Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Aminah Muthmainnah
Abstrak :
Ruang pamer dalam Museum masih banyak yang belum dapat menerapkan rancangan yang inklusif bagi penyandang tunanetra. Kemajuan teknologi dapat menjadi solusi untuk menghadirkan media pamer multisensori yang inklusif bagi penyandang tunanetra. Namun sayangnya masih belum banyak ditemukan di museum-museum di Indonesia. Berangkat dari kondisi tersebut, karya tulis ini bertujuan untuk memahami bagaimana elemen interaktif digital dengan pemanfaatan indra peraba dan suara dapat mengakomodasi pengunjung penyandang tunanetra dalam memperoleh ilmu pengetahuan di ruang pamer museum. Kajian dalam karya tulis ini dilakukan dengan menganalisis empat studi kasus dengan variabel analisa yang sama. Objek yang dikaji diantaranya adalah “Wise Stone”, “Tooteko”, 3D Photo Works, dan “Hands to the Wall”. Keempat kasus dikaji berdasarkan aspek umum, aspek pengalaman eksploratif, dan cara penggunaan. Hasil akhir dari karya tulis ini adalah, dapat dilihat bahwa pemanfaatan indra peraba dan pendengaran sebagai elemen eksploratif pada media pamer dapat membantu mengakomodasi pengunjung ruang pamer yang menyandang tunanetra. Adanya perkembangan teknologi digital dapat dimanfaatkan sebagai pembentuk media dan pemicu interaktivitas pengunjung melalui integrasi multisensori saat mengeksplorasi media pamer. ......There are still many display rooms in the Museum that have not implemented inclusive design for blind people. Technological advances can offer a solution to present inclusive multisensory exhibition media for blind people. But unfortunately, there are still not many found in museums in Indonesia. Based on these conditions, this paper aims to understand how digital interactive elements by using the senses of touch and sound can accommodate visitors with visual impairments in gaining knowledge in the Museum's showroom. The study in this paper was conducted by analyzing four case studies with similar analysis variables. The objects studied include "Wise Stone," "Tooteko," 3D Photo Works, and "Hands to the Wall." The four cases were analyzed based on general aspects, aspects of exploratory experience, and ways of use. The study concludes that the use of the senses of touch and hearing as an experimental element in the exhibition media can help accommodate visitors with visual impairments to the exhibition room. The development of digital technology can be used as a medium for forming and triggering visitor interactivity through multisensory integration when exploring exhibition media.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Giovaldi Ramadhan
Abstrak :

Tugas akhir ini ditulis dengan tujuan untuk mendeskripsikan pengetahuan penulis yang telah didapat selama masa pembelajaran di Arsitektur. Pembelajaran akan kondisi arsitektur vernakular di Indonesia terasa penting untuk diketahui oleh mahasiswa arsitektur. Arsitektur Vernakular merupakan sebuah arsitektur yang berkembang dari kondisi etnik and tradisi, yang dimana dibuat oleh tukang yang berpengalaman dengan menggunakan teknik dan material yang berada di sekitaran dan lingkungan bangunan arsitektural tersebut berasal yang kian menemui proses transformasi. Di beberapa tempat di Indonesia,bangunan vernakular mendekati kepunahan, beberapa terjadi akibat dampak dari bencana alam, transformasi, atau adanya kehadiran keinginan untuk mengembangkan hal-hal yang lain. Isu-isu tersebut menurut penulis terasa sangat menarik untuk di analisa lebih lanjut, berawal dari bagaimana Arsitektur Vernakular tersebut berkembang hingga saat ini dan berbagai penanganan untuk mempertahankannya. Dokumentasi adalah salah satu cara untuk mencegah kepunahan dari Arsitektur Vernakular dan sudah digunakan sejak masa lalu.


