Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Anangga Wirasatya
"Skripsi ini adalah sebuah analisa tentang efektifitas kebijakan pemerintah pada industri potong hewan di DKI Jakarta. Provinsi DKI Jakarta adalah salah satu provinsi yang memiliki tingkat konsumsi daging sapi tertinggi di Indonesia. Melihat keadaan ini, maka pemerintah DKI Jakarta mengeluarkan suatu kebijakan yang intinya adalah menunjuk sebuah perusahaan yang bergerak dalam bidang pemotongan hewan sebagai pelaku tunggal dalam industri pemotongan sapi, yaitu PD. Dharma Jaya. yang tujuannya adalah untuk mengkontrol kelayakan konsumsi dan juga kesehatan di masyarakat. Kebijakan ini menjadikan PD. Dharma Jaya sebagai perusahaan monopoli. Keadaan yang terjadi pada sekarang ini adalah terjadinya penurunan jumlah pemotongan di PD. Dharma jaya. hal ini diperkirakan karena munculnya pemotongan - pemotongan liar di wilayah DKI Jakarta. Hal ini mengindikasikan bahwa terjadi penurunan dari ekfektifitas kebijakan pemerintah di industri ini. Dalam menganalisa hal tersebut, skripsi ini akan mengacu pada teori SCP. Dimana akan diuji variabel-variabel yang dianggap secara signifikan akan mempengaruhi tingkat permintaan terhadap jasa pemotongan serta tingkat profitabilitas PD. Dharma Jaya. Persamaan yang digunakan berjumlah tiga buah, yang menggambarkan kekuatan monopoli perusahaan, fungsi permintaan serta yang terakhir menggambarkan profitabilitas. Variabel - variabel yang diuji adalah tingkat kekuatan monopoli perusahaan, variabel harga, variabel kuantitas, variabel pendapatan masyarakat, variabel elastisitas permintaan dan yang terakhir adalah variabel biaya rata - rata perusahaan. Estimasi dilakukan dengan menggunakan software eviews 4.1 dengan metode Ordinary Least Square. Kesimpulan dari penilitian ini adalah kebijakan pemerintah yang memberikan hak monopoli pada PD.Dharma Jaya berjalan tidak efektif pada sekarang ini, yang tercermin dari rendahnya tingkat pemotongan yang terjadi di PD.Dharma Jaya. yang disebabkan oleh Lemahnya kebijakan pemerintah, serta kinerja internal perusahaan yang cenderung menurun."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
D.N. Filia Dewi Arga
"Industri Televisi Berlangganan belum lama berkembang di Indonesia. Namun hadirnya lima provider dalam pasar nasional Indonesia saat ini dengan strateginya masing-masing membuat persaingan perebutan pelanggan menjadi panas. Strategi paling umum yang diterapkan oleh perusahaan televisi berlangganan adalah bundling, yaitu kombinasi lebih dari satu barang yang digabungkan ke dalam satu penawaran dengan harga yang lebih rendah dibandingkan harga individualnya. Dalam industri televisi berlangganan ada tiga jenis bundling yang biasa dilakukan, yaitu channel bundling ? menggabungkan beberapa channel ke dalam satu paket; package bundling?menawarkan paket tambahan yang dapat diambil dengan syarat mengambil paket utama sebelumnya; serta product bundling ?menawarkan produk lain seperti koneksi internet ke dalam penawaran produk televisi berlangganan. Ketiga jenis bundling tersebut merupakan aplikasi dari persaingan harga yang diterapkan secara berbeda oleh masing-masing perusahaan di dalam pasar oligopoli industri televisi berlangganan di Indonesia demi merebut pangsa pasar terbesar. Lalu, bagaimana profitabilitas dari penerapan strategi bundling pada industri televisi berlangganan di Indonesia? Serta bagaimana dampak dari strategi tersebut pada welfare masyakarat? Dua pertanyaan inilah yang akan dibahas dalam makalah ini.

