Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 16 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Riska Putri Warti
"Tujuan penulisan dan pelaksanaan tugas khusus ini untuk mengobservasi tingkat pengetahuan pasien, keluarga dan masyarakat mengenai penyakit Tuberkulosis melalui edukasi digital berbentuk e-leaflet dan video edukasi di Puskesmas Kecamatan Cakung. Metode yang digunakan adalah metode analisis kuantitatif dengan desain studi observasional. Sebanyak 30 responden menjadi sampel penelitian yang diambil menggunakan teknik non-probabilty sampling jenis convenience sampling. Pengerjaan dilakukan dengan membagikan e-leaflet dan link media sosial (YouTube) yang memuat informasi penyakit Tuberkulosis, macam-macam obat dan cara penggunaan obat Tuberkulosis terlebih dahulu kemudian diberikan post-test yang berisi lima (5) pertanyaan sederhana yang masing-masing nomor berisi 20 poin. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa 85,71% pasien, keluarga dan masyarakat Puskesmas Kecamatan Cakung sudah paham dengan penyakit Tuberkulosis yang dibagikan melalui media edukasi digital.
The purpose of writing and implementing this special assignment is to observe the level of knowledge of patients, families, and communities about tuberculosis disease through digital education in the form of e-leaflets and educational videos at the Cakung District Health Center. The method used was the quantitative analysis method with an observational study design. A total of 30 respondents were the research sample taken using the non-probabilistic sampling technique of convenience sampling. By distributing e-leaflets and social media links (YouTube) containing information on Tuberculosis disease, various drugs, and how to use Tuberculosis drugs first and then given a post-test containing five (5) simple questions with each number containing 20 points. The results of this study showed that 85.71% of patients, families, and the community of Cakung Sub-district Health Center already understood the tuberculosis disease that was shared through digital education media."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nasya Khaerunnisa
"Pelayanan kefarmasian merupakan suatu pelayanan langsung dan bertanggung jawab kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan mutu kehidupan pasien. Pekerjaan kefarmasian dilaksanakan di fasilitas pelayanan kefarmasian salah satunya adalah puskesmas. Penyelenggaraan pelayanan kefarmasian di puskesmas harus didukung oleh ketersediaan sumber daya kefarmasian yang berorientasi kepada keselamatan pasien dan standar prosedur operasional sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.
Dalam melaksanakan pelayanan kefarmasian, apoteker harus menjamin pendokumentasian seluruh aktivitas yang dilakukan, salah satunya dengan melaksanakan pencatatan catatan pengobatan pasien. Pendokumentasian ini penting dilakukan karena dapat menunjang keberhasilan terapi pasien serta menghindari risiko terjadinya medication error karena seluruh informasi yang berkaitan dengan pengobatan telah tercatat.
Tujuan dari tugas khusus ini, yaitu mengetahui pelaksanaan pendokumentasian catatan pengobatan pasien di Puskesmas Kecamatan Cakung serta peran apoteker di dalamnya. Tugas khusus ini dilakukan secara retrospektif dengan cara melakukan pendataan resep pasien rawat jalan yang terdapat masalah dalam peresepannya pada periode 20-22 Juni 2022.
Berdasarkan hasil, catatan pengobatan pasien di Puskesmas Kecamatan Cakung belum berjalan di semua poli, masih terbatas pada poli tertentu seperti Poli TB, Kusta, HIV/AIDS dan Jiwa. Peran apoteker dalam keselamatan pasien saat melayani resep pada Poli Lansia adalah dengan melakukan konfirmasi terkait resep kepada dokter penulis resep.

Pharmaceutical service is a direct and responsible service to patients related to pharmaceutical preparations with the aim of achieving definite results to improve the quality of life of patients. Pharmaceutical work is carried out in pharmaceutical service facilities, one of which is the puskesmas. The implementation of pharmaceutical services in puskesmas must be supported by the availability of pharmaceutical resources oriented to patient safety and standard operational procedures in accordance with applicable legislation.