This final report is written for the purpose of describing the writer knowledge in which have obtained during this Thesis period. This knowledge is important for students to know the condition of vernacular architecture in Indonesia. Vernacular Architecture is architecture that grew and evolved from folk architecture born of ethnic and community rooted in ethnic traditions, as well as built by builders based on experience, using techniques and materials local as well as is the answer to the environmental setting of the building is and always open to the onset of transformation. In several places in Indonesia, vernacular buildings are nearly extinct, due to natural disasters, transformation, or the presence of other interests. This are the issues which in the writer opinion is quite interesting to analyze, how an original vernacular developed until today and how to preserve its existence. Documentation is one way to preserve the extinction of vernacular architecture and has been developing since ancient.

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Rifki Ramadhan W.
Abstrak :

Arsitek modernis menganggap ornamen harus dihapuskan dari karya arsitektur karena ornamen nihil dari sisi fungsional. Postmodernisme datang mengkritik Modernisme dengan mengangkat kembali ornamen dari masa lampau. Arsitek kontemporer yang juga mencoba memunculkan ornamen cenderung menghapuskan aspek politik dalam produksi ornamen, dengan tujuan lebih mampu menggapai pengguna ruang kota yang lebih luas karena latar belakang masyarakat kota cenderung semakin heterogen dan beragam yang tidak menjadi pertimbangan arsitek postmodernis. Masyarakat Indonesia yang masih mengagumi simbolisme dan figurisme menjadikan ornamen arsitektural memiliki posisi strategis dalam perkembangan arsitektur di Indonesia terutama dalam aspek politik. Karena itu skripsi ini bertujuan membahas politik ornamen yang terjadi dalam perkembangan sejarah arsitektur di Indonesia pasca kemerdekaan dan melihat relevansinya di masa sekarang.

 


Modernist architects stated that ornament must be omitted from the architectural work because of its absence of functionality. Postmodernism came to criticize Modernism by resurrecting ornament from the past. Contemporary architects who also try to bring back ornament tend to erase political aspect in the production of ornament, aiming to reach wider users in an urban space where its citizen tend to diverse in background and become more heterogeneous which is not a consideration by postmodernist architects. The people of Indonesia who are still admiring simbolism and figurism make architectural ornament have strategic position in the development of architecture in the country especially in political aspect. Hence, this undergraduate thesis aims to explain how politic of ornament occured during the development of architecture in Indonesia after independence and sees its relevance with today’s context.

 

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tiffany Karisma
Abstrak :

Dualisme sebagai elemen penting dalam kehidupan manusia (Caan, 2011) pada konteks kota diwujudkan dengan adanya perbedaan antara publik dan privat. Dalam konteks publik, dualisme kembali memecah komunitas—sekelompok manusia yang berinteraksi dalam suatu lokasi terus menerus (KBBI daring, 2020)—menjadi inside dan outside. Adanya lokasi yang digunakan membentuk attachment komunitas sehingga place tersebut berubah menjadi territory yang dilengkapi oleh physical and spatial boundaries. Perbedaan ini menimbulkan pertentangan antar-komunitas sehingga bagaimana manusia memersepsikan ruang terpengaruh dengan boundaries sesuai dengan posisi mereka dalam masyarakat. Akan dilakukan pembahasan mengenai persepsi dan dampak pertentangan dan boundaries dengan menggunakan studi kasus karya fiksi The Hunchback of Notre-Dame (1831) karya Victor Hugo yang memiliki banyak outside dengan latar belakang yang berbeda satu sama lain yang selanjutnya akan dipersepsikan menggunakan The Body and the City (Steve Pile, 1996), The Image of the City (Kevin Lynch, 1960) dan The Poetics of Space (Gaston Bachelard, 1994). Pada studi ini, pembedaan inside-outside didasari oleh kondisi sosio-spasial kota. Didapatkan bahwa perilaku dan boundaries yang dibentuk inside sangat berpengaruh pada reaksi yang diberikan oleh outside. Faktor ini dengan mudah mendorong outside keluar baik dari place atau territory inside maupun tempat publik. Hal ini selanjutnya mempengaruhi bagaimana outside berinteraksi dengan ruang privat atau place personalnya. Boundaries dimunculkan baik sebagai pelindung atau pembatas outside yang secara dominan memunculkan disconnectedness diwujudkan dengan jarak yang bersifat vertikal (adanya perbedaan ketinggian). Hal ini mempengaruhi bagaimana outside berinteraksi dengan place privat atau personal mereka.


