Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 32 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Widya Hastuti
"Runtuhnya sistem kurs baku atau kurs tetap Bretton Woods tahun 1971, mendorong para ekonom melakukan penelitian untuk melihat hubungan antara nilai tukar dan perdagangan internasional. Pengaruh langsung nilai tukar (exchange rate pass-through/ERPT), bisa diartikan sebagai persentase perubahan harga (baik harga domestik, impor maupun ekspor) karena satu persen perubahan nilai tukar antara dua negara. Peranan ekspor komoditi kayu lapis (plywood), kayu gergajian (KGG) maupun pulp terhadap ekspor non-migas Indonesia yang cukup besar, semakin memperjelas peranan komoditi kayu dalam perdagangan internasional Indonesia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan keseimbangan jangka panjang dan jangka pendek antara nilai tukar Rupiah dengan harga ekspor masing-masing komoditi. Untuk mengetahui hubungan jangka panjang dilakukan uji kointegrasi menurut prosedur Johansen, sedangkan untuk mengetahui hubungan jangka pendek dibuat model koreksi kesalahan. Tahapan analisis data didahului dengan melakukan uji unit root dan menentukan derajat integrasi masing-masing variabel. jika semua variabel terintegrasi pada derajat yang sama maka dapat dilakukan uji kointegrasi Johansen. Langkah selanjutnya, bila ada hubungan keseimbangan jangka panjang atau terkointegrasi, adalah membuat representasi model koreksi kesalahan (Error Corection Model/ECM) untuk mengevaluasi hubungan dinamis antara nilai tukar dan harga ekspor. Kemudian untuk mendapatkan model koreksi kesalahan yang terbaik dilakukan uji diagnostik sehingga model koreksi kesalahan tersebut babas dari masalah heteroskedastisitas dan otokorelasi.
Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa kayu gergajian secara statistik memiliki kekuatan pasar pada pasar ekspor dunia sedangkan komoditi pulp Indonesia mempunyai posisi yang lemah pada pasar ekspor dunia. Untuk komoditi kayu lapis nilai koefisien ERPT tidak signifikan sehingga secara statistik harga ekspor kayu lapis Indonesia tidak ditentukan oleh nilai tukar tetapi oleh harga ekspor dunia. Nilai Error Correction Term (ECT) dari ketiga komoditi tersebut menunjukkan bahwa jika terjadi satu kali shock maka harga ekspor komoditi pulp akan paling cepat kembali ke keseimbangan kemudian diikuti oleh harga ekspor komoditi kayu gergajian dan harga ekspor komoditi kayu lapis yang paling lambat kembali ke keseimbangan.
Secara keseluruhan studi ini menghasilkan kesimpulan bahwa Indonesia memiliki posisi yang kuat pada pasar ekspor untuk komoditi kayu gergajian. Implikasi kebijakan yang bisa disarankan adalah tidak ada salahnya jika Indonesia berspesialisasi untuk memproduksi komoditi kayu gergajian dibandingkan dengan komoditi kayu lapis dan pulp."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T17176
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silitonga, Chandra Dinar
"Tulisan ini bertujuan menganalisis: Berapa besar kontribusi premi dan klaim terhadap Economic Value Added sebagai indikator kemampuan bersaing di Perusahaan Asuransi Kesehatan? Adapun metode yang digunakan adalah metode deskriptif kuantitatif dan metode pengujian data dengan metode pengujian panel data.
Dari penelitian ini diketahui ada beberapa perusahaan asuransi yang diketahui memiliki EVA negatif, hal ini dapat terjadi karena total pembiayaan di perusahaan lebih besar dari labs operasi dengan demikian kinerja perusahaan tersebut tidak baik. Jika EVA bernilai positif ini menunjukkan bahwa perusahaan berhasil dalam meningkatkan nilai perusahaan.
Secara total antara premi, klaim dan Value Added dari ke enam perusahaan asuransi yang diamati menunjukan adanya peningkatan balk premi, klaim maupun EVA-nya. Dapat pula dijelaskan bahwa untuk premi, klaim maupun EVA-nya dari tahun ke tahun selalu mengalirni peningkatan dengan pola yang sama.
