Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 176 dokumen yang sesuai dengan query
cover
I Putu Gede Budayasa
"ABSTRAK
Teknologi Informasi menjadi investasi yang mahal bagi organisasi.
Oleh karena itu, diperlukan suatu tata kelola TI (IT Governance) yang baik agar manfaat yang diperoleh dari investasi tersebut dapat lebih besar dan risiko yang dihadapi dapat diatasi dengan benar. Salah satu investasi TI adalah infrastruktur TI yang juga harus diatur dengan menggunakan suatu tata kelola infrastruktur TI (IT infrastructure governance) sehingga mendukung pelaksanaan good IT governance pada organisasi. Penelitian ini bertujuan merumuskan model tata kelola infrastruktur TI pada Inna Grand Bali Beach Hotel yang dijadikan sebagai tempat studi kasus. Pada penelitian ini digunakan COBIT sebagai best-practice.Hasil penelitian ini meliputi aktivitas atau proses yang perlu dilakukan, struktur yang terlibat dan bertanggung jawab, serta sasaran pengendalian untuk menunjang efisiensi investasi pada setiap tahapan dalam daur hidup infrastruktur TI.
Kata Kunci: Tata kelola infrastruktur TI, daur hidup infrastruktur TI."
2009
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dinik Fitri Rahajeng Pangestuti
"ABSTRAK
Perkembangan teknologi informasi dan bisnis yang pesat dalam era
globalisasi menyadarkan perusahaan untuk menempatkan informasi sebagai
kebutuhan yang utama. Sistem informasi yang baik akan membantu para pembuat
keputusan untuk melakukan tugasnya dengan lebih cepat, tepat dan akurat. Sistem
Informasi Akuntansi yang baik juga dapat mengatur penggunaan sumber daya
ekonomi yang dimiliki perusahaan secara lebih efisien dan efektif.
Dalam industri manufaktur pilihan metode costing yang digunakan sangat
beragam. ABC System merupakan salah satu alternatif penghitungan costing yang
relatif sesuai untuk industri manufaktur yang memiliki diversitas produk yang relatif
tinggi. Namun penerapan ABC System dalam industri manufaktur menimbulkan
kerumitan sehingga membutuhkan sebuah alat bantu unruk mendukung keputusan
tersebut. Perancangan sistem informasi produksi akan dapat memberikan solusi
terhadap masalah tersebut. Metodologi yang digunakan dalam perancangan sistem
informasi produksi dalam karya akhir ini aclalah FAST (Framework for the
Application of System Thinking).
Dengan perancangan sistem informasi produksi, utamanya akan menghasilkan
informasi harga pokok produksi (Cost of Goods Manufactured) dengan pendekatan
ABC System serta informasi penting Iainnya yang memiliki nilai tambah sehingga
akan membantu perusahaan dalam membuat berbagai keputusan dan memberikan
layanan lebih optimal kepada konsumen.

Abstract
Rapid development of information technology and business realizes
companies to put information as the major need. A good information system will help
decision maker to run their duties faster, more quickly and more accurately. A good
accounting information system can be used also to arrange the using of economical
resources had by companies to be more efficient and effective.
In manufacture industries when costing methods has many varieties. ABC
system is one of costing calculation alternatives which is relatively proper for
manufacture industries having a relatively high diversity of products. Thus, to
implement ABC system in manufacture industries bring saturation thus it needs a tool
to support the decision. Designing of production infomation system will bring
solution to the problem. This thesis use FAST (Framework for the Application of
System Thinking) methodology to design production information system.
By designing production information system will give information of cost of
goods manufactured with ABC System approach and another important thing to help
in the making decision and give the optimal serving to customer."
2010
T28246
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andita Dwiyoga Tahitoe
"Pengelolaan sistem dan teknologi informasi di PT Astra International Tbk (Astra) merupakan tanggung jawab dari Divisi Corporate Information System and Technology (CIST). Dari hasil pengamatan terhadap dokumentasi yang dimiliki oleh Divisi CIST terkait dengan pengerjaan proyek-proyek Teknologi Informasi (TI) dari tahun 2015 hingga 2019 diketahui terdapat berbagai macam kendala yang dihadapi dalam proses pengerjaan proyek-proyek TI di Astra yang menyebabkan proses pengerjaan beberapa proyek mengalami keterlambatan dari waktu yang sudah dijadwalkan. Rata-rata persentase jumlah proyek-proyek TI di Astra mulai dari tahun 2015 hingga 2019 yang mengalami keterlambatan berada pada angka 19%.
