Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 35 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Manalu, Gabriel Anderson
"Peralatan biomedis yang beredar di Indonesia sebagian besar masih diimpor dari luar negeri, termasuk Dental LED Light Curing Unit (LCU). Padahal kebutuhan akan peralatan biomedis seperti LED LCU selalu meningkat. LED LCU sendiri memiliki sistem kerja yang sederhana, sehingga sangat mungkin untuk menciptakan LED LCU di Indonesia. Penelitian ini berfokus pada realisasi serta evaluasi rancangan wireless dental LED LCU. Wireless dental LED LCU merupakan jenis dental LED LCU yang menggunakan sumber energi baterai sehingga mudah untuk digunakan dalam keadaan apapun. Evaluasi pemilihan frekuensi, duty cycle, serta durasi penyinaran dilakukan setelah melakukan berbagai pengukuran dan pengujian pada penelitan ini.
Beberapa jenis pengukuran dan pengujian yang dilakukan, seperti irradiansi LCU, suhu, kekerasan material hasil polimerisasi serta karakteristik kelistrikan yang semuanya dilakukan terhadap 6 buah LCU dengan 2 jenis LED Dental berbeda. Pulse Width Modulation (PWM) digunakan untuk mengendalikan tingkat irradiansi pada LCU. Hasil akhir rancangan LCU dalam penelitian ini mampu menghasilkan irradiansi lebih dari 800 mW/cm2, suhu tidak lebih dari 50°C, dan harga komponen yang sekitar Rp. 337.000. Rancangan LCU memiliki kinerja yang lebih baik bila dibandingkan dengan LCU komersial yang memiliki rentang harga yang sama, dengan sistem optimal LCU adalah durasi 5 detik dan level duty cycle 0,6 atau 60% yang mampu melakukan polimerisasi resin dental sampai mencapai tingkat kekerasan standar material terpolimerisasi.

The biomedical equipment in Indonesia is mostly still being imported from overseas, including a Dental LED Light Curing Unit (LCU). The need for biomedical equipment such as LED LCU is always increasing. LED LCU itself has a simple working system, so it is very possible to create LED LCU in Indonesia. This research focuses on the realization and evaluation of the wireless dental LED LCU. Wireless dental LED LCU is a type of LCU dental LED that uses a battery energy source, so it is easy to use in any condition. Selection evaluation of the frequency, duty cycle, and the irradiation duration is carried out after measurements and test on this research.
In this research, there are several types of measurements and tests carried out, such as LCU irradiance, temperature, the hardness of the polymerized material and electrical characteristics which all are carried out on 6 LCUs with two different types of Dental LEDs. Pulse Width Modulation (PWM) is used to control the level of irradiance at LCU. The final results of the LCU design in this study were able to produce irradiance of more than 800 mW / cm2, a temperature of no more than 50°C, and a component price of around Rp. 337,000. The LCU design has a better performance when compared to commercial LCU which has the same price range, with an optimal LCU system that is 5 seconds in duration and a duty cycle level of 0.6 or 60% that is capable of polymerizing dental resins to the standard hardness level of polymerized material.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ismoyo Danurwindo
"

Laju pernapasan (respiratory rate) merupakan salah satu dari lima tanda vital pada tubuh manusia. Pengukuran laju pernapasan yang paling sering dilakukan ialah dengan menghitung banyaknya napas yang dilakukan seseorang dalam satu menit. metode ini dinilai bersifat subjektif yang mana masing-masing pengukuran hasilnya akan bergantung kepada pengukur. Metode lain yang dapat digunakan ialah dengan mengunakan metode kontak, seperti strain gauges or impedance methods, transcutaneous CO2 methods, oximetry probe (SpO2) methods, dan ECG derived respiration rate methods. Namun, penggunaan metode kontak dapat menimbulkan beberapa masalah, seperti rasa tidak nyaman, iritasi kulit karena penggunaan elektroda, dan surface loading effect. Oleh karena itu, pada penelitian ini dirancang bangun sebuah sistem pengukuran laju pernapasan nonkontak berbasis sensor ultrasonik.

Pengukuran dilakukan dengan menghitung perubahan jarak antara area thoracoabdominal depan dengan sensor. Hasil pengukuran kemudian diolah menggunakan metode gaussian filter dan transformasi wavelet diskrit (TWD). Berdasarkan hasil pengolahan data, diperoleh hasil bahwa metode pengukuran ini memiliki simpangan kesalahan rata-rata terkecil sebesar 4,48 menggunakan metode penyaringan gaussian filter dan menggunakan metode perhitungan pendekatan FFT. Oleh karena itu, metode ini dapat digunakan untuk mengukur laju pernapasan, tetapi perlu dilakukan beberapa peningkatan untuk mendapatkan hasil yang lebih maksimal.


