Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wembi Syarif Chan
"ABSTRAK
Kebutuhan atas ruang rekreasi di perkotaan sangat sulit, terhimpit segala bentuk pembangunan yang tidak menyisakan ruang untuk aktivitas tersebut. Kawasan Situ Cikaret merupakan ruang yang sering digunakan warga Cibinong dan sekitarnya untuk berekreasi. Dengan pendekatan penelitian realistic phenomenology, didapatkan penggambaran ensensi-ensensi konstruksi ruang rekreasi dan motif, tindakan dalam berkegiatan rekreasi di Situ Cikaret. Ruang rekreasi Situ Cikaret adalah ruang diferensial yang merupakan representasi ruang dari warga perkotaan yang menciptakan ruang alternatif atas ruang perkotaannya. Kegiatan rekreasi berlangsung pada setting besar yang berupa ruang alam situ dan setting yang kecil berupa ruang yang diproduksi sesuai dengan motif kegiatannya. Dalam mereprestasikan ruangnya ke set kecilnya, pelaku membutuhkan sebuah atribut untuk mempertegas apa yang akan dilakukan dalam kegiatan meruangnya dan status sosialnya. Hubungan kepribadian para pelaku dalam merepresentasikan ruangnya, berada pada tingkat yang apathy (sikap acuh tak acuh), hubungan mereka bersifat taken for granted atau sesuatu yang apa adanya. Saat ini cenderungan membawa ruang diferensial kawasan Situ Cikaret mejadi ruang abstrak. Salah satu yang bisa dilakukan adalah penetapan zonasi ruang yang bertujuan untuk menempatkan ruang-ruang agar lebih tertata dan juga guna membatasi kegiatan pada wilayah tertentu di kawasan situ, agar lingkungan situ dapat dipertahankan dan ditingkatkan.

ABSTRACT
The needs for recreation space in urban areas is very difficult, crushed all forms of development that does not leave room for the event. Cikaret Situ area is a room that is often used by people Cibinong and surrounding areas for recreation. With a realistic approach to phenomenology study, obtained seeing and describing of universal essences construction space and motif recreation activism in action in Situ Cikaret. Recreation space Situ Cikaret is a differential space is a representation space of urban residents who creates an alternative space on urban space. Recreational activities that take place on a large set of natural space and setting it in the form of a small manufactured in accordance with the motif activity. In the space to set his representation, actors need an attribute to reinforce what will be done in space activity and social status. Relationship represents the personality of the actors in space, is at levels apathy, their relationships are taken for granted. Current tendency to bring regional differential space Situ Cikaret becoming abstract space. One possible solution is to space zoning aims to put the spaces to be more organized and also to limit the activities of a specific region in the area Situ Cikaret, so that the neighborhood can be maintained and improved."
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Andry Dromicho
"Undang-Undang Dasar 1945 sebagai peraturan tertinggi di Indonesia telah mengatur bahwa hak atas pendidikan merupakan salah satu hak asasi manusia yang harus dipenuhi. Secara rinci, jaminan pemenuhan hak warga negara akan pendidikan tertuang dalam Pasal 31 ayat (1) UUD 1945 yang menyebutkan bahwa, "Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan". Permasalahan krusial dalam bidang pendidikan di Indonesia adalah hak atas akses pendidikan yang tidak sepenuhnya diterima oleh masyarakat, terutama masyarakat miskin. Salah satu upaya pemerintah mengatasi masalah tersebut, yakni pembentukan Pendidikan Non Formal (PNF). Upaya tersebut memberikan peluang kepada masyarakat maupun pihak swasta (non pemerintah) untuk menyelenggarakan pendidikan sendiri, secara bertanggungjawab yang diatur selanjutnya dalam Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Keterlibatan masyarakat dalam mengatasi masalah pendidikan tersebut diharapkan, agar kebutuhan akan pendidikan oleh masyarakat benar-benar tepat sasaran dan menjadi tolok ukur atas kebutuhan masyarakat akan pendidikan itu sendiri. Namun sayangnya, tujuan baik tersebut justru membawa masalah baru terutama masalah prosedur dan tujuan penyelenggaran kegiatan PNF itu sendiri. Ketimpangan prosedur seperti kegiatan tanpa izin pemerintah dan berada dalam ruang publik yang tidak tepat merupakan salah satu bentuk penyimpangan yang terjadi di lapangan. Oleh karena itu, penelusuran motif penyelenggaraan PNF yang menyimpang oleh masyarakat tersebut adalah langkah utama dalam menganalisis akar masalah sebenarnya. Sehingga mendapatkan suatu kesimpulan dan menjadi upaya perbaikan bersama bagi pemerintah dan masyarakat.
