Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yuyun Ukhriana
Abstrak :
Pranata mangsa sebagai salah satu peninggalan budaya masa lalu telah dikenal sebelum abad ke 16. kebudayaan arif ini dibuat sebagai panduan pertanian bagi masyarakat Jawa sehingga pandangan masyarakat Jawa mengenai alam semesta secara tidak langsung tertuang di dalamnya. Penggunaan bahasa kawi yang indah tidak berarti tidak bisa dijabarkan realitasnya secara ilmiah setiap mangsa nya. Dari generasi ke generasi, pengetahuan pranata mangsa di tengah petani Jawa diwariskan secara lisan dengan memperhatikan ciri-ciri alam. Hal ini membuat pengetahuan pranata mangsa yang berkaitan dengan ciri-ciri alam tersampaikan melalui proposisi berbentuk metafora tidak banyak diketahui di tengah petani Jawa saat ini. Oleh sebab itu, penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan makna metafora dalam proposisi pranata mangsa. Penelitian ini adalah penelitian linguistik dengan sumber data berupa buku pranata mangsa oleh Rimanang (2016). Objek dalam penelitian ini adalah makna dari metafora atau proposisi yang dibentuk oleh satuan-satuan kata dalam setiap mangsa nya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dan teori metafora dari Lakoff dan Johnson (1987) yang dikembangkan oleh Rahyono (2012). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa setiap mangsa dalam pranata mangsa memiliki makna yang dapat dijelaskan dan dideskripsikan secara ilmiah. Masyarakat Jawa menyelaraskan pengetahuan dengan pandangan hidupnya. Di temukan hubungan yang kuat dari pandangan masyarakat Jawa terhadap alam semesta, keselarasan, dan kesatuan eksistensi di mana setiap gejala memiliki arti yang melebihi dari sekedar yang nampak atau empiris. ......Pranata Mangsa as one of the cultural heritages of the past was known before the 16th century. This wise culture was made as an agricultural guide for the Javanese people so that the Javanese people's view of the universe was indirectly contained in it. The use of the beautiful kawi language does not mean that its reality cannot be explained scientifically every mangsa. From generation to generation, Pranata Mangsa's knowledge among Javanese farmers was passed down orally with due regard to natural characteristics. This makes Pranata Mangsa's knowledge related to natural characteristics conveyed through propositions in the form of metaphors not widely known among Javanese farmers today. Therefore, this study aims to describe the metaphorical meaning in Pranata Mangsa propositions. This research is a linguistic research with a data source in the form of Pranata Mangsa books by Rimanang (2016). The object in this study is the meaning of the metaphor or proposition formed by the word units in each mangsa. This study uses a qualitative descriptive method and metaphor theory from Lakoff and Johnson (1987) which was developed by Rahyono (2012). The results of this study indicate that each mangsa in Pranata Mangsa has a meaning that can be scientifically explained and described. Javanese people align knowledge with their way of life. A strong relationship was found from the Javanese people's view of the universe, harmony, and the unity of existence where every phenomenon has a meaning that goes beyond what is visible or empirical.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nabila Shafa Annisa
Abstrak :
Onomatope dalam komik memanfaatkan gambar sebagai representasi pengalaman indra untuk mengatasi keterbatasan penggunaan kata. Dengan gambar, onomatope tidak hanya bermakna tiruan bunyi, tetapi juga menimbulkan kesan, seperti emosi atau sikap. Oleh karena itu, penelitian ini mengenai makna onomatope pada komik Yowis Ben: Lika-liku Anak Band (YBLAB) karya Bayu Skak dengan melihat gambar dan kata sebagai sebuah rangkaian pemaknaan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan makna onomatope yang disertai gambar dalam komik YBLAB. Penelitian menggunakan metode kualitatif deskriptif dan teori kategori onomatope Thomas & Clara (2004), juga teori kontinum onomatope Sasamoto (2019). Dengan menggunakan teori Thomas & Clara (2004) hasil penelitian menunjukkan adanya 1 kata tiruan bunyi binatang (Call of Animals), 2 kata tiruan bunyi alam (Sounds of Nature), 4 kata tiruan bunyi manusia (Sounds by Human), dan 13 kata tiruan aneka ragam bunyi (Miscellaneous Sounds). Selain itu, dengan menggunakan teori kontinum dari Sasamoto (2019) ditemukan bahwa, gambar pada komik membuat kata onomatope yang merupakan tiruan bunyi mengalami penyempitan makna dengan membuatnya lebih spesifik melalui munculnya makna kesan, makna perasaan, detail kejadian atau peristiwa, dan intensitas kejadian. ......Onomatopoeia in comics utilizes images as representations of sensory experiences to overcome the limitations of using words. With pictures, onomatopoeia does not only mean sound imitation but also creates impressions, such as emotions or attitudes. Therefore, this study examines the meaning of onomatopoeia in the comic Yowis Ben: Lika-liku Anak Band (YBLAB) by Bayu Skak by looking at pictures and words as a series of meanings. The purpose of this study is to describe the meaning of onomatopoeia accompanied by pictures in YBLAB comics. The study used descriptive qualitative methods and the onomatopoeic category theory by Thomas & Clara (2004), as well as Sasamoto's onomatopoeic continuum theory (2019). By using the theory of Thomas & Clara (2004) the results of the study showed that there was 1 word imitating animal sounds (Call of Animals), 2 words imitating natural sounds (Sounds of Nature), 4 words imitating human sounds (Sounds by Human), and 13 imitating words Miscellaneous Sounds. In addition, by using the continuum theory from Sasamoto (2019) it was found that images in comics make onomatopoeic words which are sound imitations experience a narrowing of meaning by making them more specific through the emergence of impression meanings, feeling meanings, details of events or events, and intensity of events.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit Yulianto
