Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 18 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Miptahudin
Abstrak :
Perkembangan pendidikan dan pelayanan kesehatan "Islam" di Indonesia saat ini sangat signifikan, sehingga tidak kurang dari 400 institusi pelayanan kesehatan Islam dan tidak kurang dari 100 institusi pendidikan kesehatan Islam. Maka sudah sewajarnya bilamana pengembangan ilmu kesehatan sudah diarahkan sesuai dengan ajaran Islam. Karena hingga kini konsep kesehatan Islam yang sudah dikembangkan oleh para pendahulu tidak begitu diketahui oleh para pelaku kesehatan baik dalam pendidikan maupun dalam pelayanan. Minimnya buku-buku sumber kesehatan Islam dan pemerhati pada kesehatan Islam modem, menjadi penyebab utama yang mengakibatkan pengadopsian pengembangan kesehatan dari barat. Hal ironis inilah yang menyebabkan peneliti mencoba memberikan perhatian khusus pada bidang kesehatan Islam, dengan menganalisa konsep kesehatan yang dikembangkan oleh Ahmad Syaugi Al-Fanjari dengan kitabnya al-Thib al-Wiga'i, dengan menggunakan metode penelitian interpretasi hermeneutik dengan fokus analisis pada isi kitab (content analysis). Dengan tujuan merekonstruksi konsep kesehatan yang dikembangkan oleh al-Fanjari dalam kitabnya. Al-Hasil, didapatkan konstruksi baru kesehatan Islam modem yang sesuai untuk pengembangan kesehatan Islam di Indonesia, melalui pendekatan konstruksi dalam Undang-Undang Republik Indonesia nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan. Konsep inilah yang dapat dijadikan acuan dalarn pengembangan kesehatan Islam baik dalam dunia pendidikan maupun pelayanan secara kholistik. Health service and Education Growth " Islam" in Indonesia in this time very significant, so that not less than 400 Islam health service institution and not less than 100 Islam health education institution. Hence have appropriately the when hygiene development have been instructed as according to Islam teaching. Because up to now conception Islam health is developed by all predecessor not so known by all good health perpetrator in education and also in service. Its minim book of source of health of Islam and observer of health of modem in Islam, becoming the root cause resulting adoption of development of health from west. This Ironic matter cause researcher try to give special attention at area of Islam health, with analysing concept of health developed by Ahmad Syauqi Al-Fanjari with his book is al-Thib al-Wiqa'I, by using method of research of interpretation of hermeneutic by focus analysed at content analysis. With an eye to reconstruct concept of health developed by al-Fanjari in his book. Finally, got a new construction of health of appropriate modem Islam for development of health of Islam in Indonesia, through approach of construction in Code (UU) of Republic Of Indonesia of number 23 Year 1992 about Health. Referable This Concept in development health of good Islam in the world of education and also service holistic.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T11942
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Antonina
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian laboratorium untuk mengetahui pengaruh pemberian 13-Metildigoksin secara in vitro terhadap motilitas spermatozoa manusia golongan astenozoospermia. Sampel semen yang digunakan berasal dari 30 pria lbasangan ingin anak (PIA) dengan syarat: volume semen lebih dari 2 ml, jumlah spermatozoa lebih dari 10 juta per ml semen, persentase spermatozoa yang bergerak maju dan lurus (kategori (a)) clan spermatozoa bergerak lambat atau sulit maju lurus atau bergerak tidak lurus (kategoni (b)) antara 40% sampai 50%. Sampel semen tenlebih dahulu dicuöi dengan menggunakan larutan Hank, kemudian dibagi menjadi empat .kelompok perlakuan yaltu satu kelompok kontrol yang dibeni 2 ml larutan Hank tanpa 13-Metildigoksjn clan tiga kelompok perlakuan yang diberi masingmasing 2 ml larutan 13-Metildigoksjn dengan konsentrasi 10-4 , I0, dan 10 10 M, lalu diinkubasj pada suhu 370C selama 20, 40, dan 60 menit. Perhitungan persentase motilitas spermatozoa menggunakan metode WHO, dengan menghitung jumlah spermatozoa motil dan immotil pada beberapa lapangari pandang yang berbeda secara acak dan dilakukän di bawah rnikroskop medan terang. Hasil uji Tukey (a = 0,05) menunjukkan bahwa pemberian in vitro f3-Metildigoksin pada konsentrasi 10 clan 10 10 M meningkatkan motilitas spermatozoa yang dipertahankan sampai waktu inkubasi 40 menit, sedangkan pada konsentrasi 10 M semakin lama waktu inkubasi semakin menurunkan motilitas spermatozoa. Motilitas spermatozoa tertinggi diperoleh pada pemberian 3-MetiIdigoksin pada konsentrasi 10' M pada waktu inkubasi 40 menit.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roni Chandra
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian laboratorium untuk mengetahui pengaruh pemberian β-Metildigoksin in vitro terhadap penetrasi spermatozoa manusia golongan astenozoospermia menembus getah serviks sapi masa estrus. Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode tabung kapiler Kremer. Sampel semen diperoleh dari 30 pria pasangan ingin anak (PIA) yang datang ke laboratonium Biologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Persyaratan semen adalah: volume Iebih dari 2 ml, jumlah spermatozoa lebih dari 10 juta/ml semen, persentase spermatozoa bergerak maju (kategori a dan b menurut WHO) antara 40% sampai 50%. Sampel semen terlebih dahulu dicuci dengan menggunakan larutan Hank, kemudian dibagi menjadi empat kelompok, dan ke dalam masing-masing kelompok ditambahkan 2 ml larutan Hank tanpa β-Metildigoksin (sebagai kontrol), 2 ml larutan β-Metildigoksin 10 pangkat minus 4, 10 pangkat minus 7, dan 10 pangkat minus 10 M. Dari setiap kelompok diambil ± 100 πl, dimasukkan ke dalam alat pengukur penetrasi spermatozoa dan diinkubasi pada temperatur 37°C selama satu jam. Pengamatan penetrasi spermatozoa ke dalam getah senviks dilakukan di bawah mikroskop medan terang dengan cara menghitung jumlah spermatozoa yang berpenetrasi pada jarak 1, 2, 3, 4, dan 5 cm. Hasil uji statistik Student Newman Keul (α= 0,05) menunjukkan bahwa pemberian 13-Metildigoksjn pada konsentrasi 10 pangkat minus 7 M meningkatkan secara nyata penetrasi spermatozoa ke dalam getah serviks sapi masa estrus, sedangkan pada konsentrasi 10 pangkat minus 10 M juga meningkatkan penetrasi spermatozoa walaupun tidak secara nyata. Sebaliknya konsentrasi 10 pangkat minus 4 M β-Metildigoksin menurunkan penetrasi spermatozoa ke dalam getah serviks sapi masa estrus, walaupun tidak secara nyata. Peningkatan penetrasi spermatozoa tertinggi terdapat pada semen dengan perlakuan larutan β-Metildigoksin 10 pangkat minus 7 M.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1999
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agustina Trikurniasari
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
S31225
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simanjuntak, Christina N.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2001
S31229
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tuti Widianti
Abstrak :
Ruang lingkup dan Cara Penelitian : Sindrom Down (SiD) merupakan suatu kelainan genetik yang disebabkan oleh Trisomi 21 atau trisomi dengan translokasi kromosom 21. Karena diduga ada hubungan antara trisomi 21, translokasi yang melibatkan kromosom 21, dan segregasi kromosom dengan DNA satelit α maka diharapkan terdapat RFLP yang berbeda pada wanita yang mempunyai anak SiD dibandingkan wanita yang tidak mempunyai anak SiD. Deteksi RFLP dilakukan dengan teknik hibridisasi blot Southern menggunakan DNA genom yang diisolasi dari darah tepi, dengan digesti enzim TaqI dan HindIII, menggunakan pelacak DNA satelit α spesifik kromosom 13121; yang dilabel dengan digoxigenin. Hibridisasi dilakukan pada suhu 65°C, pencucian dengan SSC 2X pada suhu kamar dan dengan SSC 0,1X pada suhu 65°C. Sebagai markaDNA digunakan DNA λ /ecoRl/HindllL