Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ruwiyanto
"ABSTRAK
Pelaksanaan Program Dana Sehat di Propinsi Jawa Tengah telah ada sejak tahun 1974, seperti di Karang Anyar, Banjarnegara dan sebagainya. Di mana wilayah kegiatannya hanya mencakup beberapa RT ataupun RW.
Dalam rangka mengatasi makin tingginya biaya pelayanan kesehatan, Departemen Kesehatan mengembangkan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM) sebagai bentuk operasional dari Dana Upaya Kesehatan Masyarakat (DUKM). Di mana salah satu programnya adalah dana sehat.
Pada tahun 1988 mulai dirintis daerah uji coba di Propinsi Jawa Tengah, yaitu di Kecamatan Candiroto, Kabupaten Temanggung. Dan kemudian pada bulan Juni 1989 dimulailah uji coba dana sehat di Kecamatan Candiroto.
Dalam perkembangannya ternyata tidak semulus dengan apa yang diharapkan. Permasalahan yang timbul ternyata cukup serius, yaitu frekwensi pembayaran iuran dana sehat masih belum seperti yang diharapkan (pada bulan Mei 1991 dana yang terkumpul baru 45%).
Adapun tujuan penelitian ini adalah: 1). Untuk memperoleh gambaran serta besarnya hubungan peserta dana sehat terhadap frekwensi pembayaran iuran dana sehat di Kecamatan Candiroto. 2). Untuk mengetahui besarnya hubungan faktor-faktor sosial peserta tersebut terhadap frekwensi pembayaran iuran pada uji coba dana sehat di Kecamatan Candiroto.
Jenis penelitian di sini adalah survey dengan pendekatan cross sectional. Adapun lokasi dalam penelitian ini adalah di wilayah Kecamatan Candiroto, dengan jumlah responden 392 orang yang terpilih melalui tabel random..
Pengolahan data pada penelitian ini menggunakan komputer dengan program SPSS. Uji statistik yang dilakukan adalah dengan uji Kai Kuadrat, uji korelasi dan Uji Regresi Ganda.
Hasil pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1). Hasil uji Kai Kuadrat: ternyata variabel-variabel bantuan biaya sakit dan kebiasaan berobat mempunyai hubungan yang bermakna dengan variabel frekwensi pembayaran iuran dana sehat (p < 0,05). Di mana keeratan hubungannya 20$-25%. Sedangkan variabel pekerjaan mempunyai hubungan tidak bermakna (p>0,05).
2). Hasil uji Regresi ganda ternyata secara bersama variabel-variabel pengetahuan, sikap, persepsi, jumlah tanggungan keluarga, pendapatan/pengeluaran dan pendidikan mempunyai hubungan yang bermakna dengan frekwensi pembayaran iuran dana sehat (p < 0,05). Di mana kemampuan variabel independen untuk menjelaskan variasi perubahan dependen sebesar 4 %.
3). Kurangnya keterlibatan Pemda setelah terbentuknya dana sehat, kurangnya monitoring dan evaluasi oleh jajaran yang lebih tinggi, kurangnya penyuluhan kepada masyarakat, belum mapannya manajemen pengelolaan dana sehat memberikan kemungkinan merupakan penghambat frekwensi iuran dana sehat.
Saran yang dapat diberikan adalah: untuk Dinas Kesehatan Dati II Temanggung dan Kecamatan Candiroto : meningkatkan penyuluhan kepada masyarakat, peningkatan ketrampilan pengelola dana sehat, seminar dengan Pemda, peningkatan monitoring dan evaluasi, dialog dengan pamong desa, bila memungkinkan mengusulkan pemutihan terhadap dana yang belum terbayarkan. Untuk Kanwil Departemen Kesehatan Propinsi Jawa Tengah: membuat perencanaan untuk monitoring dan evaluasi melalui Daftar Isian Proyek yang diusulkan. ke Pusat serta peningkatan monitoring dan evaluasi. Dan untuk Departemen Kesehatan : peningkatan monitoring dan evaluasi, penyebar luasan informasi.
Saran selanjutnya ditujukan kepada yang berminat, untuk meneliti lebih lanjut terhadap faktor-faktor lain yang diduga mempengaruhi frekwensi iuran dana sehat, yang belum diteliti pada penelitian ini.
