Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zainul Hidayat
Abstrak :
Tujuan pembangunan nasional di Indonesia adalah terciptanya masyarakat yang utuh dan berkualitas. Pada tahun 2005 kualitas penduduk Indonesia berdasarkan indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM) berada pada urutan ke 110 dari 174 nega-negara di dunia. Rendahnya IPM antara lain disebabkan rendahnya status gizi dan kesehatan masyarakat. Status gizi dan kesehatan masyarakat. Lebih dari 50 persen penduduk Indonesia mengalami kekurangan gizi. Permasalahan kekurangan gizi seringkali dikesampingkan dan dilupakan. Padahal kekurangan gizi dalam siklus kehidupan dapat berakibat pada kematian bayi, kematian balita, kematian ibu dan rendahnya angka harapan hidup. Kesehatan balita merupakan salah satu indikator penting dalam kualitas hidup di negara-negara berkembang. Faktor mempengaruhi status kesehatan balita adalah kesehatan dan asupan gizi, kesehatan lingkungan sekitar dan kesehatan bawaan anak. Karena itu, penelitian tentang status gizi balita masih tetap memiliki relevan dan sangat diharapkan. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui determinan asupan gizi dan kesehatan rumah tangga serta pengaruhnya terhadap status gizi balita di Indonesia. Penelitian menggunakan data Susenas 2004 kor dan modul kesehatan. Sampel yang digunakan mencakup rumah tangga yang memiliki balita. Jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumiah 10.314 rumah tangga dan balita. Metode analisis untuk menjelaskan faktor yang mempengaruhi status gizi balita adalah metode Two Stage Least Square (TSLS). Asupan gizi rumah tangga selain dipengaruhi pengeluaran rumah tangga, juga bergantung pada tingkat pendidikan ibu. Perubahan gizi yang diakibatkan perubahan pengeluaran bergantung tingkat pendidikan ibu. Semakin tinggi tingkat pendidikan ibu penambahannya semakin kecil. Dampak pendidikan ibu terhadap perubahan asupan gizi bergantung tingkat pengeluaran rumah tangga dan daerah tempat tinggalnya. Peningkatan asupan gizi akan berpengaruh terhadap peningkatan kesehatan rumah tangga. Sementara penurunan kesehatan rumah tangga terjadi di daerah perkotaan. Kondisi lingkungan rumah tangga (WC dan Air) berpengaruh positif terhadap kesehatan rumah tangga. Kesehatan rumah tangga dan asupan gizi memiliki pengaruh yang signifikan terhadap status gizi balita. Dampak perubahan kesehatan rumah tangga akan semakin besar terhadap status gizi balita jika balita memiliki berat badan diatas rata-rata. Sedangkan dampak asupan gizi terhadap status gizi balita bergantung pada tingkat pengeluaran makanan rumah tangga. Selain itu, pendidikan ibu berpengaruh signifikan terhadap status gizi balita, terutama di daerah perkotaan.
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T20338
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmi Hidayati
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh otonomi perempuan (economic decision making, freedom from threat, dan health care autonomy) terhadap kejadian diare pada balita di Indonesia menggunakan data SDKI 2017. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi logistik biner dan Propensity Score Matching (PSM). Hasil analisis regresi logistik biner menunjukan bahwa economic decision making, freedom from threat, dan health care autonomy signifikan secara statistik menurunkan peluang terjadinya diare pada balita dengan odds ratio masing-masing sebesar 0,887, 0,761, dan 0,874. Variabel bebas lainnya yang memiliki hubungan signifikan secara statistik terhadap diare pada balita yaitu umur ibu, tingkat pendidikan ibu, umur anak, durasi menyusu anak, klasifikasi wilayah tempat tinggal, sumber air minum rumah tangga, dan fasilitas sanitasi rumah tangga. Hasil tersebut diperkuat dengan hasil PSM yang menyatakan bahwa balita yang memiliki ibu dengan economic decision making, freedom from threat, dan health care autonomy memiliki resiko terkena diare lebih rendah masing-masing sebesar 1,71%, 3,36%, dan 1,9%. Oleh karena itu penting bagi pemangku kebijakan untuk terus meningkatkan otonomi perempuan, khususnya meningkatkan kebebasan perempuan dari ancaman dan kekerasan dalam rumah tangga serta meningkatkan kemampuan perempuan untuk berpartisipasi dalam pembuatan keputusan perawatan kesehatan dan ekonomi sebagai upaya menekan prevalensi diare pada balita. ......This study aims to analyze the effect of women's autonomy (economic decision making, freedom from threat, and health care autonomy ) on childhood diarrhea in Indonesia using the 2017 IDHS data. Analytical method used in this study are binary logistic regression and Propensity Score Matching (PSM). The results of the binary logistic regression showed