest.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
D1461
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alfajri Rahmatullah
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
D1877
UI - Disertasi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Murdahayu Makmur
Abstrak :
Ledakan alga berbahaya di perairan Teluk Jakarta dipicu oleh tingginya input pencemar organik, memberikan risiko terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat melalui perpindahan saksitoksin dari kerang hijau yang banyak dibudidayakan di perairan Cilincing. Dalam penelitian ini dilakukan analisis tekanan ekologis pada Sungai Cakung Drain dan kawasan budidaya kekerangan perairan Cilincing, dan analisis keberadaan saksitoksin pada kerang hijau serta implikasinya terhadap kesehatan masyarakat. Tingginya bahan pencemar organik yang masuk melalui sungai Cakung Drain ke perairan Cilincing menyebabkan gangguan terhadap keberlangsungan hidup biota. Rasio redfield di perairan antara 2?12,5 banding 1, dengan dominasi diatom. Hasil pengukuran saksitoksin pada sampel kerang di beberapa pasar berkisar dari 4,93?17,34 μg STX eq. per 100 g, masih di bawah ambang yang diperbolehkan yaitu 80 μg STX eq. per 100 g. Konsentrasi saksitoksin di Kerang hijau Cilincing pada uji akumulasi berkisar dari 4,11-11,96 μg STX eq. per 100 g. Konstanta depurasi 1,416/jam pada 8 jam pertama dan 0,141/jam pada 16 jam berikutnya. Menggunakan ukuran porsi maksimum masyarakat Cilincing sebesar 650,70 g, didapatkan nilai RQ sebesar 0,35 (RQ<1), berarti pola konsumsi dan konsentrasi saksitoksin pada kerang hijau belum memberikan risiko terhadap kesehatan konsumen. Temuan baru dari penelitian ini adalah model konseptual skenario intervensi perpindahan saksitoksin dari alga ke manusia melalui biomarker kerang di Teluk Jakarta, dengan penguatan temuan bahwa determinasi saksitoksin pada biomarker seperti kerang hijau merupakan critical point pada keamanan pangan dari produk laut dan sistem depurasi menjadi metode intervensi jangka pendek. ......Harmful Algae bloom in the Jakarta Bay trigged by the nutrient input dan give the impact to the environmental and the human health by food webs transfer via green mussel from Mussel farming area, Cilincing. This study analyzes the ecological pressures on the Cakung Drain and Cilincing water, and saxitoxin prescence in the green mussel and implication to the human health. The high nutrient input via Cakung Drain to the bay causing disruption to the survival of biota. Redfield ratio between 2?12.5/1 with diatom domination. The results of measurements saxitoxin concentration in mussels in some markets range from 4.93 to 17.34 g STX eq. per 100 g shellfish meat, and still below the permitted threshold of 80 g STX eq. per 100 g. In the accumulation study, saxitoxin concentration in the green mussel range from 4.11 to 11.96 μg STX eq. per 100 g. Depuration constant is 1.416/hour at the first 8 hours and 0.141/hour in the next 16 hours. By using the maximum portion size of 650.70 g, the RQ value is 0.35 (RQ <1), means the consumption patterns and the concentration of toxin in the mussels do not give health risk to consumers, in the saxitoxin concentration view. The conceptual model of intervention scenario to saxitoxin transfer from algae to humans through Green Mussel in Jakarta bay proposed as a novelty, with the the strengthening of the saxitoxin determination on biomarkers is critical points in the food safety of marine products and depuration systems is a method for prevention saxitoxin transfer in the short term.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2012
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurusysyarifah Aliyyah
Abstrak :