"
1992
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ritonga, Muhammad Arifin
"Penelitian ini dilakukan karena masih rendahnya performance (prestasi kerja) tenaga puskesmas dalam pencapaian cakupan program immunisasi tingkat puskesmas di Kabupaten Solok, Propinsi Sumatera Barat. Adanya gambaran tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan performance (prestasi kerja) tenaga puskesmas dalam pencapaian cakupan program immunisasi di tingkat puskesmas merupakan tujuan umum dari penelitian ini, sedangkan tujuan khususnya adalah untuk mendapatkan gambaran tentang hubungan motivasi, kemampuan dan persepsi peran dengan prestasi kerja tenaga puskesmas dalam pencapaian cakupan program immunisasi di Kabupaten Solok, Propinsi Sumatera Barat.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan secara cross sectional dan teknik analisis yang dilakukan adalah secara kualitatif dan kuantitatif. Selanjutnya dilakukan dengan analisis persentase dengan uji Chi square, uji Fisher dan uji Goodman - Kruskal. Penelitian dilakukan terhadap 191 orang responden yang merupakan tenaga pelaksana program immunisasi pada 18 puskesmas yang ada di wilayah Kabupaten Solok, Propinsi Sumatera Barat.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa dengan analisis persentase dan dengan hasil uji Fisher serta uji Goodman-Kruskal menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna antara motivasi, kemampuan dan persepsi peran dengan prestasi kerja tenaga puskesmas dalam pencapaian cakupan program immunisasi di tingkat puskesmas. Dengan analisis persentase dan hasil uji Chi square menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna antara motivasi responden dengan pendidikan, masa kerja dan latihan immunisasi yang pernah diperoleh responden. Dengan uji chi square tersebut juga menunjukkan tidak adanya perbedaan bermakna antara kemampuan responden dengan masa kerja dan latihan immunisasi yang pernah diperoleh responden. Begitu juga dengan uji Chi square tersebut menunjukkan tidak ada perbedaan bermakna antara persepsi peran responden dengan pendidikan dan masa kerja responden.
Hasil penelitian, menunjukkan adanya hubungan antara kemampuan responden dan pendidikan responden dan juga adanya hubungan antara persepsi peran responden dan latihan immunisasi yang pernah diperoleh responden. Peneliti mengemukakan beberapa saran yaitu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan sampel dan daerah penelitian yang lebih luas. Yang perlu diperhatikan adalah melibatkan tenaga non teknis medis yaitu mereka yang mempunyai kategori pendidikan SD, SLTP, SLTA, LCPK, SPPH dan APKTS, dalam pelaksanaan program immunisasi perlu dipertimbangkan mengingat hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan mereka yang mempunyai kategori pendidikan non teknis medis tersebut adalah lebih rendah daripada tenaga yang mempunyai latar belakang pendidikan teknis medis. Sehingga perlu dipikirkan adanya latihan/on the job training untuk menyelaraskan kemampuan petugas dalam pelaksanaan immunisasi. Latihan/on the job training ini dimaksudkan selain untuk meningkatkan kemampuan juga meningkatkan persepsi peran tenaga puskesmas dalam pelaksanaan program immunisasi."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridwan M. Thaha
"Posyandu merupakan sarana pelayanan kesehatan yang dibentuk dari, oleh dan untuk masyarakat, yang menciptakan komitmen masyarakat khususnya para kaum lbu dalam mengembangkan kesejahateraan keluarga terutama dalam pertumbuhan dan perkembangan anak.
Oleh sebab itu, upaya yang dilakukan Posyandu memerlukan partisipasi masyarakat terutama partisipasi dari Ibu Balita untuk memanfaatkan semaksimal mungkin sarana yang telah tersedia. Namun pada kenyataannya, cakupan kegiatan Posyandu sebagai cermin partisipasi Ibu Balita belum mencapai target sasaran seperti yang telah ditetapkan sebelumnya.
Penelitian ini bertujuan ingin mengetahui faktor-faktor yang diduga sebelumnya berhubungan dengan praktek penggunaan Posyandu oleh Ibu Balita di Kotamadya Ujung Pandang. Jenis penelitian adalah Survey analitik dengan menggunakan metode cross sectional. Cara pengambilan sampel menggunakan tehnik Multi Stage Cluster Random Sampling.
Dari 7 faktor yang diteliti sebagai variabel bebas hanya 5 faktor yang dinyatakan berbeda bermakna (p<0.05 ) secara statistik yaitu faktor pengetahuan, sikap, kemauan, pengaruh pandangan lain serta perilaku petugas dengan derajat keeratan hubungan (phi) yang sangat kuat. Sedangkan 2 variabel lainnya tidak menunjukkan adanya perbedaan bermakna terhadap praktek sebagai variabel terikat. Disamping itu, ditemukan adanya korelasi yang bermakna antara pengetahuan dengan sikap dan kemauan serta sikap dengan kemauan, yang menyebabkan terjadnya kolinearitas berganda.
Setelah dilakukan uji regressi berganda, faktor kemauan, faktor pengaruh pandangan lain serta perilaku petugas ternyata mampu menerargkan variasi perubahan pada praktek serta mampu untuk mempengaruhi kemungkinan peningkatan pada praktek.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ada 5 variabel yang berhubungan bermakna dengan praktek penggunaan Posyandu oleh Ibu Balita yaitu pengetahuan, sikap, kemauan, pengaruh pandangan lain serta perilaku petugas. Untuk itu disarankan agar dalam kebijaksanaan program penyuluhan lebih difokuskan pada pada upaya menggugah kemauan Ibu-Ibu Balita dalam menggunakan Posyandu, kemudian jaringan penyuluhan diperluas pada kaum laki-laki sebagai penentu kebijaksanaan dalam keluarga. Dan berhubungan dengan kesiapan Posyandu maka disarankan pula agar usaha meningkatkan kualitas petugas menjadi sasaran dari program pembinaan Posyandu.
Akhirnya perlu dilakukan penelitian lanjut terhadap seberapa jauh faktor-faktor yang berada diluar individu mempengaruhi tingkat penggunaan Posyandu oleh Ibu Balita di Kotamadya Ujung Pandang."
Depok: Universitas Indonesia, 1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library