Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ilham Permana AM
Abstrak :
Gangguan otot rangka yang sering dialami pekeija manual material handling salah satunya disebabkan oleh besarnya beban mekanik yang diterima tubuh terutama pada L5/SI (lumbosacral joint) tidak pernah dapat diperkirakan secara tepat hingga saat ini. Beban mekanik yang berlebihan jika melampaui batas kemampuan struktur tubuh dapat menyebabkan cedera. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk memperkirakan besarnya gaya internal otot akibat pengaruh berat tubuh dan beban ekstemal adalah dengan menggunakan model matematis. Operator boiler pada industry pengolahan kayu bertugas memasukkan bahan bakr ke dalam boiler melaksanakan pekerjaan dalam 3 postur yaitu mengangkat (loading), membawa (carrying) dan memasukkan (unloading) bahan bakar. Postur kerja tersebut menimbulkan keluhan berupa rasa sakit/nyeri pada pinggang, punggung, bahu dan lengan. Dalam penelitian ini metodologi yang digunakan adalah descriptive dengan pendekatan observasional terhadap 7 (tujuh) orang operator boiler di 2 (dua) industry kayu di Kota Padang. Berdasarkan analisis biomekanik terhadap ke 3 (tiga) postur kerja diketahui bahwa postur loading menimbulkan gaya dan momen terbesar pada L5/S1, bending moment 92.35 Nm, compression force 1889.43 dan sharing force (Anterior/Posterior) 113 N. Pengujian compression force dengan menggunakan Spinal Compression Tolerance Limit (SCTL) pada nilai 50% ile dari tekanan yang ditrima oleh tulang belakang operator diperoleh 28 % dari SCTL artinya tekanan tersebut masih dalam toleransi (< 30 % dari SCTL). Persentase perbandingan terhadap rekomendasi NIOSH untuk bending moment 163 Nm diperoleh 56.66 % untuk compression force 3425 N diperoleh 55.17 % dan shearing farce 1000 N dipero!eh 11.3 % dari rekomendasi. Perbandingan gaya dan momen tersebut seluruhnya masih berada dalam batas rekomendasi NIOSH. tetapi yang perlu diperhatikan adalah untuk compression force, berdasarkan kurva Load­ Deformation gaya tersebut telah menyebabkan L5/S1 terdeformasi ± 0.7 mm pada endplate (inward deformation). Bending moment dan compression farce yang cukup besar pada L5/S J saat postur loading merupakan dasar bagi perancangan perubahan postur tubuh. Pembuatan tempat penampungan dengan ketinggian 75 em dapat menurunkan gaya dan momen secara signifikan. Persentase penurunan yang tetjadi untuk bending moment sebesar 58.08 %, compression force 73.67 % dan shearing force sebesar 50.08 %. Potensi cedera yang terjadi diharapkan dapat berkurang dengan menurunnya beban mekanik yang diterirna tubuh operator boiller.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2006
T20936
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iqbalus Zaman
Abstrak :
Penerapan management kesclamatan dan kesehatan ke1ja bagi organisasi yang mempekedakan 100 orang atau lebih di indonesia, menjadikan sistem management kcselamatan dan kesehatan kelja belsifat mandatory, tidak demikian dengan di luar Indonesia penerapan sistem management bersifat voluntary. Walaupun bersifat voluntary kesepakatan bisnis global setidalmya merubah Sesuatu yang bcrsifat voluntary menjadi sesuatu keharusan untuk di terapkan bila ingin tetap kompetiti£ GATT (General Agreement on taridk and trade) I994 menyatakan : "Negara anggota tidak boleh membuat ketentuan teknis yang menghambat masulcnya barang-barang di Negara anggota kecuali bagi hal yang menyangkut kepada masalah keselamatan kerja". Penerapan sistem management keselamatan dan kesehatan kelja di [ndonesia belum di imbangi dengan pemahaman yang baik mengenai esensi sistem management keselamatan dan kesehatan kelja itu sendiri. Sehingga perkembangannya sangat lambat bahkan tetap ditempat. Sistem management keselamatan dan kesehatan kelja sebagai suatu siklus haruslah dipahami oleh setiap organisasi, siklus yang berjalan kearah perbaikan terus menenls hams tetap dliaga, untuk menjalankan, mengembangkan dan menjaga performa haruslah mengetahui jenis dan karakter sistem management keselamatan dan kesehatan kerja yang diterapkan. Ada pengertian yang berbeda antara sistem management dan OHSAS 18001, SMK3 DEPNAKER