Hipertensi merupakan salah satu kondisi medis yang cukup serius karena dapat meningkatkan risiko penyakit jantung, otak, ginjal dan penyakit lainnya. Wilayah di DKI Jakarta dengan prevalensi hipertensi tertinggi berdasarkan diagnosis dokter yaitu Kota Jakarta Pusat sebesar 12,16%. Partikulat meter organik dan komponen partikulat meter dapat memicu proinflammatory effects pada paru-paru karena kemampuannya mengakibatkan stress oksidatif. Penelitian ini bertujuan untuk menyusun model pengaruh pajanan PM2,5 di udara ambien terhadap kejadian hipertensi melalui stress oksidatif dan sitokin inflamasi pada penduduk di Jakarta Pusat. Penelitian dilakukan pada penduduk dewasa (18-65 tahun) di Kota Jakarta Pusat dengan disain studi hybrid cross sectional ecology. Pengumpulan data secara cluster random sampling dengan analisis data dilakukan melalui pemodelan regresi logistik multilevel dan cox regresi proporsional hazard. Hasil analisis menunjukkan terdapat asosiasi antara PM2,5 di udara ambien dengan biomarker stress oksidatif (IOR PM2,5: 2,185173-2,185176) dan dengan biomarker sitokin inflamasi (IOR PM2,5: 1,21-1,91). Pemodelan multivariat dengan cox regresi proporsional hazard menunjukkan bahwa variabel umur dan indeks massa tubuh merupakan confounder hubungan antara stress oksidatif dengan hipertensi dan antara sitokin inflamasi dengan hipertensi dengan nilai Rasio Prevalens adjusted (95% CI) masing-masing sebesar 1,19 (0,69-2,03) dan 0,99 (0,58-1,72). Dapat disimpulkan bahwa variabel konsentrasi PM2,5 di udara ambien memiliki peran terhadap terjadinya hipertensi, stress oksidatif dan sitokin inflamasi pada penduduk di Jakarta Pusat. ......Hypertension is a serious medical condition that can increase the risk of heart, brain, kidney and other diseases. The area in DKI Jakarta with the highest prevalence of hypertension based on doctor diagnosis is Central Jakarta city about 12.16%. Organic particulate matters and particulate matter components can trigger proinflammatory efects in the lung due to their ability to cause oxidative stress. This study aims to develop a model of the Influence of PM2,5 Exposure in Ambient Air on Hypertension Occurrence through Oxidative Stress and Inflammatory Cytokines among residents in Central Jakarta. The study was conducted among adult residents (age 18-65 years) in Central Jakarta with hybrid cross sectional study design. Data collected using cluster random sampling with data analysis carried out through multilevel logistic regression modeling and cox proportional hazard regression. Results show there is an association between PM2.5 in ambient air with oxidative stress biomarkers (IOR PM2.5: 2.185173-2.185176) and with inflammatory cytokine biomarkers (IOR PM2.5: 1.21-1.91). Multivariate modeling with Cox regression proportional hazard shows that age and body mass index are confounders of the relationship between oxidative stress with hypertension and between inflammatory cytokines with hypertension with an adjusted prevalence ratio (95% CI) value of 1.19 (0.69-2.03) and 0.99 (0.58-1.72). It can conclude that concentration of PM2.5 in ambient air has a role on hypertension, oxidative stress and inflammatory cytokine among residents in Central Jakarta.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Budiyanto
Abstrak :
Industri perkapalan adalah sebuah industri padat modal dan padat karya yang ikut menopang perkembangan Industri di Indonesia. Industri perkapalan melakukan kegiatannya yaitu pembuatan kapal dan reparasi kapal dan memiliki resiko yang beragam, salah satu resiko yang penting adalah resiko penurunan kualitas lingkungan galangan kapal akibat banyaknya kapal yang direparasi di atas Dok. Manajemen resiko di Industri galangan Kapal adalah manajemen pengalihan resiko yang mampu mengelola bahaya potensi resiko lingkungan dalam bentuk Asuransi Lingkungan Analisa pengalihan resiko lingkungan ditentukan dari faktor-faktor analisa resiko (nilai resiko) estimasi resiko (karakteristik resiko) dan permodelan asuransi lingkungan (preventive cost & risk based margin) dengan menggunakan metode SAST (Strategic Assumption Surfacing and Testing) dan metode PPA (Participatory Perspectives Analysis) dan hasilnya faktor resiko terbesar adalah faktor penggerak yaitu risiko pencemaran galangan akibat sandblasting dalam proses reparasi kapal yang diikuti faktor pengungkit yaitu limbah cat, karat, tritip dan lain-lain. Model asuransi lingkungan progresif adalah yang terbaik untuk pengalihan resiko lingkungan di dalam reparasi kapal dengan membangun instalasi Dok yang ramah lingkungan yaitu Instalasi Graving Dok. Waterblasting dan cat antifouling yang ramah lingkungan dan pembebanan preventive cost terhadap stakeholder atau dapat menggunakan rumus atau formula biaya premi Asuransi Lingkungan yang dibebankan kepada