Analisis RFLP berdasarkan ada atau tidak adanya fragmen DNA restriksi tanpa memperhatikan intensitas hibridisasi. Hasil dan Kesimpulan: Hibridisasi blot Southern DNA satelit α kromosom 13/21 dengan DNA genom yang didigesti TaqI menghasilkan fragmen utama pada 1,87kb, dan fragmen tambahan 1,79kb; 1,65kb dan 1,15kb. Terdapat polimorfisme pada fragmen-fragmen tambahan tersebut. Dijumpai variasi polimorfisme fragmen 2,0 kb/TaqI pada wanita dengan anak SiD, pada anak SiD dan pada wanita pembanding yang berusia >30 tahun. Hibridisasi blot Southern dengan digesti enzim HindIII menghasilkan fragmen besar (>21,2kb) pada keempat kelompok sampel dan beberapa fragmen tidak spesifik dengan intensitas hibridisasi sangat lemah pada kelompok pasien SiD dari ibunya.Terdapat perbedaan RFLP DNA satelit α kromosom 13/21 pada wanita dengan anak SiD dibanding RFLP wanita pembanding dengan usia < 30 tahun, dengan digesti TaqI Tidak terdapat polimorfisme dengan digesti HindIII.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Rosmawaty
Abstrak :
Ruang Lingkup dan Cara Penelitian : Sindrom Down (SiD) merupakan suatu kelainan genetik yang paling sering dijumpai yang menyebabkan retardasi mental. SiD disebabkan oleh kelainan jumlah kromosom atau aberasi numerik yaitu trisomi 21 sehingga penderita mempunyai susunan kromosom 47,XX,+21 atau 47,XY,+21. Trisomi kromosom'21 disebabkan oleh proses gagal pisah ('nondisjunction') yang dapat terjadi baik pada ibu (75-80%) maupun pada ayah (20-25%). Beberapa studi yang berusaha mengungkap sebab-sebab atau etiologi dari gagal pisah telah dilakukan, namun penyebab gagal pisah kromosom 21 masih tetap banyak yang belum diketahui. Kemungkinan bahwa banyak faktor atau mekanisme turut berperan. Penelitian genetika molekuler ini bertujuan untuk melihat polimorfisme panjang fragmen restriksi (RFLP) DNA satelit alfa daerah sentromer kromosom 13/21 (D13Z1/D21Z1) yang mungkin berhubungan dengan proses terjadinya gagal pisah pada trisomi 21 yang menyebabkan SiD. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Blot Southern dengan menggunakan enzim restriksi EcoRI dan Xba I. Hasil dan Kesimpulan : 1. Dengan menggunakan enzim restriksi EcoRI dan pelacak DNA satelit alfa kromosom 13/21 (D13Z1/D21Z1) terdapat polimorfisme (RFLP) yang tidak spesifik pada wanita yang mempunyai anak SiD. RFLP terdapat pada fragmen 850, 1190, 1360 dan 1870 pb. 2. Dengan menggunakan enzim restriksi Xba I dan pelacak DNA satelit alfa kromosom 13/21 (D13Z1/D21Z1) tidak terdapat polimorfisme (RFLP) baik pada wanita yang mempunyai anak SiD maupun pada wanita pembanding. Hibridisasi menghasilkan 8 fragmen yang seragam pada semua individu yang diperiksa dengan ukuran: 0,7 ; 0,9 ; 1.0 ; 1,2 ; 1,4 ; 1,5 ; 1,7 dan 1,9 kb. Hal ini berarti bahwa dengan menggunakan enzim Xba I, polimorfisme DNA satelit alfa kromosom 13/21 tidak terdeteksi.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sikumbang, Darlen
Abstrak :
Ruang lingkup dan cara penelitian : Telah dilakukan penelitian aspek dermatoglifi dan golongan darah rhesus anak-anak penderita thalassemia yang berobat rutin di pusat thalassemia FKUI-RSCM. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah beda dermatoglifi dan golongan darah rhesus pada anak penderita thalassemia yang menunjukan reaksi alergi terhadap "Constituents" plasma darah transfusinya. Penelitian ini terbagi 4 kelompok yaitu: perempuan yang menunjukkan reaksi alergi terhadap "Constituents" plasma darah transfusinya (pra), perempuan yang tidak menunjukkan reaksi alergi terhadap "Constituents" plasma darah transfusinya (ptra), laki-laki yang menunjukkan reaksi alergi terhadap "Constituents" plasma darah transfusinya (Ira), dan laki-laki yang tidak menunjukkan reaksi alergi terhadap "Constituents" plasma darah transfusinya (ltra). Aspek dermatoglifi yang diamati mencakup frekuensi tipe pola pada kesepuluh ujung jari tangan, frekuensi ripe pola ulna dan non ulna pada jari I (kiri+kanan), kiri, kanan. Indeks Dankmeijer (ID), indeks Furuhata (IF), indeks intensitas pola (IP), jumlah sulur, rata-rata sudut atd. Fenotip rhesus diamati/ditentukan dengan menggunakan antigen C, c, D, E dan e. Hasil dan Kesimpulan : Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek dermatoglifi frekuensi tipe pola pada kesepuluh ujung jari tangan secara statistik tidak bermakna baik pra dan ptra maupun Ira dan ltra. Frekuensi tipe pola ulna dan non ulna bermakna (kiri+kanan) baik pra dan ptra maupun Ira dan ltra, kiri tidak bermakna pra dan ptra tapi bermakna Ira dan ltra. Kanan bermakna pra dan ptra tapi tidak bermakna lra dan ltra. ID kelompok pra rendah dari ptra, tapi lra tinggi dari ltra. IF kelompok pra rendah dari ptra juga lra rendah ltra. IP kelompok pra rendah dari ptra tapi lra tinggi dari ltra. Rata-rata jumlah sulur tidak bermakna, rata-rata sudut atd tidak bermakna. Fenotip rhesus CCDee kelompok pra 86,7%, ptra 60,0%, lra 93,3%, ltra 53,3 %; CcDee Kelompok pra 13,3%, ptra 13,3%, lra 6,7%, ltra 33,3%; CcDEe kelompok pra 0%, ptra 26,7%, ha 0%, ltra 6,7%; CCDEe kelompok pra 0%, ptra 0%, lra 0% dan ltra 6,7%. Berdasarkan hasil ini dapat disimpulkan anak thalassemia dengan dermatoglifi tipe pola ulna jari I, indeks Furuhata rendah dan fenotip rhesus CCDee atau CcDee akan lebih besar resiko menunjukkan reaksi alergi terhadap "Constituents" plasma darah transfusinya.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syamsurizal
Abstrak :
Ruang Lingkup dan Cara Penelitian : Indonesia sebagai negara kepulauan di daerah tropis kaya dengan berbagai spesies flora. Sebagian besar penduduk Indonesia tinggal di pedesaan yang relatif sulit dijangkau oleh pelayanan kesehatan modern, termasuk pelayanan keluarga berencana. Menyadari keadaan ini, pemerintah melalui GBHN 1993 mencantumkan pengembangan obat tradisional. Penggunaan obat tradisional umumnya secara empiris. Termasuk penggunaan Kayu Kasai (Tristania Sumatrana Hiq.) untuk obat kontrasepsi. Untuk itu diperlukan pendekatan ilmiah guna membawa obat tradisional ke dalam pelayanan kesehatan formal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan Kayu Kasai terhadap fertilitas mencit betina. Penelitian ini menggunakan rancangan acak kelompok berpola faktorial. Faktor pertama yaitu dosis: 600, 900, dan 1200 mg/kg bb. Faktor kedua adalah lama pencekokan 10 hari dan 20 hari. Hasil Penelitian dan Kesimpulan : Ekstrak Tristania sumatrana Hiq. (Kayu Kasai) menyebabkan penurunan yang sangat bermakna terhadap berat ovarium, jumlah folikel primer, sekunder, tersier, Graaf, korpus luteum, dan fetus hidup. Peningkatan yang sangat bermakna terhadap jumlah folikel atresia. Tidak berpengaruh terhadap jumlah resorbsi. Antara pencekokan dengan rentangan dosis 600, 900, dan 1200 mg/kg bb tidak menyebabkan perbedaan penurunan yang bermakna terhadap: berat ovarium, jumlah folikel tersier, Graaf, korpus luteum, fetus hidup. Tidak terjadi perbedaan peningkatan yang bermakna terhadap folikel atresia, kecuali pada dosis 600, 1200 mg/kg bb terjadi perbedaan penurunan yang bermakna terhadap: jumlah folikel primer dan sekunder. Pencekokan selama 10 hari dibandingkan dengan 20 hari menunjukkan pengaruh: penurunan yang sangat. bermakna terhadap jumlah folikel tersier. Peningkatan yang sangat bermakna terhadap: jumlah folikel atresia. Tidak berpengaruh terhadap: berat ovarium, jumlah folikel primer, sekunder, Graaf, korpus luteum, fetus hidup, dan resorbsi.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puspita Eka Wuyung
Abstrak :
