Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hana Zahidah
"Perilaku seksual pranikah adalah aktivitas seksual yang dilakukan sebelum adanya ikatan pernikahan sah yang dapat berupa pegangan tangan, pelukan, ciuman, meraba daerah sensitif tubuh, hingga melakukan hubungan seksual. Data dari Survey Demografi Kesehatan Indonesia pada kelompok usia remaja 15-19 tahun menunjukkan kenaikan dalam persentase melakukan hubungan seksual pertama kali dari tahun 2012 hingga 2017. Tingginya kasus penyimpangan seksual pada remaja membuat hal tersebut menjadi isu strategis yang diangkat Kota Depok dan banyaknya kasus pernikahan dini serta temuan perilaku seks pranikah yang kurang baik pada remaja SMA di Kecamatan Sukmajaya membuat wilayah ini rentan terhadap perilaku seksual pranikah remaja. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui determinan niat pencegahan perilaku seksual pranikah pada siswa-siswi di SMA “X” dan SMA “Y” Kecamatan Sukmajaya Kota Depok tahun 2023 berdasarkan theory of planned behavior. Penelitian ini berupa penelitian kuantitatif dengan studi analitik observasional dan menggunakan rancangan cross sectional. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan teknik probability sampling dan metode simple random sampling untuk menentukan sampel dari populasi kelas XI di SMA “X” dan SMA “Y” tahun ajaran 2022/2023. Sampel di SMA “X” berjumlah 204 responden dan di SMA “Y” berjumlah 34 responden. Analisis data yang digunakan adalah uji chi square untuk mengetahui hubungan antara variabel kategorik. Hasil penelitian menemukan bahwa siswa/i di SMA “X” memiliki niat kuat untuk mencegah perilaku seksual pranikah sebesar 85.5% dan siswa/i di SMA “Y” sebesar 91.2%. Sikap, pengaruh orang tua, dan pengaruh teman sebaya memiliki hubungan dengan niat pencegahan perilaku seksual pranikah di SMA “X”. Artinya, siswa dengan sikap baik, pengaruh orang tua positif, dan pengaruh teman sebaya positif akan memiliki niat kuat untuk mencegah perilaku seksual pranikah. Sedangkan di SMA “Y” pengaruh teman sebaya memiliki hubungan dengan niat pencegahan perilaku seksual pranikah. Artinya, siswa dengan pengaruh teman sebaya positif akan memiliki niat kuat untuk mencegah perilaku seksual pranikah. Oleh karena itu diperlukan kerjasama antara pihak sekolah, Bidang Pembinaan SMA Dinas Pendidikan, dan puskesmas untuk memperkuat kegiatan tentang kesehatan reproduksi remaja yang melibatkan peran orang tua dan siswa secara aktif dalam mencegah perilaku seksual pranikah.

Premarital sexual behavior is sexual activity carried out without legal marriage bond which can take the form of holding hands, hugging, kissing, touching sensitive areas of the body, to having sexual intercourse. Data from the Indonesian Demographic Health Survey in 15-19 year age group of adolescents shows an increase in the percentage of having sexual intercourse for the first time from 2012 to 2017. The high cases of sexual deviation among adolescents has made this a strategic issue raised by Depok City and the high number of cases of early marriage as well as findings of poor premarital sexual behavior among high school adolescents in Sukmajaya District, making this district vulnerable to adolescent premarital sexual behavior. The purpose of this study was to determine the determinants of intention to prevent premarital sexual behavior in students at SMA "X" and SMA "Y" Sukmajaya District, Depok City in 2023 based on the theory of planned behavior. This research is a quantitative research with observational analytic study and uses a cross sectional design. Sampling in this study was carried out using probability sampling techniques and simple random sampling methods to determine samples from the class XI population at SMA “X” and SMA “Y” for the 2022/2023 school year. The sample in SMA "X" is 204 respondents and in SMA "Y" is 34 respondents. The data analysis used chi square test to determine the relationship between categorical variables. The results of the study found that students in SMA "X" had a strong intention to prevent premarital sexual behavior by 85.5% and students in SMA "Y" by 91.2%. Attitude, parental influence, and peer influence was associated with intention to prevent premarital sexual behavior in SMA "X", meaning that students with good attitudes, positive parental influence, and positive peer influence will have a strong intention to prevent premarital sexual behavior. Whereas in SMA "Y" peer influence was associated with the intention to prevent premarital sexual behavior, meaning that students with positive peer influence will have a strong intention to prevent premarital sexual behavior. Therefore, cooperation between school, High School Development Division of the Education Office, and puskesmas is needed to strengthen activities on adolescent reproductive health which involve the active role of parents and students in preventing premarital sexual behavior."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aulia Afifah Asmin Sandagang