merupakan jenis tipe atau model sistem management keselamatan dan kesehatan ketja, tentu saja hal ini menyebabkan pengembangan keaxarah perbaikan terus menems mcnjadi bias, dikarenakan kurangnya pemahaman mengenai tipe dan karakter sistem management yang diterapkan. Dengan mengetahui bagaimana karakter dan tipe sistem management yang ditetapkan di organisasi tentu akan menjadi lebih mudah bagi pemegang tanggung jawab untuk melakukan tindakan tindakan kearah perbaikan. Melihat banyaknya standar standar sistem management yang harus dipenuhi oleh organisasi, Serta kulangnya pemahaman mengenai tipe dan karakter suatu sistem management yang diterapkan oleh perusahaann , mendorong penulis untuk melakuknn kajian terhadap sistem management yang ada khususnya SMK3 yang diterapkan di PT X, dcngan harapan dapat memperoleh gambaran mengenai karakter dan tipe sistem management keselamatan kctja yang ada di PT X. Penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif dalam penelitiannya, dcngan mcmanfaatkan pengctahuan , pemahan serta penerapan para karyawan dilapangan sebanyak 80 orang sebagai sample, ditanyakan berbagai pertanyaan melalui kuesioner yang disusun kedalam empat kelompok. Dari hasil pengolahan jawaban yang diperoleh dengan melakukan dua tahap perhitungan, yaitu pertama menjumlahkan nilai hasil survey, kemudian memberikan peringkat sehingga dapat diperoleh distribusi kecenderungan dari matrik yang ada dengan bantuan SPSS dan uji statistik anova dua arah serla uji signifikasi test freadman diperoleh nilai yang significant saling berhubungan. Dengan framework Gallagher tentang tipology system tipenya diperoleh gambaran keeendenlngan karakter dan system type yang diterapkan di PT X dimana diperoleh kesimpulan bahwa Struktur dan tipe Sistem management keselamatan dan kesehatan ketja di PT X adalah campuran traclisional innovative managementS Strategi pengendalian adalah .nge person, sehingga pendekatan yang dilakukan adalah mclalui mix antara Sophisticated Behavioral approach dan Ummm: act minimtser. Pelaksanaan element program khusus di PT X menggunakan gaya traditional Unsajiz act minimiser dan Traditional engineering and design. ......Implementation of Occupational Health and Safety (OHS) for organization that employed 100 people or more in Indonesia, makes the OHS management system mandatory, on the contrary in the foreign country its management system Implementation is voluntary. Even though it is voluntary, the global business agreement at least changed the voluntary to be a compulsion to applied if wants to keep the competitiveness. The GATT (General Agreement on Tariffs and Trade) 1994 stated: "The member state cannot make technical rules which obstruct incoming goods in the member state unless if concerning about occupational safety problems" OHS safety management implementation in Indonesia haven’t yet completed with good understanding of its OHS management system essence, it caused the improvement arc walk slowly and in fact static. OHS management system as a cycle should be comprehended by all organization, the continuous improvement should preserve, to run, enlarge and keep the performance, organization should known the adequate type and characteristic of applied OHS management system. There are different understandings between OHS management system of Labour Department (SMK3 DEPNAKER) and OI-[SAS 18001. SMK3 DEPNAKER is type and model of OHS management system, of course this is caused the expansion of continuous improvement becomes difli-action, caused by lack of understanding about type and character of implemented management system. By known how the character and type of applied management system it will be easy for thc stakeholder to do improvement actions. A large amount standard of management system which should followed by organization and lack of understanding about type and character of the applied management system by the company, encourages the researcher to study management system especially SMK3 which applied by PT. X, to obtain the description about character and management system type of occupational safety in PT. X. The researcher are using descriptive