In carrying out pharmaceutical services, pharmacists must ensure the documentation of all activities carried out, one of which is by recording patient treatment records. This documentation is important because it can support the success of patient therapy and avoid the risk of medication error because all information related to treatment has been recorded.
The purpose of this special task are to know the implementation of documenting patient treatment records at the Cakung District Health Center and the role of pharmacists in it. This special task was carried out retrospectively by collecting outpatient prescriptions that had problems in prescribing in the period 20-22 June 2022.
Based on the results, patient treatment records at the Cakung District Health Center have not been running in all poly, still limited to certain poly such as TB Poly, Leprosy, HIV / AIDS and Psyche. The role of pharmacists in patient safety when serving prescriptions at the Elderly Poly is to confirm the prescription to the prescribing doctor.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Cindy Manuela
"Mutu pelayanan kefarmasian merupakan salah satu praktik standar kefarmasian untuk memberikan pelayanan yang baik dan tepat demi menyehatkan masyarakat. Pemastian akan pemenuhan mutu pelayanan farmasi klinik yang dilakukan dapat diperoleh dari evaluasi terhadap performa layanan kepada pasien serta kesesuaian obat dalam resep dengan formularium puskesmas. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas menjelaskan bahwa evaluasi mutu pelayanan kefarmasian merupakan hal yang wajib dilakukan sehingga penulisan laporan ini bertujuan untuk mengevaluasi gambaran mutu pelayanan di Instalasi Farmasi Puskesmas Kecamatan Cakung sesuai dengan standar yang berlaku dan kesesuaian peresepan obat dengan formularium puskesmas serta merekomendasikan perbaikan pelayanan yang belum memuaskan. Penelitian dilakukan dengan studi literatur, observasi langsung kegiatan pelayanan di instalasi farmasi, survei melalui penyebaran angket ke pasien rawat jalan di ruang tunggu instalasi farmasi, mencatat daftar obat yang diresepkan dengan di formularium, dan berdiskusi dengan apoteker penanggung jawab. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa waktu tunggu pelayanan resep obat jadi diperoleh rata-rata selama 8,15 menit dan obat racikan 24,33 menit, persentase ketepatan pengkajian resep diperoleh sebesar 94,44% dan pemberian informasi obat 100%. Tingkat kepuasan pasien dinilai dari parameter fasilitas sebesar 93,33%, keandalan 97,77%, daya tanggap 100%, jaminan 100%, dan kepedulian 100%. Penulisan resep dengan formularium puskesmas juga sudah sesuai. Berdasarkan hasil tersebut, disimpulkan bahwa mutu pelayanan kefarmasian di Puskesmas Kecamatan Cakung sudah sesuai dengan Standar Pelayanan Kefarmasian dan penulis merekomendasikan penambahan tenaga kerja di ruang apotek, pengkajian resep dengan lebih cermat, dan penyusunan tempat duduk yang rapi.

The quality of pharmaceutical services is one of the standard pharmaceutical practices to provide appropriate services to society. The fulfillment of the quality of clinical pharmacy services can be obtained from evaluating the performance of services to patients and the suitability of drugs in prescriptions with the formulary. Minister of Health 74 of 2016 Concerning Standards for Pharmaceutical Services at Community Health Centers explains that evaluation of the pharmaceutical services is mandatory, so this report aimed to evaluate the service quality at the Cakung Health Center in accordance with applicable standards, conformity of drug prescriptions to the formulary and to recommend service improvements. The research was done through literature studies, direct observation of service activities, questionnaires surveys to outpatients in the pharmacy waiting room, recording the list of prescribed drugs in the formulary, and discussion with the pharmacist in charge. The results of the evaluation showed the waiting time for prescription drug service was on average 8.15 minutes and for concoctions 24.33 minutes, the prescription review accuracy was 94.44%, and drug information delivery was 100%. The level of patient satisfaction was assessed from the facility parameters of 93.33%, 97.77% reliability, 100% responsiveness, 100% assurance, and 100% care. Prescription writing with the formulary was also appropriate. It was concluded that the quality of pharmaceutical services at the Cakung Health Center was in accordance with Pharmaceutical Service Standards and the authors recommended adding more workers to the pharmacy room, more careful prescription studies, and neat seating arrangements."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Mulzimatus Syarifah
"Pusat kesehatan masyarakat (Puskesmas) merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) tingkat pertama. Salah satu kegiatan dalam standar pelayanan kefarmasian Puskesmas adalah pengelolaan sediaan farmasi dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP). Tujuan dari kegiatan tersebut ialah tercapainya kelangsungan ketersediaan dan keterjangkauan sediaan farmasi dan BMHP yang efisien, efektif, dan rasional. Dalam menilai efektivitas perencanaan, dapat dilakukan analisa terhadap perencanaan obat. Persentase perencanaan kebutuhan obat idealnya sebesar 100% dari kebutuhan. Dalam rangka menilai efektivitas perencanaan obat pada tahun 2023, dilakukan evaluasi ketepatan perencanaan obat pada tahun 2023 berdasarkan data pemakaian obat pada bulan Januari hingga September 2022 di Puskesmas Kecamatan Cakung. Hasil menunjukkan nilai ketepatan perencanaan yang tepat 100% sebanyak satu jenis obat, yaitu Nistatin 100.000 IU/mL.

