Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nuruddin Lazuardi
"Rangkaian konflik komunal yang terjadi pada tahun 1998 hingga 2001kemudian berlanjut menjadi aksi teror menimbulkan pertanyaan besar sejumlahkalangan Salah satunya adalah mempertanyakan apakah intelijen kepolisiangagal berperan sebagai alat negara dalam mendeteksi mengantisipasi danmemberikan infomasi penting terkait kerusuhan yang terjadi di wilayah Poso Akhirnya dalam kurun waktu lebih dari dua tahun 2005 2007 sebagian besarpelaku teror yang beroperasi di pulau Sulawesi pada umumnya dan di kota Posopada khususnya berhasil dibongkar dan diungkap intelijen Polri Pengungkapanini memunculkan pertanyaan bagaimana intelijen kepolisian berhasilmengungkap jaringan tersebut Penelitian ini mengunakan pendekatan kualitatif Metode in depthinterview digunakan untuk pengumpulan data penelitian Informan sebagai narasumber penelitian ini merupakan anggota kepolisian yang pernah bertugas dalamoperasi kepolisian di Poso selama konflik dan teror Poso tahun 1998 2007 Informan lainya adalah pelaku teror serta tokoh masyarakat Poso Untukmenjawab pertanyaaan penelitian digunakan teknik analisa timeline fishbone danwildcard analysis Untuk menganalisa kegagalan inteljen tersebut penulis mengunakananalisa kegagalan intelijen dengan pendekatan teori Thomas Copeland Sedangkanuntuk analisa keberhasilan intelijen digunakan antithesis dari teori kegagalanThomas Copeland Dalam penelitian ini penulis akhirnya menemukan sejumlahvariabel kegagalan maupun keberhasilan intelijen Polri sesuai dengan penjelasanThomas Copeland pada sisi Kebijakan dan Kepemimpinan Organisasi AnalisisIntelijen dan Persepsi Informasi Ancaman

The series of communal conflict that occurred in 1998 and 2001 andcontinued into terror raise a big question One is the question whether the policefailed to act as an intelligence tool in detecting state anticipating and providingimportant information related to the riots in Poso Finally in a period of more thantwo years 2005 2007 most of the terrorists who operated on Sulawesi in generaland in the town of Poso in particular had been uncovered and revealed by Policeintelligence This disclosure raises the question of how police intelligenceuncovered the network This research uses a qualitative approach In depth interview method isused for research data collection Informants as a resource of this research are amember of the police who had served in the police operation in Poso during theconflict and terror Poso in 1998 2007 Other informants are terrorists andcommunity leaders in Poso To answer the research questions this research usestimeline fishbone and wildcard analysis techniques To analyze the intelligence failure the author uses the theory of ThomasCopeland about intelligence failure Antithesis of the theory of Thomas Copelandis used to analyze the intelligence success In this research the authors finallydiscover number of variables intelligence failures and successes in accordancewith the explanation Thomas Copeland on the Policy and Leadership Organization Intelligence Analysis and Perception of Threat Information
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendro Wibowo
"Studi ini mempelajari bagaimana strategi intelijen Polri dalam penanganan imigran gelap. Banyaknya imigran gelap yang masuk ke Indonesia memberikan dampak yang serius bagi keamanan dalam negeri. Intelijen Polri melihat ini sebagai suatu fenomena yang berkembang saat ini, oleh karenanya harus memiliki strategi dalam meminimalisir imigran gelap yang berada di Indonesia. Sebuah tantangan bagi Institusi Polri untuk dapat menyelesaikan permasalahan imigran gelap.
Studi penelitian ini memetakan permasalahan imigran gelap dan pembatasan ruang gerak UNHCR dan IOM. Strategi intelijen Polri yang digunakan adalah operasi intelijen cipta kondisi, penggalangan dan propaganda dengan pendekatan konsep swot, fishbone serta paradigma Intelligence Led-Policing untuk menganalisa.
Strategi non intelijen melihat fenomena imigran gelap bersinergi dalam mendukung strategi intelijen demi kepentingan nasional. Dalam hal ini Polri sebagai alat pemerintahan di bidang keamanan dalam negeri dapat mengupayakan langkah-langkah yang tepat (operasi intelijen) untuk menyelesaikan masalah di bidang keamanan.
Berdasarkan hasil studi, dapat disimpulkan bahwa pentingnya strategi intelijen Polri berupa operasi intelijen (cipta kondisi, penggalangan, propaganda) dalam penanganan imigran gelap dengan membatasi ruang gerak UNHCR dan IOM, melaksanakan rencana operasi intelijen, meratifikasi dan membuat perjanjian baru untuk masalah pemberian waktu status pengungsi dan akomodasi bagi imigran gelap di Indonesia.

This study examines how Police intelligence strategy in handling illegal immigrants. Number of illegal immigrants coming into Indonesia of serious repercussions for security in the country. Intelligence Police viewed this as a phenomenon that is growing, therefore must have strategies in minimize illegal immigrants who were in Indonesia. A challenge for the institution of the national police to be able to resolve the problem of illegal immigrants.
This research study mapping the problem of illegal immigrants and a limitation of the space motion of UNHCR and IOM. Police used intelligence strategy are, licensing conditions, raising and propaganda with the concept of the swot, fishbone and Intelligence Led Policing paradigm to analyze.
The non-intelligence strategy viewed the phenomenon of illegal immigrants work together in supporting the interests of the national intelligence strategy. In this case the Police as an instrument of Government in the field of internal security can seek appropriate measures (intelligence operations) to resolve the problem in the field of security.
Based on the results of the study, it can be concluded that the importance of the national police intelligence strategy of intelligence operations (reserved condition, raising, propaganda) in the handling of illegal immigrants by limiting the space motion of UNHCR and IOM, to carry out intelligence operations plan, ratify and make a new testament to the granting of refugee status and time of accommodation for illegal immigrants in Indonesia.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library