Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wirda Wizarti
Abstrak :
Ringkasan Ci Liwung mengalir dari hulu di gunung Pangrango dan bermuara di Teluk Jakarta. Sejak zaman dahulu (kerajaan Pajajaran) Ci Liwung sudah dimanfaatkan penduduk. baik untuk sarana transportasi, irigasi maupun untuk mengurangi banjir. Pada zaman Belanda Banjir Kanal dibuat membelah Ci Liwung di Manggarai, kemudian mengalir ke Barat dan bermuara di Muara Karang. Sekarang ini Banjir Kanal Ci Liwung merupakan sungai yang berfungsi sebagai saluran pengendali banjir, selain sebagai sumber bahan baku air minum bagi penduduk DKI Jakarta. Jakarta yang sepertiga bagiannya merupakan wilayah endapan mendapat kiriman banjir melalui Ci Liwung dari wilayah kikisan di atasnya. Perlakuan manusia pada Ci Liwung berupa perubahan koefisien aliran maupun perubahan fisik alur sungai dapat mempengaruhi aliran permukaan sungai. Selain masalah banjir Ci Liwung juga mengalami pencemaran. Pencemaran karena limbah industri dan pencemaran karena limbah rumah tangga. Mengingat fungsi dan keberadaan Ci Liwung, adanya pemanfaatan tanah kosong atau bantaran Ci Liwung sebagai lahan tani (kebun sayur) oleh penduduk, melatar belakangi dilakukannya penelitian ini. Pertanyaan dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana penduduk menggunakan bantaran sungai sebagai lahan untuk bertani ? dan (2) Apakah pemanfaatan bantaran sungai untuk keperluan pertanian menguntungkan atau merugikan ? Berdasarkan masalah penelitian, diajukan hipotesis sebagai berikut: Penggunaan bantaran sebagai lahan untuk bertani lebih meni.mbulkan dampak negatif daripada dampak positif terhadap lingkungan' Penelitian dilakukan di bantaran Ci Liwung pada wilayah endapan, di Kelurahan Pejagalan, Kecamatan Penjaringan Jakarta. Data diperoleh melalui metode wawancara, yang dilakukan pada penduduk pemakai bantaran sebagai lahan usaha tarsi (petani) dan penduduk di sekitar bantaran (± 100 m) dari pinggir sungai. Data lain yang berupa hasil penelitian terdahulu. Pengambilan sampel untuk unit observasi petani dilakukan secara sensus dan penelitian untuk masyarakat sekitar bantaran dilakukan secara penarikan acak sederhana dengan melakukan estimasi proporsi penduduk yang telah tinggal 5 tahun atau lebih_ Data diolah secara deskriptif. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan bantaran sebagai lahan usaha oleh petani mengakibatkan perubahan fisik alur sungai dan membahayakan badan tanggul. Sehingga dengan adanya perubahan fisik alur sungai, aliran air dari hulu akan naik, hal ini karena kapasitas pengaliran alur sungai lebih kecil dari debit pengaliran air, maka terjadi banjir dan merubuhkan tanggul. Keadaan ini diperburuk lagi oleh perubahan koefisien aliran akibat meningkatnya penggundulan hutan dan perubahan koefisien aliran akibat meningkatnya penggundulan hutan dan perubahan tata guna lahan di hulu. Penggundulan tanah kosong di bantaran oleh petani lebih banyak menimbulkan dampak negatif daripada dampak positif. Dampak positif berupa memberi.pemandangan yang baik dan lebih hijau serta memberi sayuran segar. Sedangkan dampak negatifnya yaitu menimbulkan kerawanan sosial karena status penggunaan tanah yang liar; mencemarkan lingkungan perairan; adanya sayuran yang mengakumulasi logam berat akibat penggunaan air sungai yang tercemar; dan penggunaan bantaran yang merubah fisik alur sungai sehingga menyebabkan banjir; serta tidak banyak menguntungkan walau memberi nafkah subsisten.
