Dalam penelitian ini, sektor industri logam merupakan objek yang dijadikan acuan pembangunan metode pengukuran IKI. Ketahanan industri didefinisikan sebagai sifat atau karakter sektor industri yang mencerminkan kemampuan sektor untuk mengantisipasi adanya gangguan dan menyerap dampak gangguan dalam bentuk shock
Universitas Indonesiaatau stress yang dapat menghambat kinerja sektor industri, serta pulih dari berbagai gangguan tersebut untuk kembali berproduksi normal dan bersaing di pasar dalam waktu yang singkat. Shock dalam pengukuran ini berupa perubahan nilai tukar Rupiah yang drastis terhadap Dolar Amerika. Terdapat empat dimensi dalam pembentukan IKI, yaitu Dimensi Dasar Produksi, Dimensi Daya Dukung Lingkungan Industri, Dimensi Inovasi dan Efisiensi, dan Dimensi Ekonomi Makro. Keempat dimensi ini merupakan hasil perpaduan beberapa konsep dalam membangun metode pengukuran ketahanan industri ini. Untuk melihat dampak yang diakibatkan adanya shock tersebut secara dinamis, digunakan sistem permodelan Vector Autoregression (VAR) dan Vector Autoregression dengan eksogen variabel (VARX). Sistem permodelan ini bisa menangkap adanya perubahan pada IKI akibat adanya shock tersebut.Dari hasil penelitian ini, menunjukkan bahwa IKI dapat digunakan sebagai metode pengukuran ketahanan di sektor industri. Hasil pengukuran IKI, ketahanan sektor industri rentan terhadap dampak perubahan nilai tukar Rupiah yang drastis. Tiga dari empat dimensi pembentuk indeks memperlihatkan hubungan searah pada uji Granger Causality, di mana perubahan pada nilai tukar Rupiah yang drastis menyebabkan perubahan pada variabel pembentuk dimensi-dimensi tersebut. Mengacu pada studi ketahanan terhadap sektor industri logam di Indonesia, pembentukan variance penurunan pada nilai tukar Rupiah sangat berpengaruh pada penilaian ketahanan Dimensi Dasar Produksi dan Dimensi Ekonomi Makro. Namun penurunan nilai tukar Rupiah tidak terlihat memiliki hubungan sebab akibat dengan perubahan pada Dimensi Daya Dukung Lingkungan Industri. Selain itu, melalui perhitungan IKI, sektor industri logam di Indonesia belum memiliki kemampuan berinovasi dalam memperbaiki proses produksi dan kualitas produk dengan penilaian Dimensi Inovasi dan Efisiensi yang relatif rendah. Disertasi ini juga memberikan gambaran terhadap beberapa kemungkinan pengembangan penelitian yang dapat dilakukan di masa yang akan datang, yaitu: penambahan data series yang lebih panjang untuk menambah akurasi forecasting hasil pengukuran, penerapan angka penimbang yang lebih akurat pada setiap dimensi dan variabel pembentuk IKI, dan penerapan IKI pada sektor manufaktur lainnya.