Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Malika Mutia
"Proporsi BBLR hasil Riskesdas 2018 adalah 6,3% dengan jumlah kasus terbanyak di Provinsi Jawa Barat. Kekurangan zat besi pada ibu hamil dapat menyebabkan pertumbuhan janin terhambat, kelahiran prematur atau BBLR. Program pemberian tablet tambah darah pada ibu hamil diberikan untuk memenuhi kebutuhan zat besi pada ibu hamil. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara kepatuhan konsumsi suplemen besi selama kehamilan dengan BBLR setelah mengendalikan seluruh variabel confounding. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah kasus kontrol dengan rasio 1:3. Sampel penelitian berasal dari data sekunder Riset Kesehatan Dasar tahun 2018 khusus Provinsi Jawa Barat. Jumlah kasus untuk penelitian ini adalah 180 sampel dan kontrol 540 sampel. Variabel kovariat dalam penelitian ini adalah usia bersalin, tingkat pendidikan, status bekerja, wilayah tempat tinggal, riwayat hipertensi, adanya komplikasi, status merokok, status merokok pasif dan usia gestasi saat melahirkan. Hubungan variabel dinilai dengan analisis bivariat dan multivariat. Hasil penelitian menunjukkan tidak terdapat hubungan bermakna (p>0,05) dengan peluang risiko 1,268 kali lebih besar pada ibu yang tidak patuh mengkonsumsi TTD untuk melahirkan bayi BBLR (OR= 1,268 95%CI 0,87-1,847) setelah dikontrol variabel kovariat.

Based on Riskesdas 2018, the proportion of LBW in Indonesia is 6.3% with the highest number of cases in West Java Province. Iron deficiency in pregnant women can cause restricted fetal growth, prematur birth or LBW. This study aims to look at the relationship between compliance with iron supplement consumption during pregnancy with LBW after controlling for all confounding variables. The method used in this study is case control with a ratio of 1: 3. The research sample is derived from secondary data used from the 2018 Basic Health Research in West Java Province. The number of cases for this study were 180 samples and 540 controls. The covariate variables in this study were maternal age during pregnancy, education level, work status, area of residence, history of hypertension, complications, smoking status, passive smoking status and gestational age at delivery. The relationship of variables was assessed by bivariate and multivariate analysis. The results showed no significant relationship (p> 0.05) with a 1.268 times greater chance of risk for mothers who consumed less iron supplements than 90 tablets to deliver LBW babies (OR = 1.268 95% CI 0.87-1.847) after covariate controlled variable."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dion Zein Nuridzin
"Masih terdapat ketidakmerataan kematian pada anak di Indonesia, baik angka kematian neonatal AKN, bayi AKB, dan balita AKBA yang terjadi pada semua dimensi ketidakmerataan meliputi jenis kelamin anak, umur anak, pendidikan ibu, status ekonomi keluarga, tempat tinggal, dan antarprovinsi. Untuk itu diperlukan kuantifikasi ketidakmerataan guna perencanaan fokus program. Studi ini adalah analisis data sekunder SDKI dari tahun 1994 sampai 2012. Analisis data menggunakan aplikasi Health Equity Assessment Toolkit HEAT . Hasil menunjukkan kejadian kematian pada anak di Indonesia mengalami penurunan dari tahun 1994 sampai tahun 2012 dengan selisih terbesar pada AKBA kemudian AKB dan paling kecil pada AKN. Kematian pada anak tertinggi terjadi di umur neonatal, tersering pada jenis kelamin anak laki-laki, banyak pada kelompok anak dengan ibu tidak sekolah, berasal dari keluarga kuintil miskin, terjadi di pedesaan, dan perlu perhatian di wilayah timur Indonesia. Ukuran difference berkisar antara 4 pada AKN berdasarkan jenis kelamin anak tahun 1997 dan 2002 sampai 123 pada AKBA berdasarkan provinsi tahun 1994 kematian per1000 kelahiran hidup. Sementara ukuran rasio berkisar antara 1,1 pada AKB berdasarkan jenis kelamin anak tahun 2002 sampai 6,6 pada AKBA berdasarkan provinsi tahun 1994 . Ketidakmerataan angka kematian balita di Indonesia merupakan yang tertinggi dibandingkan negara lain dengan benchmark yang sama.

