Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tri Endangsih
Abstrak :
Bangunan pusat perbelanjaan merupakan fasilitas umum (komersial), tempat berkumpul masyarakat dengan berbagai jenis, kepentingan dan perilaku. Desain penataan fungsilkegiatan di dalam bangunan pusat perbelanjaan seringkali terlalu menekankan tuntutan bisnis. Akibatnya kepentingan keselamatanl keamanan dan kenyamanan pengunjung terabaikan.

Untuk memberikan keamanan dan keselamatan jiwa dari bahaya kebakaran pada bangunan pusat perbelanjaan, maka perlu adanya pemenuhan standar desain sistem evakuasi kebakaran berupa pintu kebakaran, tangga kebakaran, ruang penyelamatan sementara dan jalur keluar. Disamping itu perlu adanya pemenuhan sistem proteksi kebakaran yang terdiri dari sistem proteksi aktif, pasif dan tire safety management.

Jenis penelitian ini yaitu penelitian deskriptif dan Eksperimental, bersifat kualitatif dan kuantitatif yang dilakukan dengan tujuan mengukur tingkat keandalan dan keamanan bangunan serta tingkat risiko penghuni terhadap bahaya kebakaran. Untuk penilaian parameter keandalan bangunan digunakan standar National Fire Protection Association (NFPA) 101 life safety code (evaluation for business occupancy), untuk penilaian keamanan bangunan menggunakan Standar National Indonesia (SNI) dan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum (Kepmen PU) sedangkan penilaian tingkat risiko penghuni bangunan _digunakan rancangan model kebakaran dan standar American Society for Testing and Materials (ASTM) Fire Test Standard E 931 (Standard Practice for Assessment of Fire Risk by Occupancy Classification).

Penilaian keamanana melalui dua Cara yaitu penilaian keandalan bangunan terhadap bahaya kebakaran berstandar NFPA 101 dan teori- teori sesuai dengan prosedur penilaian pada evaluasi bangunan peruntukan bisnis dan Penilaian keamanan bangunan terhadap bahaya kebakaran berdasarkan standar SNI dan Kepmen PU menggunakan metode scoring dari sistem proteksi aktif, sistem proteksi pasif, sarana evakuasi dan akses pemadam kebakaran serta, fire safety management. sedangkan penilaian tingkat risiko penghuni terhadap bahaya kebakaran dibagi dalam tiga kelompok penilaian, yaitu: kelompok kematian dan terluka, kelompok kehilangan isi bangunan, dan kelompok potensi kebakaran. Selain itu juga menggunakan simulasi CFAST untuk memprediksi kejadian kebakaran dan tingkat bahaya akibat produk kebakaran.

Hasil penelitian dengan menggunakan dua metode penilaian menunjukkan bahwa Senayan City sudah menerapkan Standarlpersyaratan keamanan bangunan yang ditetapkan, sehingga termasuk dalam kategori aman terhadap bahaya kebakaran.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pandangan-pandangan yang berguna untuk dijadikan bahan pertimbangan dalam perancangan sistem proteksi aktif, sistem proteksi pasif, sarana evakuasi dan akses pemadam kebakaran serta, fire safety management dalam bangunan pusat perbelanjaan maupun yang lainnya. Sebagai suatu penelitian ilmiah, basil studi ini terbuka untuk dilanjutkan dan dikembangkan untuk penelitian yang, Iebih spesifik ataupun dikaitkan dengan bidang, keilmuan lainnya.
Shopping center is one of commercial facility for assembled the peoples from several kinds, interests, and behaviors. Planning a shopping center often times emphasize on business demand. As a consequence, visitors freshness, safety, and security was ignored.

To give the building of shopping center safety and security from danger of fire, it's necessary to accomplish fire evacuation system guidelines i.e. fire door, emergency stair, area of refuge, and exit way. Otherwise, it's necessary too to accomplish fire protection system consists of active fire protection, passive fire protection, and fire safety management.