Abstrak :
Dalam Kamus Bahasa Jawa Bausastra Jawa Edisi ke 2 (KBJ (BJ) 2) yang terbit tahun 2011, ditemukan 19 kata bermakna ‘minum’. Kesembilan belas kata bermakna ‘minum’ ini memiliki definisi kata yang sederhana dan bersifat kurang mendetail. Komponen-komponen makna yang digunakan sebagai unsur dalam pendefinisian kata juga belum dijelaskan secara lengkap. Hal demikian dapat memicu terjadinya ketidaktepatan penggunaan kata minum. Oleh sebab itu, penelitian ini membahas mengenai analisis komponen makna kata minum dalam bahasa Jawa dengan menggunakan kamus KBJ (BJ) 2 sebagai sumber data. Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan komponen makna kata minum dalam bahasa Jawa yang ada di dalam KBJ (BJ) 2. Metode penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan semantik leksikal. Dengan menggunakan teori Nida (1975), hasil penelitian menunjukkan adanya 1 komponen makna utama, 4 komponen makna pembeda, dan 28 komponen makna pelengkap. Komponen-komponen makna tersebut dapat ditambahkan dan disusun untuk melengkapi pendefinisian kata minum di dalam kamus monolingual bahasa Jawa berikutnya setelah KBJ (BJ) 2. Pendefinisian kata minum dalam KBJ (BJ) 2 belum menjelaskan mengenai komponen makna terkait pelaku tindakan minum, objek yang diminum, posisi mulut maupun bibir saat minum, peranti yang digunakan, dan cara melakukannya. ...... In Javanese Dictionary Bausastra Javanese 2nd Edition (KBJ (BJ) 2) published in 2011, found 19 words meaning 'drink'. The nineteen words meaning 'drink' have simple word definitions and are less detailed. The meaning components used as elements in defining words have not been fully explained. This can lead to the occurrence of inaccuracies in the use of words drink. Therefore, this study discusses the analysis of word meaning components drink in Javanese using a dictionary KBJ (BJ) 2 as a data source. The purpose of this research is to describe the components of word meaning drink in the Java language that is inside KBJ (BJ) 2. This research method is a qualitative descriptive method with a lexical semantic approach. By using Nida's theory (1975), the results of the research show that there is 1 main meaning component, 4 differentiating meaning components, and 28 complementary meaning components. These meaning components can be added and arranged to complete the word definition drink in the next Javanese monolingual dictionary after KBJ (BJ) 2. Word definitions drink in KBJ (BJ) 2 has not yet explained about the related meaning components the perpetrator of the act of drinking, the object that is drunk, the position of the mouth and lips when drinking, the device used, and how to do it.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Widya Kusumaningrum
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian berjudul ?Komponen Makna ?Panas‟ dalam Bahasa Jawa? ini bertujuan untuk menemukan komponen makna umum, komponen makna pembeda, dan hubungan komponen makna dengan kehidupan masyarakat Jawa. Data yang digunakan diperoleh dari Majalah Panjebar Semangat tahun 2011-2015. Penelitian ini menerapkan teori analisis komponen makna yang diutarakan oleh Eugene A. Nida dalam Componential Analysis of Meaning (1975) dan teori fungsi bahasa oleh Gobard (1976). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Dalam penelitian ini ditemukan 20 kata bermakna ?panas‟ dalam bahasa Jawa. Berdasarkan analisis yang dilakukan, didapatkan 1 komponen makna umum dan 50 komponen makna pembeda. Selain itu dalam hubungannya dengan kehidupan masyarakat Jawa, kata bermakna ?panas‟ memiliki fungsi vernakular (bahasa komunikasi sehari-hari) dan referensial kultural (acuan budaya). Komponen makna dan fungsi kata bermakna ?panas‟ menunjukkan bahwa orang Jawa: 1) Mendetil, 2) Kehidupannya dekat dengan alam, 3) Mengutamakan hidup selaras dengan sesamanya.
ABSTRACT
The research aims to find common components, diagnostic components, and shows relationship of components of meaning to the life of Javanese people. This research used data from Panjebar Semangat Magazine in 2011-2015. The theory that is used was written by Eugene A. Nida in Componential Analysis of Meaning (1975) and by Gobard in L?alliénation Linguistique (1976). The method that is used in this research is descriptive method. This research found 20 Javanese words that have ?hot‟ meaning. Based on the analysis, there are one common component which is ?hot‟ and 50 diagnostic components. Moreover, those 20 ?hot‟ words have vernacular (daily communication) and cultural reference functions. The components and their functions show that the Javanese people are: 1) detailed, 2) closed to nature, 3) prioritized their life in harmony with each other.
2016
S65179
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library