qualitative method in his research, using the knowledge, understanding, and implementation bythe field employee, as 80 persons as sample, asked by various question trough questionnaire which consist in four groups. The answers are processed with two stage of calculation; first is sums up the value of survey result, then giving rank to obtain trend of distribution fiom the existence matrix with SPSS program and two way ANOVA statistic test and also friedman significant test, the result is interaction or interrelated significant value. From Gallagher’s ii-amework about typology of its type system obtained the descriptive of character trend and applied system type by PT. X. conclude that structure and type of OHS management system in PT. X. is combination of traditional innovative management system. The control strategy is safe person, so the approach used is the mix between sophisticated behavioral approach and unsajé act minimizer. The implementation of special element program in PT.X used traditional style of unsafe ac! minimrlfer and traditional engineering and design.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T34234
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rima Muliani
Abstrak :
Di perkantoran, karyawan dituntut untuk meneyelesaikan tuntutan pekerjaannnya masing-masing. Biasanya karyawan duduk statis dikursi dengan dimensi tubuh yang bervariasi. Dimensi tubuh manusia terdiri dari bemacam-macam variasi seperti pada dimensi kerangka tubuh, lengan dan kaki. Oleh karena itu kursi kantor harus disesuaikan dengan dimensi tubuh karyawan pada umumnya, agar tidak terjadi kejenuhan kerja yang disebabkan karena dimensi kursi kantor yang tidak sesuai dan menyebabkan rasa sakit dan kelelahan pada tulang-tulang dan otot tubuh. Untuk itu, diperlukan ilmu ergonomi yang berkaitan juga dengan dimensi tubuh manusia yang dikenal sebagai antropometri dengan tujuan apakah kursi kantor yang digunakan oleh karyawan sudah sesuai atau belum. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data antropometri statis duduk dan dimensi kursi yang digunakan serta mengetahui apakah kursi kantor yang digunakan sekarang sudah sesuai dengan data antropometri karyawan di PT. X. Data antropometri statis duduk dan dimensi yang diambil adalah 7 variabel. Penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan, dengan objek penelitian 35 orang pria dan 30 orang wanita. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sama dengan total populasi. Disain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional dan jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan melakukan studi perbandingan. Sedangkan analisa data yang digunakan adalah analisa univariat. Cara pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan cara mengukur langsung sampel dan dimensi kursi. Instrumen pengumpulan data adalah 1 buah meteran gulung, 1 buah penggaris siku-siku. Sebagai alat bantu, digunakan kursi kayu tanpa sandaran dengan ukuran 40 x 40 x 40 cm. Sedangkan proses pengolahan data secara komputerisasi. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1. Hasil pengukuran 7 variabel antropometri dengan menggunakan 95%ile adalah tinggi bahu duduk, lebar bahu atas, lebar pinggul, panjang dari siku ke ujung jari dan 5%ile terdiri dari panjang dari pantat sampai lutut bagian belakang, tinggi lutut bagian belakang, sedangkan rata-rata yaitu tinggi siku duduk. 2. Ada dua variabel dimensi kursi yang sesuai dengan antropometri tubuh karyawan yaitu: tinggi sandaran lengan, panjang alas tempat duduk. Sedangkan variabeln dimensi kursi yang tidak sesuai dengan dimensi antropometri tubuh karyawan yaitu: tinggi sandaranb punggung, tinggi tempat duduk, lebar sandaran punggung, lebar alas tempat duduk, panjang snadaran lengan. Dari hasil penelitian ini diharapkan bagi pihak manjemen perusahaan dapat menjadi bahan evaluasi bagi PT. X terhadap kursi kantor yang digunakan pada saat ini.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ranty Ferlisa
Abstrak :