Five players in the national Pay-TV Industry are tightening the competition with the execution of their own marketing strategies. The most common strategy to win the subscribers-snatch-away competition is the bundling strategy ?offering one deal for two or more products. Pay-TV Industry in Indonesia implements this strategy in three ways: Channel Bundling ?offering channels not individually but together in a package; Package Bundling ? offering an extended package which require the basic package to be bought formerly; and Product Bundling ?combining another product outside the Pay-TV product, such as an internet connection, together with the Pay-TV product. Each of them has their own profitability and of course an impact towards social welfare. How profitable are those bundling strategy implementation in the Indonesian Pay-TV Industry? And what are the impacts towards social welfare? These two questions are what the writer is going to answer in this paper."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmitha
"Membanjirnya produk tekstil impor ilegal ke dalam pasar domestik selama ini telah mempengaruhi kinerja industri tekstil. Produk impor ilegal telah menguasai lebih dari 50 persen dari konsumsi domestik telah mempengaruhi harga tekstil di pasar domestik yang juga menyebabkan distorsi terhadap struktur pasar dalam negeri. Mengingat industri TPT merupakan industri yang berbasis ekspor maka dalam penelitian ini akan diteliti pengaruh posisi persaingan domestik terhadap kemampuan ekspor industri tekstil dan produk tekstil dan juga melihat faktor apa saja yang dapat mempengaruhi kemampuan ekspor industri TPT Indonesia. Hasil regresi menunjukkan bahwa posisi persaingan domestik tidak mempengaruhi ekspor industri TPT Indonesia. Artinya perubahan pada pangsa pasar domestik yang dapat merubah struktur pasar seperti masuknya produk impor ilegal tidak dapat mempengaruhi aktivitas ekspor industri TPT Indonesia. Jadi keberadaan produk tekstil impor ilegal di pasar domestik akan mempengaruhi perusahaan domestik karena tidak mudah memindahkan tujuan pasar dari domestik ke pasar internasional melalui aktivitas ekspor. Selain itu faktor yang berpengaruh positif terhadap ekspor industri TPT Indonesia adalah bahan baku impor dan slack yang dimiliki oleh perusahaan. Sedangkan produktivitas pekerja juga berpengaruh terhadap ekspor industri TPT namun pengaruh negatif yang disebabkan oleh tingginya upah pekerja.

The overflow of illegal textile imports to domestic market is hampering textile industry performance. The illegal import that has dominate more than 50 percent of domestic consumption is affecting price in domestic market and also create distortion in domestic market structure. The focus of this research is determine the effect of domestic competitive position and other factor on the export of textile industry in Indonesia. The regression result shows that domestic competitive position has no effect on export of textile industry. It means changes in domestic market share that effect domestic market structure like overflow of illegal textile imports has no correlation on export activity on textile industry. In other word the illegal textile imports in domestic market will burden domestic firm because hard for domestic firm to change their market objective from domestic market to international market. While another factors that has positive effect on textile export is import of production inputs and slack variable of firm. The productivity of labor worker also effect on export of textile Industry in Indonesia but it has negative effect because of higher labor cost.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2009
S6682
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Rifqi Ramadhan
"

Tren pertumbuhan sektor pariwisata di dunia dan juga di Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup pesat. Walaupun  Indonesia mengalami pertumbuhan yang signifikan pada satu dekade terakhir, namun jumlah wisman  yang datang ke Indonesia masih jauh tertinggal  dengan Malaysia, Thailand dan Singapura. Salah satu faktor yang diduga menghambat kedatangan wisman ke Indonesia adalah cultural distance (CD). CD berpengaruh negatif karena wisman cenderung berkunjung ke tempat wisatawan yang mempunyai kesamaan kultural dengan negara asalnya. Namun, CD juga dapat berpengaruh positif karena mencerminkan selera dari wisatawan mancanegara. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menginvestigasi salah satu faktornya secara khusus yaitu  pengaruh dari jarak kultural antara negara asal dan Indonesia. Penelitian ini menggunakan panel data dan pendekatan model gravitasi, dengan menganalisis 25 negara wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia dari tahun 2004-2018, dengan menggunakan estimasi Random Effect dan Index Hofstede. Penelitian yang dilakukan pada kedatangan turis Indonesia ini menemukan bahwa jarak kultural kurang dapat menjelaskan pengaruhnya terhadap kedatangan wisatawan mancanegara di Indonesia, begitupula dengan faktor harga relatif dan dummy krisis moneter 2008 Disamping itu, faktor seperti PDB per kapita dan jarak lebih menjelaskan dengan baik determinan dari permintaan pariwisata Indonesia.

