Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Deden Rizal Riyadi
"Merger dan Akuisisi (M&A) merupakan salah satu strategi pertumbuhan eksternal yang banyak diminati, tak kecuali pada perusahaan-perusahaan di Indonesia. M&A terjadi antara lain karena dorongan ingin memaksimalisasi nilai perusahaan demi kepentingan pemegang saham. Teori maksimalisasi nilai menjelaskan bahwa akuisisi terjadi berlandaskan motivasi untuk memperoleh kekuatan pasar, ekonomi skala, jaminan kerjasama dan diversifikasi resiko keuangan. Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat penciptaan nilai perusahaan, dimana nilai yang dimaksud dalam artian apakah ada atau tidak abnormal return disekitar pengumuman rencana M&A dan ada tidaknya transfer kapabilitas -melihat skor kebangkrutan- yaitu adanya transfer kemampuan menjalankan fungsi-fungsi pokok manajemen yang dapat mengurangi resiko keuangan atau kebangkrutan.
Penelitian yang mengambil sampel perusahaan go publik pada Bursa Efek Jakarta sebanyak 11 perusahaan utama -yang melakukan merger dan akuisisi- serta 53 perusahaan kontrol, memberikan hasil bahwa tidak ada peningkatan skor kebangkrutan, malah sebaliknya yaitu menurunnya skor rata rata perusahaan pengakuisisi yang berarti tidak terdapat penciptaan nilai setelah melakukan M&A. Menurunnya skor ini diakibatkan menurunnya profitabilitas, efektivitas penggunaan aset dan meningkatnya hutang rata-rata perusahaan yang melakukan M&A. Hal yang sama terjadi pada rata-rata perusahaan kontrol.
Meskipun ada respon pasar terhadap informasi rencana M&A dan terjadi imbal hasil positif pada hari 0 - unnanouncentment date- namun bukanlah hasil yang cukup signifikan, sehingga dapat dikatakan M&A tidak meningkatkan kekayaan pemegang saham perusahaan pengakusisi sekitar tanggal pengumuman rencana M&A. "
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rosalia Nansih Widhiastuti
"ABSTRAK
Industri perbankan di Indonesia telah mengalami beberapa kali deregulasi, mulai dari deregulasi 1 Juni 1983 yang terkenal dengan liberalisasi dunia perbankan , PAKTO 88 hingga PAKMEI 1993 tentang peningkatan penilaian kesehatan bank. Dari deregulasi-deregulasi yang telah digulirkan tersebut, yang merupakan deregulasi yang paling mendasar dalam industri perbankan adalah PAKTO 88. Dengan adanya kemudahan izin mendirikan bank, para investor pun mulai berlomba mendirikan bank-bank baru. Hal ini tentunya lelah merubah struktur pasar industri perbankan di Indonesia. Perubahan struktur pasar ini akhirnya akan mempengaruhi kinerja.
Smirlock (1985) pernah melakukan penelitian tentang hubungan antara struktur pasar dengan kinerja pada industri perbankan di Amerika. Dia mengajukan dua hipotesa Pertama, Efficient Structure Hypothesis (ESH) yang mengatakan bahwa profit yang tinggi disebabkan oleh efisiensi bank-bank yang menjadi pemimpin, kedua Traditional Structure Hypothesis (SCP) yang mengatakan bahwa profit yang tinggi disebabkan oleh pasar yang terkonsentrasi. Penelitian Smirlock ini telah diikuti oleh peneliti-peneliti Iain, misalnya Clark (1987), Whalen (1987) dan sebagainya. Hasil peneliti-peneliti tersebut ada yang mendukung ESH dan ada yang mendukung SCP.
Penelitian ini pada dasarnya adalah mengacu pada penelitian yang telah dilakukan oleh Smirlock, hanya ada beberapa modifikasi sebagai penyesuaian terhadap kondisi di Indonesia. Lebih jauh lagi penelitian ini juga akan melihat dampak PAKTO 88 lerhadap hubungan antara struktur pasar dengan profitabilitas, baik secara nasional maupun per kelompok bank.
Hasil analisa hubungan antara struktur pasar dengan profitabilitas pada industri perbankan secara nasional , menunjukkan bahwa perbankan di Indonesia mendukung SCP. Selain itu ditunjukkan juga bahwa aset dan rasio giro terhadap deposit berpengaruh secara positif terhadap profitabilitas. Jika dilihat per kelompok bank, kelompok bank pemerintah mendukung SCP, ada suatu indikasi bahwa aset bank pemerintah kurang produktif. Kelompok bank swasta besar tidak mendukung kedua hipotesa tersebut, koeiisien MS yang negatif mengindikasikan bahwa kelompok bank swasta besar belum efisien, aset berpengaruh secara positif terhadap profit. Kelompok bank swasta menengah cenderung mendukung SCP (kelihatan jelas jika profit diukur dengan ROE) dan cenderung menentang ESH (jika profit diukur dengan ROA maupun ROR), rasio giro terhadap deposit serta aset berpengaruh secara positif terhadap profit.