kapal-kapal yang melakukan kegiatan reparasi di atas Dok. ......The shipyard industry is a capital- and labour-intensive industry, which also supports Indonesia?s industrial development. In carrying out its activities, which include shipbuilding and ship repair works, the shipyard industry is challenged by a number of risks, one of the crucial ones being the risk of deterioration of the shipyard environmental quality due to the great number of ships repaired in the docks. Risk management practice in the Shipyard Industry involves transferring risks to manage potential environmental risk threats through the use of Environmental Insurance. Environmental risk transfer analysis is determined by risk analysis factors (risk values), risk estimates (risk characteristics), and environmental insurance modeling (preventive cost & risk-based margin) using SAST (Strategic Assumption Surfacing and Testing) and PPA (Participatory Perspectives Analysis) methods. The results demonstrate that the biggest risk factor - also a driving factor - is the risk of shipyard contamination due to the sandblasting process in a series of activities in ship repair, followed by leverage factors, which are paint wastes, rust, barnacles, and others. The most suitable progressive environmental insurance model for environmental risk transfer within the scope of ship repair suggests the installation of environmentally friendly docks, namely Graving Docks. Water blasting, the use of environmentally friendly antifouling paints, or charging preventive costs to stakeholders may be calculated based on the Environmental Insurance premium calculation formula and are charged to ships repaired on such docks.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elisabeth Srihayu Harsanti
Abstrak :
ABSTRAK
Endosulfan adalah salah satu senyawa POPs organoklorin pada era revolusi hijau yang disukai petani karena kemanjurannya. Namun saat ini masih ditemukan di lapang. Endosulfan bersifat persisten, bioakumulatif, dan sangat toksik terhadap makrobiota. Keberadaan endosulfan harus dipantau dan dilakukan upaya reduksinya agar tidak mencemari lingkungan, dan untuk keamanan pangan, serta memenuhi ketentuan Konvensi Stockholm. Sekitar 18,12 dari total tanah sawah di Kabupaten Jombang telah terkontaminasi endosulfan dengan kategori telah melebihi Batas Maksimum Residu BMR dan 22,5 di bawah BMR. Upaya remediasi harus dilakukan dengan memanfaatkan sumberdaya lokal di Kabupaten Jombang seperti limbah tongkol jagung dan pupuk kandang. Limbah tongkol jagung belum optimal dimanfaatkan. Biochar dari limbah tongkol jagung berpotensi untuk memperbaiki tanah sawah terkontaminasi endosulfan. Penelitian ini bertujuan 1 mengetahui kemampuan teknologi remediasi dengan limbah pertanian berbasis sumberdaya lokal dalam memperbaiki kualitas tanah sawah dan produk pertanian tercemar insektisida endosulfan, 2 mengkaji dampak teknologi remediasi dengan limbah pertanian berbasis sumberdaya lokal pada tanah sawah tercemar endosulfan dengan menggunakan perangkat valuasi ekonomi, sosial, dan lingkungan dan 3 membangun model statistik remediasi berkelanjutan dengan limbah pertanian berbasis sumberdaya lokal pada tanah sawah tercemar endosulfan. Penelitian dilakukan pada bulan Juni 2015-Mei 2016 dengan metode survey dan eksperimen di rumah kaca. Eksperimen di rumah kaca menggunakan rancangan percobaan acak lengkap dengan tujuh perlakuan kombinasi biochar dan kompos kotoran ternak yang diulang tiga kali. Hasil penelitian menunjukkan 1 Teknologi remediasi tanah sawah tercemar insektisida endosulfan dengan limbah pertanian dapat memperbaiki kualitas tanah dan produk pertanian padi . Kombinasi biochar tongkol jagung dan kompos kotoran sapi atau ayam 1:4 efektif sebagai bahan pembenah tanah untuk remediasi tanah sawah tercemar residu insektisida endosulfan dengan kemampuan mempercepat penurunan ?