Berdasarkan hasil estimasi, diperoleh bahwa premi dan klaim mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Economic Value Added. Premi lebih banyak memberikan kontribusi positif terhadap Economic Value Added dibandingkan klaim."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T17102
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Napitupulu, Nahot Parsadaan
"Sejak dahulu negara kita sudah dikenal sebagai negara agraris penghasil produk pertanian dan perkebunan. Indonesia atau dahulu nusantara dikenal dalam perdagangan dunia karena hasil alamnya yang melimpah terutama hasil perkebunan dan pertanian. Setelah merdeka, Indonesia juga masih dikenal sebagai negara agraris. Bahkan pada era 1970-an Indonesia cukup berhasil membangun pondasi perekonomian dengan basis pertanian. Hasil nyata yang dapat dirasakan adalah tercapainya Indonesia menjadi negara yang dapat memenuhi kebutuhan pangannya secara mandiri (swasembada beras).
Beras merupakan salah satu hasil pertanian Indonesia dan merupakan makanan pokok rakyat Indonesia sehingga produksi beras menjadi sangat penting. Beras yang dikonsumsi masyarakat Indonesia mencapai 35 juta ton, sekitar 33 juta ton dipenuhi oleh produksi dalam negeri dan sisanya diimpor. Selain itu produk lain yang dihasilkan dari pertanian dan perkebunan sangat penting peranannya dalam mendukung perekonomian Indonesia. Apabila produksi dalam negeri tidak dapat memenuhi perrnintaan dalam negeri maka diperlukan impor. Selain mengurangi devisa, impor juga akan membuat negara mengalami ketergantungan pangan. Hal ini tentu saja akan merugikan perekonomian negara. Dewasa ini impor bahan pangan bukan hanya terjadi karena kurangnya produksi dalam negeri tapi juga terjadi karena harga dan kualitas barang impor yang jauh lebih menarik. Untuk itu harus diperhatikan masalah-masalah yang ada pada sektor pertanian."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T17080
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Sapriannoor
"Masalah kekurangan modal untuk melaksanakan pembangunan (ekonomi) merupakan ciri umum yang banyak kita jumpai pada negara sedang berkembang. Investasi Asing Langsung (foreign direct investment atau FDI) menjadi salah satu sumber pembiayaan (modal ) yang penting bagi negara berkembang dan mampu memberikan kontribusi yang cukup besar bagi pembangunan melalui transfer asset dan manajemen, serta transfer teknologi guna mendorong perekonomian negara. Masalahnya adalah bagaimana agar investasi asing langsung tersebut masuk ke suatu negara, hal tersebut perlu dikaji mengenai faktor-faktor yang dapat mempengaruhi suatu investor asing agar mau menanamkan modalnya tersebut pada suatu negara.
Model analisis penelitian Ini merupakan merupakan karakteristik yang ada pada negara Indonesia dalam periode tahun 1977-2004 dengan menggunakan perhitungan kuadrat terkecil sederhana (ordinary least square = OLS) dengan menggunakan data-data pendapatan nasional suku bunga, jumlah tenaga kerja, infrastruktur dan kebijakan pemerintah berupa deregulasi mei 1986 sehingga akan diketahui apakah faktor-faktor tersebut mempengaruhi investasi asing langsung di Indonesia. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data urut waktu (time series) yaitu 27 (1977-2004) tahun berupa data sekunder yang berbentuk tahunan yang didapat dari Biro Pusat Statistik Indonesia dengan kondisi data banyak hal-hal penting yang belum terukur seperti infrastruktur untuk listrik dan telepon , sehingga dalam penelitian ini infrastruktur diukur berdasarkan panjang jalan yang ada di Indonesia.
