Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Thara Nadhifa Zakirah
"Perkembangan eksponensial gim video dalam budaya populer telah menarik perhatian cendekiawan selama bertahun-tahun. Dibanding media lain, gim video unik karena mereka memberikan pengalaman interaktif untuk para pemain dengan cara memberi pemain kekuasaan untuk memilih. Keberadaan mitologi dan sistem kepercayaan dalam gim video telah diperdebatkan sebagai peran yang penting, di mana mitologi dan sistem kepercayaan bertindak sebagai referensi yang menjadi dasar gim itu sendiri.Penelitian ini bertujuan untuk meneliti bagaimana sistem kepercayaan utama di Dragon Age: Origins (2009) saling berhubungan dengan hirarki ras dalam game. Narasi dan mekanik dalam him dipelajari guna menunjukkan dengan tepat hubungan lembaga agama dengan rasisme. Hasil temuan menunjukkan bahwa ada hubungan yang kompleks antara rasisme dan lembaga agama. Dari waktu ke waktu, studi soal rasisme berlandaskan agama dan pemahaman kita akan religiusitas berkembang. Meskipun tidak ada korelasi eksplisit yang menyatakan bahwa lembaga agama dan rasisme itu berkaitan, bukan berarti keduanya sepenuhnya tidak terkait. Kita harus berhati-hati untuk tidak menentang agama itu sendiri, tetapi mengkritik dinamika lain yang ikut bermain seperti kekuasaan dan harta.

The exponential growth of video games in popular culture has been piquing scholars' attention for years. Video games are unique compared to other media as they provide interactive experience for the users by giving them the power to choose. It has been argued that mythologies and belief systems play an important role in video games, wherein they act as referents to which video games are based on. This study aims to research how the major belief system in Dragon Age: Origins (2009) is interconnected with the in-game racial hierarchy. Using textual analysis as the method, the game narrative and mechanics are studied in order to pinpoint the connection between institutionalized religion and racism. The findings show that there are complex relations between racism and institutionalized religion. Through time, the study of religious racism and our understanding of religosity evolved. Although there are no explicit positive corelation between the two, it is not entirely unrelated either. We must be careful to not to oppose religion itself, but to criticize the other dynamics that come into play such as power and money."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Noviarto Eko Nugroho
"DACA dan The DREAM Act adalah program yang mencoba melindungi imigran Latinx ilegal dan tidak berdokumen di AS, dan para pemuda atau Dreamers itu masih mengalami beberapa konsekuensi hukum dan perjuangan dalam kehidupan nyata. Dreamers, istilah yang diperkenalkan di bawah naungan kedua program tersebut, adalah individu muda yang tumbuh di Amerika tetapi tidak dapat memperoleh pengakuan hukum di bawah undang-undang imigrasi saat ini (ADL, 2022). Makalah ini mengulas dua karakter dari In the Heights (2021) yang mengalami perjuangan tersebut saat mencoba mewujudkan impiannya. Melalui konsep ruang Yi-Fu Tuan dan Elaine Baldwin, artikel ini mencoba menemukan dan mengkarakterisasi setiap ruang yang terkait dengan karakter dan bagaimana maknanya akan dihubungkan dengan bagaimana mereka mewujudkan El Suenito atau mimpi mereka. Menggunakan analisis tekstual dan naratif sebagai metode, artikel ini menyimpulkan bahwa setiap karakter memiliki masalah dalam menentukan tempat mereka berada. Ada berbagai momen yang memengaruhi cara mereka melihat dan merasakan tempat. Ini membawa mereka untuk memiliki makna ruang yang berbeda di tempat yang berbeda yang terhubung dengan bagaimana mereka mewujudkan impian mereka.

DACA and The DREAM Act are programs that try to protect the illegal and undocumented Latinx immigrants in the US, and those younger people or Dreamers still experience some legal consequences and struggles in real life. Dreamers, the term introduced under the auspices of those two programs, are young individuals who grew up in America but could not obtain legal recognition under present immigration laws (ADL, 2022). This paper examines two characters from In the Heights (2021) who experience those struggles while trying to make their dream come true. Through Yi-Fu Tuan and Elaine Baldwin’s concept of space, the paper attempts to find and characterize each space that is related to the characters and how its meaning will be connected to how they realize their El Suenito or dream. Using textual and narrative analysis as a method, this paper concludes that each character has a problem deciding which place they belong to. There are various moments that influence how they see and feel toward places. It leads them to have different meanings of space in different places that are connected to how they realize their dream."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nixon
"Peaky Blinders Season 5 (2019) merupakan musim kelima dari serial "Peaky Blinders", yang merupakan serial Netflix yang mengisahkan tentang sebuah kelompok kriminal di kota Birmingham, Inggris, pada masa Perang Dunia pertama. Artikel ini akan menganalisis tindakan Thomas Shelby, penjahat dan karakter utama dalam serial Netflix Peaky Blinders musim ke-5 (2019), menggunakan teori Psikoanalisis Freud. Thomas Shelby adalah seorang penjahat, tetapi dia juga dianggap pahlawan oleh karakter lain di Peaky Blinders musim ke-5. Saya menemukan bahwa kondisi psikologis Thomas Shelby dapat digunakan untuk menjelaskan setiap tindakan agresifnya dan dapat mengubah cara pandang orang-orang di sekitarnya terhadap kejahatannya menggunakan metode yang dikembangkan oleh Sigmund Freud. Saya menyimpulkan bahwa alasan psikologis di balik tindakan agresif Thomas Shelby dapat mengubahnya dari penjahat menjadi pahlawan bagi orang-orang yang terpinggirkan di sekitarnya karena Id dan Superego yang muncul secara seimbang dan bersamaan. Situasi ini dijelaskan oleh Sigmund Freud dalam “Mekanisme Pertahanan” yang masih menjadi bagian dari teori Psikoanalisis. Kemunculan Id dan Superego secara bersamaan dapat menimbulkan pembenaran tindak pidana bagi pelaku kejahatan dan memperoleh simpati dari masyarakat.

Peaky Blinders Season 5 (2019) is the fifth season of "Peaky Blinders" series, which is a Netflix series that tells the story of a criminal group in the city of Birmingham, England, during the first World War. This article will analyze the actions of Thomas Shelby, a criminal and main character in Netflix series Peaky Blinders Season 5 (2019), using Freud’s Psychoanalysis theory. Thomas Shelby is a criminal, but he is also considered a hero by other characters in Peaky Blinders season 5. I find that the psychological condition of Thomas Shelby could be used to explain each of his aggressive actions and it could change the perspective of people surrounding him towards his crime using the method developed by Sigmund Freud. I conclude that the psychological reasons behind the aggressive acts of Thomas Shelby could turn him from a criminal into a hero for marginalized people surrounding him because the Id and Superego that appear in balance and simultaneously. This situation is described by Sigmund Freud in “Defense Mechanism,” which is still a part of Psychoanalysis theory. The simultaneous appearance of Id and Superego can lead to justification of criminal acts for criminals and gain sympathy from people."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library