There remains an inequality of deaths among children in Indonesia both neonatal mortality rate NMR , infant IMR , and under five U5MR . Inequality occurs in all dimensions including child rsquo s sex, child 39 s age, maternal education, family economic status, residence, and interprovincial. It calls for description of inequality quantification for focus program setting. This study is a secondary data analysis using Health Equity Assessment Toolkit HEAT application with IDHS source from 1994 to 2012. The results show that the child mortality rates in Indonesia depict a decrease from 1994 to 2012 with the largest mortality difference in U5MR and then IMR and at least NMR. The highest child mortality occurred at neonatal period, most common in boys, many in group of children with non school mothers, coming from poor quintile, rural, and attention in eastern Indonesia. The indicator of difference ranges from 4 at NMR by child rsquo s sex in 1997 and 2002 to 123 at U5MR by interprovincial in 1994 deaths per 1000 live births, while the ratio sorts between 1.1 at IMR by child rsquo s sex in 2002 until 6.6 at IMR by interprovincial in 1994 . The inequality of under five mortality rate in Indonesia is the highest compared to other countries with the same benchmark."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S67839
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ingrat Padmosari
"Kejadian Komplikasi Obstetri merupakan masalah kesehatan masyarakat, karena prevalensinya yang tinggi dan merupakan salah satu faktor utama penyebab kematian ibu. Secara holistik, kejadian komplikasi obstetri dapat disebabkan oleh faktor medis (kualitas program dan layanan kesehatan ibu) dan faktor-faktor lain yang ada dalam konteks kewilayahan (kebijakan desentralisasi, pertumbuhan ekonomi, faktor lingkungan). Oleh karena itu, diperlukan studi/analisa lebih lanjut untuk mengetahui determinan yang berpengaruh terhadap kejadian komplikasi obstetri baik dari aspek individu maupun aspek kontekstual.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan dari faktor komposisional (level individu) serta determinan kontekstual (level kabupaten/kota) terhadap kejadian komplikasi obstetri di 20 Kabupaten. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang dengan pendekatan analisis multilevel untuk mengestimasi efek kontekstual, sehingga dapat ditentukan prioritas intervensi program terhadap kejadian komplikasi obstetri. Penelitian dilakukan dengan memanfaatkan data sekunder Riskesdas 2013, Studi Kualitas Pelayanan Kesehatan Ibu di 100 Fasilitas Kesehatan tahun 2012 dan data BPS Tinjauan Regional berdasarkan PDRB Kabupaten/Kota tahun 2010-2013, dengan melibatkan 2066 orang Wanita Usia Subur berusia 15-49 tahun) yang memiliki riwayat kehamilan, persalinan dan nifas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi Kejadian Komplikasi Obstetri di 20 Kabupaten adalah 30,1%. Tampak adanya perbedaan peranan di level individu dan level kabupaten/kota. Pada level individu, variabel yang berperan cukup besar terhadap kejadian komplikasi obstetri di 20 Kabupaten adalah kunjungan ANC (aOR: 3,17, 95% CI 1,29-7,76). Pada level Kabupaten, variabel yang berperan adalah kualitas pelayanan antenatal di rumah sakit (IOR: 0,291-1,287), kualitas pelayanan pascasalin di rumah sakit (IOR: 0,610-2,776), dan pertumbuhan ekonomi (IOR: 0,759-3,916). Namun determinan kejadian komplikasi obstetri masih didominasi oleh peran faktor risiko di level individu.
Intervensi program kesehatan ibu dilakukan dengan memfokuskan pada perubahan perilaku sehat di tingkat individu, namun sejalan dengan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ibu di tingkat Kabupaten sehingga secara otomatis menarik minat dan kesadaran masyarakat untuk datang ke fasilitas kesehatan dalam mencari pelayanan KIA yang bermutu.

Obstetric complications is a public health problem, because of its high prevalence and one of the main factors that caused maternal mortality. Holistically, obstetric complications caused by medical factors (quality programs and maternal health services) and other factors that exist within the territorial context (decentralization policy, economic growth, environmental factors). Therefore, a further analysis was needed to find the determinants that affects obstetric complications from the aspect of individual and contextual level.
The aims of this study was to search the role of compositional factors (individual level) as well as contextual determinants (districts level) in determine obstetric complications in 20 districts. This study used a cross-sectional design with multilevel analysis approach to estimate the effects of contextual factors, so it can determined intervention programa of obstetric complications. The study was conducted by using secondary data of Riskesdas 2013, the Quality of Maternal Health Care Assessment in 100 health facilities in 2012, and Regional Review based on Districts GDP in 2010-2013, involving 2066 Woman at Reproductive Age (15-49) who already have their history on pregnancy, childbirth and post-partum.
The results showed that the prevalence of Obstetric Complications in 20 districts is 30.1%. There was a different role from the individual level and the districts level that influence an obstetric complications. At the individual level, the variable that contribute greatly to the prevalence of obstetric complications in 20 districts is antenatal care (aOR: 3,17, 95% CI 1,29-7,76). At the district level, the variable that played role was the quality of antenatal care in hospitals (IOR: 0,291-1,287), the quality of postnatal care in hospitals (IOR: 0,610-2,776), and economic growth (IOR: 0,759-3,916). However, determinants of obstetric complications were still dominated by the role of individual level risk factors.
Intervention on maternal health programmes must be carried out by focusing on healthy behavior changes at the individual level, but in line with the improvement of the quality of maternal health services at the district level so that automatically can attract the interest and awareness of the community to obtain the better quality of maternal health services in health facilities.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T44787
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library