Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pangaribuan, R. Sumiati
Abstrak :
Masalah yang dikemukakan dalam skripsi ini adalah padanan ungkapan akibat bahasa Perancis dalam bahasa Indonesia, pergeseran yang terjadi dalam penerjemahan ungkapan akibat bahasa Perancis ke dalam bahasa Indonesia, dan probabilitas perpadanan ungkapan akibat bahasa Perancis dalam bahasa Indonesia. Konsep-konsep yang digunakan dalam analisis mencakup konsep perpadanan, pergeseran dan probabilitas perpadanan. Wawasan sintaksis mencakup satuan-satuan gramatikal dan ungkapan akibat bahasa Perancis dan bahasa Indonesia. Setelah melakukan analisis data yang terkumpul, penulis ini berkesimpulan bahwa padanan ungkapan akibat BP dalam BI yang terbanyak adalah sehingga dan dalam penerjemahan ungkapan akibat BP ke dalam BI terjadi pergeseran kelas kata.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S14552
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahma Dini Warastuti
Abstrak :
Klausa relatif merupakan klausa subordinatif yang berfungsi mewatasi fungsi sintaksis tertentu dalam suatu kalimat. Fungsi sintaksisi ini dapat berupa subjek, predikal, objek, keterangan maupun pelengkap. karena berfungsi sebagai pewatas, maka klausa ini sering sekali muncul di dalam kalimat majemuk bertingkat. Untuk mewujudkan terjemahan klausa relatif yang sepadan, yaitu terjemahan yang dipahami oleh pembaca BSa seperti pembaca BSu memahami klausa relatif BSu, terdapat beberapa prosedur penerjemahan yang digunakan oleh penerjemah, misalnya tranposisi, modulasi dan pemdananberkonteks. Terdapat 140 klausa relatif yang diambiI secara random dari buku yang berjudul Culture and imperialism yang ditulis oleh Edward W. Said pada tahun 1994 beserta terjemahannya. Buku terjemahannya berjudul Kebudayaon dan Kekuasaan oleh Rahmani Astuti pada tahun 1995. Data ini dianalisis melalui beberapa tahap yaitu analisis perilaku sintaksis konstituen induk yang berkonstruksi dengan klausa relatif dalam tataran kalimat, analisis kesepadanan, untuk mengetahui sepadan atau tidaknya TSa sebagai terjemahan TSu, analisis gramatikal yang dilakukan untuk mengetahui terjadinya pergeseran struktur gramatikal dalam TSa sebagai terjemahan TSu dan analisis semantis TSa sebagai terjemahan Tsu; analisis ini dilakukan untuk mengetahui terjadinya pergeseran sernantis dalam TSa sebagai terjemahan TSu. Karena pada akhirnya terjemahan akan dinilai, maka peneliti terlebih dahulu menentukan syarat minimal suatu terjemahan dapat dinilai yaitu memiliki padanan makna referensial. Temuan penelitian menunjukkan bahwa seluruh data memenuhi syarat minimal walaupun data yang berupa terjemahan tersebut terasa kaku dan kurang wajar karena masih terikat dengan bentuk. Pada dasarnya, menganalisis klausa relatif tidak dapat lepas dari analisis konstituen konstituen induk yang diwatasinya. Dengan demikian, analisis dimulai dari analisis perilaku sintaksis konstituen induk yang berkonstruksi dengan klausa relatif tersebut. Berdasarkan hasil analisis, ditemukan konstituen induk yang mengisi satuan fungsional subjek, objek, keterangan dan pelengkap, sedangkan konstituen induk pengisi satuan fungsional predikat tidak ditemukan. Penelitian ini juga menemukan bahwa klausa relatif dapat mewatasi 1 klausa. Klausa ini berjumlah empat. Karena berupa klausa, maka klausa ini tidak menduduki satuan fungsional apa pun.
A relative clause is a subordinate clause, which functions to modify certain syntactic function in a sentence. This syntactic function can be in the form of subject, predicate, object, adverb, as well as complement. The clause often occurs in a complex compound sentence because of its functions as modifier. There are several procedures implemented by the translator, such as translations, modulation, and contextual equivalence to create a translation of the relative clause equal, a translation by which the target language readers understand the relative clause translated as the source language readers understand it. There were 140 relative clauses taken randomly from a book entitled Culture anal Imperialism which was written by Edward W. Said in 1994 and its translation entitled Kebudayaan dan Kekuasaan which was written by Rahmani Astuti in 1995. The data was analyzed with several stages. These stages were the syntactic analysis of main constituent, which constructed with relative clause in a sentence; the equivalent analysis was to know whether or not the target language text was equal to the source language text; the grammatical analysis was done to know structural and grammatical shifts; and semantic analysis to know any semantic shifts. The researcher firstly decided the minimum requirements for a translation to be graded, in which it has referential meaning equivalence because the final aims of this research was to grade the translation. The research finding was that all data fulfilled the minimum requirement although the translation seemed right and not natural. Basically, analyzing relative clause could not be separated from analyzing main constituent which modify them. Thus, the analysis was started from syntactic analysis of main constituent which constructed with that relative clause. Based on the analysis results, most of main constituents filled functional units of subject, object, adverb, and complement and none of main constituent filled functional unit of predicate. This research found that a relative clause could modify a clause. There were four types of clause, These kinds of clause could not occupy any units because they were only clauses.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2005
T15140
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arif Rahman Hakim H.
Abstrak :
Masalah kependudukan adalah salah satu masalah penting yang dihadapi dunia. Hal ini menyebabkan ilmu kependudukan menjadi penting dan dipelajari di seluruh dunia, sehingga muncul istilah-istilah yang beragam. Sifat unik dan universal bahasa memungkinkan munculnya persamaan dan perbedaan dalam istilah kependudukan berbahasa Prancis dan Indonesia. Dan kenyataan di atas, penelitian mengenai istilah kependudukan ini dilakukan dengan tujuan untuk memerikan perbedaan dan persamaan antaristilah kependudukan berbahasa Prancis dan Indonesia. Data dikumpulkan dari buku tahunan tentang keadaan penduduk dunia yang diterbitkan oleh UNFPA dalam berbagai bahasa. Penelitian dilakukan terhadap komponen makna istilah dan hubungan makna antaristilah dengan menggunakan metode analisis kontrastif Penelitian dilakukan dalam dua tahap : secara intralingual dan secara interlingual. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 72 istilah kependudukan berbahasa Prancis dan 53 istilah kependudukan berbahasa Indonesia, diperoleh 44 istilah berbahasa Prancis dan 37 istilah berbahasa Indonesia yang memiliki persamaan wilayah makaa; serta 6 istilah berbahasa Prancis dan 6 istilah berbahasa Indonesia yang berhubungan secara generik. Besarnya persentase persamaan wilayah makna (> 50%) menunjukkan bahwa permasalahan kependudukan yang dihadapi negara-negara berbahasa Prancis tidal( jauh berbeda dengan Indonesia. Munculnya istilah berbahasa Prancis yang memiliki hubungan generik dengan istilah berbahasa Indonesia menunjukkan bahwa di setiap negara, pendekatan terhadap suatu masalah berbeda-beda, tergantung pada masing-masing negara. Hal ini mempengaruhi makna istilah. Istilah-istilah tertentu mengalami perluasan atau penyempitan makna.
Depok: Universitas Indonesia, 1995
S14517
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Renita
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh deskripsi mengenai padanan konjungsi koordinatif el BP dalam BI.