Dari hasil penelitian PNF yang dilakukan oleh kelompok masyarakat yakni komuniti peduli pendidikan di Kolong Tol Jembatan Tiga Penjaringan, Jakarta Utara, ditemukan bahwa ketimpangan tidak hanya dari segi prosedur penyelenggaran PNF, tetapi juga ketidaksesuaian model dan konsep pendidikan serta jaringan komuniti perspektif community based development sebagai landasan teori dari penerapan kegiatan pengembangan masyarakat dalam bidang pendidikan. Kemudian, dari penelitian kegiatan PNF dalam ruang publik oleh komuniti tersebut, diperoleh suatu kesimpulan, bahwa motif penguasaan ruang publik adalah sebagai tameng ?penyelamatan diri? dari berbagai permasalahan ketimpangan yang telah ditemukan di atas. Motif demikian jika mengacu pemikiran oleh Erving Goffman merupakan bagian dari strategic interaction dalam konsep intelligence organization.

Act 1945 as the highest rule in Indonesia has arranged that the right to education is one of the human rights that must be met. In detail, guarantee the fulfillment of the rights of citizens for education set out in Article 31 paragraph (1) of the 1945 Constitution which states that, "Every citizen has the right to education". Crucial issues in the field of education in Indonesia is a right of access to education that is not fully accepted by society, especially the poor. One of the government's efforts to overcome the problem, namely the establishment of the Non-Formal Education (PNF). Such efforts provide an opportunity to the public and the private sector (non-government) for education alone, are responsible for further stipulated in the Law on National Education System.
Community involvement in addressing the issue of education is expected, so that the need for public education by actually right on target and the benchmark on the education needs of the community itself. But unfortunately, the good cause it brings new problems mainly a matter of procedure and the delivery destination PNF activity itself. Inequality procedures such activities without government permission and are in a public space that is not right is one form of irregularities that occurred in the field. Therefore, search patterns distorted by the PNF organizing the community is a major step in analyzing the root of the real problem. So get a conclusion and become joint improvement efforts for government and society.
From the results of research conducted by the PNF community groups that care community education in Kolong Toll Bridge Three Penjaringan, North Jakarta, found that inequality not only in terms of the delivery procedures PNF, but also discrepancy model and the concept of education as well as networking community perspective as the basis for community based development theory of the application of community development activities in the field of education. Then, from the research activities of the PNF in the public space by the community, obtained a conclusion, that motive is the control of public space as a shield "escape" from problems of inequality that have been found above. Thus motive when referring to the thought by Erving Goffman is part of the strategic interaction in the concept of intelligence organization.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marbun, Dorlina Surianta
"Tesis ini merupakan studi yang memfokuskan pada konsep agama terhadap pembentukan ruang kota di Martapura Kalimantan Selatan. Hasil studi ini menunjukkan bahwa Martapura sebagai kota yang menyandang gelar Kota Serambi Mekkah tidak terlepas dari pengaruh sejarah dan keberadaan para tokoh agama yang mampu memberikan pandangan hidup kepada masyarakat kota Martapura yang dalam tesis ini disebut sebagai ?Urang Banjar?. Besarnya pengaruh Islam menjadikan Kota Martapura memiliki ciri yang dapat diidentifikasi melalui penggunaan simbol-simbol dan atribut keagamaan dalam kehidupan masyarakatnya. Perkembangan Kota Martapura sebagai kota yang Agamis tidak terlepas dari pengaruh Pemerintah dengan diterbitkannya beberapa peraturan daerah yang bertujuan untuk tetap menjaga eksistensi Martapura sebagai Kota yang Agamis. Pada akhirnya pola kehidupan etnik Banjar dan pemahaman masyarakat Martapura terhadap Islam membentuk batas teritorial dan batas sosial etnik Banjar yang mendiami Kota Martapura.

