Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rizal Setya Perdana
Abstrak :
The popularity of Twitter has attracted spammers to disseminate large amount of spam messages. Preliminary studies had shown that most spam messages were produced automatically by bot. Therefore bot spammer detection can reduce the number of spam messages in Twitter significantly. However, to the best of our knowledge, few researches have focused in detecting Twitter bot spam-mer. Thus, this paper proposes a novel approach to differentiate between bot spammer and legitimate user accounts using time interval entropy and tweet similarity. Timestamp collections are utilized to calculate the time interval entropy of each user. Uni-gram matching-based similarity will be used to calculate tweet similarity. Datasets are crawled from Twitter containing both normal and spammer accounts. Experimental results showed that legitimate user may exhibit regular behavior in posting tweet as bot spammer. Several legitimate users are also detected to post similar tweets. Therefore it is less optimal to detect bot spammer using one of those features only. However, combination of both features gives better classification result. Precision, recall, and f-measure of the proposed method reached 85.71%, 94.74% and 90% respectively. It outperforms precision, recall, and f-measure of method which only uses either time interval entropy or tweet similarity.
Ketenaran Twitter mengundang spammer untuk menggunakannya dalam penyebarluasan pesan spam. Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa kebanyakan pesan spam dihasilkan secara otomatis oleh bot. Deteksi bot spammer akan dapat mengurangi jumlah pesan spam pada Twitter secara signifikan. Akan tetapi, sejauh yang penulis ketahui, masih sedikit penelitian yang fokus dalam deteksi bot spammer pada Twitter. Sehingga, paper ini mengusulkan pendekatan baru untuk membedakan antara bot spammer dan pengguna sah menggunakan time interval entropy dan kemiripan antar tweet. Kum-pulan timestamp digunakan untuk menghitung time interval entropy dari tiap akun pengguna. Uni-gram matching-based similarity akan digunakan untuk menghitung kemiripan antar tweet. Dataset diambil dari Twitter yang terdiri atas kumpulan akun normal dan akun yang terindikasi sebagai bot spammer. Hasil percobaan menunjukkan beberapa pengguna sah Twitter juga memiliki kebiasaan yang teratur dalam menghasilkan tweet sebagaimana bot spammer. Beberapa pengguna sah juga ter-deteksi menghasilkan tweet yang mirip. Oleh karena itu, deteksi bot spammer menggunakan satu fitur saja akan kurang optimal. Akan tetapi, kombinasi atas kedua fitur tersebut memberikan hasil klasifi-kasi yang lebih baik. Presisi, recall, dan f-measure dari metode yang diusulkan mencapai 85.71%, 94.74% dan 90%. Nilai ini melampaui presisi, recall, dan f-measure dari metode yang hanya meng-gunakan baik time interval entropy maupun kemiripan antar tweet saja.
Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Faculty of Information Technology, Department of Informatics Engineering, 2015
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Febri Liantoni
Abstrak :
Ant Colony Optimization (ACO) is a nature-inspired optimization algorithm which is motivated by ants foraging behavior. Due to its favorable advantages, ACO has been widely used to solve several NP-hard problems, including edge detection. Since ACO initially distributes ants at random, it may cause imbalance ant distribution which later affects path discovery process. In this paper an adaptive ACO is proposed to optimize edge detection by adaptively distributing ant according to gradient ana-lysis. Ants are adaptively distributed according to gradient ratio of each image regions. Region which has bigger gradient ratio, will have bigger number of ant distribution. Experiments are conducted using images from various datasets. Precision and recall are used to quantitatively evaluate perfor-mance of the proposed algorithm. Precision and recall of adaptive ACO reaches 76.98% and 96.8%. Whereas highest precision and recall for standard ACO are 69.74% and 74.85%. Experimental results show that the adaptive ACO outperforms standard ACO which randomly distributes ants.
Ant Colony Optimization (ACO) merupakan algoritma optimasi yang terinspirasi oleh tingkah laku semut dalam mencari makan. Karena keunggulan yang dimilikinya, ACO banyak digunakan untuk menyelesaikan permasalahan non-polinomial yang sulit, salah satunya adalah deteksi tepi pada citra. Pada tahapan awal, ACO menyebarkan semut secara acak, hal ini dapat menyebabkan ketidak seim-bangan distribusi semut yang dapat mempengaruhi proses pencarian jalur. Paper ini mengusulkan algoritma adaptif ACO untuk mengoptimalkan deteksi tepi pada citra dengan cara menyebarkan se-mut awal secara adaptif berdasarkan analisis gradient. Semut disebarkan berdasarkan perbandingan gradient dari tiap bagian citra. Bagian citra dengan perbandingan gradient yang lebih besar akan men-dapatkan pembagian semut yang lebih banyak dibandingkan bagian lainnya. Percobaan dilakukan pada beberapa citra yang berasal dari berbagai data set. Precision dan recall digunakan sebagai alat untuk mengukur citra keluaran algoritma yang diusulkan secara kuantitatif. Berdasarkan hasil uji co-ba, adaptif ACO mampu mencapai precision dan recall hingga 76.98 % dan 96.8 %. Sedangkan, nilai precision and recall tertinggi menggunakan ACO murni mencapai 69.74% dan 74.85%. Hasil ini me-nunjukkan bahwa adaptif ACO mampu menghasilkan citra keluaran yang lebih baik dibandingkan ACO murni yang sebaran semut awalnya dilakukan secara acak.
Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Faculty of Information Technology, Department of Informatics Engineering, 2014
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library