Faktor perilaku manusia memegang peranan penting untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja di tempat kerja. Cara kerja seseorang dan bagaimana orang tersebut bersungguh-sungguh melakukan pekerjaannya dengan baik, dipengaruhi oleh persepsi dari orang tersebut terhadap pekerjaannya. Bagian produksi sebagai salah satu tempat diterapkannya penggunaan alat dan mesin, menjadi tempat dengan potensi bahaya yang besar dan risiko pekerjaan yang tinggi. Oleh karena itu, persepsi terhadap risiko K3 di bagian produksi penting untuk diidentifikasi sehingga dapat menjadi data dasar bagi perusahaan dalam rangka menciptakan budaya K3. Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk menggambarakan persepsi pekerja di Unit Produksi II/III terhadap risiko keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dilihat dari variabel independen, yaitu pengetahuan pekerja, lama kerja, serta sikap pekerja terhadap variabel dependen yaitu persepsi pekerja terhadap risiko K3. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik dengan desain cross sectional. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner penelitian yang terdiri dari pengisian data demografi, pertanyaan pilihan ganda, dan pernyataan sumber informasi dengan menggunakan pilihan sangat setuju, setuju, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Hasil penelitian menunjukkan tidak adanya hubungan antara tingkat pengetahuan pekerja, lama kerja, dan sikap dengan persepsi pekerja terhadap risiko K3 di Unit Produksi II/III, Indarung, PT. Semen Padang tahun 2008 (= 0,05). Saran yang diberikan oleh penulis adalah dengan pemberian reward dan punishment sebagai realisasi mendisiplinkan pekerja, pengawasan dan komukasi yang efektif, mengoptimalisasikan informasi K3 sebanyak-banyaknya dan pelatihan K3 yang reguler dan tepat sasaran, serta mempertimbangkan dan mengutamakan keberadaan Biro K3LH sebagai biro yang penting dan memiliki wewenang untuk membuat peraturan yang berhubungan dengan K3LH. Selain itu untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan variabel lain yang lebih banyak dan menggunakan instrumen penelitian yang validitas dan reliabilitasnya baik.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Endi Ferdiansyah
Abstrak :
Perusahaan menengah kebawah memenuhi 99,8% dari seluruh perusahaan yang ada di Indonesia. Perusahaan menengah di Indonesia juga tercatat sebagai penyumbang 60% kecelakaan yang ada di Indonesia. PT. X merupakan Usaha Kecil dan Menengah yang bergerak pada bidang jasa pembersihan gedung bertingkat. Berdasarkan laporan kecelakaan bulan Mei 2008 tercatat PT. X telah mengalami 5 kali kecelakaan kerja. Untuk mendukung usaha pengelolaan K3 yang baik dan benar pada perusahaan ini maka dilakukan penelitian mengenai 'Gambaran Komitmen pada Pengelola PT. X Terhadap Pelaksanaan K3 Menurut Teori Pendekatan SikapTahun 2008'. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran komitmen pada pengelola PT. X terhadap pelaksanaan K3 menurut teori pendekatan sikap. Teori pendekatan sikap adalah suatu pendekatan dengan melihat beberapa variabel seperti identifikasi pengelolaan K3 (pengetahuan dan penerimaan K3), keterlibatan pengelolaan K3 (keterlibatan proses dan sumber daya K3), dan loyalitas terhadap hukum yang di pakai PT. X pada tahun 2008. Metode yang di gunakan dalam penelitian ini berupa deskriftif kualitatif dengan pengambilan data melalui wawancara terstruktur. Hasil penelitian menunjukan bahwa Tingkat pengetahuan ketiga informan rata-rata hanya pada sampai taraf 'Tahu' kecuali pada informan III yang sudah mencapai taraf 'analisis'. Penerimaan K3 pada PT. X telah menunjukkan nilai maksimal yakni berada pada tingkatan 'Bertanggung jawab'. Keterlibatan proses pada PT. X hanya sampai pada taraf 'persepsi' yakni taraf pertama dalam tingkatan prilaku. Keterlibatan sumber daya K3 pada PT. X secara umum sudah sampai taraf tingkat tertinggi yakni 'adopsi' walaupun masih ada informan yang baru sampai pada taraf 'Respon terpimpin'. Loyalitas terhadap peraturan atau UU K3 yang di gunakan pada PT. X belum memiliki aturan pokok yang jelas sebagai panduan dalam pengelolaan K3 yang baik. Sehingga saran yang di berikan berupa peningkatan pengetahuan melalui peningkatan penekanan terhadap karakteristik K3 pada karakteristik perusahaan. Penambahan tenaga HSE yang berkompeten juga sangat diperlukan dalam struktur perusahaan mengingat hampir semua top managemen memiliki pekerjaan yang cukup menyita waktu dan pikiran sehingga diperlukan seseorang yang dapat mengatur kegiatan K3 secara berkala dan terpadu. Penambahan pegawai dan pengaturan sistem kerja yang lebih efektif merupakan solusi alternatif untuk masalah over burden yang dapat mengakibatkan stress dan mendesak nilai minoritas. Selaian hal diatas juga diperlukan motivasi terhadap pekerja serta penggunaan pedoman yang jelas dan memadai.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Fadilah Dewi