Ruang Lingkup dan Cara Penelitian: Di Indonesia angka kematian karena kanker terus meningkat dari 1,45 dalam tahun 1972 menjadi 4,4% dalam tahun 1992. Dari studi prospektif dan retrospektif diketahui bahwa karotenoid mengurangi risiko mendapatkan kanker payudara, (β -karoten adalah salah satu karotenoid yang dikandung oleh minyak kelapa sawit (600.000 µg/Kg). Karena cara pengobatan pembedahan, radioterapi dan kemoterapi cukup mahal dan acapkali tidak terjangkau oleh sebagian golongan masyarakat, maka perlu dicari cara lain, di antaranya memanfaatkan β -karoten yang ada dalam minyak kelapa sawit, namun perlu diteliti dosis ekstrak minyak kelapa sawit (EMKS) yang tepat. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh pemberian EMKS yang mengandung β -karoten sebanyak 0,02 µg /ml, 0,1 µg/ml dan 0,5 µg /ml terhadap pertumbuhan in vitro set tumor kelenjar susu mencit C3H. Digunakan 5 kelompok masing-masing 6 ulangan yang terdiri atas 3 kelompok uji dan 2 kelompok kelola (kelola babas dan kelola pelarut). Selain itu dilakukan pula penelitian secara in vivo dengan dosis 1000 µg/0,1 ml dan 2000 µg/0,1 ml per hari selama 21 hari dengan menggunakan 24 ekor mencit yang dibagi dalam 2 kelompok kelola dan 2 kelompok uji. Hasil dan Kesimpulan: Dengan melakukan analisis varian pada hasil penelitian diketahui tidak ada perbedaan yang bermakna antara kelompok kelola dan kelompok uji dosis 0,02 µg /ml. Kemaknaan terjadi pada dosis 0,1 µg/ml dan 0,5 µg/ml. Ditemukan bahwa makin besar dosis yang diberikan makin kecil rasio pertumbuhan biakan sel tumor. Selain itu analisis varian indek label (IL) BUdR menunjukkan bahwa makin besar dosis EMKS yang diberikan, makin rendah nilai Ilnya. Sedangkan penelitian in vivo dengan dosis 1000 µg/0,1 ml dan 2000 µg/0,1ml tidak memperlihatkan pengaruh EMKS terhadap volume dan berat tumor kelenjar susu mencit C3H. Berdasarkan hal tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa pemberian EMKS dapat menghambat bertumbuhan sel tumor kelenjar susu mencit C3H secara in vitro pada dosis 0,1 µg/ml dan 0,5 µg/ml. Sedangkan secara in vivo dengan dosis 1000 µg/0,1 ml dan 2000 µg/0,1 ml pertumbuhan se tumor kelenjar susu mencit belum dihambat. Scope and methods of study: The mortality of cancer in Indonesia had been increasing from 1.4% in 1972 to 4.4% in 1992. Through prospective and retrospective studies it was known that carotenoid could lessen the risk for getting breast cancer. 0-carotene was one of the carotenoids contained in palm oil (600.000 µg/Kg). Because the treatment of breast cancer by surgery, radiotherapy and chemotherapy was rather expensive and often not within reach by part of the people, so other way of treatment should be sought, among others by using f3-carotene in palm oil of which the precise dose should be first determined. This investigation was done to know the effect of putting palm oil extract (POE) containing respectively 0.02 µgl0,/ml; 0.1 µg/0,1ml and 0.5 µg/0,lml on the in vitro growth of C3H mouse mammary tumor cells. Five groups of each six repetitions consisting of three treated and two control groups. Besides an in vivo investigation was done with doses of 1000 µg/0,1 ml and 2000 µg/0,1 ml per day respectively for 21 days, by using 24 mice which was divided into two control and two treatment groups. Result and conclusion: By using variance analysis it was found that there was no significant difference between the control groups and the 0.02 µg/0, l ml treated group; significant difference occurred at groups of 0.1 µg/0, l ml and 0.5 µg/0,1 ml doses. It was found that the bigger the dose given the smaller ratio of tumor cell growth. Beside this it was known also from the variance analysis of the BUdR labeling index that putting palm oil extract on the tumor cell culture lessen the value of the labeling index conform with the dose given. Whereas the in vivo investigation of 0-carotene contained in POE given in doses of 1000 µg/0,1 ml and 2000 µg/0,1 ml showed no significant difference on the tumor volume and tumor weights between the control and treatment groups. Based on the above investigation was concluded that treatment with POE containing 0-carotene in doses of 0.1 µg/0,1 ml and 0.5 µg10, l ml could inhibit the in vitro growth of C3H mouse mammary tumor cells. While with doses of 1000 µg/0,1 ml and 2000 µg/0,1 ml the in vivo growth of mouse mammary tumor cells had not inhibited yet.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>