The respiratory rate is one of the five vital signs in human body. The measurement that is most often done is by counting the amount of breath a person does in one minute. This method is considered to be subjective in which each outcome measurement will depend on the counter. Other method that can be used are by using contact method, such as strain gauges or impedance methods, transcutaneous CO2 methods, probe oximetry (SpO2) methods, and ECG derived respiration rate methods. However, the use of contact methods can cause several problems, such as skin irritation, and surface loading effect. Therefore, in this study a respiratory rate measurement system ultrasonic sensor based was designed.
Measurements were made by calculating the distance change between the front of thoracoabdominal area and the sensor. The results are then processed using the gaussian filter method and discrete wavelet transform (DWT). Based on the result of data processing, the result show that this measurement method has has the smallest error deviation of 4.48 using the gaussian filter filtering method and uses the FFT approach calculation method. Therefore, this method can be used to measure respiratory rate, but some improvement needs to be done to produce maximum results.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tarigan, Andyta Rehulina
"OLED merupakan sebuah divais dioda pemancar cahaya yang menggunakan lapisan emisif berupa material organik. Laboratorium Nano Device Departemen Teknik Elektro Universitas Indonesia telah berhasil membuat divais OLED menggunakan bahan organik poly(9,9-dioctylfluorenyl) (PFO) dengan metode laminasi pada kondisi ruangan non-vakum. Pada teknik laminasi, divais yang sudah disusun dilaminasi menggunakan mesin laminator untuk selanjutnya dipanaskan dan diberi tekanan menggunakan pemanas listrik. Untuk meningkatkan performa dari divais yang difabrikasi, telah dilakukan penelitian terhadap material anoda, material katoda, material dielektrik, material substrat, kecepatan spincoating, suhu laminasi, waktu ultrasonic cleaning, dan tekanan laminasi. Durasi laminasi diprediksi memiliki pengaruh terhadap karakteristik OLED yang difabrikasi, namun belum dilakukan pengujian sebelumnya. Oleh sebab itu, pada skripsi kali ini akan dilakukan pengujian mengenai pengaruh durasi laminasi terhadap karakteristik OLED yang difabrikasi. Variasi durasi dari laminasi dengan pemanas listrik dilakukan untuk mengetahui pengaruh durasi laminasi terhadap karakteristik I-V dari OLED yang difabrikasi dan mencari durasi optimal. Selain itu, pada skripsi ini juga diujikan penggunaan lapisan emisif Alq3 pertama kali dengan fabrikasi teknik laminasi. Pengujian fabrikasi dilakukan dengan kecepatan spincoating lapisan emisif yang berbeda untuk mengetahui pengaruh kecepatan spincoating terhadap karakteristik OLED yang dihasilkan dan mencari kecepatan spincoating yang lebih baik. Hasil pengujian terhadap divais yang difabrikasi dengan lapisan emisif PFO menunjukkan bahwa durasi laminasi mempengaruhi besar arus yang dihasilkan oleh divais. Durasi laminasi 30 detik pada sampel dengan lapisan emisif PFO menghasilkan nilai rata-rata arus paling tinggi sebesar 26.1 µA jika dibandingkan dengan durasi laminasi 60 detik dan 90 detik. Hasil pengujian sampel dengan lapisan emisif Alq3 menunjukkan divais OLED menghasilkan rata-rata arus paling tinggi sebesar 3.4 µA jika difabrikasi dengan kecepatan spincoating lapisan emisif 1300 rpm.