-endosulfan hingga lebih rendah dari konsentrasi BMR < 0,0085 ppm berkisar 66,5 - 70,9 dengan waktu remediasi selama 74 hari 21 hari lebih cepat daripada tanpa remediasi ; Kombinasi biochar tongkol jagung dengan pupuk kandang sapi atau ayam pada nisbah 1:4 dapat menurunkan residu metabolit endosulfan sulfat hingga di bawah BMR < 0,0085 ppm masing-masing sebesar 1,8 -67,3 pada MT I, dan 49,7 -67,7 pada MT II dan terjadi pada kondisi anaerob; Kombinasi biochar dan kompos kotoran ternak mampu meningkatkan kesuburan tanah antara lain pH, P tersedia, C organik tanah, N total, dan populasi bakteri dalam tanah; serta meningkatkan hasil padi 10-13 2 Teknologi remediasi dengan memanfaatkan biochar tongkol jagung yang dikombinasi dengan kompos kotoran ayam atau sapi dapat memberikan dampak positif pada aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan sehingga inovasi tersebut dapat diterima oleh petani; dan 3 Model statistik remediasi tanah sawah Inceptisol tercemar residu endosulfan dengan memanfaatkan limbah pertanian dapat dibangun dengan mempertimbangkan karakteristik tanah terutama kandungan C-organik tanah dan populasi bakteri total dalam tanah.Kata kunci: limbah tongkol jagung, kompos kotoran sapi, kompos kotoran ayam biochar, remediasi, endosulfan, keberlanjutan
ABSTRACT
Endosulfan is one of POPs organochlorine compounds on green revolution era that was mostly preferred by farmers because of its efficacy. However, it still found in the field. Endosulfan is persistent, bio accumulative, and most toxic on macrobiota. Its existence in soil must be monitored and its reduction must be controlled so that it do not contaminate the environment and food safety and comply Stockholm Convention. About 18.12 of total rice fields in Jombang districts has contaminated by endosulfan that has been over Maximum Residue Limits MRLs and 22,5 less of MRLs. Remediation should be done by using local sources such as corn cob waste and compost of cattle manure. In fact, the waste of corn cob has not used optimally yet. Biochar from corn cob waste has the potency to remediate rice fields contaminated endosulfan. The research objectives were 1 to determine ability of remediation technology using agricultural wastes based local resources in improving quality of paddy soil and agricultural products that polluted by endosulfan insecticide, 2 to study the impacts of remediation technology using agricultural wastes based local resources in rice fields contaminated by endosulfan through economic, social, and environment valuation instruments, and 3 to arrange statistical model of sustainable remediation using agricultural waste based local resources in rice field contaminated by endosulfan. The research was conducted from June 2015 till May 2016 using survey and screen house experiment methods. The screen house experiment was arranged using completely randomized design with seven treatment of combination of corn cob biochar and farmyard manure with three replicates. The research result showed that 1 remediation technology of rice fields contaminated by endosulfan using agricultural waste as a soil amendment could improve the quality of paddy soil and rice products. The combination of corn cob biochar and compost of cattle manure or chicken manure 1 4 could effectively remediate rice field contaminated by endosulfan insecticide till less than MRLs 0.0085 ppm as much as 66.5 ndash 70.9 . The time of remediation to reduce the residue up to less than MRLs was 74 days 21 days faster than without remediation . The combination of corn cob biochar and cattle manure or chicken manure with 1 4 ratio could decrease endosulfan sulfate metabolite less MRLs 0,0085 ppm 1.8 67.3 in 1st cropping season and 49.7 67.7 2nd cropping season , respectively, that a decrease is in anaerobe condition Soil amendment could increase soil fertility, i.e. pH, available P, soil organic C, total N, and bacteria population and increased 10 13 of rice yield 2 remediation technology using corn cob biochar combined manure from either cattle or chicken could impact positively on aspects of economy, social, and environment so that innovation could be acceptable by farmers and 3 statistical model of remediation of Inceptisol rice field that contaminated by endosulfan using agricultural waste could be built with considering soil characteristic especially organic C and soil bacteria total factors. Its usage was suitable with level of endosulfan contamination and has some similarities ecological characteristics.Keywords corn cob waste, cattle manure compost, chicken manure compost, biochar, remediation, endosulfan, sustainability.