Abstrak :
Penelitian terhadap gambaran risiko ergonomi di Rumah Sakit Tria Dipa lebih difokuskan pada Instalasi Gawat Darurat (IGD) dengan melakukan pengamatan lapangan secara langsung dan melakukan pengukuran risiko ergonomi untuk mengetahui tingkat risiko atau seberapa besarkah risiko MSDs pada perawat IGD. MSDs terjadi karena akumulasi cidera atau kerusakan kecil pada sistem musculoskeletal akibat trauma berulang sehingga membentuk kerusakan yang dapat menimbulkan rasa sakit. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengukuran risiko terjadinya MSDs dengan menggunakan metode OWAS (Ovako Working Postur Analysis System). Hasil penelitian mengungkapkan bahwa pekerjaan perawat pada shift pagi dan sore mempunyai risiko terjadinya MSDs. Pekerjaan yang dilakukan perawat yang mendominasi adanya postur janggal dengan frekuensi yang berulang-ulang dan durasi yang lama pada setiap shift adalah pada aktifitas menjahit luka, ganti perban, memasang infus, mendorong pasien, EKG dan memberikan nebulizer. Tingkat risiko ergonomi tertinggi adalah ketika perawat sedang menjahit luka. Hal yang paling mendasar adalah bahwa perawat bekerja dengan postur janggal karena kurangnya pengetahuan dan ketrampilan tentang ergonomi dan tingginya beban kerja perawat di IGD. Sehingga rumah sakit perlu melakukan evaluasi terhadap perawat dengan memonitor sistem kerja dan beban kerja yang dapat mengakibatkan risiko MSDs serta membuat dan melaksanakan program pelatihan untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan tentang ergonomi bagi perawat.
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Redion Iskandar
Abstrak :
Pembangunan gedung dan tempat kerja harus bisa menjamin kelangsungan pekerjaan dan keselamatan, kesehatan kerja. Untuk menjaga hal tersebut penerapan keselamatan, kesehatan kerja menjadi mutlak, salah satu bahaya yang dapat mengancam keselamatan adalah kebakaran. Salah satu aspek penting dalam penanggulangan kebakaran ditempat kerja adalah penyediaan alat proteksi kebakaran aktif. Namun pada kenyataannya penyediaan alat proteksi aktif sebagaian tidak sesuai dengan standar, akibatnya jika terjadi kejadian kebakaran dapat mengakibtakan kerugian baik fisik dan financial. Tujuan penelitian ini adalah melakukan evaluasi terhadap alat proteksi aktif yang terdapat pada gedung wet Paint Production PT IPI. Alat proteksi aktif berupa APAR, sprinkler, hidran, sistem deteksi dini. Selain evaluasi tujuan penelitian ini adalah mengetahui gambaran pengetahun pekerja mengenai penggunaan alat proteksi kebakaran aktif dengan desain penelitian adalah deskriptif analitik. Dalam mengevaluasi alat proteksi kebakaran aktif cara yang digunakan adalah dengan membandingkan alat proteksi aktif yang tersedia di PT IPI dengan standar yang digunakan yaitu NFPA 72, 13, 10, 14. Permenaker dan Kepmen PU dengan menggunakan instrumen cheklist. Sedangkan untuk mengetahui gambaran pengetahuan pekerja cara yang yang dilakukan adalah membagikan pertanyaan dalam bentuk kuesioner yang dibagikan dengan pekerja yang bekerja di gedung Wet Paint Production. Berdasarkan hasil penelitian Alat proteksi kebakaran aktif yang dimiliki oleh gedung Wet Paint Production antara lain Alarm, APAR, Hidran, Sprinkler. Detektor tidak tersedia. Sistem proteksi yang terpasang tidak seluruhnya sesuai dengan standard yang digunakan, seperti penempatan APAR, Warna APAR, jumlah cadangan kepala sprinkler. Sedangkan untuk pengetahuan pekerja Jumlah pekerja yang berpengetahuan baik mengenai pengunaan alat proteksi aktif di atas 50%.