Dari hasil pengumpulan dan pengolahan data faktor risiko yang berasal dari referensi berbagai artikel jurnal menggunakan metode Systematic Literature Review (SLR) ditemukan 14 faktor risiko yang terkait dengan pengerjaan proyek Teknologi Informasi (TI) yang dikelompokkan ke dalam empat kategori yaitu kategori orang, proses, teknologi dan kondisi lingkungan di luar proyek. Penyebaran kuesioner kepada responden yang bekerja di tempat studi kasus digunakan untuk menentukan nilai signifikansi risiko dari hasil perkalian dari nilai probabilitas dan dampak dari tiap-tiap faktor risiko untuk selanjutnya digunakan untuk menentukan urutan peringkat faktor risiko.
Dari hasil penyebaran kuesioner pada 39 orang responden terdapat tiga faktor risiko dengan nilai signifikansi risiko sangat tinggi, sepuluh faktor risiko dengan tingkat signifikansi tinggi dan satu faktor risiko dengan tingkat signifikansi sedang. Urutan dari tiap kategori risiko berdasarkan rata-rata nilai signifikansi dari hasil penyebaran kuesioner adalah proses, orang, teknologi dan kondisi lingkungan di luar proyek.

Management of information systems and technology at PT Astra International Tbk (Astra) is the responsibility of the Corporate Information System and Technology (CIST) Division. From the observations of the documentation held by the CIST Division related to the work of Information Technology (IT) projects from 2015 to 2019, it is known that there are various kinds of obstacles faced in the process of working on IT projects at Astra which have caused the process of working on several projects to experience delays from the scheduled time. The average percentage of IT projects at Astra from 2015 to 2019 that experienced delays is 19%.
From the results of data collection and processing of risk factors derived from references to various journal articles using the Systematic Literature Review (SLR) method, it was found that 14 risk factors associated with working on Information Technology (IT) projects were grouped into four categories, namely categories of people, processes, technology and environmental conditions outside the project. The distribution of questionnaires to respondents who work in the case study sites is used to determine the significance value of the risk from the multiplication of the probability value and the impact of each risk factor and then it was used to obtain the ranking order of the risk factors.
From the questionnaire distribution results to 39 respondents, there are three risk factors with a very high-risk significance value, ten risk factors with a high significance level, and one risk factor with a moderate significance level. The order of each risk category based on the average significance value of risk factors from the results of the questionnaire distribution are process, people, technology, and environmental conditions outside the project.
"
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2021
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Febrian
"Tesis ini membahas analisis dan rancangan sistem informasi akuntansi yang tepat untuk perguruan tinggi swasta sesuai dengan karakteristiknya. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif dengan disain studi kasus pada Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) Tazkia. Data dari penelitian ini diperoleh dari hasil interview dengan bagian yang terkait, hasil observasi dan dari dokumen-dokumen yang berhubungan. Penelitian ini memberikan hasil analisis sistem inforrnasi yang sedang berjalan dengan menggunakan model PIECES, analisis sebab akibat dan analisis tujuan perbaikan sistem. Penelitian ini juga memberikan hasil rancangan prosedur dalam bentuk flowchart, rancangan model proses dalam bentuk Data Flow Diagram, rancangan model data dalam bentuk Entity Relationship Diagram berikut atribut yang terdapat di dalamnya, dan rancangan antarmuka input, output dan dialog dengan menggunakan microsoft infopath. Kesimpulan dari penelitian ini agar PTS membuat rancangan sistem infomiasi akuntansi sesuai dengan karakteristik organisasinya.

