Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 115 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Haris Azhari
Abstrak :
Electric discharge machine merupakan proses pemotongan non konvensional yang banyak digunakan saat ini, Hal ini dikarenakan electric discharge machine mampu memotong material yang memiliki kekerasan tinggi dengan cepat dan mampu membentuk dimensi yang rumit. Permasalahan muncul pada saat hasil proses pemotongan memperlihatkan adanya recast layer. Recast layer adalah lapisan tipis hasil dari proses pemanasan yang tinggi lalu didinginkan dengan cepat. Kemunculan recast layer berdampak pada munculnya micro crack disekitar lapisan tersebut. Oleh karena itu pada penelitian ini dilakukan pengkajian tentang pengaruh arus yang digunakan pada electrictric discharge machine menggunakan material aluminium alloy. Aluminium alloy banyak digunakan di dunia industri otomotif sehingga cacat yang mungkin terbentuk sangat berpengaruh terhadap reject produk yang dihasilkan. Selain recast layer penelitian ini juga mengkaji adanya migrasi material. Penggunaan suhu yang tinggi memungkinkan terjadinya difusi antara benda kerja dan elektroda. Pada hasil recast layer akan dilakukan uji EDAX untuk mengetahui unsur-unsur yang terkandung di dalamnya. Pengujian EDAX juga dilakukan di daerah base metal. Perbandingan hasil dari daerah recast layer dan base metal hasil electric discharge machine tersebut akan membuktikan apakah terjadi migrasi material. ...... Today, the process of cutting the material that is widely used. This is because the electric discharge machine was able to cut material that has a high hardness rapidly and capable of forming a complex dimension. The problems emerged when the result of the cutting process showing the recast layer. Recast layer is a thin layer that result from high heating process and cooling down rapidly. The emergence of recast layer affects the advent of micro crack around the layer. Therefore in this research, the study of the influence of currents used in electric discharge machine that using aluminium alloy. The aluminium alloy is widely used in the automotive industry that defect possible is formed very influential to reject the product.in addition recast layer, this study also examine the migration of material. the application of high temperature allowing the diffusion between the electrode and the workpiece. The result of testing will be performed recast layer EDAX to find out elements contained within it. The testing of EDAX was also carried out in the area of the base metal. The comparision the result from the recast layer and base metal would be proving whether the migration of material.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54588
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bayu Triyogo Widyantoro
Abstrak :
[ABSTRAK
Regional Ocean Modeling System (ROMS) merupakan salah satu jenis pemodelan yang dapat digunakan untuk memodelkan pasang surut pada wilayah regional yang relatif luas. Tesis ini melakukan studi tentang pemodelan pasang surut menggunakan ROMS untuk wilayah Indonesia dengan membagi menjadi 4 zona. Data yang digunakan adalah data konstanta pasang surut dari TPXO tahun 2007 (TPXO7), data batimetri resolusi 1 menit dari etopo serta data dari World Ocean Atlas Tahun 2009 (WOA09) berupa data temperatur, salinitas, serta densitas dari kedalaman 0 hingga 5500 meter. Sebagai validator digunakan data pengamatan pasang surut tahun 2013 dari stasiun pasang surut permanen milik Badan Informasi Geospasial. Hasil pemodelan ini memiliki akurasi dan tingkat kepercayaan yang baik untuk hampir di seluruh wilayah perairan NKRI dengan nilai RMSE antara 9.4 cm hingga 24.4 cm namun hasil yang kurang baik didapat pada perairan sekitar Merauke, Papua dengan nilai RMSE 62 cm.