2016
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Afthina Primanti
Abstrak :
Produksi batubara di Indonesia terus meningkat untuk memenuhi kebutuhan energi nasional dan permintaan ekspor. Limbah padat dari proses pembakaran batubara diperkirakan bertambah secara signifikan, salah satu limbah berbahaya pertambangan adalah TENORM, namun sebagian TENORM tergolong barang produksi yang memiliki nilai ekonomi. Masalah dalam penelitian ini limbah yang mengandung TENORM memiliki volume yang cukup besar, serta aktivitas pembuangan, penggunaan, dan daur ulang TENORM berpotensi menyebabkan kontaminasi bagi pekerja di PLTU dan lingkungan sekitar. Tujuan penelitian adalah menganalisis tingkat radiasi TENORM dari abu batubara PLTU, persepsi sosial-ekonomi pekerja PLTU, efektivitas penyuluhan proteksi radiasi TENORM, serta membuat model pola proteksi radiasi TENORM agar sesuai dengan PP No 33 tahun 2007. Metode yang digunakan adalah metode campuran dengan pendekatan kuantitatif. Instrumentasi pengumpulan data berupa kuesioner, dan analisis statistik dengan model SEM untuk membuat model pola proteksi. Hasil penelitian menunjukan tingkat konsentrasi radioaktivitas TENORM berada dibawah nilai ambang batas, namun secara akumulasi telah melebihi nilai ambang batas. Persepsi sosial-ekonomi pekerja di PLTU Suralaya terkait risiko paparan radiasi TENORM masih rendah, namun pekerja telah memiliki asuransi kesehatan. Model SEM pola proteksi menunjukan terdapat pengaruh signifikan antara variabel WTP setelah penyuluhan dengan variabel penerimaan terhadap Proteksi TENORM sebesar 0,730, pengetahuan TENORM sebelum dan setelah penyuluhan sebesar 0,627, dan penerimaan terhadap proteksi TENORM terhadap pengetahuan TENORM sebesar 0,648. Kesimpulan penelitian yaitu konsentrasi radiasi TENORM pada tiga lokasi pengukuran secara akumulatif telah melebihi ambang batas. Tingkat pengetahuan pekerja terkait radiasi TENORM sebelum penyuluhan masih sangat rendah. Efektivitas penyuluhan proteksi radiasi TENORM pada pekerja sebesar 100%. Model SEM pola proteksi radiasi TENORM terhadap pekerja PLTU Suralaya sesuai dengan regulasi. ......Coal production in Indonesia is estimated to continue to increase to meet national energy needs and export demand. Solid waste from the coal combustion process is estimated to increase significantly if it is not utilized effectively. One of the hazardous mining wastes is TENORM, but some TENORM are classified as production goods with economic value. The problem with this research is that waste containing TENORM has a large enough volume. TENORM's disposal, use and recycling activities have the potential to contaminate workers at the PLTU and the surrounding environment. The study aimed to analyze TENORM radiation levels, socio-economic perceptions of PLTU workers, the effectiveness of TENORM radiation protection education, and create a TENORM radiation protection pattern model to comply with the Republic of Indonesia Government Regulation No.33 of 2007. The method used is a mixed method with a quantitative approach. Data collection and analysis obtained by questionnaire and statistical analysis using the SEM model to create a protection pattern model. The results showed that the concentration level of TENORM radioactivity at each measurement location was below the threshold value, but cumulatively it exceeded the threshold value. The socio-economic perception of workers at PLTU Suralaya regarding the risk of TENORM radiation exposure is still low, but workers already have health insurance. The protection pattern's SEM model shows a significant positive relationship between the WTP variable and the variable Acceptance of TENORM Protection, Acceptance of TENORM Protection and Knowledge of TENORM before and after counselling. The study concludes that the TENORM radiation concentration at the three measurement locations has cumulatively exceeded the threshold. The knowledge of workers related to TENORM radiation before counselling is still deficient. The effectiveness of TENORM radiation protection counselling to workers is 100%. The SEM model of the TENORM radiation protection pattern for PLTU Suralaya workers complies with regulations.
