Ditemukan 49 dokumen yang sesuai dengan query
Diah Laksmi
"Penelitian ini adalah mengenai sebuah komunitas bernama Turangga Seta. Komunitas ini melakukan sebuah proses produksi pengetahuan tentang sejarah Indonesia, dengan menggunakan cara yang berbeda dari metode sejarah ilmiah. Permasalahan penelitian ini adalah mengenai Turangga Seta dan proses produksi pengetahuan yang mereka lakukan secara bersama. Perspektif yang digunakan dalam penelitian ini adalah antropologi proses pengetahuan (Anthropology of Reason). Menurut perspektif ini, pengetahuan dipengaruhi oleh proses sosial dan kultural dari komunitas yang memproduksi pengetahuan tersebut, dalam hal ini Turangga Seta. Penelitian ini menemukan bahwa ada pemahaman yang mempengaruhi pengetahuan yang mereka produksi. Pemahaman tersebut kemudian membentuk nalar dan realisme tersendiri. Pemahaman ini dicapai melalui pengalaman bersama sebagai komunitas.
This research is about a community which name is Turangga Seta. As a community what they do is producing knowledge on Indonesian history, which way is different to the method that used in the scientific Historiography. The research problem is about Turangga Seta in the process of producing the knowledge together as a community. Anthropology of Reason is used for the perspective to look at the problem. According to this perspective, knowledge is influenced by social and cultural process in the community which producing knowledge. This research finds that there are basic notions which give influences to the knowledge produced. These notions eventually establish a certain kind of collective reason and realism. These notions are gained by collective experiences as a community."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2010
T27748
UI - Tesis Open Universitas Indonesia Library
Jakarta: UI Press, 2015
306.6 ANT
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library
Meta Refianti
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S5918
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
Asri Hapsari Wardhani
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S8267
UI - Skripsi Open Universitas Indonesia Library
David Nugroho Akbar Karsten
"Tulisan ini bertujuan untuk memaparkan arena sosial pedalangan wayang kulit Yogyakarta. Perhatian tentu saja diberikan kepada para dalang wayang kulit di Yogyakarta, khususnya para dalang yang memiliki dua orientasi gaya pedalangan yang berbeda. Perbedaan orientasi inilah yang pada akhirnya menjadi dua kekuatan yang memberikan warna di dalam kancah wayang kulit di Yogyakarta. Walaupun berbeda, keduanya ternyata memiliki perannya masing-masing yang menguatkan keberadaan wayang kulit di Yogyakarta, dan kemudian menciptakan sebuah keselarasan. Untuk menjelaskan fenomena tersebut, tulisan ini memuat sejarah dan kondisi saat ini wayang kulit di Yogyakarta,serta profil dari dua dalang yang menjadi representasi dari masing-masing orientasi gaya pertunjukan. Data diperoleh selama melakukan penelitian melalui keterangan yang diberikan oleh beberapa informan, termasuk kedua dalang tersebut. Penelitian dilakukan di daerah Yogyakarta dalam kurun waktu lebih kurang enam bulan dan teknik pengumpulan data yang dipakai selama melakukan penelitian adalah wawancara mendalam dan observasi terlibat dengan mengikuti kegiatan sehari-hari para informan.
This Thesis aimed to describe the social arena of Yogyakarta’s shadow puppetry. The focus is given to the shadow puppeteers in Yogyakarta, especially to them who have two different orientations of playing style. These differences, finally, have become two strengths which colored the arena of Yogyakarta’s shadow puppet. Even though they are different, they have taken their own roles that strengthen the existence of Yogyakarta’s shadow puppet, and made it to be in harmony. In explaining this phenomenon, this thesis discusses the history and the latest situation of Yogyakarta’s shadow puppetry, and the profile of two shadow puppeteers who represent two different orientations of performance style. The data was obtained from the information shared by informants during the research, including those two shadow puppeteers. The research was conducted in Yogyakarta within a period of about six months and to collect the data, the researcher used in-depth interviews and participant observations by performing daily activities with them."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S44470
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Titin Nuraeni
"Skripsi ini mengaji tentang pandangan dunia Komunitas Semesta dan perilaku para pelakunya. Dasar pengetahuan komunitas ini adalah energi. Energi mampu menjadi motivasi bagi para pelaku untuk mewujudkan motif-motif masing-masing anggota. Di dalam komunitas Semesta juga terdapat pengetahuan yang berkenaan dengan pandangan kosmologis yang mereka yakini. Pengetahuan serta meditasi yang mereka lakukan mampu mempengaruhi perilaku anggota Komunitas Semesta. Masing-masing anggota mendapatkan kemampuan yang berbeda sesuai dengan minat, misalnya kesaktian, pengobatan dan spiritual. Sebenarnya mereka mendapatkan semua kemampuan itu namun biasanya anggota Semesta hanya condong pada bidang yang memang diminatinya atau dengan kata lain sesuai dengan jiwanya.