A community health center (Puskesmas) is a health service facility that organizes first-level Public Health Efforts (UKM) and Individual Health Efforts (UKP. One of the activities in the pharmaceutical service standards of Puskesmas is the management of pharmaceutical preparations and Medical Consumables (BMHP). The purpose of this activity is to achieve the continuity of availability and affordability of efficient, effective, and rational pharmaceutical and BMHP preparations. In assessing the effectiveness of planning, analysis of drug planning can be carried out. The percentage of planning drug needs should ideally be 100% of the needs. In order to assess the effectiveness of drug planning in 2023, an evaluation of the accuracy of drug planning in 2023 was carried out based on drug usage data from January to September 2022 at the Puskesmas Kecamatan Cakung. The results showed the value of 100% precise planning accuracy as much as one type of drug, namely Nystatin 100,000 IU / mL."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Handayani
"Penyakit kusta merupakan penyakit menular yang dapat menimbulkan masalah yang kompleks, bukan hanya masalah pada segi medis namun dapat meluas hingga pada masalah sosial, ekonomi, budaya, keamanan dan ketahanan nasional. Tahun 2016, angka kasus kusta baru di Indonesia dilaporkan mencapai 16.826 kasus, diantara kasus baru tersebut 83% merupakan kasus kusta dengan tipe Multi
Basiler (MB), 9% kasus cacat tingkat dua dan 11% kasus pada anak. Promosi kesehatan dilakukan dilakukan dengan berbagai upaya kepada masyarakat sehingga mereka mau dan mampu untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan mereka sendiri. Bentuk kegiatan promosi kesehatan yang ada di puskesmas salah satunya adalah dengan kegiatan penyuluhan. Kegitan penyuluhan ini menggunakan media digital yang dipaparkan melalui leaflet dan video menggunakan platform WhatsApp dan Youtube. Tujuan: Mengetahui karakteristik dan pengaruh pemberian edukasi pasien kusta di Poli Sangkuriang Puskesmas Kecamatan Cakung. Metode: Desain dalam penelitian ini merupakan studi observasional. Jenis data yang digunakan adalah data primer. Kesimpulan: Karakteristik jenis kelamin pasien kusta didominasi oleh laki-laki dan pengetahuan yang dimiliki oleh pasien kusta di poli sangkuriang puskesmas kecamatan Cakung termasuk dalam kategori baik.