ABSTRACT
Regional Ocean Modeling System (ROMS) is one of the models that can be used to simulate tidal regionally on relatively wide range area. Tidal modeling using ROMS in this thesis were performed by dividing Indonesian region into 4 different zones. Harmonic constituent data from TPXO year 2007 (TPXO7), Bathymetry data with 1 minute resolution from etopo, and World Ocean Atlas data year 2009 such as; temperature, salinity, inner density depth of 0 ? 5500 meters were used as the model?s inputs. As the validators, Badan Informasi Geospasial?s tidal observation data year 2013 from permanent tidal gauge stations were used. The modeling result shows good accuracy and reliability in almost all Indonesian water with RMSE between 9.4 ? 24.4 cm. However, bigger RMSE up to 62 centimeters were found in Merauke water, Papua.;Regional Ocean Modeling System (ROMS) is one of the models that can be used to simulate tidal regionally on relatively wide range area. Tidal modeling using ROMS in this thesis were performed by dividing Indonesian region into 4 different zones. Harmonic constituent data from TPXO year 2007 (TPXO7), Bathymetry data with 1 minute resolution from etopo, and World Ocean Atlas data year 2009 such as; temperature, salinity, inner density depth of 0 – 5500 meters were used as the model’s inputs. As the validators, Badan Informasi Geospasial’s tidal observation data year 2013 from permanent tidal gauge stations were used. The modeling result shows good accuracy and reliability in almost all Indonesian water with RMSE between 9.4 – 24.4 cm. However, bigger RMSE up to 62 centimeters were found in Merauke water, Papua., Regional Ocean Modeling System (ROMS) is one of the models that can be used to simulate tidal regionally on relatively wide range area. Tidal modeling using ROMS in this thesis were performed by dividing Indonesian region into 4 different zones. Harmonic constituent data from TPXO year 2007 (TPXO7), Bathymetry data with 1 minute resolution from etopo, and World Ocean Atlas data year 2009 such as; temperature, salinity, inner density depth of 0 – 5500 meters were used as the model’s inputs. As the validators, Badan Informasi Geospasial’s tidal observation data year 2013 from permanent tidal gauge stations were used. The modeling result shows good accuracy and reliability in almost all Indonesian water with RMSE between 9.4 – 24.4 cm. However, bigger RMSE up to 62 centimeters were found in Merauke water, Papua.]
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, 2014
T43445
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Nanto
Abstrak :
Telah dilakukan sintesa B4C dengan cara mengubah komposisi asam sitrat dan karbon aktif dari suatu komposisi tertentu yang telah diketahui sebelumnya. Untuk pencampuran digunakan ballmill. Karakterisasi dilakukan dengan menggunakan XRD dan FTIR. Hasil XRD memperlihatkan bahwa dengan penambahan asam sitrat, jumlah B4C yang terbentuk naik dan dengan penambahan karbon aktif, jumlah B4C relatif turun sedikit. Data FTIR menunjukkan bahwa penambahan asam sitrat maupun karbon aktif memperlihtakan adanya ikatan-ikatan B - C. Bila dibandingkan dengan data XRD maupun FTIR dari B4C Aldrich, telah terbentuk dengan baik B4C. ......It has been synthesized B4C by varying citric acid and activated carbon from predetermined composition. Material mixing was done by ballmill. Characterizations of the samples were done by means of XRD and FTIR. XRD diagram showed that B4C increased by increasing citric acid and by increasing activated carbon the number of B4C decreased. FTIR data showed that by increasing citric acid or activated carbon, the bond B - C appeared. By comparing data from B4C Aldrich, the samples showed similarity.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2008
T21574
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Retno Prihatiningsih
Abstrak :
Rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di Semenanjung Muria Jepara membutuhkan studi radioekologi kelautan yang merupakan salah satu tahapan praoperasional suatu reaktor nuklir. Studi radioekologi merupakan salah satu bagian dari studi tapak di calon lokasi PLTN. Studi tapak yang umum dalam lingkup radioekologi kelautan hanya terdiri dari data dasar (base line) radionuklida yang terkandung dalam kompartemen lingkungan laut Semenanjung Muria. Disisi lain studi radioekologi pada praoperasional fasilitas nuklir dilakukan untuk memperoleh base line data tingkatan radiasi dan konsentrasi radionuklida untuk penentuan sumber-sumber dampak. Pemantauan radionuklida di lingkungan laut Semenanjung Muria dalam konteks pra operasional PLTN sudah