The focus of this study are to analysis and design accounting information system for private universities based on their characteristics. This research is qualitative descriptive interpretive. The data were collected by means of deep interview with related parties, observation and collect any related documents. This research result the analysis of existing accounting information system with PIECES model, problem analysis phase and system improvement objectives. This research also design procedure with flowchart, design process model with Data Flow Diagram, design data model with Entity Relationship Diagram completed by their atributte, and design interface of input, output, dialog with microsoft infopath. The researcher suggest that an organization should design an accounting information system based on their characteristics."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T33232
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ghulam Imaduddin
"Industri telekomunikasi Indonesia saat ini sedang berada pada tahap pertumbuhan yang sangat pesat seiring dengan berkembangnya teknologi informasi yang terkait dengan telekomunikasi. Di tengah persaingan industri ini yang sangat ketat, strategi untuk mempertahankan pelanggan untuk tetap loyal menggunakan layanan lebih baik daripada strategi untuk mengakuisisi pelanggan baru (Yeshwanth, Raj, & Saravanan, 2011). Oleh sebab itu, PT XL Axiata Tbk (XL) menjalankan kegiatan churn retention dalam upaya menjaga pelanggan mereka untuk tetap setia. Namun demikian, tingkat churn pelanggan di lima bulan terakhir pada tahun 2012 tidak mencapai KPI yang telah ditetapkan. Salah satu penyebabnya adalah rendahnya akurasi dari model yang digunakan untuk memprediksi pelanggan yang akan churn. Penambahan variabel-variabel baru yang lebih relevan dapat meningkatkan akurasi dari model.
Penelitian terdahulu seperti yang dilakukan oleh S. Rossett & E. Neumann (2012) dengan memperhitungkan customer value, dan penelitian yang dilakukan oleh W. Gruszczynski & P. Arabas (2011) yang memasukan variabel social network ke dalam model, terbukti dapat meningkatkan akurasi dari churn model. Hasil kegiatan modeling dalam penelitian ini menghasilkan churn model baru untuk pelanggan low value dengan menambahkan variabel social network, dan churn model baru untuk pelanggan high value tanpa menambahkan variabel social network.

Currently, telecommunication industry in Indonesia growing fastly, inline with the growth of information technology related to telecommunications. It is always better to retain a customer than having to find a new customer in the present competitive environment (Yeshwanth, Raj, & Saravanan, 2011). To align with that, PT XL Axiata Tbk (XL) do churn retention to keep their subscriber. But in last five months of 2012, subscriber churn rate is higher than targeted. One of the reason for this is accuracy of churn prediction model getting worst. Addition of relevan variable can increase model accuracy.
In the previous research, S. Rossett & E. Neumann (2012) proving that customer value variable can improve their churn prediction model. W. Gruszczynski & P. Arabas (2011) also tried to improve their churn model by adding some variable related to social network. This research produce new and better churn model comparing to previous XL’s churn model. This new model predicting churn for low value subscriber and high value subscriber with different model. Also, the social network variable included in the new churn model.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2014
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Endhy Aziz
"ABSTRAK
Penelitian ini dilatar belakangi oleh adanya perluasan ruang lingkup dalam penyelenggaraan sertifikasi elektronik (Certification Authority) oleh Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg), dari yang sebelumnya hanya dalam cakupan Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) menjadi diperluas untuk memenuhi kebutuhan instansi-instansi pemerintah secara umum. Dengan adanya perluasan ruang lingkup tersebut, maka Kebijakan Sertifikat Elektronik yang telah ditetapkan sebelumnya harus dievaluasi kembali, selanjutnya dirumuskan kebijakan baru yang lebih sesuai dengan kebutuhan dan ruang lingkup layanan yang baru. Pada penelitian ini digunakan pendekatan Soft System Methodology (SSM) dalam menganalisis dan merumuskan Kebijakan Sertifikat Elektronik yang baru.
