Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 68 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ratih Cinthyadevi Erviantini
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proses pengambilan keputusan pada istri untuk mempertahankan pernikahan setelah perselingkuhan suami. Sudut pandang yang akan digunakan dalam mengulas hal ini adalah dengan menggunakan teori interdependence. Teori interdependence memiliki lima komponen yaitu reward, cost, comparison level, comparison level alternative, dan investasi.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan menggunakan tiga orang subjek penelitian yang memiliki suami yang pernah terlibat perselingkuhan. Dari penelitian ini diketahui bahwa ketiga subjek menilai bahwa perselingkuhan yang dilakukan suami sebagai sesuatu yang menyakitkan. Alasan utama ketiga subjek dalam mempertahankan pernikahan adalah karena cinta terutama dari anak dan uang. Reward yang didapatkan oleh ketiga subjek memiliki nilai yang lebih besar dibandingkan cost yang mereka dapatkan. Ketiga subjek memiliki kesamaan dimana outcome yang diterima melebihi comparison level yang dimiliki subjek sehingga menimbulkan kepuasan akan pernikahan. Ketiganya menganggap perceraian akan memberikan dampak buruk bagi mereka. Ditambah lagi mereka telah menanamkan investasi yang cukup banyak dalam hubungan tersebut sehingga menguatkan keputusan untuk mempertahankan pernikahan.

This research tries to examine decision making process in wives who keep their marriages after their partner?s affair by using interdependence theory approach. The dimensions of interdependence theory are reward, cost, comparison level, comparison level alternatives, and investment.
This study use qualitative method. Responses from three participants whose husband had experienced in infidelity showed that the main reasons to keep their marriage are love especially from their children, and money. Rewards that they received exceed costs yield the positive outcome of their marriage. All the participants felt satisfaction during their marriage because outcome that they got from their marriage exceed their expectations or their comparison level. They perceived that they have poor alternative for this problem. The only alternative that currently available is divorce but this alternative can give severe impact for their life. It makes them decide to remain in their relationship. In addition, they have invested many things in their marriage. Investment that they have done strengthen their commitment to their marriage.
"
2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Saragih, Sendra Medio Oktobela
"Pacaran adalah sebuah sarana untuk mendapatkan pasangan yang tepat dan meniti jalan kearah pernikahan (Dusek, 1996). Pacaran memiliki berbagai macam permasalahan. Permasalahan yang timbul itulah yang dapat menyebabkan terjadinya perselingkuhan. Disamping itu penyebabnya dapat berbagai macam, dimulai dari rasa penasaran, ketidakpuasan, hingga ketertarikan seksual dan emosional (Subotnik & Harris, 2005). Wanita masih berpikir bahwa monogami adalah jalan yang terbaik untuk berhubungan (Vaughan, 2003), namun masih saja ada beberapa wanita yang memilih menjadi teman selingkuh.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat proses pengambilan keputusan pada wanita yang mempertahankan statusnya sebagai teman selingkuh dengan pendekatan teori interdependence. Teori interdependence dapat memprediksikan bagaimana hubungan perselingkuhan ke depan yang merupakan efek dari perselingkuhan yang dilakukan sekarang. Dengan memperhatikan reward, cost, comparison level, comparison level alternatives, dan investasi.
Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa masing-masing subjek mempunyai dinamika interdependence yang berbeda-beda, karena pemahaman mengenai dimensi yang terdapat dalam interdependence diinterpretasikan secara subjektif. Hal utama yang membuat teman selingkuh wanita bertahan adalah karena adanya unsur cinta. Terdapat beberapa hal yang tidak bisa dijelaskan dengan teori interdependence seperti tingkat kualitas dari reward dan cost serta hubungan antara kepribadian dan preferensi reward dan cost.

The purpose of dating is to find a right mate or a couple to be taken for marriage (Dusek, 1996). The problem in dating is very complex and this can lead to an affair. Affair occurs when people fell curious, dissatisfy, or fell a physical and emotional attraction to other people (Subotnik & Harris, 2005). Although woman still believe that monogamy is the best way in making a romantic relationship (Vaughan, 2003), there are still several woman who commit infidelity.
The purpose of this research is to explain the process of decision making in woman who keep the infidel relationship and their status as an affair partner by using the interdependence theory approach. Interdependence theory is able to predict the future of the current infidelity relationship. The dimensions of interdependence theory are reward, cost, comparison level, comparison level alternatives, and investment.
The result of study indicated that each sample has a different interdependence dynamic due to subjective interpretation of the interdependence dimensions. The main reason for woman to keep their status as an affair partner is love. There are several things that can?t be explained using the interdependence theory, such as the quality of reward and cost, and also the connection between personality and preference for reward and cost.
"
2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maisarah
"Poligami dalam penelitian ini adalah bentuk pernikahan dimana suami memiliki lebih dari satu isteri pada saat bersamaan dengan melibatkan kerjasama dalam aspek ekonomi, sosial, dan reproduksi antar ia dengan tiap isterinya, berdasarkan pengaturan hidup tertentu. Poligami juga mempunyai syarat-syarat yang biasanya tidak mudah untuk dipenuhi. Oleh karena itu, seringkali dalam pernikahan poligami, pihak isteri pertama menjadi pihak yang dirugikan dan harus berbagi dengan wanita lain. Kebahagiaan menurut Seligman (2002) dibentuk oleh faktor-faktor eksternal dan internal dalam kehidupan seseorang. Diantara faktor eksternal adalah uang, agama, dan kehidupan sosial. Juga pernikahan, yang dalam penelitian ini kontribusinya terhadap kebahagiaan ditandai dengan pemenuhan fungsi-fungsi pernikahan. Adapun faktor internal terdiri dari kepuasan masa lalu, optimisme, dan kebahagiaan masa kini. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran mengenai kebahagiaan isteri pertama pada pernikahan poligami, dengan tipe studi kasus sebagai fenomena khusus yang hadir dalam suatu konteks terbatas. Pengumpulan data dilakukan terhadap tiga isteri pertama pernikahan poligami berusia dewasa madya. Hasil penelitian mengungkap kebahagiaan isteri pertama pada pernikahan poligami berdasarkan faktor-faktor eksternal dan internal yang mereka miliki. Dari tiga kasus, kasus pertama paling tidak terpenuhi faktor-faktor eksternal dan internalnya, sementara kasus ketiga adalah yang paling terpenuhi.