Masalah-masalah yang diteliti adalah padanan konjungsi koordinatif el BP dalam BI ditinjau dari konteks dan makna, pergeseran yang terjadi dan probabilitas perpadanannya.

Teori-teori yang digunakan sebagai dasar analisis adalah teori-teori penerjemahan, meliputi konsep perpadanan dalam penerjemahan, pengertian padanan nil dan zero, pergeseran, dan probabilitas perpadanan; konsep mengenai satuan-satuan gramatikal, makna dan konjungsi koordinatif baik dalam BP maupun BI.

Konjungsi koordinatif el BP yang diperoleh sejumlah 731 buah, terdiri atas konjungsi koordinatif yang bernuansa makna 'penambahan/penjumlahan sebanyak 449 buah, yang bernuansa makna 'akibat' sebanyak 30 buah, yang bernuansa makna 'pertentangan' sebanyak 18 buah, yang bernuansa makna 'rasa heran' sebanyak 1 buah, yang bernuansa makna 'rasa marah' sebanyak 2 buah, yang bernuansa makna 'gradasi/peningkatan' sebanyak 80 buah, yang bernuansa makna 'peralihan, lanjutan dalam narasi' sebanyak 69 buah, yang bernuansa makna 'penekanan, dalam suatu perincian' sebanyak 9 buah, yang bernuansa makna'urutan' sebanyak 73 buah.