This thesis examines about world view of Semesta Comunity and behaviours of their members. Energy is the basic knowledge of this community. This can be a motivation of their members to create the motifs. Semesta Community is also containing the knowledge about cosmological view. That they convience. Their knowledge and experience of meditation are able to influence behaviours of Semesta Community’s members. Every member found out their different ability appropriate with their passion, for example ability of magic power, healing and spiritual power. Substansively their found out these abilities, but usually the members of Semesta just inclined on area that they are interested in or in other word appropriate with their soul."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S44718
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Sarah Monica
"Subjek penelitian di dalam penulisan ilmiah ini merupakan seorang perupa Yogyakarta bernama Nasirun. Fokus permasalahan yang diangkat dari beliau, yakni bagaimana dunia tradisi dari pengalaman masa lampau Nasirun, tidak hanya berperan sebagai sumber inspirasi bagi penciptaan anak karyanya, melainkan juga memengaruhi pembentukan karakter dan praktik di kehidupannya dalam rentang waktu yang terus berjalan. Artinya, bagi Nasirun tradisi bukanlah sebagai warisan masa silam yang beku di dalam zamannya, namun selalu dibawa dalam dimensi waktu yang berbeda, melalui aktualisasi dalam wujud lukisan dan praktik kesehariannya. Proses kontinuitas tradisi yang berjalan dari periode lampau sampai realitas kekinian tersebut, pada akhirnya mampu memosisikan Nasirun di dalam dinamika seni rupa Indonesia.
The research subject in this thesis is Nasirun, a painting artist from Yogyakarta. The focus of the issues originated from him is how the world of tradition from Nasirun’s past experiences, not only serves as the source of inspiration for his creations, but also influences his character building and everyday life practices in the span of his lifetime. It means, for Nasirun, tradition is not a past legacy frozen in its era, but always brought in different dimension of time, through the actualization in the forms of his paintings and his daily practices. The process continuity of tradition from the past to present realities finally positions Nasirun in the dynamics of Indonesian art."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S44458
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Aji Dwi Prasetyo
"Ziarah merupakan sebuah ritual masyarakat archaic yang masih dilangsungkan hingga sekarang; hampir diseluruh bentuk dan variasi agama serta kepercayaan. Hal ini menandakan sebuah pengetahuan mendasar yang diproduksi melalui ritual tersebut. Ziarah Wali adalah subjek kajian dalam tulisan saya ini. Saya membahas ziarah Wali dalam kerangka ritual sebagai bentuk performatif dari sebuah Celestial Archetype dan bagaimana konfigurasi ritual ziarah Wali ini merujuk pada pengetahuan mendasar dalam satu kebudayaan. Hal penting yang tidak dapat ditinggalkan dalam ziarah Wali adalah posisi Wali dalam masyarakatnya, sehingga kemudian ketika ia telah meninggal, makam Wali tersebut tetap dikunjungi, dan melaluinya berbagai doa dan permohonan dipanjatkan. Hal ini berkaitan dengan konsep wasilah yang dimiliki Sang Wali sebagai perantara berbagai doa, permohonan, berkah, dan karomah. Ziarah Wali sebagai kekhususan dari kajian mengenai ritual ziarah ini membahas juga salah satu isu mendasar dari filsafat mengenai manusia, yaitu tentang ̳ada‘ atau lebih tepatnya saya turunkan kedalam kehadiran/presence dalam social being. Bagaimana kerja (seorang Wali) dan jalinan kerja antar manusia dalam ruang waktu tertentu membuat posisi kehadiran manusia itu signifikan bagi manusia lain atau mungkin lebih besar lagi sebuah kebudayaan dalam rentang waktu panjang (long duree).