Hasil penelitian ini berupa konsep dan rancangan Kebijakan Sertifikat Elektronik yang mengadopsi Levels of Assurance, atau dalam penelitian ini diistilahkan dengan Kategori Tingkatan Jaminan. Tujuannya untuk memberikan alternatif pilihan kepada instansi-instansi pemerintah yang akan menerapkan sertifikat elektronik sesuai dengan karakteristik sistem elektronik dan nilai informasi yang diamankan, serta kemampuan instansi tersebut dalam menerapkan praktek-praktek keamanan informasi yang ditetapkan. Pemetaan untuk menentukan kegunaan dan profil sertifikat elektronik dilakukan berdasarkan analisis kebutuhan pemanfaatan sertifikat elektronik di beberapa instansi pemerintah. Selanjutnya, konsep Kategori Tingkatan Jaminan dan hasil analisis profil sertifikat elektronik dipetakan ke dalam kerangka kerja Kebijakan Sertifikat Elektronik RFC 3647 dan NIST 7924. NIST 7924 dipilih sebagai pijakan atau dasar (baseline) untuk penyusunan isi/konten dokumen Kebijakan Sertifikat Elektronik dikarenakan lebih sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan sertifikasi elektronik di Lemsaneg dan merupakan best practices yang telah disesuaikan dengan kebutuhan pengamanan sistem informasi

ABSTRACT
Lembaga Sandi Negara (Lemsaneg) is expanding the scope of its Certification Authority (CA) implementation, which was previously within the scope of the Government Electronic Procurement Service (Layanan Pengadaan Secara Elektronik) be expanded to meet the needs of government agencies in general. With the expanding scope of the CA, the Certificate Policy which was previously set must be reevaluated, then formulate a new policy which is more in line with the needs and scope of the new services. In this study, we use Soft Systems Methodology (SSM) in analyzing and formulating a new Certificate Policy.
The result of this study is the design of Certificate Policy that adopts the concept of Levels of Assurance. The goal is to provide an alternative to government agencies that will implement the digital certificate in accordance with the characteristics of the information system or the value of the information that will be secured. The ability of the agencies to implement good security practices also take into consideration. Certificate usage and certificate profile determination is based on the need analysis of digital certificates implementation in government agencies. Furthermore, the Levels of Assurance concept and the certificate profile analysis are mapped into the Certificate Policy Framework defined in RFC 7924. NIST Internal Report 7924 has been selected as the foundation (baseline) for the Certificate Policy content document due to better suit of CA implementation requirements in Lemsaneg. The final result is a new Certificate Policy document which is more inline with the needs of CA implementation in Lemsaneg which is intended for government agencies."
2016
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Harahap, Azhari
"Masalah performance dari traditional banner advertisement pada Detikcom sangat rendah, yaitu 0,06 saja, yang artinya dari 10000 kali tampil, iklan hanya 6 kali di click. Salah satu strategi yang bisa digunakan adalah dengan menggunakan native advertisement dimana iklan dan konten membaur dalam tampilan yang sama. Namun beberapa penelitian mengindikasikan bahwa performance native ads yang tinggi disebabkan oleh ketidakmampuan pembaca untuk membedakan iklan dengan konten berita, sehingga banyak pembaca yang merasa tertipu. Penelitian ini menganalisis faktor-faktor apa saja yang memengaruhi penerimaan pembaca terhadap native advertisement. Metode pengambilan data dari penelitian ini menggunakan survey berupa kuesioner dengan teknik convenience sampling yang disebar melalui website Detikcom. Hasil survey yang diperoleh kemudian diolah menggunakan metode statistik analisis regresi linear berganda. Dari 436 responden, diperoleh hasil bahwa faktor sikap, kepercayaan, norma subjektif, dan perilaku terdahulu secara bersama-sama berpengaruh terhadap penerimaan pembaca Detikcom terhadap native advertisement.

Performance issues of traditional banner advertisement on Detikcom very low at 0.06 , which means that at 10,000 times ad impressions, only 6 ad were clicked. One strategy that can be used is to use native advertisement in which the ad and content blend into the same display. However, some studies indicate that high performance native ads that are caused by the inability of the reader to distinguish ads to the content of news, so many readers were felt deceived. This study analyzes the factors that influence the acceptance of any reader to natively advertisement. The method of collecting the data from this study using a survey questionnaire with convenience sampling technique that is spread through the Detikcom website. The survey results were then processed using the statistical method of multiple linear regression analysis. Of the 436 respondents, proves that the factor of attitudes, beliefs, subjective norms, and past behavior jointly affect the Detikcom readers acceptance towards native advertisement.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2017
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Jihad
"ABSTRAK
Aplikasi e-rekon&LK merupakan aplikasi yang memegang peranan penting dalam penyusunan laporan pertanggung jawaban. Pada tahun pertama sistem ini digunakan, e-rekon & LK telah mengambil peranan dalam penyelesaian Transaksi Dalam Konfirmasi (TDK). Sebagai dampaknya, pada tahun 2016, untuk pertama kalinya Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) mendapatkan opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP). Sebagai sebuah aset informasi yang dimiliki oleh Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb), gangguan terhadap e-rekon&LK tentunya akan berakibat buruk pada nama baik dari DJPb. Namun dalam operasionalnya terjadi beberapa masalah terkait keamanan informasi.Salah satu penyebab terjadinya hal tersebut dikarenakan belum adanya manajemen risiko keamanan informasi untuk e-rekon&LK. Oleh karenanya penelitian ini bertujuan untuk membuat penilaian risiko keamanan informasi untuk aplikasi e-rekon & LK. Penilaian risiko keamanan informasi disusun menggunakan kerangka kerja ISO 27005, ISO 27001 dan ISO 27002. Hasil dari penelitian ini adalah penilaian risiko keamanan informasi aplikasi e-rekon&LK. Terdapat 14 skenario risiko, dengan tujuh risiko yang dimodifikasi dan tujuh risiko yang dipertahankan/diterima. Tujuh risiko dimodifikasi dengan cara mengurangi kemungkinan terjadinya dan/atau mengurangi dampaknya hingga mencapai selera risiko organisasi.