OLED is a light-emitting diode with organic material as its emissive layer. Nano Device Laboratory of Electrical Engineering Department of Universitas Indonesia is successful in developing a method to fabricate OLED using organic material poly(9,9-dioctylfluorenyl) (PFO) using lamination technique in a non-vacuum room condition. In the lamination technique, device is laminated with a laminator before going through further pressing and heating process with an electric heater. To enhance the performance of the fabricated device, Nano Device Laboratory has scientifically reviewed several fabrication parameters such as the material of anode, cathode, dielectric, substrate, spincoating rate, lamination temperature, duration of ultrasonic cleaning, and lamination pressure. The duration of the lamination process is predicted to have an effect on the characteristic of the fabricated OLED device but the fact is yet to be examined further. Hence, this thesis will conduct an examination on the effect of the duration of lamination to the characteristic of the fabricated OLED device. Variation to the duration of the lamination process with a heater is given to the fabrication process of PFO OLED to analyze the effect of the duration to the resulted I-V characteristic of the fabricated OLED and find the optimum duration. Furthermore, we also tried out the fabrication of OLED with Alq3 as the emissive layer with different spincoating rotation rate to analyze the effect of spincoating rate to the resulted I-V characteristic of the fabricated OLED and find the better rotation rate. Devices with PFO as emissive layer fabricated with 30 seconds of lamination generated the highest average current of 26.1 µA compared to devices fabricated with 60 seconds and 90 seconds of lamination. Devices with Alq3 as emissive layer fabricated with spincoating rotation rate of 1300 rpm generated a higher average current of 3.4 µA compared to devices fabricated with spincoating rotation rate of 2000 rpm."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bryan Timothy
"Metode Intravena (IV) adalah metode yang digunakan untuk mengalirkan cairan atau obat-obatan ke dalam.pembuluh darah vena dalam selang waktu dan dosis sesuai arahan dokter. Dalam pelaksanaannya terdapat beberapa kondisi yang harus dihindari, yaitu terjadinya free flow cairan infus, dan aliran darah kembali akibat habisnya cairan infus. Kondisi tersebut dapat terjadi akibat terbatasnya tenaga kesehatan yang yang mengamati penggunaan infus manual saat terjadi wabah dibutuhkan perangkat yang dapat mendeteksi perubahan volume pada infus secara otomatis. Pada Skripsi ini diajukan rancang bangun perangkat dengan memanfaatkan sensor dalam pembuatan algoritma di sistem alarm infus. Perangkat ini didesain menggunakan sensor load cell YZC133, ESP32 dengan fitur Wi-Fi sehingga dapat dimanfaatkan dalam aplikasi IoT, dan ADC HX711 dengan spesifikasi 24-bit ADC Converter untuk mengukur berat perangkat infus secara real-time dan pengiriman data infus menggunakan NodeRED. Dari hasil pengujian perangkat ditunjukkan bahwa perangkat hasil rancang bangun dapat mendeteksi aliran infus secara real-time ditunjukkan pada rentang 10—25 tetes/ menit dengan rata-rata galat sebesar 6,59%.

The Intravenous (IV) method is used to drain fluids or drugs into the veins at intervals and in doses according to the doctor's instructions. In its implementation, several conditions must be avoided, namely the free flow of intravenous fluids and the return of blood flow due to running out of intravenous fluids. This condition can occur due to the limited number of health workers who observe the use of manual infusions during an outbreak, requiring a device that can detect volume changes in infusions automatically. In this thesis, a device design is proposed by utilizing sensors to make infusion alarm systems algorithms. This device is designed using a load cell sensor YZC133, ESP32 with Wi-Fi feature so that it can be used in IoT applications, and ADC HX711 with 24-bit ADC Converter specifications to measure the weight of infusion devices in real-time and send infusion data using NodeRED. The device's test results show that the designed device can detect infusion flow in real-time, which is shown in the range of 10-0--25 drops/minute with an average error of 6.59%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Falih Maulandi Andika Putera
"Dengan teknologi yang tersedia saat ini, tangan robot humanoid paling maju yang digunakan dalam prostetik atau robotika dapat berharga sangat mahal, menjadikannya tidak dapat diakses oleh disabilitas dan penggemar robotika. Menggunakan teknologi pencetakan 3D, tangan robot ini dapat diproduksi secara massal dan memiliki fungsi dasar dari tangan mahal yang canggih dan murah. Robot tangan dikendalikan menggunakan sarung tangan sensor yang dapat membaca pergerakan jari dan daya tekan jari tangann penggunanya. Robot tangan memiliki sensor taktil untuk membatasi kemampuan genggaman robot dan juga dapat dikendalikan jarak jauh (teleoperasi). Penelitian ini terdiri atas pemilihan model tangan cetak 3D, perakitan komponen mekanik dan elektronik, pembuatan perangkat lunak, pengujian tangan robot dan integrasinya dengan sensor dan implementasi teleoperasi. Tangan robot mampu menggenggam beban 358 gram, dengan efisiensi hanya 5.98% dibanding keluaran torsi aktuatornya. Kesalahan maksimum pembacaan sensor sebesar 5,61% dan integrasi sebesar 11.73%. Delay sistem <1 detik untuk koneksi kabel, 1-2 detik pada mode Bluetooth, dan 2-3 detik untuk mode Bluetooth pada ruangan berbeda. Tangan Robot dapat mengangkat objek ringan, meniru gerakan jemari tangan, dan dapat berkomunikasi secara nirkabel. Robot dan sensor dapat dikembangkan untuk operasi dan manipulasi pada berbagai aplikasi seperti prostetik untuk para disabilitas, penanganan zat berbahaya, penanggulangan bencana, robot survei antariksa atau bawah laut maupun membantu kebutuhan sehari-hari manusia.