dilakukan selama lebih dari 8 tahun, namun studi radioekologi kelautan yang komprehensif meliputi: data base line radionuklida lengkap dan proses bioakumulasi radionuklida belum dilakukan secara terpadu. Pada penelitian ini dilakukan studi kandungan radionuklida alam seperti Ra-226, Ra-228, K-40 dan radionuklida antropogenik seperti Cs-137 serta mekanisme bioakumulasi radionuklida Cs-137 dan Co-60 pada Perna viridis. ......Development plan of Nuclear Power Plant (NPP) at Muria Peninsula Jepara require marine radioecology studies, which is one of the preoperational stage of a nuclear reactor. Study of radioecology is one part of the study site at potential location of nuclear plants. General study site marine radioecology only consist of base line data radionuclides in marine environmnetal compartement of Muria Peninsula. On the other hand study of radioecology on praoperational nuclear facilities conduct to obtain baseline data of radiation levels and concentrations of radionuclides for the determination of the sources impact. Monitoring of radionuclides in marine environment in the context of praoperational Muria Peninsula nuclear power plant have been done for over 8 years, but a comprehensive study of marine radioecology include: complete data base of radionuclides and bioaccumulation process has not been done in an integrated manner. This study conducted a study of natural radionuclide such as Ra-226, Ra-228, K-40 and anthropogenic radionuclides such as Cs-137 and the mechanism of bioaccumulation of radionuclides Cs-137 and Co-60 in Perna viridis.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T30852
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ressy Imelda
Abstrak :
Salah satu bahaya Ssik di industri garmen adalah pajanan panas yang berasal dari alat kerja yang digunakan (setrika boiler/listrik dan rnesin press). Kondisi lingkxmgan kexja yang panas dapat mempengaruhi performansi kelja yang pada akhimya meningkatkan beban kelja dan mempemepat munculnya kelelahan dan keluhan subjektif sena menurunkan produktifitas kerja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mengevaluasi hubungan pajanan panas di lingkungan kelja dengan tingkat kelelahan pekenja di bagian produksi PT. Fokus Garmindo. Populasi penelitian ini adalah selumh pekerja di PT. Folcus Garmindo, dan sebagai sampel yaitu pekelja yang mclakukan pekeljaan di bagian ironing dan printing PT. Fokus Garmindo beljumlah 53 responden, sampel diambil secara Nonrandom Sampling berdasarkan Kuota. Rancangan desain studi yaitu crosssectional dengan deskriptif analitik. Data diambil dengan 2 (dua) cara yaitu melakukan pengukuran dan wawancam dengan kuesioner. Analisa data pada penelitian ini mcnggmmakan analisa uji statistik yang ada di FKM. Hasil penelitian diperoleh, rata-rata pajanan panas yang dilihat dad Indeks Suhu Basah dan Bola (ISBB) di lingkungan kerja adalah 30,14°C dcngan pajanan panas (ISBB) terendah adalah 28,9°C dan pajanan panas (ISBB) tertinggi adalah 32,1°C. Hasil tingkat kelelahan mcnunjukkan, sebagian besar rcsponden mengalami kelelahan ringan yaitu sebanyak 47 orang (88,7%), sedangkan responden yang mcngalami kelelahan sedang ada 6 orang (11,3%). Berdasarkan analisis hubungan didapatkan nilai p=0,028, berarti pada alpha 5% terlihat ada hublmgan yang signiikan rata-:ata pajanan panas di lingkungan kenja dengan tingkat keleIahan. Analisis mullivariat menunjukkan, variabel yang berhubungan bermakna (signiiikan) dan mempunyai pengamh paling besar tcrhadap tingkat kelelahan adalah variabel pajanan panas di lingkungan kelja. Odds Raiio (OR) dari pajanan panas didapat 4,403, artinya responden yang terpajau pauas lebih besar dari 30,14°C di lingkungan kerjanya akan berisiko 4 (empat) kali lebih besar mcngalami kelelahan dibandingkzm responden yang terpajan panas lebih kecil dari 30,14°C di lingkungan kegia selama 8 jam kerja. Kesimpulan penelitian ini adalah pajanan panas di lingkungan kerja merupakan faktor yang paling dominan dan mempunyai pengamh paiing besar terhadap tingkat kelelahan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu perusahaan untuk mengambi] kebijakan terutama masalah kesehatan pekegia, khususnya untuk meminirnalisasi dampak akibat dari pajanan panas di lingkungan kerja ......One of physical hazard in garment industry is heat exposure from boiler/electrical iron and press machine. Hot working environment can influence work performance which cause increase work load and fatigue complaining and reduce productivity. Objective of the research to 'rind out and evaluate correlation between heat exposure in the workplace with fatigue of workers at PT. Fokus