"Berdasarkan Global Adult Tobacco Survey (GATS), prevalensi perokok elektronik di Indonesia meningkat hingga 10 kali lipat dalam kurun waktu 10 tahun. Hasil Riskesdas tahun 2018 juga menunjukkan bahwa remaja adalah kelompok umur tertinggi pada angka perokok elektronik dengan SMA menjadi  penyumbang kedua teratas dalam penggunaan rokok elektronik. Provinsi Jawa Barat menunjukkan proporsi konsumen rokok elektronik terbesar kedua di Indonesia. Tingginya penggunaan rokok elektronik di kalangan remaja SMA dan juga menjadi masalah bagi Provinsi Jawa Barat, serta Kota Depok dengan pelaporan tingginya remaja yang merokok. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan, sikap remaja SMA “X” Kota Depok dengan Praktik Merokok Elektronik. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan studi cross-sectional. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik stratified random sampling yang diikuti sebanyak 154 responden. Analisis data yang digunakan adalah uji chi square untuk mengetahui hubungan antara variabel kategorik. Hasil penelitian didapatkan bahwa gambaran pengetahuan responden mengenai rokok elektronik termasuk kategori kurang sebesar 82.5% , sikap positif terhadap rokok elektronik sebesar 62.3%  dan sebesar 39% responden menggunakan rokok elektronik. Selain itu, tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan (p-value 1.000) dengan praktik merokok elektronik. Namun, ada hubungan yang signifikan antara sikap (p-value 0.0001) dengan praktik merokok elektronik. Oleh karena itu diperlukan kerjasama antara pihak sekolah, Bidang Pembinaan SMA Dinas Pendidikan, dan puskesmas untuk memperkuat kegiatan penyuluhan terkait bahaya rokok elektronik secara intensif sehingga timbul kesadaran terutama kepada remaja agar memandang bahwa rokok elektronik sama berbahayanya dengan rokok konvensional. Disarankan juga bagi SMA “X” Kota Depok mengadakan program peer educator dalam upaya pencegahan penggunaan rokok elektronik.

According to Global Adult Tobacco Survey (GATS), the prevalence of electronic smoking (e-smoking) in Indonesia had escalated tenfold in the past 10 years. The 2018 Riskesdas results also show that adolescents are among the highest age group in the number of e-cigarette smokers, with high school seniors being the second highest contributor of e-cigarette smoking. Research shows that West Java Province itself had contributed as the second-largest proportion of electronic cigarette consumers in Indonesia. The high use of e-cigarettes among high school adolescents is also a problem for West Java Province and Depok City, with reports of high levels of adolescent smoking. The main reason of this study consists of determining the relationship between the knowledge and attitudes of adolescents at SMA "X" in Depok City in the practice of e-smoking. This research uses quantitative methods with a cross-sectional study. Sampling was carried out using a stratified random sampling technique involving 154 respondents. The data analysis used a chi-square test to determine the relationship between categorical variables. Research results showed that the majority of respondents' knowledge regarding e-cigarettes lies in the poor category at 82.5%, proving that many still possess minimum knowledge on this part. Other results include positive attitudes towards e-cigarettes with a number of 62.3%, where around 39% of them smoked e-cigarettes. Apart from that, there was no significant relationship between knowledge (p-value 1.000) and the practice of e-smoking. However, there is a significant relationship between attitude (p-value 0.0001) and the practice of e-smoking. Therefore, cooperation is needed between schools, the Education Department's High School Development Division, and community health centers to intensively strengthen outreach activities related to the dangers of electronic cigarettes in order to raise  awareness; especially among adolescents. Electronic cigarettes brings perils just as much as conventional cigarettes do, and it is highly recommended that SMA "X" Depok City hold a peer educator program to prevent the use of e-cigarettes.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library