This thesis focuses on building urban space through religion concept in Martapura South Borneo. The results of this study show that Martapura as a city of Serambi Makkah is inseparable from the history and influence of the presence of religious leaders who are able to provide a view of life to the people of Martapura that in this thesis called "Urang Banjar". The magnitude of the influence of Islam makes Martapura has a characteristic that can be identified through the use of symbols and religious attributes in the lives of its people. Development of Martapura as a religious city can not be separated from the influence of the Government by issuing some local laws that aim to keep the existence of the Martapura as a religious city. At the end, the life pattern of ethnic Banjar and understanding of Islam forms territorial boundaries and social boundaries of ethnic Banjar that live in Martapura City."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oldiazka Syahrida
"Dalam konstelasi politik di Indonesia, etnik Cina tidak pernah memiliki kekuasaan politik dalam skala kelompok, meskipun di skala individu terdapat beberapa orang yang menduduki posisi penting di pemerintahan. Hal ini berkaitan dengan tujuan hidup etnik Cina adalah memfokuskan diri untuk mencapai kesuksesan hidup melalui bidang ekonomi. Dengan pandangan tersebut, tidak jarang menjadikan etnik Cina sebagai ldquo;mangsa rdquo; politik melalui kebijakan-kebijakan etnik yang dibuat oleh penguasa. Dalam skala kelompok etnik Cina, Cina Benteng di Pasar Lama adalah saksi sejarah dari berbagai kebijakan politik etnik di Indonesia. Tujuan dari penelitian ini, antara lain: a menganalisis relasi sosial etnik Cina Benteng dengan anggota etniknya, dengan masyarakat Muslim lokal, dengan kelompok etnik Cina lainnya maupun dengan etnik Cina Benteng yang tinggal di luar Pecinan, serta dengan non-etnik Cina di luar Pecinan; b pembentukan pola penguasaan ruang kota etnik Cina Benteng sebagai wujud adaptasi dalam melestarikan etniknya di Pasar Lama. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif melalui pendekatan etnografi dalam jangka waktu April-Desember 2017. Data primer diperoleh melalui observasi lapang dan wawancara mendalam dan data sekunder melalui artikel jurnal, buku, dan lainnya. Kesimpulannya adalah relasi sosial yang dijalin oleh etnik Cina Benteng mempengaruhi pola penguasaan ruang kota mereka dan menjadikan Pecinan Pasar Lama sebagai Phantasmagoric Multicultural City.

AbstractUnder the politic constellation in Indonesia, the Chinese ethnic group has never had a political power in group scale, although in individual level there are several people who held an important position in the government. This relates to the indicator of success held by Chinese Ethnic rsquo s, is to be successful through economic aspect. With such view, is not uncommon for them to be a political ldquo prey rdquo through policies made by the government. In group scale of Chinese Ethnics, Cina Benteng in Pasar Lama is a historic witness of various ethnic policies in Indonesia. The goal of this research is a to analyze the social relation between members of Cina Benteng, Cina Benteng and local communities, Cina Benteng and other Chinese Ethnic group outside Chinatown , and also non Chinese Ethnic group outside Chinatown b the creation of mastery of urban space pattern by Cina Benteng. This research is arranged using qualitative method ethnographic approach and conducted from April December 2017. The primary data field observation and in depth interviews , while the secondary data scientific journal, books, and other sources . The conclusion is social relations established by Cina Benteng influence the mastery of urban space patterns and make Pasar Lama Chinatown as Phantasmagoric Multicultural City. "
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2018
T49298
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Hotman Hamdansyah
"Penelitian ini memiliki fokus pada Komuniti Peduli Ciliwung (KPC) Tanjung Barat serta model pengelolaan sampah di kawasan ekosistem Daerah Aliran Sungai (DAS) Ciliwung Tanjung Barat yang masyarakatnya mayoritas berasal dari komuniti sukubangsa etnik Betawi. Masalah Penelitian adalah Pemulihan Lingkungan hidup dan pemeliharaan ekosistem DAS Ciliwungyang dipengaruhi / didasari oleh Faktor Kebudayaan Lokal ( Local Knowledge dan Local wisdom )yang dimiliki oleh komuniti sukubangsa Betawi dalam membentuk Jaringan sosial sebagai Landasan Pembangunan Berbasis Komuiti .
Sebagai Penelitian kuallitatif, Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan seperti metode etnografi, yang mendeskripsikan tentang sukubangsa atau kelompok masyarakat berbasis etnik Betawi Ora. Dari hasil analisis diperoleh bahwa : 1).Peran strata sosial dan Personal network ( Ketokohan) yang dimiliki dalam struktur masyarakat komuniti suku bangsa/etnik Betawi berpengaruh terhadap proses Pemberdayaan masyarakat (Community Development) yang di selenggarakan oleh Komunitas Pencinta Ciliwung Tanjung Barat, serta 2). Faktor Kearifan Lokal dari mitos, tabu serta tradisi dari komuniti sukubangsa Betawi harus tetap dipertahankan karena dengan nilai tradisi turun temurun tersebut berpengaruh signifikan dalam menjaga dan memelihara kebersihan dan kelestarian ekosistem DAS Ciliwung.