ABSTRACT
The e-Rekon & LK application is an application that plays an important role in preparing the accountability report. In the first year this system was used, e-Rekon & LK had taken a role in the settlement of Transactions Under Confirmation (TDK). As a result, in 2016, for the first time the Central Government Financial Report (LKPP) received unqualified opinion (WTP). As an information asset owned by Directorate General of Treasury (DJPb), disruption to e-account & LK will certainly have a negative effect on DJPb good name. However, in its operations there are several issues related to information security. One of the causes is because there is no information security risk management for e-rekon & LK. Therefore, this study aims to create an information security risk assessment for e-rekon & LK applications. The information security risk assessment is prepared using the ISO 27005, ISO 27001 and ISO 27002 frameworks. The results of this research are information security risk assessment design. 14 risks were found, with seven risks modified and seven risks accepted by the risk owner. Seven risks modified by reducing the risks likelihood and/or the risk impact so that the risks became accepted based on the organization risk appetite."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tarigan, Soli Agrina
"ABSTRAK
Keamanan siber merupakan pondasi pembangunan ekonomi digital dan terwujudnya ketahanan nasional di Indonesia. Tidak dapat disangkal bahwa teknologi dapat membantu pencapaian dan menjadi ancaman. Mengatur dunia siber bisa membingungkan melihat Indonesia memiliki beberapa siber yang dimiliki oleh institusi baik di sektor pemerintah, swasta, universitas dan komunitas masyarakat. Konsep awal Pusat Pertahanan Siber di Kementerian Pertahanan (Kemhan) didesain sebagai pusat pertahanan siber nasional, akhirnya difokuskan untuk dioperasikan internal Kemhan sehingga beberapa fungsi kapabilitas tidak berjalan dengan optimal. Urgensi pertahanan siber ditujukan untuk mengantisipasi datangnya ancaman dan serangan siber yang terjadi dan menjelaskan posisi ketahanan saat ini, sehingga diperlukan kesiapan dan ketanggapan dalam menghadapi ancaman serta memiliki kemampuan untuk memulihkan akibat dampak serangan yang terjadi di ranah siber. SOC membutuhkan strategi peningkatan kapabilitas pertahanan siber dalam menghadapi ancaman dan serangan. Ketiadaan kerja sama dan koordinasi dengan Badan Siber Nasional ataupun Kementerian lainnya menyebabkan SOC terjebak dalam rutinitas yang biasa sehingga hasil penanganan serangan siber belum cukup berdampak, baik bagi Kemhan maupun secara nasional. Dengan menggunakan metode penelitian kualitatif, penelitian ini berfokus melakukan analisis Gap kapabilitas SOC Kemhan menurut Pedoman Pertahanan Siber dengan delapan kapabilitas SOC oleh Carson Zimmerman. Pemetaan kapabilitas ini menunjukkan bahwa SOC Kemhan hanya unggul pada dua kapabilitas yaitu Analisis Artifak dan Teknologi Pendukung dari delapan kapabilitas SOC Zimmerman. Penelitian ini menghasilkan lima strategi peningkatan kapabilitas SOC termasuk model konseptual koordinasi antar lembaga untuk menjadikan Pusat Pertahanan Siber yang berdampak bagi Kementerian Pertahanan dan nasional.
"
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>