Leprosy is an infectious disease that can cause complex problems, not only in medical terms but can extend to social, economic, cultural, security and national security issues. In 2016, the number of new leprosy cases in Indonesia was reported at 16,826 cases, of which 83% were Multi Bacillary (MB) type leprosy cases, 9% were second degree disability cases and 11% were cases in children. Health promotion is carried out with various efforts to the community so that they are willing and able to improve and maintain their own health. One form of health promotion activity at the puskesmas is counseling. This counseling activity uses digital media which is presented through leaflets and videos using the WhatsApp and Youtube platforms. Objective: To determine the characteristics and effect of providing education for leprosy patients at the Sangkuriang Poly of the Cakung District Health Center. Methods: The design in this study is an observational study. The type of data used is primary data. Conclusion: The gender characteristics of leprosy patients are dominated by men and the knowledge possessed by leprosy patients at the Sangkuriang clinic of the Cakung sub-district health center is in the good category.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Anissa Tasya Lintang
"Diabetes Melitus (DM) adalah kelompok penyakit metabolik yang ditandai oleh kadar gula darah yang tinggi (hiperglikemia) akibat gangguan sekresi insulin, kerja insulin, atau keduanya. Prevalensi DM terus meningkat, menjadi ancaman kesehatan global. Puskesmas sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama memberikan edukasi kepada masyarakat, termasuk mengenai DM. Studi ini bertujuan untuk mengevaluasi pengetahuan pasien DM dan keluarga setelah diberikan edukasi digital. Data diambil di Puskesmas Kecamatan Cakung, Jakarta Timur. Materi edukasi tentang DM disampaikan melalui leaflet dan video animasi yang dibagikan melalui WhatsApp dan YouTube, diikuti dengan evaluasi menggunakan kuesioner Google Form. Hasil evaluasi dari 28 responden menunjukkan rata-rata pengetahuan sebesar 86,43%. Penelitian ini menunjukkan bahwa edukasi digital melalui leaflet dan video animasi efektif dalam meningkatkan pengetahuan pasien DM dan keluarga. Saran yang diajukan adalah terus melakukan pelayanan informasi obat dengan metode yang mudah dipahami dan menarik, serta memanfaatkan berbagai media sosial untuk penyebaran informasi dan kuesioner guna meningkatkan kepatuhan pasien dan keluarga.

Diabetes Mellitus (DM) is a group of metabolic diseases characterized by high blood sugar levels (hyperglycemia) due to disturbances in insulin secretion, insulin action, or both. The prevalence of DM continues to increase, posing a global health threat. Primary healthcare centers (Puskesmas) provide education to the community, including about DM. This study aims to evaluate the knowledge of DM patients and their families after receiving digital education. Data was collected at the Puskesmas in Cakung District, East Jakarta. Educational materials on DM were delivered through leaflets and animated videos distributed via WhatsApp and YouTube, followed by evaluation using a Google Form questionnaire. The evaluation results from 28 respondents showed an average knowledge score of 86.43%. This research indicates that digital education through leaflets and animated videos is effective in improving the knowledge of DM patients and their families. Suggestions include continuing to provide medication information services using easily understandable and engaging methods, and utilizing various social media platforms for information dissemination and questionnaires to enhance patient and family compliance.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Amira Auline Salsabila
"Puskesmas merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang mengutamakan upaya promotif (peningkatan kesehatan), dan preventif (pencegahan penyakit). Memberikan edukasi kepada penderita hipertensi menjadi salah satu upaya puskesmas dalam menjalankan upaya peningkatan kesehatan (promotif). Menurut data pasien di Puskesmas Kecamatan Cakung hipertensi menjadi penyakit utama yang paling banyak diderita. Tujuan dari pemberian edukasi ini untuk mengetahui pengaruh pemberian edukasi digital terhadap tingkat pengetahuan pasien hipertensi di Puskesmas Kecamatan Cakung periode April 2023. Metode yang dilakukan ialah dengan pembuatan e-leaflet dan video edukasi, lalu pemberian edukasi tersebut disebarkan melalui whatsapp Farmasi Puskesmas Cakung kepada pasien hipertensi di Puskesmas Kecamatan Cakung. Kemudian dilakukan post test sebagai evaluasi pemahaman masyarakat melalui google form. Hasil dari edukasi digital tersebut terdapat 26 responden yang menjawab post test yaitu sebanyak 7 pria dan 19 perempuan. Hasil evaluasi yang didapatkan untuk post test tersebut masuk dalam kategori baik (80-100). Menurut hasil analisis skor yang telah dijawab oleh responden, didapatkan nilai rerata sebesar 90 dan nilai median sebesar 100.