This research has focused on the Ciliwung Community Care (KPC) and the Tanjung Barat regional waste management model ecosystem Watershed (DAS) Ciliwung the Tanjung Barat where people mostly from ethnic Betawi ethnic local community. The research problem is the Environmental Restoration and maintenance of Ciliwung watershed ecosystem that is influenced / based on the Local Cultural Factors (Local Knowledge and Local wisdom) are in, iliki by ethnic Betawi local community in shaping the social network as a Platform of Community based development..
As a qualitatif Research, this research was conducted with approaches such as ethnography method, which describes the ethnic or ethnic-based groups of Betawi Ora. From the analysis found that: 1). Role of social strata and personal networks (Prominent) owned by the local community community structure tribes / ethnic Betawi influence on the process of community empowerment (Community Development) organized by the Community of Kelompok Pencinta Tanjung Barat, as well as 2 ). Local Wisdom factor of myths, taboos and traditions of local community from Betawi ethnic must be maintained because the value of the traditions handed down a significant effect in protecting and maintaining the cleanliness and preservation of ecosystems of Ciliwung river.
"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2014
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gusneli
"Relokasi Pedagang Kaki Lima ke lantai 3 Blok G Tanah Abang) Tesis ini membahas mengenai Relokasi Pasar Berdasarkan Konsep Plattner & Renfrew, Terhadap Pedagang kaki Lima Blok G Tanah Abang. Penelitian ini mengunakan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data diperoleh dari wawancara mendalam, hasil penelitia ini adalah pertama, dalam penerapan model pertukaran relokasi yang diterapkan pemerintah kepada PKL kurang tepat yaitu metode home base reciprocity seharusnya pemerintah dalam merelokasi tetap mempergunakan atau mempertahankan metode Down the line Trade, sebagai ciri model pertukaran PKL. Kedua model home base reciprocity akan dapat dijalankan apabila terpenuhinya 3 unsur untama yaitu Regulasi (keteraturan), Adeguacy (Kecukupan), Security (Keamanan), dan ketiganya akan berjalan apabila didukung Sosial budaya, politi dan ekonomi berjalan dengan baik. Kata Kunci : Relokasi, Kebijakan Pemerintah, Pedagang Kaki Lima

This thesis discusses/examines about relocating markets, based on Plattner and Renfrew concept, toward street vendors at Blok G in Tanah Abang. The research uses a qualitative approach while the data collection technique is obtained by interviewing. The results are first, the decision applying home base reciprocity model for relocating street vendors is improper, the government should still use down the line trade as street vendors' exchange model characteristic. Second, home base reciprocity model can work well by doing three main elements which are Regulation, Adequacy, and Security, and these three can be worked well if socio-cultural, politic, and economy have been done well."
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2014
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tyasning Permanasari
"ABSTRAK
Penelitian ini memiliki fokus pada relawan dan model pendekatan untuk pengembangan TPST skala kawasan di Kota Bogor. Masalah penelitian adalah pendekatan komuniti yang efektif digunakan dalam upaya duplikasi atau replikasi program sejenis disesuaikan dengan karakteristik komuniti-komuniti. Karakteristik pengelolaan TPST ini dipengaruhi oleh karakteristik lokasi atau wilayah dan karakteristik komuniti, warga perumahan atau masyarakat perkampungan.
Sebagai penelitian kualitatif, penelitian dilakukan dengan metode instrumental case study. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam dengan para informan yang menjadi pelaku dalam pengelolaan TPST yaitu tokoh masyarakat, pengurus, pengelola, anggota komuniti, pejabat Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Bogor. Juga dilakukan observasi untuk mendapatkan gambaran menyeluruh dan memperkuat atau memperjelas inforasi, didukung dengan data sekunder, foto dan literatur penunjang lainnya.