Hasil studi ini menunjukan bahwa hubungan variabel pendapatan nasional dengan investasi asing langsung menunjukan hubungan yang positif, sedangkan hubungannya dengan infrastruktur negatif dan hubungan investasi asing langsung dengan jumlah tenaga kerja berpengaruh positif dan signifikan, hal ini perlu ditindak lanjuti oleh pemerintah sebagai faktor yang sangat berpotensi di dalam negeri akan tetapi kebijakan pemerintah berupa deregulasi Mei 1986 tidak berpengaruh secara signifikan hal ini perlu diwaspadai oleh pemerintah karena adanya anggapan bahwa keluarnya suatu kebijakan baru justru meningkatkan biaya investasi berupa cost of doing bussiness, hal dapat dicegah dengan tranparansi dan good goverment, secara keseluruhan hasil studi ini telah dapat menjawab pertanyaan dan sesuai dengan hipotesis yang diajukan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18411
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nolik Dwi Atmono
"Akibat krisis moneter dan krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada pertengahan 1997, banyak sekali kejadian-kejadian yang menyangkut sektor perbankan. Kejadian-kejadian ini bermacam-macam, ada yang menyangkut bagaimana terseoknya berbagai bank, baik bank milik pemerintah (bank-bank BUMN) maupun bank-bank swasta nasional. Untuk mengatasi hal tersebut pemerintah mengambil berbagai tindakan perbaikan dan penyehatan perbankan, seperti dicabutnya izin usaha berbagai bank swasta nasional (likuidasi), diambil alih (BTO), program rekapitalisasi, dan lain-lain. Setelah dilakukan rekapitalisasi terhadap sejumlah bank (baik bank swasta maupun bank BUMN), pemerintah menindaklanjuti program tersebut dengan berbagai kemungkinan yang Iayak secara hukum dan secara teknis perbankan dapat dilaksanakan, antara lain dengan melakukan merger antara berbagai bank, baik antara bank-bank swasta nasional maupun dengan sesama bank pemerintah (bank BUMN). Oleh karena itu penulis tertarik untuk meneliti tentang merger bank dan dampaknya terhadap persaingan usaha di industri perbankan. Tujuannya adalah untuk mengkaji struktur pasar di industri perbankan di Indonesia, mengkaji perilaku Bank Mandiri dan BNI, mengkaji kinerja Bank Mandiri bila dibandingkan dengan BNI. Untuk mencapai tujuan tersebut, dilakukan penelitian terhadap bank yang melakukan merger. Di sini penulis mengambil sampel Bank Mandiri (bank yang melakukan merger). Dan sebagai pembanding (bank yang tidak melakukan merger), penulis mengambil sampel BNI. Kurun waktu penelitian dari tahun 1995 sampai dengan 2004. Analisis penelitian ini adalah analisis deskriptif, metode pendekatan yang digunakan adalah Struktur-Perilaku-Kinerja. Untuk struktur indikator yang digunakan adalah aset, dana pihak ke-3 dan kredit tersalur. Untuk perilaku indikator yang digunakan adalah indikator harga dan non harga berdasarkan pengamatan yang dilakukan terhadap perilaku perbankan. Sedangkan untuk kinerja indikator yang digunakan indikator kinerja keuangan seperti ROA, ROE, DTAR dan DTER. Hasil penelitian ini secara umum menyatakan sebagai berikut : Merger mempunyai pengaruh yang signifikan: struktur pasar perbankan di Indonesia adalah loose oligopoly, timbulnya dilema bagi pemerintah, dimana pemerintah di satu sisi sebagai regulator dan di sisi yang lain sebagai pelaku, ada rintangan masuk ke industri perbankan yang dibuat oleh pemerintah contohnya peraturan mengenal kecukupan modal, persaingan yang dilakukan oleh Bank Mandiri dan BNI yaitu persaingan harga dan non harga, kinerja bank yang melakukan merger menjadi lebih baik tapi bila dibandingkan dengan bank yang tidak merger ternyata tidak lebih baik kinerjanya."
Depok: Program Pascasarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T17151
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kurnia Chairi
"Tujuan dari penyusunan tesis ini adalah untuk menguji peranan pengeluaran pemcrintah terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia sejak periode 1972 sampai I997. Pada masa itu, Indonesia dan beberapa negara di kawasan Asia Tenggara dikenal sebagai Negara dengan pencapaian pertumbuhan ekonomi yang cukup menakjubkan. Paper ini menggunakan kerangka pemikiran bahwa ekonomi terdiri dari dua sektor, yaitu sektor pemerintah dan sektor swasta, dimana sektor pemerintah mampu menghasilkan eksternalitas bagi sektor swasta yang pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Dengan memanfaatkan data tahunan Indonesia, penulis menemukan bahwa investasi swasta memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia, sebaliknya investasi pemerintah tidak menunjukkan tanda yang signifikan. Sektor swasta tampaknya muncul sebagai pendorong bagi pertumbuhan ekonomi sesuai pandangan paham ekonomi pasar bebas.