Type of this research is descriptive and experimental research; has a qualitative and a quantitative characteristic. It has the building's safety and security assessment and the visitors risk assessment from a danger of fire as a purpose. For the building's safety assessment is use National Fire Protection Association (NFPA) Standard No. 101: Life Safety Code (Evaluation for Business Occupancy). For the building's security assessment of building safety by using Indonesia National Standart (SN1) and Decree Decree of Ministry trial public Work (Kepmen PU) . While, for building visitors risk assessment is use Fire Model Plan and American Society for Testing and Materials (ASTM) standard: Fire Test Standard E 931 (Standard Practice for Assessment of Fire Risk by Occupancy Classification).

Fire security assessment has two ways: assessment of NFPA 101 standard's buildings and use related theories to evaluation for business occupancy procedures. For safety assessment is use boring method for active fire protection, passive fire protection, and fire safety management from case study's building. Each system is use quality of ranks of its part of system. For building visitors risk assessment consists of three groups: injured and death group, loss of everything in the building group, and fire potential group. Otherwise, it's also use CFAST simulation to predict the fire phenomena and danger level of fire product.

The result of two scoring method showed The Senayan City Mall have applied fire safety standard. And counted as "safety category" of building's danger of fire.

This results is expect to give a view as opinion of designing an active fire protection, passive fire protection, and fire safety management on shopping center buildings and other buildings. As scientific research, this result is open for continuing and expansion for more specific research or linking with other disciplines.
Depok: Universitas Indonesia, 2008
T24540
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Indradjaja Makainas
Abstrak :
Waktu Dengung (Reveberation Time) ialah bunyi yang terdengar setelah sumbernya dihentikan. Waktu Dengung (RT) terjadi akibat pantulan bunyi pada permukaan bidang-bidang disekelilingnya. RT dipengaruhi oleh volume ruangan, luas bidang lingkup serta koefisien serap (??) bahan di dalam ruangan. Satuan RT ialah dalam detik yang disini dihitung dengan rumus Sabine secara empiris, pengukuran on site, dan simulasi komputer. RT pada penggunaannya akan berbeda bagi bermacam ruangan sesuai dengan fungsinya. Misalnya pada ruang musik akan memerlukan RT yang lebih lama untuk memperindah suara penyanyi dan musik dibandingkan dengan RT pada ruangan untuk pembicaraan seperti pidato, konferensi dan kuliah. Penelitian mengenai RT perlu dilihat dari desain auditorium yang berbeda-beda. Oleh sebab itu diambil studi kasus penelitian pada empat auditorium di Jakarta. Untuk menentukan kriteria RT yang sesuai bagi konser musik pada auditorium adalah dengan mengacu pada kriteria volume dan kekerasan dengung. Opini audiens diminta untuk menilai kenyamanan dengung dan memberi usulan serta alasannya pada setiap pertunjukan di keempat auditorium tersebut. Penelitian ini akan menghasilkan suatu hipotesis desain auditorium mengenai pengaruhnya terhadap RT sekaligus dengan bahan elemen ruangnya, juga RT yang sesuai pada tiap auditorium. Dari hasil penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan sumbangan terhadap bidang desain arsitektural akustik khususnya di bidang desain auditorium. ......Reverberation Time is the sound that will be heard after its source stopped. RT is created by reflections of sound on plane area surround in a room. RT is influenced by volume of room, surrounding surface area and absorption coefficient (??) of material in a room. RT is expressed in seconds and is calculated by Sabine empirical formula, on site experiment and computer simulation. Actually RT values are different among some auditoriums regarding their function. For instance, a music room needs longer RT to support the sound of singer and music when compared with room for speech such as oration, conference and lecture. RT value needs to be evaluated in different auditorium design. That is why the case studies of research took place at four auditoriums in Jakarta. To establish the appropriate RT criteria for music concert auditorium refers to volume criteria and loudness of reverberant sound. Audience opinions were asked to value reverberant comfort, also their suggestion and their reason at every show in the four auditoriums. The Result of research should give auditorium design hypothesis about its influence regarding RT value, with respect to room elements materials, and also the appropriate RT for every auditorium. It is hoped the result can contribute to architectural acoustic design especially in stage of design.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
T41130
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library