Garmindo. Population of the research is all workers at PT. Fokus Garmindo, and as sample is workers who work in ironing and printing area of PT. Fokus Garmindo are 53 respondent. Sample is calculated with nonrandom sampling quota. Design study is cross sectional and descriptive analysis. Data is collected by two ways, to measure and interview with questionnaire. Data analysis use statistic analysis at FKM. Result of the research, average of heat exposure which is measured from Wet Bulb Globe Temperature (WBGT) index in the workplace is 30,14°C, the lowest of WBGT is 28,9°C and the highest of WBGT is 32,1°C. Result of fatigue level showed that almost all respondent has light fatigue 47 person (88,7%) and found only 6 person (11,3%) has moderate fatigue. According to the analysis, found p value = 0,028, mean that on 5% alpha there was signiticant relationship between heat exposure in the workplace with fatigue level. Multivariate analysis, found that heat exposure in the workplace is the most significant and has biggest influence to fatigue level (Odds Ratio (OR)= 4,403). Respondent who is influenced by heat exposure more than 3O,14°C has 4 (four) times more risk to fatigue level compare to respondent who is influenced by heat exposure less than 30,14°C for 8 working hours. Conclusion of the research, heat exposure is the most dominant factor and has biggest influence to fatigue level. This research result is expected can help the company to taking policy on workers health, particularly to minimize eH`ect of heat exposure in the workplace.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
T34492
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Christianto
Abstrak :
Dalam bahan feromagnetik terdapat daerah-daerah yang memiliki magnetisasi dalam keadaaan saturasi, yang disebut magnetic domain. Diantara dua buah domain yang berbeda terdapat suatu daerah transisi, yang disebut Domain wall. Domain wall terbentuk akibat adanya interaksi momen magnet yang bersebelahan melalui interaksi exchange dan interaksi demagnetisasi. Ketika domain wall mendapat pengaruh arus listrik, domain wall akan mengalami dinamika yang merupakan akibat munculnya efek spin transfer torque dan dapat menyebabkan perubahan struktur pada domain wall. Kecepatan dinamika domain wall akan bertambah hingga mencapai arus kritis, dimana kecepatan akan berkurang dan seringkali disertai dengan perubahan struktur pada domain wall. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan simulasi mikromagnetik, yang diselesaikan dengan menggunakan persamaan Landau-Lifshitz-Gilbert (LLG). ......In the ferromagnetic materials, there are regions contain the saturation magnetization, called magnetic domains. Between two different domains there is a transition region, called Domain wall. Domain wall is formed by the interaction of the magnetic moment through exchange interaction and demagnetization interaction.When a domain wall is under applied electric current, the domain wall dynamics will occur as the effect of spin transfer torque and it can cause structural changes in the domain wall. The dynamics of the domain wall velocity will increase until it reaches the critical current, where the speed will be reduced and often accompanied by structural changes in the domain wall. This study is performed using micromagnetic simulation, which is solved using the Landau-Lifshitz-Gilbert (LLG) equation.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S54848
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mety Puji Wartianti
Abstrak :
ABSTRAK
Pekerjaan menggunakan komputer dengan postur tubuh cenderung statis dapat menyebabkan ketidaknyamanan dan keluhan kesehatan. Kondisi workstation mempengaruhi postur tubuh yang dibentuk oleh pegawai. Ketidaksesuaian antara pekerja dan workstation memperbesar risiko terbentuknya postur janggal. Telitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor risiko ergonomi pada pegawai yang menggunakan komputer di Ditjen Binwasnaker Kemnakertrans tahun 2013. Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan pendekatan semi kuantitatif. Analisis risiko dilakukan dengan kuesioner dan observasi untuk mengidentifikasi pekerjaan yang berisiko, nordic body map, lembar kerja RULA untuk penilaian postur kerja serta observasi terhadap disain tempat kerja. Hasil telitian menunjukkan risiko ergonomi terbentuknya postur janggal pada anggota tubuh lengan atas, lengan bawah, pergelangan tangan, leher, batang tubuh dan kaki dengan tingkat risiko level 3 dan 4. Postur janggal tersebut disebabkan karena disain tempat kerja yang tidak sesuai dengan standar yang direkomendasikan.