Dualism as an important aspect in human life (Caan, 2011) on a city scale is realized with a differentiation between public and private. In the public context, dualism then divides community—a group of people interacting on a certain location for a prolonged period (online KBBI, 2020)—into inside and outside. This location forms communities’ attachment, hence said location turned into their territory with its own physical and spatial boundaries. This differentiation causes conflict between communities and in turn affects how people perceive space is influenced by boundaries corresponding to their position in society. Discussion on how this conflict and boundaries affects perception will use a literary study case The Hunchback of Notre-Dame (1831) by Victor Hugo in which many of its characters acts as an outside with various background using The Body and the City (Steve Pile, 1996), The Image of the City (Kevin Lynch, 1960) and The Poetics of Space (Gaston Bachelard, 1994). On this study, inside-outside differentiation is based on a city’s existing socio-spatial condition. It is noted that behaviour and boundaries established by inside impacts heavily on the outside’s reaction. This factor easily pushes outside out from both inside’s territory and public space. Boundaries could be established to protect or alienate the outside that dominantly manifested by a vertical distance (distinction on height). This impacts how outside interacts with their private/ personal place.

Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rainati Rahmaputeri
Abstrak :
Sekitar abad ke-14, ulama terkenal, Imam Badruddin rahimahullah, menulis teori tentang adab di antara penuntut ilmu. Hal ini berdampak kepada cara penuntut ilmu saat saling berinteraksi hingga saat ini. Interaksi antar penuntut ilmu secara konstan menciptakan hierarki spasial masjid yang unik saat masjid tersebut dipergunakan untuk kegiatan mengkaji ilmiah. Kegiatan mengkaji ilmiah ini biasa dikenal dengan sebutan majelis ilmu. Hierarki spasial memberikan pemahaman terhadap penuntut ilmu mengenai ruang sakral. Dalam skripsi ini, kita akan berdiskusi mengenai hierarki ruang sakral pada majelis ilmu di Jakarta, Indonesia. Studi kasus dalam skripsi ini adalah masjid yang secara rutin dipergunakan untuk kegiatan mengkaji ilmiah bersama Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri hafidzahullah. Saya menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bentuk hierarki spasial di ruang yang dipergunakan oleh Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri hafidzahullah dan hal yang mempengaruhi pembentukan hierarki spasial tersebut. ......At around 14th century, famous ulama, Imam Badruddin rahimahullah, writes a theory about courtesy amongst the Islamic scholars. This affect the way of the scholars to interact with each others until recent day. The interaction between scholars constantly made a unique spatial hierarchy of the mosque when it used for Islamic scientific studies event. The Islamic scientific studies event is known as majlis. The spatial hierarchy define the scholar’s understanding of the sacred space. In this thesis, we discussed the hierarchy of sacred place in majlis in Jakarta, Indonesia. The case study of this thesis is mosque that routinely used for scientific studies event with Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri hafidzahullah. I am using qualitative research methods with case study approach. The research result shows us the form of spatial hierarchy in the space wich used by Ustadz Muhammad Nuzul Dzikri hafidzahullah and things that influence the formation of the spatial hierarchy.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alifia Azzahra
Abstrak :