This paper try to examines the role of government expenditure on economic growth in Indonesia from the period of 1972 - 1997. In that period, indonesia and several countries in the region are known as the extraordinary countries in growth achievement. This paper use framework that economy consist of two sector, government and private, where government sector yield externality to private sector to improve economic growth. By using time series data of Indonesia, I found that private investment has positive and significant influence on economic growth. Meanwhile, government investment does not show significant sign. Government size has negative effect and government sector has lower productivity compare to private sector. Private sector comes as an engine for economic growth which contimi the pro market point ofview. The same outcome was also found in panel data estimation using 4 ASEAN countries (Indonesia, Malaysia, Thailand and Philippines). Government growth also yields positive externality effect on private sector and private sector as the main source of economic growth."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T19270
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gusmalinda Sari
"Selama ini ekspor pertanian Indonesia umumnya berupa bahan mentah (raw marerial). Padahal Indonesia sangat berpeluang memperoleh devisa yang lebih besar bila mampu merebut pasar ekspor barang jadi.
Ban merupakan produk karet yang industrinya mengalami peningkatan saat ini. Hal ini karena pertumbuhan pnoduksi dan penjualan setiap tahunnya mengalami peningkatan yang dipicu oleh cepatnya pertumbuhan industri otomotifbelakangan. Sebagian besar dari produksi ban nasional adalah lmtuk ekspor. Penjualan ban mobil (roda ernpat) di pasar ekspor dari tahun 2001 - 2005 tumbuh stabil seoara rata-rata 15% - 17% pertahun. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi ekspor produk karet Indonesia dan mengetahui negara mana saja yang memiliki potensi terbesar tcrhadap ekspor produk karet Indonesia dari tiap jenis komoditi.
Di dalam melakukan estimasi, model yang digunakan dalam penelitian ini merujuk dari penelitian Khmunar-Dhawan tentang pemiintaan ekspor di Pakistan (1991). Penelitian ini menggunakan data panel dengan menggunakan data tahunan dari tahun 1999-2006 dan spesilikasi model yang digunakan adalah model logaritma untuk kedua komoditi (HS 4011 dan HS 4012).
Dari hasil penelitian ini temyata model yang efisien adalah Fiexd Ehct Model untuk HS 4011 dan Random Ejéct Model untuk HS 4012. Sedangkan Hasil estimasi menunjukkan bahwa variabel pendapatan riil mitra dagang berpengaruh secara positif terhadap permintaan ekspor kornoditi HS 4011, variabel harga relatif berpengaruh secara negatif terhadap permintaan ekspor kedua komoditi (HS 4011, HS40l2).Sedangkan variabel nilai tukar nominal beipengamh secara positif terhadap permintaan ekspor komoditi HS 4011. Sedangkan untuk HS 4012 GDP riil dan Exchange rate nominal tidak berpengaruh signifikan terhadap permintaan volume ekspor."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T32105
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Septo Soepiyatno
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui daya saing dan faktor~faktor yang mempengaruhi permintaan ekspor udang Indonesia ke Amerika Serikat dalam jangka panjang dan jangka pendek. Faktor-faktor yang mempengamhi permintaan ekspor udang Indonesia ke Amerika Serikat adalah GDP Amerika Serikat, harga relatif nilai tukar dan kebijakan Amerika Serikat yang menghasilkan penyertaan form DS-2031 untuk setiap impor udang yang berasal dari Indonesia. Teknik analisis yang digunakan adalah Analisa Constan1Marke! Share (CMS) untuk mengetahui tingkat daya saing udang Indonesia, uji kointegrasi prosedur Johansen Lmtuk melihat hubungan jangka panjang dan Error Correcrion Model umuk estimasi huhungan jangka pendek, dengan menggunakan data kuartalan tahun 1998 sampai dengan 2006 kuartal dua.
Dari hasil analisa CMS dapat diketahui adanya peningkatan daya saing udang Indonesia pada periode 2002-2006 dibandingkan pcriode 1998-2002. Hasil uji kointegrasi dan ECM dapat diketahui dalam jangka panjang variabel GDP Amerika Serikat dan harga relatif yang digunakan dalam model secara statistik dan signiiikan memberi pengaruh terhadap ekspor udang Indonesia kecuali variabel nilai lukar, seclangkan dalam jangka pendek variabel GDP Amerika Serikat dan nilai tukar secara statistik dan signifikan memberi pengaruh terhadap ekspor udang Indonesia kecuali variabel harga nelatif dan dummy kebijakan Amerika Serikat.