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Chrysanti Dwi Sarika
Abstrak :
Saat ini dengan sistem sekolah ‘full day school’ maka anak-anak mendapatkan materi pelajaran lebih banyak dari pada anak-anak dengan sistem sekolah konvensional. Sehingga mereka perlu mcmbawa buku-buku dan perlengkapan lainnya Icbih banyak, dengan kata lain beban tas sekolah (Backpack) mereka menjadi Iebih berat. Beban yang berat pada punggung dapat memicu masalah kelainan tulang beiakang yang dimulai dengan terjadinya postur janggal yang dapat mengganggu kesehatan dan penampilan pada anak-anak.Dan dari laporan wali murid ditemukan 4 anak dcngan usia 11-16 tahun dinyatakan positifmcndcrita kelainan tulang belakang skoliosis fungsional dan kyphosis. Tujuan penelitian ini adalah mengevaiuasi pemakajan backpack pada siswa siswi SD-SMP di Lazuardi GIS terhadap risiko terjadinya kelainan tulang belakang yang dimulai dengan teijadinya postur janggal . Disain penelitian dan subyek: merupakan jenis penelitian desluiptif dengan pendckatan cross sectional. Sampel penelitian adalah 72 siswa SD-SMP Lazuardi dan backpack yang mereka gunakan. Pengukuran data mengunakan timbangan berat badan, mctcran, kamera digital dan kuesioner. Data yang dihasilkan diolah sehingga mcnghasilkan suatu nilai dalam bentuk kategorik. Analisa data dilakukan seoara univariat dan bivariat dengan chi square dan t independen serta analisa kualitatif. Hasil penelitian ditemukan rata-rata berat ransel dari keseluruhan responden adalah 9% dari berat tubuh mereka dan 33.3% dari responden membawa beban dengan rata-rata lebih dari 10%, 55,6% dari responden menggunakan tas dengan dimensi yang baik, 83.3% membawa backpack dengan tidak baik. Kesimpulan dari penelitian ini diperoleh bahwa kornbinasi beban backpack dan atau dimensi backpack yang tidak baik dengan cara membawa backpack yang tidak baik pada sebagian besar siswa-siswi SD-SMP di Lazuardi GIS Cinere berisiko merubah postur normalnya menjadi janggal dan hal ini meningkatkan risiko terjadinya kelainan pada tulang belakang mereka. ......Lazuardi GIS is a Full Day School , which implement 5 day school with long hours study at school, with this system, children need to bring more books and other requirement. In other word, the children carry heavier backpack load which is suspected exceed recommendation limit for children (10% or body weight). Heavy loading ofthe opioo, improper use of backpack and bacpack dimension may induce postural changcs,which increase the risk of spinal disorder.And from parents report, there are 4 children 11-17 years old, suffering skoliosis and kyphosis. Aim:To Evaluate the risk of backpack use which cause a risk of spinal disorder, begin with postural changes among the children in long term. Study Design; This research is a survey research with cross sectional approach. The sample of research are 72 students of SD-SMP Lazuardi GIS and their backpack. The data is collected using, weight scale, meter, digital camera dan questioner. The data was processed and as a result it showed in categoric form, then was analyzed univariantly and bivariantly. Results ; It is found that, the average weight of backpack is 9% body weight and 33.3% of respondent carried backpack load with average weight more than 10% of body weight, the variant of position or the way he students carry their backpack are as follow, 55.6% of respondents carrying with a good backpack dimension, 83.3% respondent carries backpack improperly.. Conclusion, this study End that Combination of heavy backpack and or bad backpack dimension and the way of the most elementary and junior high school student in Lazuardi GIS Cinere, carry the backpack create a postural changes and increase the risk of spinal disorder.
