Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Afriliyanti
Abstrak :
Angka Kematian lbu (AKI) di Indonesia masih tinggi yaitu 262 per 100.000 kelahiran hidup. Risiko kematian ibu selama kebamilan dan persalinan dapat dilrurangi bila ibu hamil memeriksakan kehamilannya sedini mungkin dan tepat waktu yaitu I kali pada trimester !, I kali pada trimester 2 dan 2 kali pada trimester 3. Pemeriksaan kehamilan bertujuan untuk memeriksa keadaan ibu dan janin secara berkala, yang diikuti upaya koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan serta mendidik dan memotivasi ibu hamil untuk merawat diri dan mempersiapkan persalinannya. Berdasarkan data SDKI 2002=2003 diketahui jenis pelayanan terbanyak yang dilakukan petugas pada saat melakukan ANC adalah pemeriksaan abdomen dan masih sedikit yang memberikan info tentang tanda bahaya kehamilan dan persiapan menghadapi persalinan. Pelayanan antenatal pada dasarnya merupakan interaksi antara pengguna jasa (ibu hamil) dan penyelenggara pelayanan, sesuai dengan teori Andersen dan Green yang menunjukkan hasil dan manfaat pelayanan yang diterima akan mendorong atau melemahkan perubahan perilaku dalam penggunaan pelayanan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kualitas pelayanan antenatal dengan keteraturan ibu hamil dalam melakukan antenatal di empat puskesmas (Simpur, Korpri. Pasar Ambon dan Kedaton) Kota Bandar Lampung tahun 2007. Penelitian ini adalah penelition kuantitatif dengan menggunakan desain studi Cross Sectional, dilalrukan pada bulan April 2008 pada 160 o!l!llg ibu yang mempunyai bayi S 6 bulan dan pemah memeriksakan kebamilannya selama bamil ke 4 puskesmas yang terpilib sebagai sampel. Variabel dependen adalah ketemtu!lUl ibu dalam melalrukan antenatal, variabel indapenden adalah kualitas pelayanan antenatal dan variabel kovariat umur, pendidikan, pengetahuan, paritas , pekeljaan, sikap, pengbasilon keluarga, dnkongan keluarga dan kebutuhan ibu untuk melalrukan antenatal. Hasil penelitian mendapaikan 65,0% responden melalrukan antenatal secara temtur, dimana sebanyak 59,4% responden menilai koelitas pelayonon antenatal yang diterimanya sudah baik. Hasil uji statistik menunjukken ada bubungan antara kualitas pelayonon antenatal dengan keteraturan ibu hamil dalam melakokan pemeriksaan antenatal setelah dikontrol oleh umur, pendidiken dan sikap terbadap polayanan antenatal, dimana ibu bamil yang menilai koelitas antenatal baik keteraturan melakukan pemeriksaan antenatal bampir 4 kali dibandingkan ibu hamil yang menilai kualitas antenatal buruk. Berdasarkan basil tersebut maka koelitas pelayanan anten?tal perlu ditingkaikan dengan eara memberikan pelatihan teknis tentang antenatal, pelatiban penggunaan buku KlA, pelatiban KIP&K kepada petugas, disamping meningkatkan monitoring pelayanan antenatal sesuai SOP oleh Dinas Kesehatan ke Puskesmas. Selain itu pihak puskesmas harus memberikan pelayanan sesuai standar yang telah ditetapkan. ......Maternal mortality rate in Indonesia is quite high around 262 per I00,000 live births. Mother's death risk during pregnancy and delivery can be reduced by providing antenatal care as early as possible and on schedule in which mothers should get antenatal care once in the first and second semester and twice in the last one. The purpose of the examinations during pregnancy is a) to monitor mothers and their fetal conditions regularly followed by interventions needed to correct the abnormality, b) to educate and motivate the mother for taking care of her self and c) to prepare for their delivery. Based on (SDKI) in 2002-2003, most of the health services provided by health workers during antenatal care is abdominal examination. However they provide mothers with less information about the danger signs of pregnancy and delivery preparedness. Basieally antenatal care is an interaction between costumers (pregnant women) and health workers. According to Anderson and Green, the result and the benefit received by costumers will either encourage or weaken them to change their behaviors to get services. The purpose of this research is to know the correlation between the quality of antenatal care and the pregnant women?s regularity to attend antenatal care in four public health centers (Simpur, Korpri, Pasar Ambon, Kedaton) in Bandar Lampung City, Lampung Province 2007. This quantitative research used cross-sectional study conducted on April 2008. The samples were 160 mothres having babies below 6 months and never attended the antenatal care in four public health centers afore mentioned above. The dependent variable is the pregnant women's regularity to attend antenatal care while the independent variable is the quality of antenatal care. The co-variant variables are age, education, knowledge. parity, work, attitude, llunily's income, fiunily's suppert and mother's need to attend antenatal care. The result of this research showed that 65 % respondents attended the antenatal care regularly in which 59.4 % respondents said that the quality of antenatal care was goed. The statistics test showed that there was correlation between the quality of antenatal care and the pregnant women's regularity to attend antenatal care after controHed by age, education and attitude. Pregnant women attending regular antenatal care programs assumed that the quality of antenatal care was good while those atteoding irregular ones didn't Based on the results above, the writer suggests that quality of antenatal care should be hnproved by giving technical trainings on antenatal, use of mother and children's hook, inter-personal communication & counseling and also monitoring antenatal care based on standerdized operational guidelines by the health office to public health centers. Heallh centers should also provide standerdized hsaith services.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T11531