Rekomendasi dari hasil studi tersebut adalah kemampuan daya saing komoditi udang Indonesia di Amerika perlu ditingkatkan dengan cara meningkatkan produksi industri udang baik hasil tangkapan maupun budidaya yang berorientasi ekspor. Untuk itu mutu hasil industri perikanan khususnya udang perlu ditingkatkan dengan tems meningkatkan teknologi pcngolahan yang sesuai dengan standar mutu negara rnitra dagang. Dalam rangka pengembangan I pcningkatan kemampuan daya saing tersebut maka diperlukan perbaikan diantaranya perbaikan iklim invcstasi perikanan, peningkatan sarana dan prasarana pelabuhan perikanan dan peningkatan akses pasar."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T29202
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Banu Muhammad Haidir
"Thesis ini didasari atas sebuah dugaan mengenai penurunan consumer surplus (keuntungan konsumen) pada industri telekomunikasi seluler di Indonesia. Padahal, pada slsi tarlf, harga pu!sa per menit terus turun, Berdasarkan teori S-C-P (Structure ConductM Performonce); penurunan consumer surplus atau consumer loss adalah performance akibat per11aku pelaku pasar (conduct} yang tidak sehat.
Berdasarkan kajian, penurunan consumer surplus dltengaral terjadi pasca masuknya salahsatu perusahaan investasl besar milik Singapura yakni Temasek Holding Company yang mulai tahun 2003 membeli 41,94% saham Indosat (yang memlliki 26% pangsa pasar seluler) dan 35% saham lndosat (yang menguasal 55% pangsa pasar). Masuknya Temasek diduga telah menyebabkan perilaku pada pasar seluler berubah menjadi tldak sehat. Hal tersebut diindikasikan dengan adanya dugaan perilaku bisnis yang melanggar UU anti monopoli, yakni price fixing dan crossing ownership.
Penelitian ini menyimpulkan bahwa pasca masuknya Tamasek Holding Company ke pasar telekomunikasi seluler di Indonesia telah terjadi penurunan consumer surplus sebesar tiga kali lipat jika dibandingkan dengan rentang waktu sebelum masa masuknya Tamasek (yang diduga sebagai masa dimana persaingan sehat terjadi). Berdasarkan perhitungan, penurunan consumer sebesar 9,3 tri!yun rupiah (pacla tahun 2003- 2006).
Dengan demikian, persaingan sehat menjamin consumer surplus yang baik bagi konsumen, dan persa!ngan yang tidak sehat akan menyebabkan penurunan consumer surplus atau consumer loss."
Depok: Program Pascasarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T32016
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tety Mahrani
"lndustri Reksa Dana Indonesia adalah Salah satu sektor keuangan yang sedang tumbuh sangat pcsai dalam pasar modal dan pasar uang Indonesia. lndustri Reksa Dana telah menunjukJ
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder bcrbcntuk lime series bulanan yang berasal dari Badan Pengawas Pasar Modal & Lembaga Keuangan (Bapcpam-LK) dan Bank Indonesia (BI). Bcrsumbcr dari data tersebut, peneliti melakukan penelitian bersifat kuantitatif dengan menggunakan model multivariate Veclor Error Correction Model (VECM) dan Uji Kausalitas Granger yang merupakan suatu model dan alat yang dapat mencrangkan hubungan kausalitas antara perkembangan industri rcksa dana dan pertumbuhan ekonomi. Variabel yang digunakan dalam penclitian ini adalah Nilai Aktiva Bersih Reksa Dana (NAB), Pcrtumbuhan Ekonomi (GDP), tingkat suku bunga Scrtilikat Bank Indonesia (SBI) dan Dcposilo berjangka waktu 3 bulan.
Hasil uji unit root mcnunjukkan bahwa kcempat variabcl tidak slasioner pada tingkat urus (Icvql). namun slasioncr pada Icvcl sutu (/irsl dMrencu) yailu variabcl-vuriabcl lcrscbut mcmpunyai dcrajat intcgrasi yang sama pada l(l), scna mcmpunyai hubungan koinlcgrasi yailu dalam jangka panjang tcrdapal hubungan ekuilibrium antara pcrkcmbangan industri rcksa dana dengan pertumbuhan ekonomi. Dengan rnenggunakan multivariate VECM diperolch hubungan kausalitas satu arah antara industri reksa dana dari pertumbuhan ekonomi. Selain menggunakan kausalitas multivariat., scbagai pembunding digunakan kausalitas bivariat. Namun hasil keduanya tidak selalu sama. Hasil analisis IR? (impulse response industri dan variance decomposition mcnunjang pembuktian hubungan kausalitas satu arah tersebut. Hasil studi ini juga memhuktikan peranan penting industri reksa dana dalam penumbuhan ekonomi."
Depok: Universitas Indonesia, 2007
T34486
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>