 


The tourism sector in the world and in Indonesia is experiencing rapid growth. However, the number of foreign tourists coming to Indonesia is still far behind Malaysia, Thailand, and Singapore. One factor that induces to hinder the arrival of foreign tourists to Indonesia is the cultural distance (CD). The CD has a negative effect because tourists tend to visit tourist places that have cultural similarities with their home country. However, CDs can also have a positive impact because they reflect the tastes of foreign tourists. This study investigates one of its factors, specifically, the influence of CD between the origin country and Indonesia. This study uses a panel data and gravity model approach by analyzing the top of 25 foreign tourist countries that came to Indonesia from 2004-2018, using the estimation of the Random Effect and the Hofstede Index. Research conducted on Indonesian tourist arrivals found that cultural distance is less able to explain its effect on foreign tourist arrivals in Indonesia, as well as relative price factors and the dummy of the 2008 monetary crisis. Besides, factors such as GDP per capita and distance explain better determinants of demand for Indonesian tourism.

 

"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anzika
"Pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh pembangunan SDM dan tidak mungkin berkelanjutan tanpanya. Pertumbuhan PDB bertumpu pada pertumbuhan suplai tenaga kerja dan pertumbuhan produktivitas tenaga kerja. Maka hambatan dalam pembangunan SDM dapat menyebabkan momentum bonus demografi 2030-2040 dapat berbalik menjadi ancaman beban demografi bagi pembangunan ekonomi Indonesia masa depan. Tanda-tanda menuju ancaman tersebut mulai terlihat dari tingginya ICOR Indonesia yang disebabkan oleh rendahnya kualitas SDM, sehingga terjadi in-efisiensi investasi yang menyebabkan stagnansi pertumbuhan ekonomi nasional. Meskipun investasi per PDB Indonesia tergolong tinggi dibandingkan negara-negara di Asia Tenggara lainnya, namun laju peningkatan investasi lima tahun terakhir justru diikuti oleh kecenderungan menurunnya penyerapan tenaga kerja. Berdasarkan hasil penelitian menggunakan model ekonometrik yang dikembangkan dari fungsi produksi Cobb-Douglass dan regresi panel data random effect model dengan priode analisis 2014-2018 ini, penulis menemukan bahwa produktivitas tenaga kerja berdasarkan jenjang pendidikan dan profitabilitas perusahaan di PT Dos Ni Roha secara simultan berpengaruh signifikan terhadap sisi permintaan tenaga kerja berdasarkan jenjang pendidikan. Namun secara parsial, tenaga kerja tamatan SD dan S2 pada entitas subjek penelitian tidak berpengaruh signifikan terhadap jumlah permintaan tenaga kerja berdasarkan jenjang pendidikan selama periode analisis.

Economic growth is determined by human resource development and cannot be sustainable without it. GDP growth is based on growth in labor supply and growth in labor productivity. Therefore the obstacles in human resource development can cause the demographic bonus momentum of 2030-2040 to turn into a threat to the demographic burden for Indonesia's future economic development. Signs towards this threat can be seen from Indonesia's high ICOR caused by the low quality of human resources, resulting in investment inefficiency that has stagnated national economic growth, although investment per Indonesian GDP is relatively high compared to other Southeast Asian countries. The rate of increase in investment over the past five years has actually been accompanied by a downward trend in employment. Based on the results of the study using an econometric model developed from the Cobb-Douglass production function and random effects model panel regression with the 2014-2018 analysis period, the authors found that labor productivity based on education levels and company profitability simultaneously had a significant effect on the demand side of labor based on educational stage in PT Dos Ni Roha. But partially, elementary and graduate workforce on research subject entities did not significantly influence the number of workforce requests based on their level of education during the analysis period."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library