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Retno Ida Riyani
Abstrak :
Mortalitas dan morbiditas pada wanita hamil dan bersalin adalah masalah besar di negara berkembang. Angka kematian Ibu di Indonesia masih tinggi yaitu 307 per 100.000 kelahiran hidup. Kematian ibu dapat dicegah bila ibu melakukan pemeliharaan dan pengawasan antenatai sedini mungkin sehingga komplikasi kehamilan dan resiko tinggi lainnya dapat terdeteksi secara dini. Upaya kesehatan yang mempunyai daya ungkit terbesar dalam menurunkan angka kematian ibu dan bayi adalah pemeriksaan dan pelayanan kehamilan yang baik yang disebut pelayanan antenatal yang bermutu.Pelayanan antenatal merupakan salah satu kegiatan pokok puskesmas dan merupakan aspek kinelja bidan. Kinenja bidan secara kuantitas diukur berdasarkan pencapaian cakupan kunjungan ibu hamil sedangkan secara kualitas kinerja bidan diukur berdasarkan Standar Pelayanan Kebidanan (SPK). Berdasarkan teori Gibson, ada sejumlah variabel yang mempengaruhi perilaku dan kinerja individu yaitu variabel individu, variabel organisasi dan variabel psikologis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan kinerja bidan dalam melakukan pelayanan antenatal di puskesmas Kota Bandar Lampung Tahun 2008. Penelitian ini bersifat non eksperimental dengan menggunakan cara pengumpulan data Cross Sectional., dilakukan pada bulan Mei 2008 pada 96 bidan yang merupakan total populasi bidan yang bertugas di Puskesmas Kota Bandar Lampung. Variabel dependen adalah kinerja bidan dalam melakukan pelayanan antenatal dan variabel independen adalah variabel individu yaitu umur, pendidikan, pelatihan, dan masa kerja dan Variabel organisasi yaitu beban kerja, insentif, supervisi dan peralatan. Hasil Penelitian menunjukkan 53,1% responden mernpunyai kinerja baik dan 46,9% mempunyai kinerja kurang baik. Hasil uji statistik menunjukkan ada hubungan antara pendidikan dengan kinerja bidan setelah dikontrol oleh variabel peralatan, umur, pelatihan, masa ke|ja,dan supervisi. Dan ada hubungan antara peralatan dengan kinelja bidan setelah dikontrol oleh variabel pendidikan, pelatihan, umur, Iama bekerja, dan supervisi, Variabel yang paling dominan pengaruhnya terhadap kinerja bidan adalah variabel pendidikan dimana bidan dengan pendidikan D3 mempunyai peiuang 16,5 kali untuk mempunyai kinerja baik dibandingkan bidan berpendidikan D1. Berdasarkan hasil penelitian tersebut maka kinerja bidan dalam melakukan pelayanan antenatal perlu ditingkatkan dengan cara menyelenggarakan program khusus D3 kebidanan bagi bidan puskesmas, penyediaan peralatan antenatal sesuai standar dan supervisi yang terencana, teratur dan berkesinambungan dari Dinas Kesehatan untuk meningkatkan kinerja bidan dalam melakukan pelayanan antenatal.
Mother's mortality and morbidity are the main problems in developing countries. Indonesia mother's mortality is quite high around 307 per live births. This problem can be prevented by routine antenatal care to detect any complication and high risk as early as possible. Standardized antenatal care is one of health services having good impact in reducing mother and children's mortality. It is health center basic program and can be used to measure midwife's perfonnance. Midwives performance quality can be measured by the number of mother's visit and Standardized Midwives? Service. According to Gibson, variables influencing individual behaviors and performances are individual, organization and psychology. The purposes of research is to know the determinant of midwives performance in providing antenatal care in public health centers in Bandar Lampung, Lampung Province in 2008. This non-experimental research used cross-sectional design in collecting data conducted on May 2008. The population is 96 midwives working in Bandar Lampung public health centers. The dependent variable is midwives performance in providing antenatal while the independent ones are age, education, training and working period. In addition, the organization variables are workload, incentive, supervision and equipment. The results showed that 53.1 % respondents had good performance while 46.9 % didn?t. Statistic test showed the correlation between education and midwife performance after controlled by equipment, age, and working period and supervision variables. Moreover, there was correlation between equipment and midwives performance after controlled by education, education, age, working period and supervision variables. The most dominant variable influencing midwives performance was the education in which three-year diploma midwives had 16.5 opportunities compared with those with one-year diploma. Based on the result above, the writer suggests that midwives? performance in providing antenatal care can be increased by giving diploma three for the midwives working in public health centers, providing equipment needed to give standardized antenatal care and well planned supervision by health ofiice.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T33614
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library