Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Budiman
Abstrak :
ABSTRAK
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis (MTb). Penyakit infeksi M.Tb ini menyerang semua negara di dunia. Selain menyebabkan kematian, penderita TB ini juga mengalami kerugian secara ekonomis dan menghadapi stigma negatif di masyarakat. Indonesia merupakan negara dengan jumlah penderita TB terbanyak ke-5 di dunia, dan meskipun program DOTS digalakkan, penurunan insidensinya masih belum berarti. Penelitian ini merupakan studi ekologi dengan desain cross sectional bertujuan mengelompokkan prevalensi TB dan faktor risikonya. Dilaksanakan pada bulan Maret sampai Juni 2013. Data yang dipergunakan merupakan hasil dari Riskesdas dan Survei kependudukan dari BPS tahun 2007. Penggugusan dilakukan dengan cluster analysis, sementara untuk melihat faktor penentu yang paling berperan terhadap prevalensi TB dilakukan dengan multiple regression analysis. Hasil akhir pembentukan klaster yang optimal sebanyak 5, dan didapatkan sebagian besar kabupaten/kota di wilayah Indonesia Bagian Barat dan Tengah berada dalam satu klaster. Empat kabupaten/kota di Provinsi Papua berada dalam satu klaster dan merupakan wilayah dengan prevalensi TB terbesar, dengan ratarata empat faktor risiko lebih tinggi dibandingkan klaster lainnya. Faktor penentu yang paling berpengaruh terhadap prevalensi TB adalah jumlah prevalensi Diabetes Mellitus (DM). Masing-masing klaster menunjukkan permasalahannya sendiri, sehingga dalam upaya untuk menurunkan prevalensi TB di masyarakat dan dengan keterbatasan sumber daya yang dimiliki pemerintah, perlu ditentukan prioritas program yang dilakukan untuk mengatasi faktor risiko TB sesuai dengan permasalahan di tiap-tiap daerah.
ABSTRACT
Tuberculosis, a communicable disease transmitted by Mycobacterium tuberculosis, has become a global issue. With its high mortality and morbidity, this disease become a negative stigma in population Indonesia accounts for nearly one twentieth of the global burden of TB. Although it has a growing DOTS programme there has not been a discernible reduction in the incidence of TB in this country. A cross-sectional ecological study was conducted to determine TB prevalence and its risk factors between March and June 2013. Data was taken from Basic Health Research and Demographic Survey from Center of Statistical Bureau 2007, then clustered with cluster analysis, while to find the most affecting risk factor on TB data was analyzed with multiple regression analysis. Result showed the number of optimal cluster was 5, and most city/town in west and central Indonesian region were within one cluster. Four city/town in Papua Province were in one cluster with highestTB prevalence, with four average risk factor higher than other cluster. The determining factor which was the most affecting onTB prevalence was DM prevalence. Since each cluster has its specific problems, Indonesian government has to set priority on program dealing with TB risk factors based on regional problems, inspite of minimal sources.
Universitas Indonesia, 2013
T35078
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fajar Awalia Yulianto
Abstrak :
Morbiditas dan mortalitas apendisitis akut disebabkan karena perkembangan apendisitis akut menjadi perforasi apendiks. Hal-hal yang menyebabkan kerentanan apendiks belum banyak diteliti dan belum diketahui sebab pastinya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dapat memprediksi terjadinya perforasi apendiks. Penelitian menggunakan desain kasus kontrol menggunakan data sekunder berupa rekam medis penderita apendisitis akut dewasa tahun 2013-2014 dengan jumlah kasus (perforasi apendiks) 36 dan kontrol (non perforasi) 93. Analisis data yang dilakukan meliputi deskriptif, chi square, receiver operating characteristic, dan regresi logistik multivariat. Dua faktor prediksi yang bermakna sebagai faktor prediksi perforasi apendiks dalam analisis regresi logistik multivariat adalah suhu badan diatas 37,50C dengan odds ratio (OR) 7,54 (95% CI 2,01; 28,33), jumlah leukosit diatas 11.500/mm3 dengan OR 12,12 (95% CI 4,03; 36,48) Perlu validasi pemeriksaan suhu badan di RS, penelitian lebih lanjut untuk mencari faktor prediksi lainnya, persiapan operasi segera untuk pencegahan komplikasi perforasi apendiks, dan pemberian informasi ke masyarakat bahwa sakit perut dapat bersifat gawat darurat. ...... Appendix perforation is the causation for acute appendicitis morbidity and mortality. Factors that may cause appendix vulnerability has not been extensively studied before and the main cause is still yet unknown. The goal of this study is to analyze what factors that could be used to predict appendix perforation. This study is a case control study using 2013-2014 medical records as data. Case group pooled from 36 perforated appendix adult (above 15 years old) patients, while control group pooled from 93 non perforated appendix adult patients. Data analysis conducted are descriptive, chi square, receiver operating characteristic, and multivariate logistic regression. There are two prediction factors which significantly associated with perforated appendix. Those are body temperature above 37,50C with odds ratio (OR) 7,54 (95% CI 2,01; 28,33), and leucocytes count above 11.500/mm3 with OR 12,12 (95% CI 4,03; 36,48). Further studies and body temperature validation on each hospital are needed to find other prediction factors, preparing pre operative equipment for immediate definite measure like surgery, to prevent the complication of perforated appendix, and education to people that abdominal pain is not always causing by gastric problem and it might be a case of emergency.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T42151
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library