ABSTRACT
The use of computer in the work place with a static posture tends to cause discomfort and health complaints. The design of the workstation will effect to the employees posture. Mismatch between workers and workstations increases the risk of awkward postures. The purpose of this research was to determinate the ergonomic risk factors of the Ditjen Binwasnaker Kemnakertrans employees whose used computer in 2013. This study used cross sectional design with semi-quantitative type of research. Risk analysis carried out by questioner and observation high risk job, nordic body map, measurement of posture performed using RULA (Rapid Upper Limb Assessment) worksheets and observation of workplace design. The results of this research showed that ergonomic risk caused the awkward postures on limb upper arm, forearm, wrist, neck, torso and legs with a risk level 3 and 4. This is caused by the workplace design not comply with recommended standard.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S56017
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jaka Septian Kustanto
Abstrak :
Skripsi ini berisi studi teoritik tentang densitas keadaan (DOS) dan kemagnetan pada sistem GaAs:Mn. Sistem GaAs:Mn merupakan salah satu jenis diluted magnetic semiconductor. Pada studi ini diajukan model dengan Hamiltonian yang terdiri atas suku yang merepresentasikan dinamika elektron dalam GaAs murni dan interaksi pertukaran antara spin hole dan spin ion Mn. Hamiltonian bagian GaAs murni didekati dengan model k.p 8 band. Perhitungan dilakukan dalam kerangka dynamical mean field theory (DMFT). Dari penelitian ini didapatkan, TC paling optimum yang bisa diperoleh sebesar 116 K. Kami menyimpulkan bahwa nilai TC paling optimum didapat ketika konsentrasi hole sebesar setengah dari konsentrasi impuritas. ......This bachelor thesis presents a theoretical study about density of states (DOS) and magnetism in GaAs:Mn. GaAs:Mn is known to classify into diluted magnetic semiconductor. In this study, we propose a model of which the Hamiltonian consists of a term of electron dynamics in GaAs and exchange interactions between hole spins and Mn ion spins. Hamiltonian of pure GaAs is approximated by k.p 8 band scheme. Calculations are employed within the dynamical mean field theory (DMFT). From our calculations, the optimum TC is found to be 116 K. We conclude that TC reaches on optimum value when hole concentraion is half of the impurity concentration.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S56055
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Adriani
Abstrak :
Nanopartikel ZnO:Fe/SDS dengan empat variasi konsentrasi Fe telah disintesis menggunakan metode kopresipitasi. Struktur dan sifat optis dari nanopartikel dikarakterisasi menggunakan Energy Dispersive X-Ray (EDX), X-Ray Difraction (XRD), Electron Spin Resonance (ESR), Field Emision - Scanning Electron Microscope (FESEM), Fourier Transform-Infrared (FTIR), dan spektroskopi UV-Vis. Aktivitas fotokatalitik nanopartikel diuji melalui degradasi Methyl Orange (MO) dan Methylene Blue (MB) di bawah sinar UV. Nanopartikel yang diperoleh memiliki fase tunggal dengan struktur heksagonal wurtzite. Untuk konsentrasi dopan 11 at. % terdapat fase tambahan berupa ZnFe2O4 yang menunjukkan batas solubilitas Fe dalam menggantikan Zn pada kisi ZnO. Aktivitas fotokatalitik mengalami peningkatan saat konsentrasi Fe meningkat berkaitan dengan terbentuknya trapping site di gap nanopartikel. Nanopartikel ZnO:Fe/SDS menunjukkan aktivitas fotokatalitik yang lebih tinggi