that economic decision making, freedom from threat, and health care autonomy were statistically significant in reducing the chances of childhood diarrhea with odds ratios of 0.887, 0.761, and 0.874, respectively. Other independent variables that have a statistically significant relationship to the incidence of childhood diarrhea are maternal age, mother's education level, child's age, duration of breastfeeding, classification of residential area, household drinking water sources, and household sanitation facilities. These results are reinforced by PMS’s results which states that children who have mothers with economic decision making, freedom from threat, and health care autonomy have a lower risk of diarrhea by 1.71%, 3.36%, and 1.9, respectively. Therefore, it is important for policy makers to keep improving women’s autonomy especially in women's freedom from threat and domestic violence and improving women's participation in health care and economic decision making in case to reduce the chances of childhood diarrhea.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusnaini Fitri
Abstrak :
Pemberian ASI Eksklusif merupakan salah satu bentuk investasi modal manusia yang dilakukan pada tahap awal kehidupan dan mempengaruhi kondisi modal manusia di masa mendatang seperti capaian pendidikan dan pekerjaan (Martorell, 2017). Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari hubungan antara peran tenaga kesehatan dan otonomi kesehatan perempuan terhadap kelangsungan pemberian ASI eksklusif di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data SDKI 2017 dengan unit analisisnya anak lahir hidup terakhir  berusia 0-5 bulan yang tinggal bersama ibu berstatus kawin atau hidup bersama. Metode analisis yang digunakan adalah Survival Analysis Model Regresi Gompertz. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua variabel bebas utama yaitu variabel peran tenaga kesehatan dalam memberi tahu ibu tentang menyusui (counsel breastfeeding) dan mengamati ketika ibu menyusui (observe breastfeeding) dan  variabel otonomi kesehatan perempuan signifikan berhubungan  dengan kelangsungan pemberian ASI eksklusif.  Resiko anak yang ibunya diberi tahu tentang menyusui (counsel breastfeeding) dan diamati ketika menyusui (observe breastfeeding) oleh tenaga kesehatan untuk gagal mendapatkan ASI eksklusif adalah 0,77 kali lebih rendah dibandingkan anak yang ibunya tidak mendapatkan counsel breastfeeding dan observe breastfeeding dari tenaga kesehatan.  Resiko untuk gagal mendapatkan ASI eksklusif adalah 0,84 kali lebih rendah pada anak yang ibunya memiliki otonomi kesehatan tinggi dibandingkan pada anak yang ibunya memiliki otonomi kesehatan rendah. Variabel bebas lain yang signifikan menurunkan resiko kegagalan ASI eksklusif adalah umur ibu, status bekerja ibu, urutan kelahiran dan indeks kekayaan rumah tangga. Sedangkan variabel keberadaan wanita yang lebih tua di rumah tangga dan klasifikasi wilayah tempat tinggal tidak signifikan. ......Exclusive breastfeeding is one of the human capital investment that is carried out in the early stages of life and affects future human capital conditions such as educational and employment achievements (Martorell, 2017). This study aims to understand the association between the role of health personnel and women's healthcare autonomy on the continuity of exclusive breastfeeding in Indonesia. IDHS 2017 data is used to understand this issue and the unit analysis limiting to the last infant aged 0-5 months who lives with the mother who is married or living together. The results showed that the two main independent variables, the role of health personnel in informing mothers about breastfeeding (counsel to breastfeed) and observing when the mother was breastfeeding (observe breastfeeding) and women's healthcare autonomy were significantly related to the continuity of exclusive breastfeeding. The risk of children whose mothers were informed about breastfeeding and observed when breastfeeding by health personnel to fail to get exclusive breastfeeding was 0.77 times lower than children whose mothers did not receive breastfeeding advice and observation from health workers. The risk of children to fail exclusive breastfeeding was 0,84 times lower in children whose mothers have high healthcare autonomy compared to children whose mothers had low healthcare autonomy. Another significant independent variable related to the continuity of exclusive breastfeeding is maternal age, mother's working status , birth order and wealth index. While presence older women in the household, maternal education and place of resident are not significant.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library