Manusia seringkali tidak menghuni sendiri, melainkan bisa dengan manusia lainnya dan bahkan hewan peliharaan. Kucing sebagai salah satu jenis hewan peliharaan memiliki siklus aktivitasnya sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, meskipun hidup bersama manusia. Dinamisnya pergerakan dan kebutuhan dari aktivitas kucing ikut mempengaruhi pola gerak dan huni manusia dalam kesehariannya. Pola tersebut berpotensi menghasilkan terjadinya saling-silang antara kedua subjek, sehingga memerlukan adanya adaptasi agar kedua subjek dapat hidup berdampingan di ruang yang sama. Skripsi ini membahas bagaimana manusia beradaptasi secara ruang dengan kucing dalam hunian, melalui runutan sequence dari aktivitas domestik dan mengelompokkannya dalam bentuk-bentuk adaptasi ruang. Adaptasi dilakukan dimulai dari ruang gerak tubuh seperti pergerakan saat bekerja, hingga ruang dan objek secara umum, sehingga dapat mencapai kenyamanan baik untuk manusia juga untuk kucing. ......Humans often do not live alone but can be with other humans and even pets. As one type of pet, cats have their activity cycle to meet their life needs, even though they live with humans. The dynamic movements and the needs of the cat's activities also affect the pattern of movement and human habitation in their daily lives. This pattern has the potential to produce crossovers between the two subjects, thus requiring adaptation so that the two subjects can coexist in the same space. This paper discusses how humans adapt spatially to cats in housing through the sequence of domestic activities and classifying them into forms of spatial adaptation. Adaptation is carried out starting from the space for body movement, such as movement during work, to space and objects in general to achieve comfort for humans and cats.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pandya Asyrafi Devaputra
Abstrak :
Leipzig memenangkan Academy of Urbanism Award sebagai Kota Eropa terbaik tahun ini pada 2019, bukan prestasi yang mudah bagi kota mana pun di daratan Eropa. Namun, penghargaan tersebut menyimpulkan bahwa Leipzig adalah kota Eropa yang ideal di tahun 2019. Gagasan tentang kota Ideal, meskipun merupakan konsep imajiner, telah menjalani beberapa pengujian untuk tujuan materialisasi: Rencana kota ideal, cerita yang dibangun di atas ide kota ideal, dan penghargaan dirayakan untuk memperingati ide kota ideal. Seharusnya, kita dapat menganalisis ide kota ideal melalui semantik dan simbolisme mikrokosmos dan makrokosmos; Kemampuan untuk diamati dengan semantik mikrokosmos dan makrokosmos menjelaskan kelangsungan hidupnya sendiri, yang dapat terjadi jika memenuhi semua elemen kosmik realitas. ......Leipzig won the Academy of Urbanism Award’s best European City of the year in 2019, no easy feat for any city in the European lands. However, the award concludes that Leipzig is the ideal European city in the year 2019. The notion of an Ideal city, albeit an imaginary concept, has been underwent several test for the purpose of materialization: Ideal city plans, stories built upon the idea of an ideal city, and awards celebrated to commemorate the idea of an ideal city. Supposedly, we can analyze the idea of an ideal city through the semantic and symbolism of microcosm and macrocosm; The ability to be observed with the semantic of microcosm and macrocosm explains its own viability of existence, which it can if it fulfills all the cosmic elements of the reality.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maesayu Aurea
Abstrak :
Gedung Filateli merupakan B.C.B kelas A yang dahulu berfungsi sebagai Kantor Pos pertama di Indonesia terhitung berdiri sebagai simbol perjuangan PT Pos yang senantiasa mengabdi pada pelayanan publik selama 275 tahun sejak 1746. Pada 2021, konservasi Gedung Filateli menjadi Pos Bloc ruang ekonomi kreatif bagi komunitas musik, mode dan kriya menimbulkan isu otentisitas karena perubahan fungsi dan rumpang nya narasi nasionalisme masa lampau. Penelitian bertujuan mengidentifikasi metode konservasi yang telah diterapkan untuk selanjutnya menemukan pengaruh perubahan aspek terhadap nilai otentisitas konservasi Pos Bloc. Penelitian kualitatif komparatif dengan metode instrumen Nara Grid melalui kajian perubahan aspek otentisitas (bentuk & desain, material, fungsi, teknik & tradisi, lokasi dan spirit) berdasarkan nilai otentisitas (artistik, historis, sosial dan ilmiah) yang walhasil digabungkan menjadi satu tabulasi Nara Grid untuk dilakukan sintesa final pengaruh dan nilai otentisitas Pos Bloc. Penelitian turut didukung kajian jejak sejarah, observasi dan wawancara sebelum menyusun analisa otentisitas.Sintesa dari tabulasi Nara Grid menemukan bahwa Konservasi Pos Bloc merupakan gabungan dari metode pemeliharaan (preservasi), pemugaran (restorasi) dan pengembangan (adaptasi) yang berpengaruh pada nilai-nilai otentisitas. Nilai artistik yaitu bangunan BOW pertama yang memadukan seni Art Deco dan Arsitektur Industri / transportasi. Nilai historis yaitu kantor pos pertama di Indonesia yang eksistensi nya dirayakan sebagai Hari Lahir Pos Indonesia. Nilai sosial yaitu sebagai generator dan inisiator bidang ekonomi kreatif (UMKM) di Pasar Baru pasca era reformasi 1997 dan Nilai ilmiah yaitu berperan aktif sebagai studi pembelajaran BCB dengan penerapan konstruksi bentang lebar adaptasi arsitektur industri yang menyesuaikan dengan iklim tropis Indonesia. ......Jakarta Philatelic Building was a class A cultural heritage building which formerly operated as the first Post Office in Indonesia that has been here for 275 years and counting since 1746. It’s a representation of PT Pos Indonesia's combat against colonizers and constant public service. In 2021, It was conserved into Pos Bloc, a public space for creative activities such as fashion, music and art. Hence, issues of authenticity have surfaced that enclose the lack of past nationalism narrative due to interventions that accommodate new functions. This research aims to identify conservation methods that have been applied to further find the effect of changes in authenticity aspects based on authenticity values of Pos Bloc’s conservation. Qualitative comparative research with Nara Grid method to study changes in aspects of authenticity such as (form & design, material, function, techniques, location and spirit) based on authenticity values (artistic, historical, social and scientific). Which will be combined into one Nara Grid tabulation to determine final synthesis of the influence and authenticity values of Pos Bloc. The research was supported by historical study, observations and interviews. The synthesis finds that Pos Bloc Conservation is a combination of methods of maintenance (preservation), restoration (restoration) and development (adaptation) that influence the values of authenticity. Artistic value represents the first BOW building that combines Art Deco & Industrial Architecture / Transportation. Historical value represents the first post office in Indonesia whose existence is celebrated annually as the Birthday of Pos Indonesia. Social value plays a role of creative economy generator and initiator in Pasar Baru after the 1997 reform era and Scientific value finds a role as a study of wide range construction of industrial architecture alteration to Indonesia's tropical climate.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Allya Widiaputri
Abstrak :
DKI Jakarta menghadapi kemacetan lalu lintas sebagai masalah utama karena pertumbuhan penduduk yang cepat dan imigrasi yang tidak terkendali. Pemerintah DKI Jakarta menerapkan dan mengembangkan berbagai inovasi untuk mengatasi masalah tersebut mulai dari angkutan umum seperti sistem bus milik swasta, dan kini DKI Jakarta akhirnya mengembangkan Mass Rapid Transition atau yang lebih dikenal dengan MRT. Pemerintah DKI Jakarta meminta PT MRT Jakarta mengembangkan konsep kawasan transit oriented development (TOD) di beberapa stasiun tahap 1 koridor selatan-utara. Transit Oriented Development (TOD) adalah kawasan perkotaan yang dirancang untuk mengintegrasikan fungsi transit dengan orang, aktivitas, gedung, dan ruang publik dengan tujuan untuk mengoptimalkan akses transportasi umum sehingga dapat mendukung daya dukung penumpang. Karena transit disorot sebagai ciri utama MRT, tentunya akan terlihat bagaimana liminalitas dilihat dan diamati di Stasiun MRT, terutama di Stasiun MRT Bundaran HI karena posisinya menjadi stasiun pertama dan stasiun terakhir di MRT Jakarta dan menjadikan Stasiun MRT terpadat dan tersibuk di Jakarta. Penelitian ini akan melakukan analisis dari observasi peneliti di Bundaran Stasiun MRT HI dan pengalaman penumpang di Bundaran Stasiun MRT HI terhadap teori liminalitas. Peneliti melakukan wawancara kepada 4 orang peserta tentang pengalamannya di Stasiun MRT Bundaran HI. Pengalaman mereka menunjukkan bagaimana mereka secara tidak sadar mengalami liminalitas melalui elemen-elemen yang ada di Stasiun MRT Bundaran HI. Stasiun MRT Bundaran HI terbukti sebagai ruang liminal karena karakteristiknya yang menentukan batas, zona pemisah, peralihan dan penggabungan. ......DKI Jakarta is facing traffic congestion as its main problem due to rapid population growth and uncontrollable immigration. DKI Jakarta government implemented and developed various innovation to overcome