Jenis-jenis pergeseran yang ditemui adalah pergeseran tataran sebanyak 3 buah, pergeseran satuan sebanyak 2 buah, dan pergeseran kelas sebanyak 3 buah. Dari jumlah pergeseran tersebut, terlihat bahwa dalam penerjemahan KK el BP ke dalam BI ini tidak banyak terjadi penyimpangan kesejajaran bentuk.

Padanan yang dominan untuk nuansa makna 'penambahan/penjumlahan' adalah konjungsi dan (70,601%) dan padanan zero (15,813%), untuk nuansa makna `akibat' adalah konjungsi dan (50,000%) dan padanan zero (20,000%), untuk nuansa makna `pertentangan' adalah konjungsi dan (27,778%), tetapi dan namun (22,222%), untuk nuansa makna `rasa heran' adalah konjungsi dan (100,000%), untuk nuansa makna `rasa marah' adalah konjungsi apalagi (50,000%) dan padanan zero (50,000%), untuk nuansa makna 'gradasi/peningkatan' adalah konjungsi dan (81,250%), untuk nuansa makna `peralihan, lanjutan untuk narasi' adalah konjungsi dan (68,116%) dan padanan zero (27,536%), untuk nuansa makna `penekanan, untuk suatu perincian' adalah konjungsi dan (44,444%) dan tanda Baca koma (33,333%), dan untuk nuansa makna `urutan' adalah konjungsi dan (71,233%) dan padanan zero (15,068%).
1995
S14556
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Miranti Suri
Abstrak :
ABSTRAK
Masalah yang dikemukakan dalam skripsi ini adalah penerjemahan judul buku cerita bahasa Prancis ke dalam bahasa Indonesia dilihat dari bentuk dan pesannya serta fungsi bahasa yang menonjol dalan kedua bahasa tersebut.

Konsep-konsep yang digunakan dalam analisis bertumpu pada wawasan terjemahan, tataran gramatikal dan fungsi bahasa dalam komunikasi.

Data yang berhasil dikumpulkan terdiri dari 20 (dua puluh) cerita bergambar, 32 (tiga puluh dua) komik, dan 8 (delapan) buku saku.

Setelah melakukan analisis berdasarkan data, penulis berkesimpulan bahwa penerjemah tidak mengalami kesulitan dan hambatan dalam menerjemahkan judul buku cerita bahasa Prancis ke dalam bahasa Indonesia. Penerjemah berhasil mengalihkan pesan judul bahasa Prancis ke dalam bahasa Indonesia dan tetap mempertahankan bentuknya.

Sebagian besar judul bahasa Prancis dan judul bahasa Indonesia sama-sama menonjolken fungsi konatif dan fungsi referensial. Fungsi lain yang menonjol adalah fungsi ekspresif, fungsi puitik dan fungsi fatik.
1990
S13827
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risna Cahyonowati
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2000
S15522
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Amalia Ismenia Larasati Gunarwan
Abstrak :