Pilgrimage is a ritual archaic society that still held to this day; nearly in all forms and variations of religion and belief. This indicates a fundamental knowledge that is produced through the ritual. Pilgrimage Wali is subject in my writing this review. I discussed within the framework of pilgrimage mayor as a form of performative ritual of a Celestial archetype and how this mayor pilgrimage rituals configuration refers fundamental knowledge in one culture. The important thing that can not be left in is the position of Wali on society, so that later when he had died, Wali tomb is still visited, and through the prayers and requests were offered. This relates to the concept wasilah owned by the Wali as an intermediary for various prayer, requests, blessing, and karama. Pilgrimage Wali as the specificity of the study of ritual pilgrimage also discuss one of the fundamental issues of human philosophy, that of 'being' or rather I was sent down into the presence in a social being. How does the work (Wali) and alliances between people in the space and time makes the position of human presence was significant for another human being or may be even greater in the span of a culture (long durée)."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S44737
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Isnanto Solihin Yugo Pratomo
"Kehidupan seorang Bhikkhu sebenarnya adalah kehidupan pertapaan yang menjauhkan diri dari berbagai unsur duniawi dan mengambil prinsip jalan tengah, yakni kehidupan yang menyimbangkan antara unsur duniawi dan spiritual, tidak menyiksa diri dan tetap memperhatikan kebutuhan dasar setiap individu kecuali seksualitas. Namun, kehidupan bhikkhu di Wihara Ekayana Arama merupakan sesuatu yang benar-benar berbeda, seorang bhikkhu harus sering bersentuhan dengan umat dengan melibatkan dirinya pada aktivitas-aktivitas seperti pelayanan, ritual dan sebagainya. Belum lagi dengan keberadaan jumlah bhikkhu yang tidak sebanding dengan jumlah umat yang ada sehingga hal tersebut kemudian berdampak pada proses pendisiplinan, pengawasan dan kontrol terhadap para bhikkhu yang ada di monastik.
Metode hidup berkesadaran atau bisa disebut juga sebagai engage buddhism kemudian menjadi jawaban terhadap permasalahan tersebut, bhikkhu-bhikkhu di Ekayana dapat tetap berlatih meskipun diikuti oleh kesibukan yang mengiringi setiap harinya. Hal tersebut juga tidak merubah disposisi keagamaan yang terbentuk di kalangan penghuni monastik tersebut seperti yang digambarkan oleh Geertz dalam konteks mood dan motivation. Lebih lanjut, penulis mencoba menganalisis kasus yang terjadi di Wihara Ekayana Arama dengan pendekatan post strukturalis melalui konsep wacana dari Michel Foucault, yang mana hal tersebut kemudian membentuk kekuasaan di dalam tubuh setiap individu dan ditutup dengan analisis proses pembentukan sikap keagamaan sebagai hasil dari praktik yang terjadi di dalam sebuah institusi keagamaan melalui penjelasan dari Talal Asad. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yang dilakukan dengan pengamatan terlibat dan wawancara mendalam dan ditulis dalam sebuah tulisan etnografi.
The real life of monks actually is a life of meditation, which dissociate their selves from various worldly elements and take a middle-way in life. Specifically, it is about reaching equillibrium between the spiritual and the worldy life, not torturing the body, and taking into account each individual’s basic needs, except for the need of sexuality. However, the life of monks in Ekayana Arama Monastery is a different matter. First of all, they have to involve themselves into many activities, such as ritual services, funeral, school, blessing, etc. Second, there are not enough number of monks compared to the number of followers outside the monastery. The condition leads to disciplinary process, surveillance and control from the monastery to every monk there, which is really distinctive from the other places like Thailand, Burma or Vietnam monastery that uses seminary or class system to discipline the body of the monks. The mindful life method, which can be referred to engage buddhism, then become a respond to the problem, the monks can still practice between every busy activities that running in everyday life. Beside that, that method does not change religious disposition of the monks formed by the institutions as illustrated by Geertz about mood and motivation. Further, I want to analyze the case in Ekayana Arama Monastery with post structuralist approach through the concept of discourse by Michel Foucault which create power over individual’s body. Last, this writing ended by the analysis of the formation process of religious disposition as a result of practice that occurs within a religious institution through the explanation from Talal Asad. The Ethnographic research was carried out based on qualitative research which includes techniques of in-depth interview and participant observation."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S53815
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
"Buku ini berisi : Going native sebagai tabu dan identitas tempatan sebagai tiitik pijakan etnografis / Tony Rudyansjah;
Anthropometamorphosis / Muhammad Damm;
Memahami bahasa agama dalam perspektif antropologi / Ade Solihat;
Membebaskan ikon dari beban makna / Geger Riyanto;
Hubungan relasional dan ontologi moralitas / Imam Ardhianto;
Kesalehan dan agency / Naeni Amanulloh."
Jakarta: UI-Press, 2015
306.6 ANT
Buku Teks SO Universitas Indonesia Library