this problem from public transportation like private-owned bus systems, and now DKI Jakarta finally develops Mass Rapid Transition or more well known as MRT. DKI Jakarta government prompted PT MRT Jakarta to develop the concept of a transit oriented development (TOD) area at several stations in phase 1 of the south-north corridor. Transit Oriented Development is an urban area designed to integrate transit functions with people, activities, buildings, and public spaces with the aim of optimizing access to public transportation so that it can support passenger carrying capacity. As transit is highlighted as the main characteristic of MRT, this will definitely how liminality is seen and observable in MRT Station, especially in Bundaran HI MRT Station for its setting of being the first station and the last station in the Jakarta MRT and cause the most crowded and busiest MRT Station in Jakarta. This study will conduct an analysis from researcher observation of Bundaran HI MRT Station and passengers’ experience in Bundaran HI MRT Station towards liminality theory. The researcher conducts an interview to 4 participants about their experience in Bundaran HI MRT Station. Their experiences show how they unconsciously experience the liminality through the elements in the Bundaran HI MRT Station. Bundaran HI MRT Station is approved to be a liminal space because of its characteristics that define the limit, the zones of separation, transition, and incorporation.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adinda Prihatini Aprilla
Abstrak :
Arsitektur berperan sebagai objek yang menjembatani informasi mengenai representasi kehidupan manusia. Arsitektur vernakular merupakan pengetahuan akan bangunan yang masih bersifat asli dan dianut oleh kelompok masyarakat lokal sebagai ilmu membangun. Arsitektur vernakular digunakan sebagai objek pembelajaran akan kebudayaan suatu masyarakat dan dimanfaatkan baik untuk menengok kembali ke masa lalu, maupun dimanfaatkan sebagai ilmu yang dapat diadaptasi untuk kepentingan masa depan. Keberadaan arsitektur vernakular kini semakin memudar seiring dengan terjadinya perubahan realitas. Hal ini juga dialami oleh Kaum Betawi. Keberadaan arsitektur vernakular Betawi di DKI Jakarta semakin menghilang akibat perubahan realitas berupa modernisasi. Untuk mempertahankan dan melestarikan kebudayaan Betawi di DKI Jakarta, dilakukanlah pembangunan sebuah kawasan berbasis budaya Betawi, yaitu Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan. Pembangunan berbasis budaya yang dilakukan di kawasan Setu Babakan menjadi semacam reproduksi bagi arsitektur vernakular itu sendiri. Skripsi ini akan membahas dan mengkritsi reproduksi arsitektur vernakular di kawasan PBB Setu Babakan. Dalam hal ini, reproduksi arsitektur vernakular di Setu Babakan tidak sepenuhnya merepresentasikan otentisitas kebudayaan Betawi. Selain itu, kawasan PBB Setu Babakan juga dianggap kurang relevan dalam melakukan pelestarian kebudayaan Betawi. ......Architecture acts as an object that bridges information about the representation of human life. Vernacular architecture is a knowledge of buildings that are still original and are embraced by local community groups as building science. Vernacular architecture is used as an object of learning about the culture of a society and is used both to look back on the past, and as a science that can be adapted for future purposes. The existence of vernacular architecture is now fading along with changes in reality. This is also experienced by the Betawi People. The existence of Betawi vernacular architecture in DKI Jakarta are disappearing due to changes in reality in the form of modernization. To maintain and preserve Betawi culture in DKI Jakarta, the government built an area based on Betawi culture, namely Betawi Cultural Village Setu Babakan. The culture-based area Setu Babakan become some kind of reproduction for vernacular architecture itself. This thesis will discuss and critique the reproduction of vernacular architecture in the PBB Setu Babakan area. In this case, the reproduction of the vernacular architecture in Setu Babakan does not fully represent the authenticity of Betawi culture. In addition, the Setu Babakan PBB area is also considered irrelevant in preserving Betawi culture.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>