Dari analisis diketahui bahwa: 1) pada komuniti Mutiara Bogor Raya dan Griya Melati yang berlokasi di perumahan di perkotaan dengan karakteristik komuniti yang heterogen dengan kemampuan ekonomi menengah ke atas maka pendekatan yang efektif menggunakan konsep lifestyle, sedangkan 2) pada komuniti Kelurahan Mulyaharja, yang berada di daerah pingiran kota dengan karakteristik komuniti yang memiliki keterbatasan SDM dan kemampuan ekonomi menengah ke bawah, maka aspek ekonomi menjadi pertimbangan penting dan pendekatan yang efektif menggunakan konsep pranata sosial dan modal sosial.

ABSTRACT
This research focused on volunteers and model approaches to the development of IDWM regional-scale in Bogor. Research problems is to find an effective approach for duplicating a similar program depend on the characteristics of communities. Characteristics IDWM are influenced by the characteristics of the location and characteristics of the community or region, and the members of community.
As a qualitative research, the research carried out by the method of instrumental case study. Data collection was conducted through in-depth interviews with informants who involve with the IDWM which are elite capture, administrators, managers, members of the community, informants from the Public Space and Cleaning Agency of Bogor City. Observations need in order to gain a comprehensive and strengthen information or clarify information, supported by secondary data, photos and other supporting literatures
From the analysis found that: 1) at the Community Mutiara Bogor Raya and Griya Melati which located in urban area with community characteristics are heterogeneous and have economic capasity from the middle to upper, the effective approach is the concept of lifestyle, while 2) at the Mulyaharja Community, which is in the suburbs with community characteristics have limited economic capacity from middle to lower, the economic aspect is an important consideration and the effective approach are the concept of social institutions and social capital."
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Riani Widyawati
"ABSTRAK
Masa kehamilan dan pasca persalinan merupakan periode stres psikologis bagi semua ibu, baik ibu primipara maupun ibu multipara, terutama pada masyarakat urban. Ada beberapa dari mereka yang mengalami stres minimal yang biasa disebut postpartum blues, tetapi juga ada yang mengalami stres berat karena kehamilan dan melahirkan dimaknai sebagai suatu bencana dan ancaman bagi dirinya. Jika stres ini tak bisa dikendalikan maka akan berlanjut menjadi depresi yang dinamakan depresi postpartum.
Gejala depresi postpartum ditandai dengan rasa sedih dan tertekan, rasa tidak berbahagia berkepanjangan, hilangnya minat pada sesuatu yang disukai, gangguan tidur, tidak nafsu makan, bersikap negative pada diri sendiri, berfikir tentang kematian yang bukan hanya membahayakan dirinya sendiri namun juga membahayakan bayinya.
Sesungguhnya setiap individu berusaha mempertahankan keadaan homeostatisnya dalam menghadapi perubahan yang dapat menjadi stresornya. Oleh karena itu strategi coping akan sangat dibutuhkan. Mekanisme coping bisa berlangsung dengan baik jika individu memiliki sumber daya yang memadai. Sebaliknya, jika sumber daya yang menghasilkan energi tidak memadai untuk dimobilisasi maka yang terjadi adalah kerusakan tubuh atau keadaan maladaptif. Sumber daya yang paling berpengaruh bagi individu berasal dari pengalaman hidupnya sendiri.
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan bagaimana pengalaman-pengalaman hidup itu digunakan oleh ibu pasca melahirkan pada masyarakat urban untuk membuat strategi coping bagi depresi postpartumnya.
Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif dan menggunakan pendekatan biografi atau riwayat hidup.
Hasil penelitian menunjukkan pengalaman hidup seorang ibu berpengaruh signifikan terhadap strategi coping yang diambilnya pada masa postpartum, serta menentukan keberhasilan atau kegagalan pada copingnya tersebut.

ABSTRACT
Pregnancy and postpartum are periods of psychological stress for all women, whether primiparous or multiparous mothers, especially in urban communities. Some of them might have experienced the minimal stress of it which is postpartum blues, but there are also severe stress due to pregnancy and childbirth interpreted as a disaster and a threat to them. If stress is not controlled soon, it will become depression called postpartum depression.
Symptoms of postpartum depression are characterized by feelings of sadness and depression, prolonged unhappiness, loss of interest in something one usually likes, sleep disturbances, loss of appetite, being negative on own self, thinking about death that not only endangers herself but also harms the baby.
Basically, every individual tries to maintain homeostatic circumstance in dealing with changes that can be the stressor. Therefore, coping strategy will be needed. Coping mechanisms can be run properly if the individual has adequate resources. Conversely, if the resources are not sufficient to generate mobilized energy, there will be damage to the body or maladaptive state. In fact, the most powerful and influential resource for individuals comes from their own life experiences.