Analisa pengaruh PAKTO terhadap hubungan antara struktur pasar dengan profitabilitas menunjukkan bahwa secara nasional adanya PAKTO telah menurunkan kualitas aset. Pada kelompok bank pemerintah mengindikasikan adanya perubahan bentuk persaingan ke persaingan bukan harga (koefisien CR negatif), pengaruh giro menurun, pengaruh aset terhadap ROE berubah menjadi positif. Pada kelompok bank swasta besar jika profit diukur dengan ROA maupun ROA, tidak menunjukkan adanya perubahan, tetapi jika profit diukur dengan ROE ada suatu indikasi menumnnya kualitas aset. Pada kelompok bank swasta, menengah adanya PAKTO telah menurunkan pengaruh market growth terhadap ROA, pengaruh proporsi giro terhadap ROE juga menurun.
Hasil analisa perbandingan hubungan antara struktur pasar dengan profitabilitas antar kelompok bank menunjukkan bahwa selama periode 1984-1993, dari segi market share, bank pemerintah paling efisien dan bank swasta menengah paling tidak efisien (jika profit diukur dengan ROA maupun ROR). Dari segi aset, untuk kelompok bank swasta besar dan menengah mengindikasikan aset berpengaruh secara positif terhadap profit, sedangkan pada kelompok bank pemerintah, aset berpengaruh secara negatif terhadap profit. Pada periode sebelum PAKTO, bank pemerintah paling efisien dan bank swasta menengah paling tidak efisien. Dari segi aset, bank swasta besar dan menengah menunjukkan aset pengaruh aset terhadap profit positif, sedangkan pada bank pemerintah, pengaruhnya negatif. Pada periode setelah PAKTO, bank pemerintah paling efisien,kualitas aset bank pemerintah dan bank swasta menengah lebih bagus dibanding bank swasta besar.
"
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evy Susanti
"Karya akhir ini membahas mengenai pengaruh caming per share (EPS), price camning ratio (PER), price to book value (PBV) dan debt to total equity ratio (DER) terhadap harga saham pada industri farmasi periode 2003 - 2007. EPS, PER, dan PBV dipilih sebagai variabel bebas (independen) karena ketiga rasio keuangan tersebut memang selalu digunakan untuk memproyeksikan harga saham perusahaan dan sekaligus mewakili capital market ratio sedangkan DER dipilih sebagai bagian dari variable bebas lainnya karena mewakili kinerja leverage rario. Model analisis yang digunakan adalah regresi linear berganda merupakan bentuk persamasn regresi yang memiliki variabel bebas lebih dari satu (independen; variables) yang akan digunakan membentuk variabel terikat (dependent variables) dengan tingkat signifikansi lima persen (a-5%). Dari hasil pengujian didapat babwa rasio EPS signifikan terhadap harga saham scbanyak 100% membuktikan bahwa bisa digunakan sebagai prediksi. Kemudian DER, PER, dan PBY tidak signifikan. Ini berarti, tidak bisa digunakan sebagai prediksi terutama untuk pengambilan keputusan dan strategi investasi.

This final paper discusses the effect of earnings per share (EPS), price earnings ratio (PER), price to book value (PBV) and debt to total equity ratio (DER) on stock prices in the pharmaceutical industry for the period 2003 - 2007. EPS, PER , and PBV was chosen as the independent variable because the three financial ratios are always used to project the company's stock price and at the same time represent the capital market ratio, while DER was chosen as part of the other independent variables because it represents the performance of the leverage ratio. The analytical model used is multiple linear regression which is a form of regression equation that has more than one independent variable (independent; variables) which will be used to form the dependent variable with a significance level of five percent (a-5%). From the test results, it is found that the EPS ratio is significant to the stock price of 100%, proving that it can be used as a prediction. Then DER, PER, and PBY are not significant. This means, it cannot be used as a prediction, especially for decision making and investment strategies."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Carmelia Widiastuti
"Pendahuluan
Manajemen keuangan didefinisikan sebagai fungsi dan tanggung jawab manajer keuangan. Walaupun kondisi perusahaan berbeda-beda, namun keputusan utama yang diambil oleh manajer keuangan adalah : keputusan investasi, keputusan pembelanjaan, dan keputusan untuk menentukan berapa banyak dividen harus dibagikan kepada pemegang saham. Ketiga keputusan ini tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Masing-masing keputusan diintegrasikan untuk memaksimumkan nilai perusahaan, yang dicerminkan dari harga pasar sahamnya.
Besar kecilnya dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham tergantung dari kebijaksanaan dividen masing-masing perusahaan. Kebijaksanaan dividen atau keputusan dividen pada hakekatnya menentukan posisi keuntungan yang akan dibagikan kepada pemegang saham dan seberapa banyak yang ditahan sebagai retained earnings. Perbandingan antara dividen dan keuntungan merupakan rasio pembayaran dividen atau dividend pay out ratio. Karena dividen merupakan bagian dari Iaba, maka salah satu faktor yang mempengaruhi dividend pay out ratio adalah besarnya Iaba.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana kebijakan dividen ditentukan oieh perusahaan-perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Jakarta. Penelitian ini akan menggambarkan pengaruh besarnya kebutuhan investasi, kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan dari modal sendiri yang ditanamkan (return on equity), struktur modal (debt to equity ratio) terhadap penentuan kebijakan dividen (dividend payout ratio), pada perusahaan-perusahaan go public di Bursa Efek Jakarta, juga perbedaan kebijakan dividen perusahaan aktif dan tidak aktif dalam perdagangan sahamnya di Bursa Efek Jakarta.
"
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library