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Kadir
Abstrak :
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rusaknya bangunan-bangunan cagar budaya dan adanya permasalahan-permasalahan yang ada di kotatua, maka penelitian ini bertujuan untuk (1) mengindentifikasi konsep pengembangan wisata heritage Kotatua saat ini; (2) Menganalisis kekuatan dan kelemahan dari konsep pengelolaan Kotatua saat ini; (3) Membangun model wisata berbasis heritage berkelanjutan yang dapat menyelaraskan kepentingan keberlanjutan budaya, peningkatan ekonomi masyarakat sekitar kawasan Kotatua, peningkatan pengunjung dan kemudahan akses. Pendekatan dalam penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Sedangkan analisis data yang digunakan terdiri dari analisis deskriptif dan verifikatif dengan alat analisis Structural Equation Modelling (SEM). Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan (1) Konsep rencana strategis pembangunan kawasan kotatua Jakarta mengandung prinsip-prinsip dasar pembangunan wisata rakyat dan pelestarian budaya serta bagaimana semua pihak berkerja sama untuk mencapai tujuan bersama dalam konsep MICE (Meeting, Incentive, Conference and Events) yang mengacu pada jenis wisata tertentu dimana kelompok besar menyusun rencana umum masa depan guna mencapai tujuan bersama; (2) Implikasi penerapan konsep pembangunan yang berorientasi ekowisata pada kawasan wisata sejarah kotatua di tinjau dengan analisis SWOT. Untuk merespon secara efektif perubahan dalam lingkungannya, pengelola kawasan wisata harus mencermati lingkungan eksternal dan internalnya. Berdasarkan posisi kawasan wisata sejarah Kotatua Jakarta dalam Matriks SPACE maka strategi yang cocok untuk kawasan wisata ini adalah strategi kompetitif; (3) Model yang dapat memberdayakan masyarakat menjadi sejahtera, peningkatan PAD dan menjaga kelestarian budaya serta sejarah dikembangkan dengan cara: (a) Pengoptimalan input yang dimiliki masyarakat sekitar kawasan wisata kotatua Jakarta; (b) Proses revitalisasi yang dilakukan merupakan bentuk perubahan untuk meningkatkan keberlangsungan kawasan wisata kotatua Jakarta agar dapat diminati wisatawan sebagai sebuah wisata sejarah yang menarik untuk menjadi tujuan wisata; (c) Output tercapai apabila sasaran revitalisasi sampai pada tahapan perkembangan ekonomi, pemberdayaan masyarakat da pengembangan kawasan wisata kota tua; (d) Outcame dari model ini adalah masyarakat sejahtera, PAD meningkat dan kelestarian budaya serta sejarah tetap terjaga dengan baik, dari beberapa model yang ada, maka penulis dalam riset ini membangun model revitalisasi yaitu; Model KML (kelembagaan, Masyarakat dan Lingkungan). ......This research is motivated by the destruction of cultural heritage buildings and the problems that exist in Kotatua, then this study aims to (1) identify the concept of heritage tourism development is now Old Town, (2) Analyze the strengths and weaknesses of current Kotatua management concepts, (3) Building a heritage-based sustainable ecotourism models that can align the interests of cultural sustainability, economic improvement Kotatua around the area, an increase in visitors and ease of access. The approach in this study is a quantitative with methode quantitative and qualitative research methods. While the data analysis consisted of descriptive analysis and verification with analytical tools Structural Equation Modelling (SEM). Based on the analysis that had been done, it can be concluded (1) The concept of the development of a strategic plan Jakarta Old Town area containing the basic principles of tourism development and preservation of folk culture and how all parties work together to achieve common goals in the concept of MICE (Meeting, Incentive, Conference and Events) which refers to a particular type of tourism in which large groups of the general plan the future in order to achieve common goals, (2) implications of the application of the concept of eco-tourism oriented development in the