This research aims to reveal how life experiences were used by mothers after childbirth in urban communities to create coping strategies for postpartum depression. The research was done using descriptive and qualitative methods, and also biography approaches. The results showed that mother’s life experiences bring a significant effect on deciding the coping strategies in their postpartum period and also to determine the success or the failure of the coping."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Astria Melanira
"Pita sejarah kelahiran dan kematian kota terurai melalui proses aktivitas kegiatan manusia secara tersadar maupun tidak dalam menjalani, menetapkan dan memutuskan suatu kehidupannya, sehingga menghasilkan sesuatu apa yang disebut peradaban. Kehadiran aktivitas manusia dalam masyarakat sektor informal perkotaan sebagai shadow economy pada kenyataannya mampu menciptakan peluang usaha sekaligus berpotensi dalam penyerapan tenaga kerja yang cukup besar. Ketika terjadi krisis ekonomi di Indonesia tahun 1998, para pedagang Soto Lamongan sebagai salah satu pelaku sektor informal di kota Bekasi turut serta mengalami pengaruh krisis. Kondisi tersebut mempengaruhi penurunan pendapatan dari aktivitas berdagang mereka. Sehingga memaksa para pedagang di sektor pangan informal tersebut berusaha keras untuk melakukan penyesuaian aktivitas khususnya matapencaharian baru sebagai strategi kehidupan di kota Bekasi, salah satunya seperti aktivitas berdagang pecellele Lamongan.
Permasalahan dalam penelitian ini, adalah strategi pcnyesuaian aktivitas yang dilakukan oleh rumahtangga-rumahtangga (households) pedagang pecel lele Lamongan di kota Bekasi. Households tersebut meliputi aktivitas produksi, ko­ residen, distribusi, transmisi, dan reproduksi dalam menyesuaikan kebertahanan hidup di kota Bekasi. Pendekatan kualitatif intrinsik, dengan melakukan penelusuran aktivitas pedagang pecel lele Lamongan di kota Bekasi secara mendalam, kemudian mencoba memahami adanya strategi penyesuaian aktivitas yang dilakukan oleh households pedagang pecel /ele Lamongan dalam mempertahankan kehidupannya di kola Bekasi.
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa strategi penyesuaian aktivitas households pedagang pecellele Lamongan dalam proses keberrahanan kehidupan di kota Bekasi adalah dengan membentuk komuniti sosial (paguyuban) yang kental dengan etnisitas daerah asal namun juga berfungsi sebagai sumber permodalan. Seperti bentuk' aktivitas arisan yang berdasar kekeluargaan ataupun kekerabatan. Kekentalan etnisitas Lamongan dalam households pedagang pecel lele tersebut pada akhirnya dapat mempengaruhi jaringan-jaringan ekonomi untuk pembangunan di daerah asalnya sendiri. Selain itu pada kota Bekasi jaringan households pedagang pecel lele mampu membangkitkan kedinamisan sektor informal maupun formal lain sebagai penopang roda penggerak pembangunan kota Bekasi dalam sisi ekonomi kerakyatan.

Throughout urban history, the rise and fall of cities has everything to do with the process of human being activities. Human beings decide their particular way of livings and live their lives such that they, consciously or not, build their civilizations. The emergence of urban informal sector as a shadow economy can provide not only business opportunities and employments, but also affordable goods and services needed to support the existence of formal sector. The 1998 economy crisis lias, however, threaten the urban informal sector in which the Soto (clear soup) Lamongan sellers were not exception. Facing such a threat, human beings would by nature adjust or improve. Particularly for the Solo Lamongan sellers the adjustment took form of additional Pecel Lele (catfish with chili sauce dressing) menu on their lists. In turn, the new menu has even to some extent influenced the urban consumption pattern.
This study aims at better understanding of adjustment strategy carried out by Lamonganese households to survive in Bekasi City. The strategies investigated include households' strategies in production, co-residence, distribution, transmission and reproduction activities. The study employs intrinsic qualitative approach, that is, by in-depth investigation of Pecel Lele Lamongan Sellers in Bekasi, to identify activities adjustment strategy pursued by Lamonganese households to survive.
This study finds that the adjustment strategy has taken further and more advanced form at community level; the households also formed ethnic-based Pecel Lele sellers' community that developed into social network that serves both economic functions (source of capital) and kinship relation.
"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2010
T29157
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>