The Use Of The Fallow Land Along The River (A Case Study of "Bantaran' Ci Liwung on the Sediment Area of Jakarta)Ci Liwung flows from the up-stream at the mount of Pangrango and empties into Jakarta Bay. Since long times ago (Imperium of Pajajaran), Ci Liwung has been used by the people either for transportation, irrigation or for decreasing the flood. During the Dutch collonial times, the canal has been made to divide Ci Liwung at Manggarai, then flows to the west and empties into Muara Karang. Nowadays, besides the canal of Ci Liwung functions as a channel to control the flood, it being used as drinking water resources for the people of DKI Jakarta. Jakarta, which one third of its area is sediment gets the flood through Ci Liwung from a scrapping area upper of it. The changes of the flow coefficient and the physics of the river meandering will change the river's flow. Beside the problem of the flood, Ci Liwung also faces the problem of pollution. The pollution is caused by solid wastes and effluents, domestic and industrial. Considering the function and the existence if Ci Liwung, the writer ditermined to conduct a research on the use of fallow land or 'bantaran' (riverbank)Ci Liwung as farming area (specially for vegetable cultivation). The questions in this research are: How do people use 'bantaran' as farming area ? Is the use of 'bantaran' for agriculture profitable or unprofitable ? Based on the problems of this research, the hypotesis proposed is as follows: The use of 'bantaran' as area for farming will cause nega-Live effect rather than positive effect to environment. The research is done at the sediment area of the 'bantaran' Ci Liwung, in Kelurahan Pejagalan, Kecamatan Penjaringan Jakarta. Data are obtained through the method of interviews. The interviews were carried out with the people who use 'bantaran' as farming land and with the people around 'bantaran' (± 100 m) from the edge of the river. Data are also obtained from secondary sources, the results of the previous researches. The sample farmers used as unit of observation are taken by census, While research on the people around the 'bantaran' is taken by simple random sampling, based on estimation proportion who have lived for 5 years or more. Data will processed with descriptive-analytic. The results of this research show that the activities of the people who use the 'bantaran' for farming change the physics of meandering and these activities are also harmfull for the body of the dike. Because of the changes of physics meandering, in rainy season the flow from up-stream increases and this causes flow meandering river capasity smaller than the debit, thus flow comes. This situation becomes worse due to the bareness of the vegetation which increase quickly. Also, changes in the uses of land in the up-stream part of Ci Liwung cause changes in the river flow coefficient. The use of 'bantaran' by the farmers cause more negative effects rather than positive effects. The positif effects are beautiful green landscape and fresh vegetables produces. On the other hand, the negative effects induce social problems in a form of illegal land occupation. It also causes river pollution, polluted vegetable due to accumulation of heavy metals from polluted water, changes in the physics of river meandering, and unprofitable albeit produces subsistence earnings.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1998
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Afner Heliard
Abstrak :
ABSTRAK Kondisi sosial ekonomi penduduk yang rendah, kesulitan mendapatkan perumahan atau lahan yang layak untuk tempat tinggal di kota-kota besar telah mendorong orang untuk tinggal di daerah genangan pasang. Makin besar jumlah penduduk, makin rendah tingkat sosial ekonomi penduduk, dan makin sulit mendapatkan lahan atau rumah layak untuk dihuni, semakin besar tekanan penduduk untuk tinggal di daerah genangan pasang. Pada mulanya mereka menimbulkan pencemaran kecil pada lingkungan, lama kelamaan lingkungan semakin padat dan pada akhirnya menjadi daerah pemukiman kumuh genangan pasang. Masalah yang dihadapi penduduk yang tinggal di daerah pemukiman kumuh genangan pasang ialah: 1. Banyak penduduk bermukim di daerah yang digenangi air pasang. 2. Penduduk yang bermukim di daerah genangan pasang terpapar pada lingkungan kumuh antara lain : limbah rumah tangga, kotoran, sampah, bau dan lain-lain. 3. Lingkungan kumuh genangan pasang tersebut mempengaruhi kesehatan penduduk. Penyakit-penyakit yang banyak diderita penduduk pada umumnya ialah penyakit-penyakit yang berkaitan dengan air dan kotoran seperti penyakit diare, Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), dan penyakit kulit. Berdasarkan hasil pengamatan dan penelahan literatur yang berkaitan dengan penyakit-penyakit air dan penyakit-penyakit yang berhubungan dengan kotoran dan lingkungan kumuh dapat disusun hipotesis sebagai berikut: 1. Lingkungan kumuh dengan genangan pasang mempengaruhi tingkat kesehatan penduduk. 2. Lingkungan kumuh dengan genangan pasang mempengaruhi ciri masalah kesehatan khas, yaitu penyakit-penyakit yang berkaitan dengan air dan kotoran seperti: · diare · penyakit kulit · Infeksi Saluran Penafasan Akut (ISPA) 3. Makin tinggi genangan pasang pada lingkungan kumuh, makin tinggi kasus kesakitan penduduk. 