ABSTRAK Sajak Le Pont Mirabeau karya Guillaume Apollinaire telah diterjemahkan oleh dua orang sastrawan Indonesia, Mahmud Taslim Ali dan Wing Kardjo. Skripsi ini mencoba membandingkan kedua terjemahan tersebut dart segi kesetiaannya masing-masing kepada karya aslinya. Teori yang digunakan terdiri atas teori yang berkaitan dengan sajak (hakikatnya dan sifat-sifatnya sebagai karya puitik) dan teori yang berkaitan dengan penerjemahan. Salah satu pedoman utama teori penerjemahan ialah bahwa pesan linguistik adalah kesatuan yang terdiri atas bentuk sebagai struktur luar dan makna sebagai struktur dalamnya. Sifat sajak sebagai karya puitik, adalah bahwa sajak memiliki kekhasan baik dalam hal bentuk (dengan rima, irama, enjambemen dsb.) maupun dalam hal makna (bahasanya yang penuh dengan konotasi). Bentuk dan makna sajak berkaitan erat dan saling mengisi, sebab makna suatu sajak juga tersalurkan melalui bentuknya. Oleh karena itu, penerjemah sajak harus dapat menampilkan kembali efek yang ditimbulkan dari keterpaduan bentuk dan makna suatu sajak ke dalam terjemahannya. Dengan berpedoman pada prinsip itulah analisis terjemahan dalam skripsi ini dibagi atas analisis dari segi bentuk dan analisis dari segi makna. Analisis itu pun dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama adalah pemerian pengalihan-pengalihan dilakukan dengan dua tahap. Tahap pertama adalah pemerian pengalihan-pengalihan bentuk dan makna yang dilakukan MTA dan WK secara terpisah dan tahap kedua adalah pembandingan kedua terjemahan itu. Ditemukan bahwa di antara kedua terjemahan itu, terjemahan WK lebih setia baik kepada bentuk maupun kepada makna sajak LPM. Dengan perkataan lain, terjemahan WK menggunakan kesejajaran bentuk dan kesejajaran makna. Terjemahan MTA tidak memperlihatkan kesejajaran seperti terjemahan WK, tetapi terjemahannya itu masih menggunakan kesepadanan dinamis. Juga ditemukan bahwa subjektivitas dan jarak waktu memegang peranan penting dalam perbedaan kedua terjemahan sajak LPM itu.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1997
S14406
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Cecilia Hegi
Abstrak :
ABSTRAK
Setiap bahasa bersifat universal dan sekaligus bersifat unik. Yang dimaksud dengan universal adalah bahwa setiap bahasa memiliki sifat-sifat umum yang ada pada bahasa lain. Sedangkan yang dimaksud dengan unik adalah bahwa setiap bahasa memiliki sistem yang khas yang tidak harus ada dalam bahasa lain. Itu sebabnya bahasa yang satu berbeda dengan bahasa yang lain. Tetapi, selain ada perbedaan di antara dua bahasa, terdapat persamaan. Misalnya, leksem bahasa Francis yang suku kata terakhirnya -te dan leksem bahasa Indonesia yang suku kata terakhirnya -tas yang memiliki kemiripan dalam hal bentuk dan bunyinya. Secara umum, leksem-leksem yang memiliki kemiripan bentuk dan bunyi, seperti acceptabilite-akseptabilitas, faulte-fakultas, musicalite-musikalitas dan sebagainya, dianggap memiliki makna yang sama. Ternyata, makna dari leksem acceptabilite berbeda dengan makna dari leksem akseptabilitas. Untuk melihat persamaan dan perbedaan makna dari leksem bahasa Prancis yang suku kata terakhirnya -te dan leksem bahasa Indonesia yang suku kata terakhirnya -tas, digunakan anal isis komponen makna.

Dari perbandingan makna dari leksem-leksem tersebut, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Tidak semua leksem bahasa Prancis yang suku kata terakhirnya -te memiliki makna yang sama dengan leksem bahasa Indonesia yang suku kata terakhirnya _tas walaupun memiliki kemiripan bentuk dan bunyinya. Leksem bahasa Prancis yang suku kata terakhirnya -te dan leksem bahasa Indonesia yang suku kata terakhirnya -tas bersifat monosemis atau polisemis. Pada umumnya, leksem bahasa Prancis memiliki makna yang lebih banyak (polisemis) dibandingkan dengan leksem bahasa Indonesia. Ada beberapa leksem yang maknanya berbeda sama sekaii.
1990
S14430
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imelda
Abstrak :
Skripsi ini berisi tentang sebuah studi penerapan teori penyusunan definisi. Pesatnya perkembangan bidang otomotif di Indonesia yang tidak didukung oleh kamus yang berisi istilah otomotif beserta definisinya mendorong disusunnya skripsi yang bertujuan untuk memperoleh definisi istilah otomotif dalam bahasa Prancis dan bahasa Indonesia bagi orang yang awam dalam bidang itu. Hasilnya, 25 istilah otomotif dalam bahasa Prancis dan 33 istilah dalam bahasa Indonesia berhasil dibuatkan definisinya dengan berpedoman pada teori definisi Jacqueline Picoche yang dituangkan dalam Precis de lexicologie francaise (Paris: 1977).
Depok: Universitas Indonesia, 2001
S14317
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rully F. Sukarno
Abstrak :

ABSTRAK Sistem tanda baca suatu bahasa bisa berbeda antara satu bahasa dan lainnya. Ini bisa menimbulkan masalah dalam penerjemahan. Penelitian ini bertujuan untuk memerikan padanan TBTD BP dalam BI. Masalah yang diteliti adalah bagaimana fungsi TBTD BP dial ihkan ke BI ditinjau dari konteks dan makna, pergeseran yang terjadi, dan probabilitas perpadanannya. Sumber data berupa dua buah karya sastra berbahasa Prancis dan terjemahannya. Teori yang digunakan sebagai dasar analisis adalah teori-teori penerjemahan, yang meeliputi konsep perpadanan dalam penerjemahan, pergeseran, serta probabilitas perpadanan; teori mengenai konteks; serta konsep mengenai fungsi TBTD dan tanda baca lainnya dalarn BP dan BI.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1997
S14417
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>