tourist area of ??the old city at the review history with SWOT analysis. To respond effectively to changes in its environment, managers must examine the tourist area of ??the external and internal environment. Based on the position of the tourist area of ??the history of the old city in the SPACE matrix is ??a suitable strategy for this tourist area is a competitive strategy, (3) models that can empower people to be prosperous , increase revenue and preserve the culture and history developed by: (a) Optimization input of the communities around the area of ??the old city of Jakarta tourist; (b) revitalization process undertaken is a form of changes to improve the sustainability of the tourist area of ??the old city of Jakarta to be attracted tourists as an interesting historical sights to become a tourist destination; (c) Output reached if revitalization goals through the development stages of an early slow start, empowerment da pengembengan old town tourist area; (d) of this model is Outcame prosperous society, increased revenue as well as historical and cultural preservation is maintained properly, from some of the existing models, the authors in this research builds a model of revitalization, that is KML model (Institutional, Communities and the Environment).
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2016
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rr. Anggun Paramita Djati
Abstrak :
Leptospirosis adalah penyakit berbasis lingkungan yang masih belum menjadi prioritas upaya pengendalian penyakit. Masalah dalam penelitian ini yaitu distribusi leptospirosis berdasarkan habitat dan relung ekologi yang sesuai berbasis ekososial dengan pendekatan ilmu lingkungan belum banyak diketahui. Penelitian bertujuan untuk mengembangkan model prediksi kejadian leptospirosis menurut relung ekologis berbasis ekososial. Penelitian dilakukan tahun 2019- 2020. Data time-series (2008-2018) di Demak, Boyolali, Kota Semarang, dan Ponorogo meliputi titik koordinat penderita dan variabel lingkungan alam, sosial, dan binaan, dilengkapi hasil wawancara dan Focus Group Discussion (FGD). Metode yang digunakan yaitu Pemodelan Relung Ekologis dan Analisis Jaringan Sosial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum kerapatan vegetasi berkontribusi paling besar terhadap semua model prediksi. Faktor lingkungan lain yang berkontribusi yaitu kepadatan penduduk dan tata guna lahan. Kesimpulan penelitian ini yaitu pemodelan relung ekologis yang dikombinasi dengan analisis jaringan sosial dapat memprediksi sebaran leptospirosis. Prediksi ini dapat digunakan sebagai dasar penentuan intervensi disesuaikan kearifan lokal daerah. ......Leptospirosis is an environmental-based disease that has not yet become a priority in disease control efforts. The problem in this study namely the distribution of leptospirosis based on habitat and ecological linkages in accordance with the environmental science approach, is not widely known. This study aimed to develop a predictive model for the incidence of leptospirosis according to ecosocial based ecological niches. The research was conducted in 2019-2020. Time-series data (2008-2018) in Demak, Boyolali, Semarang City, and Ponorogo included the coordinates of sufferers and variables of the natural, social, and built environment, complemented by the results of interviews and Focus Group Discussions (FGD). The methods used were Ecological Niche Modeling and Social Network Analysis. The results showed that in general the density grew the largest for all predictive models. Other environmental factors were population density and land use. The conclusion of this study was that ecological niche modeling combined with social network analysis can predict the distribution of leptospirosis. This prediction could be used as a basis for determining the choice of local wisdom.
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Univeristas Indonesia, 2022
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>