Puskesmas is a health care facility that prioritizes promotive (health improvement), and preventive (disease prevention) efforts. Providing education to people with hypertension is one of the efforts of the health center in carrying out health improvement efforts (promotive). According to patient data at the Cakung Subdistrict Health Center, hypertension is the main disease most suffered. The purpose of providing this education is to determine the effect of providing digital education on the level of knowledge of hypertensive patients at the Cakung District Health Center for the April 2023 period. The method used is by making e-leaflets and educational videos, then distributing the education through the Cakung Puskesmas Pharmacy WhatsApp to hypertensive patients at the Cakung District Health Center. Then a post test was conducted to evaluate public understanding through google form. The results of the digital education were 26 respondents who answered the post test, namely 7 men and 19 women. The evaluation results obtained for the post test are in the good category (80-100). According to the results of the analysis of the scores that have been answered by respondents, the mean value is 90 and the median value is 100."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Uswatun Hasanah
"Puskesmas Kecamatan Cakung melaksanakan promosi kesehatan dengan fokus pada edukasi mengenai HIV/AIDS menggunakan media digital berupa e-leaflet dan video edukasi. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga mengenai HIV/AIDS serta memperbaiki tingkat kesadaran dan kepatuhan terhadap pengobatan ARV. E-leaflet dan video edukasi disebarluaskan melalui WhatsApp dan YouTube untuk memudahkan akses dan pemutaran ulang informasi. Evaluasi dilakukan dengan post-test menggunakan Google Form, yang menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan pasien dan keluarga berada pada kategori baik dengan nilai rata-rata 87,64%. Hasil ini mengindikasikan bahwa upaya edukasi digital efektif dalam meningkatkan pengetahuan mengenai HIV/AIDS.

Cakung District Health Center carries out health promotion with a focus on education about HIV/AIDS using digital media in the form of e-leaflets and educational videos. This aims to increase patient and family knowledge about HIV/AIDS and improve the level of awareness and compliance with ARV treatment. E-leaflets and educational videos are distributed via WhatsApp and YouTube to facilitate access and playback of information. The evaluation was carried out with a post-test using Google Forms, which showed that the level of knowledge of patients and families was in a good category with an average value of 87.64%. These results indicate that digital education efforts are effective in increasing knowledge about HIV/AIDS.
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Novia
"Resistensi antimikroba merupakan masalah kesehatan global yang banyak terjadi di negara, salah satunya Indonesia. Resistensi antimikroba dapat dicegah melalui penggunaan antibiotik secara bijak sehingga dapat meningkatkan outcome pasien secara terkoordinasi melalui perbaikan kualitas penggunaan antibiotik yang terdiri dari penegakan diagnosis, pemilihan jenis antibiotik, dosis, interval, rute, dan lama pemberian yang tepat. Laporan ini disusun bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan antimikroba yang terdiri dari antibiotik, antijamur, antivirus, dan antiprotozoa yang diresepkan di Puskesmas Kecamatan Cakung periode Januari hingga Desember tahun 2022 menggunakan metode ATC/DDD. Evaluasi penggunaan antimikroba juga dilakukan dari aspek ekspeditur untuk mengetahui persentase penggunaan ekspenditur dalam pengadaan antimikroba di Puskesmas Kecamatan Cakung. Evaluasi penggunaan antimikroba dilakukan dengan dengan mengumpulkan data penggunaan antimikroba di Puskesmas Kecamatan Cakung selama periode Januari - Desember 2022 yang terdapat pada lembar pemakaian dan lembar permintaan obat Puskesmas Kecamatan Cakung tahun 2022 kemudian dianalisis dengan aplikasi Microsoft Excel. Hasil evaluasi penggunaan antimikroba terbesar di Puskesmas Kecamatan Cakung periode Januari – Desember 2022 adalah antibiotik golongan beta laktam penisilin yaitu amoksisilin, sedangkan ekspenditur terbesar dalam pengadaan antimikroba digunakan pada pengadaan antibiotik berupa antimikobakteri untuk pengobatan tuberkulosis yaitu bedakuilin.