4. Makin lama genangan pasang pada lingkungan kumuh, makin tinggi kasus kesakitan penduduk. Untuk menguji kebenaran hipotesis tersebut di atas telah dilakukan penelitian dan analisis data hasil penelitian sebagai berikut: 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat jumlah kasus kesakitan lebih tinggi di daerah genangan pasang (RW 05) daripada jumlah kasus kesakitan di daerah tidak tergenang pasang (RW 011). Uji statistik chi-square juga menunjukkan perbedaan nyata kasus kesakitan di daerah genangan pasang dibanding kasus kesakitan di daerah tidak tergenang pasang. Dengan kata lain bahwa ada pengaruh genangan pasang pada lingkungan kumuh terhadap tingginya kasus kesakitan penduduk. Ini berarti bahwa hipotesis I memenuhi atau dapat diterima. 2. Hasil penelitian kasus kesakitan diare, Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA), penyakit kulit dan TBC menunjukkan angka kesakitan lebih tinggi di daerah genangan pasang (RW 05) dibanding kasus kesakitan di daerah tidak tergenang pasang (RW 011). Analisis ReZative Risk (RR) untuk keempat jenis penyakit tersebut menunjukkan risiko menderita sakit jauh lebih tinggi di daerah genangan pasang daripada mereka yang tinggal di daerah tidak tergenang pasang. Hasil uji. Chi-square untuk masing-masing jenis penyakit tersebut juga menunjukkan adanya perbedaan nyata antara kasus kesakitan penduduk di daerah genangan pasang dengan kasus kesakitan penduduk di daerah tidak tergenang pasang. Dengan demikian hipotesis II memenuhi atau dapat diterima. 3. Analisis statistik untuk mengetahui adanya hubungan antara tingkat ketinggian pasang pada lantai rumah dengan banyaknya kasus kesakitan dalam keluarga, menunjukkan adanya hubungan nyata. Analisis statistik adanya hubungan antara tingkat ketinggian pasang pada halaman/jalanan dengan banyaknya kasus kesakitan dalam keluarga juga menunjukkan hubungan nyata. Dengan demikianhipotesis III memenuhi atau dapat diterima. 4. Analisis statistik untuk mengetahui adanya hubungan antara lama genangan pasang pada lantai rumah dengan banyaknya kasus kesakitan dalam keluarga, menunjukkan adanya hubungan nyata. Analisis statistik untuk mengetahui adanya hubungan antara lama genangan pasang pada halaman/jalanan dengan banyaknya angka kesakitan dalam keluarga juga menunjukkan hubungan nyata. Dengan demikian hipotesis IV memenuhi atau dapat diterima. Kesimpulan hasil analisis dan uji statistik atas hasil-hasil penelitian ialah bahwa ada pengaruhgenangan pasang pada lingkungan kumuh terhadap tingginya kasus kesakitan penduduk.
ABSTRACT Poor socio economic condition, poor housing and shortage of land for housing are problems faced people to live in tidal flood slum areas. The rapid growth of the number of people living in the city has led to declining socio economic conditions. One is difficulty in getting an ideal house or land for housing. Problems faced by people who live in tidal flood slum areas are as follows: 1. The majority of the people come from poor socio-economic condition. 2. They are affected by dirty water, refuses, wastes and bad smell. 3. Many of them infected by diseases that originated from dirty-Water, refuses and wastes. Diseases which usually affects the people are related to dirty water, refuses and wastes, such as diarrhea, acute respiratory infection, skin diseases and tuberculosis. From the result of short observation and literature studies, we can formulates hypothesis as below: 1. Tidal flood in slum areas affects health. 2. Tidal flood in slum areas causes specific diseases as: · diarrhea · skin diseases and · acute respiratory infections. 3. The higher the level of tidal flood from the floor base of the house and surfaces of the garden/street in slum areas, the more the member of the family suffers from diseases. 4. The longer the time of tidal flood on the floor of the house and the garden/street in slum areas, the more the member of the-family suffer from diseases. The research was carried out to test the hypothesis. The findings are as follows. 1. The results of research shows that prevalent rate of epidemic diseases in tidal flood slum areas is higher than the prevalent rate in non tidal flood slum areas. A Chi-square test also shows a significant difference. 2. The rate of specific diseases such as diarrhea, acute respiratory infections, skin diseases and tuberculosis shows that the diseases are higher in tidal flood slum areas than those in non tidal flood slum areas. Relative Risk (RR) analyses for those four diseases, shows that illness risk are higher in tidal flood slum areas than those in non tidal flood slum areas. The chi-square test for the four diseases also shows the significant differences between sickness in tidal flood slum areas and sickness in non tidal flood slum areas. 3. There is also a significant correlation between the level of height of tidal flood on the floor of the house with the rate of sickness among the member of the family. A significant correlation is also found between the level of height of tidal flood on the surface of the garden/street and the rate of sickness among-the member of the family. 4. The length of period of tidal flood on the floor of the house also. correlated with the rate of illness among the family- member. The same result was also found between the length of period of tidal- flood on the land surface/garden and the street. The general conclusion derived from the research, that tidal flood does affect health of the people in slum areas.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 1991
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library