dalam mendegradasi MB dibandingkan MO berkaitan dengan interaksi elektrostatik antara SDS dan dyes. ......ZnO:Fe/SDS nanoparticles with four varies of Fe concentration were prepared by coprecipitation methods. Structural and optical properties of nanoparticles were characterized using Energy Dispersive X-Ray (EDX), X-Ray Difraction (XRD), Electron Spin Resonance (ESR), Field Emision - Scanning Electron Microscope (FE-SEM), Fourier Transform-Infrared (FTIR), and UV-Vis Spectroscopy. The photocatalytic activity were evaluated by observing the photodegradation of Methyl Orange (MO) and Methylene Blue (MB) under UV light irradiation. The nanoparticles had single phases with hexagonal wurtzite structure. Sample ZnO:Fe/SDS 11 at. % showed the secondary phase of ZnFe2O4 which shown the solubility limit of Fe subtituted Zn in ZnO system. The photocatalytic of nanoparticles increased as the Fe doping concentration increased due to forming trapping site in band gap. ZnO:Fe/SDS nanoparticles showed higher photocatalytic activity in photodegradation of MB than MO due to electrostatic forced between SDS and dyes.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S57419
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mia Putri Rahmawati
Abstrak :
Nanopartikel ZnO didop Cr disintesis menggunakan metode kopresipitasi untuk empat variasi konsentrasi Cr. Karakteristik nanopartikel dipelajari menggunakan Energy Dispersive X-Ray (EDX), X-Ray Difraction (XRD), Electron Spin Resonance (ESR), Field Emision - Scanning Electron Microscope (FESEM), Fourier Transform-Infrared (FTIR), and spektroskopi Ultra Violet- Visible (UV- Vis). Uji aktivitas nanopartikel diukur melalui degradasi Methyl Orange (MO) dan Methylene Blue (MB) pada daerah sinar Ultraviolet (UV). Hasil menunjukkan keberadaan Cr dan cetyltrimethylammonium bromide (CTAB) dalam sistem ZnO nanopartikel. Nanopartikel yang dihasilkan berfase tunggal dengan struktur heksagonal wurtzite dan mempunyai bentuk spherical-like. Peningkatan konsentrasi dopan Cr dan kehadiran surfaktan kationik CTAB menyebabkan berkurangnya celah energi dan lebih lanjut lagi meningkatkan aktivitas fotokatalitik. Kehadiran surfaktan kationik CTAB menyebabkan nanopartikel ZnO didop Cr lebih efektif dalam mendegradasi zat pewarna anionik MO dibanding kationik MB. ...... Cr doped ZnO nanoparticles were synthesized by coprecipitation methods with four variation Cr concentrations. The nanoparticles were characterized by using Energy Dispersive X-Ray (EDX), X-Ray Difraction (XRD), Electron Spin Resonance (ESR), Field Emision - Scanning Electron Microscope (FESEM), Fourier Transform-Infrared (FTIR), and UltraViolet-Visible (UV-Vis) Spectroscopy. The photocatalytic activity of nanoparticles were evaluated by measuring degradation of Methyl Orange (MO) and Methylene Blue (MB) in Ultraviolet (UV) region. The results confirmed the presence of Cr dopant and cationic surfactant cetyltrimethylammonium bromide (CTAB) in the ZnO nanoparticles system. The resulting nanoparticles have single-phases with hexagonal wurzite structures and spherical-like shapes. Increasing the Cr dopant concentrations and the presence of cationic surfactant CTAB cause a reduction in energy gap and more futher improve the photocatalytic activity. The presence of cationic surfactant CTAB causes the Cr doped ZnO nanoparticles were more effective in degrading MO anionic dyes than MB cationic dyes.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S56217
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>