Antimicrobial resistance is a global health problem in many countries, including Indonesia. Antimicrobial resistance can be prevented through the wise use of antibiotics to improve patient outcomes in a coordinated way through improving the quality of antibiotic use which consists of confirming the diagnosis, choosing the right type of antibiotic, dose, interval, route, and duration of administration. This report was prepared to evaluate the use of antimicrobials consisting of antibiotics, antifungals, antivirals, and antiprotozoa prescribed at the Cakung Community Health Center from January - December 2022 using ATC/DDD Method. Evaluation of the use of antimicrobials is also carried out from the expeditor aspect to determine the percentage of expenditure used in the procurement of antimicrobials at the Cakung Community Health Center. Evaluation of the use of antimicrobials is carried out by collecting data on the use of antimicrobials at the Cakung Community Health Center during the period January - December 2022 which is contained in the drug usage and request sheet of Cakung Community Health Center in 2022 and then analyzed using the Microsoft Excel application. The evaluation results showed that the largest use of antimicrobials at the Cakung Community Health Center from January - December 2022 was antibiotics of the beta-lactam penicillin group, amoxicillin, while the largest expenditure in the procurement of antimicrobials was used in the procurement of antibiotics in the form of antimycobacterial for the treatment of tuberculosis, bedaquiline."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rifanny Adelia Dewinasjah
"Salah satu fungsi pokok dari Puskesmas (Pusat Kesehatan Masyarakat) adalah sebagai pusat pembangunan berwawasan kesehatan khususnya bagi masyarakat yang tinggal di sekitar fasilitas kesehatan tersebut. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 74 tahun 2016, Apoteker memiliki peran penting dalam memberikan informasi terkait obat kepada tenaga kesehatan lain, pasien, dan/atau masyarakat baik melalui komunikasi langsung ataupun komunikasi dengan menggunakan media tertentu. Beyond Use Date (BUD), merupakan batas waktu pengunaan obat sejak obat pertama kali dibuka, diracik, atau dilarutkan. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Cokro, et al. (2021) menyebutkan bahwa pemahaman masyarakat kota Jakarta terkait BUD masih rendah. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui peran media Audio Visual (AV) dalam memberikan edukasi terkait BUD obat kepada warga Kecamatan Cakung. Edukasi mengenai BUD dilakukan dengan pengunggahan video ke kanal youtube dan pemahaman warga Cakung terkait materi dilihat berdasarkan jawaban kuosioner yang disebarkan melalui media googleform. Dari 12 responden yang telah menyaksikan video edukasi tersebut, sebagian besar telah memahami terkait informasi BUD obat, sedangkan sebagian kecil masih belum memahaminya. Walaupun jumlah responden belum bisa merepresentasi data sesungguhnya, namun penyuluhan BUD dengan menggunakan media AV dan googleform dinilai efektif untuk dilakukan dalam rangka pemberian edukasi kepada masyarakat.

One of the main functions of the Public Health Center is as a development center with a health perspective, especially for the people who live around the health facility. Based on the Regulation of the Minister of Health Number 74 of 2016, pharmacists have an important role in providing drug-related information to other health workers, patients and/or the public, either through direct communication or communication using certain media. Beyond Use Date (BUD), is the time limit for drug use since the drug was first opened, mixed, or diluted. The results of research conducted by Cokro, et al. (2021) states that the understanding of the people of Jakarta regarding BUD is still low. This research was conducted to determine the role of Audio Visual (AV) media in providing education regarding BUD medicine to residents of Cakung District. Education about BUD is carried out by uploading videos to the YouTube channel and the understanding of Cakung residents regarding the material is seen based on the answers to questionnaires distributed through the media googleform. Of the 12 respondents who had watched the educational video, most of them understood the drug-related BUD information, while a small number still did not understand it. Even though the number of respondents cannot represent the actual data, BUD counseling using AV media and googleform is considered effective in the context of providing education to the community."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>