Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Fadhil Ardiyansyah
Abstrak :
Latar belakang: Pembesaran Prostat Jinak (PPJ) merupakan masalah prostat yang umum terjadi pada laki-laki, Infeksi Saluran Kemih (ISK) dapat disebabkan oleh PPJ akibat dari obstruksi pada Bladder outlet, instrumentasi, bahkan akibat dari sistoskopi atau kateterisasi. Tujuan: Tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan pola kuman dan kuman terbanyak yang menyebabkan ISK pada pasien PPJ di Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito Metode: Data dikumpulkan secara retrospektif dari rekam medis pasien Rumah Sakit Umum Pusat Dr. Sardjito mulai Januari 2001 sampai Desember 2011. Pola kuman dan sensitivitas obat dicatat. Hasil: Terdapat 92 pasien dengan usia 46-95 tahun yang didiagnosis dengan PPJ dan Prostatitis. Didapatkan 81,40% merupakan bakteri gram negatif, 9,3% bakteri gram positif, dan 9,3% jamur. Kemudian didapatkan Streptococcusfaecalis (11,62%) merupakan bakteri gram positif terbanyak yang ditemukan di dalam kultur urin. Obat yang dipakai untuk sensitivitas melipuit : Amikacin, Ampicillin, Ampicillin/Sulbactam, Cefepim, Cefpiron, Ceftazidime, Ceftriaxone, Cefotaxime, Cefuroxime, Chloramphenicol, Fosfomycin, Gentamycin, Nalidixic acid, Imipenem, Netilmicin, Nitrofurantoin, Norfloxacin, Tetracyclin, Tobramycin, Vancomycine, Ciprofloxacine, Trimethoprim-Sulfamethoxazole. Kesimpulan: Bakteri paling banyak yang ditemukan pada pasien dengan BPH adalah Pseudomonas aerogenosa (25.58%) dan bakteri yang paling jarang ditemukan adalah Citrobacterfreundii (2.32%). Menurut penelitian ini, 82.05% pasien BPH dengan infeksi saluran kemih sensitif terhadap pengobatan dengan Imipenem, diikuti dengan Amikacin (74.35%).
Background: Benign prostatic hyperplasia (BPH) is the most common condition in men with prostate problems. Urinary tract infection can be caused by BPH due to Bladder outlet obstruction, instrumentation either from cystoscopy or catheterization. Objective: The aim of this study is to describe microorganism pattern and the most common caused urinary tract infection in BPH patient hospitalized in Dr. Sardjito general hospital. Method: Data were retrospectively collected from Dr. Sardjito general hospital medical record patients from January 2011 to December 2011. Microorganism pattern and drug sensitivity data were collected. Results: There were 92 patients age 46-95 years old diagnosed histophatologically as BPH and prostatitis. The 81.40% microorganism pattern were Gram negative bacteria, 9.3% Gram positive bacteria and 9.3% yeast. On the other hand , Streptococcus faecalis (11,62%)is the main gram positif bacteria found in the urine culture. The drug used for sensitivity including; Amikacin, Ampicillin, Ampicillin/Sulbactam, Cefepim, Cefpiron, Ceftazidime, Ceftriaxone, Cefotaxime, Cefuroxime, Chloramphenicol, Fosfomycin, Gentamycin, Nalidixic acid, Imipenem, Netilmicin, Nitrofurantoin, Norfloxacin, Tetracyclin, Tobramycin, Vancomycine, Ciprofloxacine, Trimethoprim, and Sulfamethocazole. Conclusion: The most frequent bacteria found in BPH patients is Pseudomonas Aerogenosa (25.58%) and the least frequentbacteria is Citrobacter freundii (2.32%). According to this study, 82.05% UTI patients sensitive to Imipenem medication, followed by Amikacin (74.35%).
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Denny Achmad Prayoga
Abstrak :
ABSTRAK
Objektif: Untuk mengevaluasi ketahanan hidup pasien kanker kandung kemih invasif ke otot yang dilakukan terapi operasi maupun radioterapi di Rumah Sakit Sardjito.Bahan dan cara: Dari tahun 2004-2010, dilakukan pendataan pasien dengan kanker kandung kemih invasif ke otot yang dilakukan tindakan sistektomi maupun radioterapi di RS Sardjito . Data yang dipelajari adalah usia saat diagnosis, jenis kelamin, status TNM, gambaran histopatologi, grading histopatologi, jenis tindakan operasi dan status pada saat follow up. Dievaluasi ketahanan hidup dari masing-masing pasien hingga 5 tahun pasca tindakan. Dilakukan analisa bivariat untuk menilai hubungan ketahanan hidup dengan status T, N, M, grading histopatologi, stadium klinis dan jenis penatalaksanaan. Digunakan kurva Kaplan Meier untuk menilai gambaran ketahanan hidup pasien kanker kandung kemih invasi ke otot.Hasil: Ada 37 Pasien dengan Tumor Buli yang terdiri dari perempuan 3 orang 8.1 dan laki-laki 34 orang 91.9 . Lima orang dilakukan Radikal Sistektomi, empat orang dilakukan parsial sistektomi dan 28 pasien dilakukan TUR-BT dan Radioterapi. Tidak dijumpai hubungan bermakna antara ketahanan hidup pasien kanker kandung kemih invasif ke otot dengan jenis kelamin, usia, stadium, staging T, N, M, grading histopatologi maupun jenis penatalaksanaan p>0.05 . Berdasarkan kurva Kaplan Meier diketahui ketahanan hidup lebih baik pada stadium I, Staging T1, N0, M0 dan grading histopatologi G1. Sedangkan berdasarkan jenis tindakan, pasien yang dilakukan parsial sistektomi memiliki angka ketahanan hidup lebih baik daripada hanya dilakukan TUR-BT dan Radioterapi.Kesimpulan: Tindakan operasi parsial sistektomi memiliki angka ketahanan hidup lebih baik daripada TUR-BT dan Radioterapi.
ABSTRACT
Objectives To evaluate survival analysis of muscle invasive bladder cancer who had radical cytectomy, partial cystectomy nor radiotherapy at Sardjito Hospital. Methods From year 2004 until 2010, we collected patients with muscle invasive bladder cancer who had radical cystectomy, partial cystectomy and radiotherapy at Sardjito Hospital. The clinical factors that studied were age, sex, the TNM staging, clinical staging, histopathology findings, histopathology grading, therapy and survival status. We evaluate their survival up to five year after the therapy. Correlation between survival status with the TNM staging, clinical staging, histopathology grading and the therapy were analyzed using Fisher Exact Test. The Kaplan Meier survival analysis was used to calculate survival. Result There are 37 patients of muscle invasive bladder cancer which conist of 3 female 8.1 and 34 male 91.9 . 5 Patients had radical cytectomy, 4 patients had partial cystectomy, and 28 patients had TUR BT and Radiotherapy. There are no correlation between survival status with age, sex, TNM staging, clinical staging, histopathology grading and the therapy P 0.05 . Based on Kaplan Meier survival analysis, their survival were better on stadium I, T1, N0, M0 staging and G1 histopathology grading. While according to the therapy, patients who had partial cystectomy were having better survival rather than patients who had TUR BT and Radiotherapy. Conclusion Patients who had partial cystectomy had better survival rather than those who had TUR BT and Radiotherapy.
2015
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library