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T33821
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Raha Dwi Sessha Purwa
Abstrak :
Kelelahan menjadi faktor yang penting dalam aktifitas mengemudikan bus, khususnya bus Antar Kota Antar Provinsi (AKAP). Berdasarkan baberapa penelitian, faktor manusia menjadi sebab dominan terhadap kecelakaan lalu lintas, dimana sebagian besar dipengaruhi oleh faktor kelelahan. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tingkat kele!ahan, secara garis besar faktor-faktor tersebut dapat dibagi menjadi tiga, yaitu : faktor yang berhubungan langsung dengan pekerjaan (work related), faktor yang tidak berhubungan langsung dengan pekerjaan (non-work related) dan faktor-faktor lainnya (others). Penelitian ini mendeskripsikan dan menganalisa faktor faktor yang berhubungan dengan tingkat kelelahan, yaitu frekuensi, durasi, waktu istirahat, lama kerja, usia, IMT dan jenis kendaraan. Menggunakan data sekunder, berupa data manajemen perusahaan dan data primer melalui observasi, survey. photo dan wawancara. Analisa hubungan menggunakan instrumen statistik. Terungkap bahwa prosentase tingkat kelelahan yang terbesar ada dalam katagori kelelahan berat. Terdapat hubungan yang signifikan antara vatiahel frekuensi, durasi dan waktu istirahat dengan tingkat kelelahan. Korelasi rendah (linear+) untuk frekuensi, korelasi sedang (linear +) untuk durasi dan korelasi (linear-) untuk waktu istirahat dengan tingkat kelelahan. Hasil uji statistic menyatakan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat kelelahan ddengan usia, IMT dan jenis kendaraan. Hasil penelitian menggunakan metode REBA menyatakan bahwa aktifitas mengemudikan bus mempunyai tingkat resiko ergonomic medium. Berdasarkan hasil penelitian, seluruh responden mengalamikeluhan terhadap gejala CTD. Bagian tubuh yang paling banyak mengalami keluhan terhadap gejala CTD adalah : betis, paha, punggung bagian atas, pinggang, leher, bahu dan lengan. Hasil penelitian ini juga mengungkapkan bahwa dari tabulasi silang antara lam kerja mengemudi dengan keluhan gejala CTD terdapat peningkatan frekuensi terhadap tingkat keluhan pada masing-masing bagian tubuh yang mengalami keluhan gejala CTD seiring dengan makin lama seseorang bekerja sebagai pengemudi bus. ......Fatigue becomes an important factor in driving a bus, especially the AKAP bus (public bus that have route across the towns and the provinces). Based on existing research, human factor was the dominant cause towards the traffic accident, that mostly influenced by fatigue. Many factors could influence the fatigue level that generally divided into three factors: work relatenon-work related and other factors. This research described and analyzed factors associated with fatigue-level: frequency, duration, break-time, working experiences, agebody-mass index, ard vehicle type. Secondary data that has been used for this research was gained throngh management report and the primary data by observation, survey, photos and interviews. Data analyzed with statistical tools. Revealed by this research that the largest percentage of fatigue-level, was in high­ fatigue level category. The association, between frequency, duration and break-time with fatigue level are significant. Low correlation (linear+)for frequency, medium correlation (linear +) for duration, and high correlation (linear-) between break-time and fatigue-level. Statistical test founded, there?s no significant association between fatigue-level and age, body-mass index and vehicle type. Assessment result using REBA method founded that driving bus activity has medium ergonomic risk level. Based on this research, all the correspondents had problems with CTD symptom, especially in their calf of leg, thigh, upper back, hip, neck, shoulder, and arm. This research also founded, according to cross-tabulation between working experiences in driving a bus with CTD symptom, there?s an increasing frequency for each part of the body that have problem with CTD symptom along with their working experiences.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2007
T20937
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oka Adhitya K.