Polygamy in this research is a form of marriage where a husband has more than one wife at the same time which involves cooperation in economical, social, and sexual aspects between him and each wife, based on a certain living arrangements. Polygamy also has terms that are usually not easy to fulfill. Therefore, often in a polygamous marriage, the first wife becomes the disadvantaged party and has to share with another woman. Happiness according to Seligman (2002) is formed by the external and internal factors in a person?s life. Among external factors are money, religion, and social life. Another one is marriage, which in this research, made contribution to happiness by the fulfillment of marital functions. Whereas the internal factors are satisfaction about the past, optimism, and happiness in the present. The purpose of this research is to obtain a description about the happiness of first wives in polygamous marriages. This is a case study research, which viewed a case as a particular phenomenon on a limited context. Data gathering is performed on three middle adult first wives in a polygamous marriage. Results explain the happiness of first wives in the form of external and internal factors they possess. Among the three cases, the first case has the most unfulfilled external and internal factors, whereas the third case is the most fulfilled."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Malika Alia Rahayu
""Poligami" banyak digunakan untuk mengacu pada praktik laki-laki Muslim yang menikahi lebih dari satu istri. (Hirschfelder & Rahmaan, 2003). Pihak istri kedua seringkali mengalami dampak negatif dari pernikahan poligami, seperti pandangan negatif dari masyarakat, konflik dalam keluarga, persaingan dengan istri pertama, dampak sosial, serta kekerasan dalam rumah tangga (Mulia, 2004; Nurohmah, 2003). Dewasa muda adalah periode penyesuaian terhadap pola hidup yang baru, salah satunya adalah pernikahan. Penyesuaian ini akan dirasakan semakin sulit dan menjadi masalah jika bentuk pernikahan yang dijalankan adalah bentuk pernikahan yang ?tidak umum?, seperti poligami. Masalah yang dihadapi istri kedua tersebut merupakan pengalaman hidup yang akan mempengaruhi kondisi psychological well-being mereka. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dan menghimpun informasi dari empat orang wanita dewasa muda yang menjadi istri kedua. Kesimpulan umum dari penelitian ini adalah wanita dewasa muda yang menjadi istri kedua dalam pernikahan poligami memiliki gambaran psychological well-being yang bervariasi. Faktor-faktor yang mempengaruhi psychological well-being wanita dewasa muda yang menjadi istri kedua adalah faktor demografis, dukungan sosial, mekanisme evaluasi diri, variabel kepribadian, religiusitas, serta beberapa faktor lain, seperti motivasi pernikahan, pemahaman mengenai poligami, serta antisipasi terhadap konsekuensi sebagai istri kedua. Selain itu, penyesuaian yang baik dalam pernikahan juga nampak mempengaruhi kondisi psychological well-being istri kedua dalam pernikahan poligami.

The term "polygamy" refers to a matrimonial system between a man and many women at the same time (Hirschfelder & Rahmaan, 2003). Second wife is often had negative impacts from this marriage, such as negative social reaction from the society, conflict among the family when the women choose to be the second wife, conflict with the first wife, social impacts, and domestic violence (Mulia, 2004; Nurohmah, 2003). Early adult is a period of adjustment to new patterns of life, such as marriage. This adjustment would be more difficult if the young adult has to run the ?unfamiliar? matrimonial system like polygamy. These challenge and problems that have to be faced by the second wife are a particular life experience that could affect her psychological well-being. The researcher used qualitative methods to the four informants. The result of this research showed that these second wives are different in their psychological well-being. These variations are influence by the demographic factors, social support, self-evaluation mechanism, personality factor, religiosity, and any other factors such as motivation to get married, understanding about the essence of polygamous marriage, and also their anticipation toward the consequence of being a second wife. This research also found that good marital adjustment affects psychological well-being condition for second wife in her early adult period."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
306.872 RAH p
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ditha
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
S2021
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mia Puspita Wardani
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
S2020
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Ratna Devitasari
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2003
S2016
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rendra Yoanda
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2010
S3616
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Arie Indra Murti
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1999
S2377
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>