Abstrak :
Penggunaan laptop dikalangan mahasiswa meningkat dengan pesat dari tahun ke tahun. Karakteristik dari laptop yang sangat portabel merupakan salah satu alasan trend meningkatnya penggunaan laptop. Dari survey awal diketahui bahwa kurang lebih 280 mahasiswa (40%) dari seluruh Mahasiswa FKM UI menggunakan laptop. Di sisi lain desain laptop yang layar dan keyboardnya hanya dipisahkan oleh sebuah engsel menyebabkan pengguna laptop berada dalam posisi tidak ergonmis pada saat menggunakan laptop. Posisi janggal yang berlebihan terutama pada bagian tangan akan menyebabkan berbagai macam musculoskeletal disease, dan penyakit yang paling banyak muncul adalah carpal tunnel syndrome. Berdasarkan beberapa teoni, diketahui bahwa, jenis kelamin, riwayat cedera tangan, repetisi, posisi janggal dan repetisi berhubungan dengan carpal tunnel syndrome. Disain penelitian ini adalah potong lintang, responden adalah 100 Mahasiswa Reguler FKM UI angkatan 2004 - 2007, data dikumpulkan dengan kuesioner, dan penilaian CTS dilakukan dengan phalen test, uji statistik yang digunakan adalah kal kuadrat, data diinterpretasikan dalam analisis univariat dan bivariat. Dari hasil analisis univatiat diketahui bahwa software yang terbanyak digunakan oleh mahasiswa adalah aplikasi perkantoran, menjelajah internet, dan bermain game, mahasiswa rata-rata sudah menggunakan laptop selama 23 bulan, dengan frekuensi penggunaan 4-5 hari perminggu, dan durasi penggunaan laptop 200 menit pada setiap kali penggunaan laptop. Dari phalen test diketahui mahasiswa yang menga1ami carpal tunnel syndrome sebanyak 41 orang (41 %). Dan dari hasil analisis bivariat diketahui bahwa posisi dan repetisi ada hubungan yang bermakna secara statistik dengan carpal tunnel syndrome, sedangkan jenis kelamin dan riwayat cidera tangan tidak ada hubungan yang bermakna secara statistik dengan carpal tunnel syndrome. ......Notebook usage among university student are rapidly increase from year to year, characteristic of notebook which portable become one of many reason the increasing trend of notebook usage. From early survey known that more or less 280 student (40%) of entirely regular Student FKM UI use notebook. In the other side, notebook design with keyboard and tne monitor that only separated by a hinge, have made user stay in the non ergonomical position while they using laptop. Excessive posture especially around hand posture will result in many musculoskeletal disease symptoms, and the most occur are CTS. According to some theories explained that gender,history of hand injury, awkward posture and repetition have related to CTS. This study was carried out in cross-sectional design. The respondents are 100 Regular Student of FKM UI who come from generation of 2004-2007. Data was collected using questionnaire, and for CTS assessment using phalen test. Statistic test used is chi square. Data was conduct univariate and bivariate analyses. The result of univariate analyses known that most software when using notebook are microsoft office, browsing, and games. The average of notebook usage are 23 months, with frequency 4-5 days per week and duration is 200 minute each time using laptop. From phalen test, student who has CTS are 41 people (41%). And from bivariate analyses resulting that position and repetition are statistically significant related to CTS. However gender and history of hand injury are not statistically significant related to CTS.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T21180
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>