With the technology available today, the hands of the most advanced humanoid robots used in prosthetics or robotics can be very expensive, making them inaccessible to disabilities and robotics enthusiasts. Using 3D printing technology, this robotic hand can be mass-produced and has the basic functions of an expensive and sophisticated expensive hand. The hand robot is controlled using sensor gloves that can read the movements of the fingers and the compressive force of the user's fingers. The hand robot has a tactile sensor to limit the grip capability of the robot and can also be controlled remotely (teleoperated). This research consists of selecting 3D hand printing models, assembling mechanical and electronic components, making software, testing robot hands, and integrating them with sensors and implementing teleoperations. The robot hand is able to hold a load of 358 grams, with an efficiency of only 5.98% compared to the output torque of the actuator. Maximum sensor reading error of 5.61% and integration of 11.73%. System delay <1 second for cable connections, 1-2 seconds in Bluetooth mode, and 2-3 seconds for Bluetooth mode in different rooms. Robot hands can lift light objects, mimic the movements of the fingers, and can communicate wirelessly. Robots and sensors can be developed for operations and manipulation in a variety of applications such as prosthetics for people with disabilities, handling hazardous substances, disaster management, space or underwater survey robots, or helping human daily needs."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gultom, Yosafat Darwin
"Danau Toba merupakan danau yang digunakan sebagai lahan budidaya perikanan. Hasil produksi dari budidaya perikanan tersebut tentunya didukung oleh peralatan-peralatan listrik di keramba. Namun, fasilitas tersebut selama ini dioperasikan oleh genset, yang telah menghabiskan biaya pengoperasian yang cukup mahal sehingga diperlukan energi terbarukan. Sebagai negara tropis, ketersediaan matahari di Indonesia yang berlangsung selama 4 jam setiap hari dapat dimanfaatkan menggunakan photovoltaic. Namun, untuk menggunakan photovoltaic sebagai sumber utama listrik untuk keramba, diperlukan perancangan PV yang optimal untuk kebutuhan penggunaan keramba dan disesuaikan dengan daya yang dikonsumsi oleh keramba, serta penyinaran pada daerah tersebut. Karena sinar matahari yang dapat dipanen hanya pada siang hari, baterai juga diperlukan sebagai sistem penyimpanan energi listrik yang mandiri (Off-Grid). Penelitian ini menggunakan simulasi pada aplikasi PVSyst dan menggunakan data radiasi dari Meteonorm. Aplikasi PVsyst dapat mensimulasikan kinerja sistem Solar PV yang telah ditentukan serta menghitung kemiringan dan arah peletakan PV dari data irradiansi yang telah didapatkan. Dengan metode ini, jumlah modul PV dan baterai yang optimal, yaitu 26 modul PV berkapasitas 250 Wp dan 48 buah baterai berkapasitas 100Ah, akan diperoleh sebagai pembangkit utama energi listrik untuk penggunaan keramba.

Lake Toba is a lake used for aquaculture. The production results from aquaculture are of course supported by electrical equipment in the cages. However, the facility has been operated by a generator so far, which has quite a lot of operating costs, so that renewable energy is needed. As a tropical country, the availability of the sun in Indonesia which lasts for 4 hours every day can be utilized using photovoltaic. Though, to use photovoltaic as the main source of electricity for the cages, it is necessary to design an optimal PV for the needs of using the cage and adjusted to the power consumed by the cage, as well as the irradiation in the area. Because sunlight can be harvested only during the day, batteries are also needed as an independent electrical energy storage system (Off-Grid). This study uses a simulation on the PVSyst application and uses radiation data from Meteonorm. The PVsyst application can simulate the performance of a predetermined Solar PV system and calculate the slope and direction of PV placement from the irradiance data that has been obtained. With this method, the optimal number of PV modules and batteries, which are 26 PV modules with a capacity of 250 Wp and 48 batteries with a capacity of 100Ah, will be obtained as the main generator of electrical energy for the use of cages."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Enri Novalino Vidiawan
"Mobil atau kendaraan listrik (EVs) telah mendapatkan banyak perhatian di seluruh dunia sebagai solusi permasalahan pengurangan emisi gas buang. Dalam sistem mobil listrik tersebut baterai menjadi komponen vital sebagai sumber tenaga listrik penggerak yang efisien. Menjadi satu hal yang sangat penting diperhatikan adalah pengisian bateri secara on-board atau off-board yang efisien. Karena keterbatasan infrastruktur pengisian bateri cepat yang khusus, sebagian besar kendaraan listrik dilengkapi dengan On-Board Battery Charger (OBC) yang memungkinkan mereka mengisi daya dari soket utilitas yang ada di mana-mana. Untuk itu, menjadi penting untuk mengangkat tema penelitian tentang OBC. Studi ini menyajikan konverter non-isolasi dua tahap satu fase untuk pengisi daya baterai kendaraan listrik hybrid plug-in terpasang. Pada penelitian ini, kinerja konverter akan ditingkatkan dengan menerapkan Fractional-Order PID (FOPID) pada bagian kontrolernya. Evaluasi kinerja rancangan OBC dilaukan melalui simulasi untuk menunjukkan keefektifan sistem yang diusulkan. Rangkaian yang dihasil dapat menghasilkan pemakaian induktor sekitar 5 kali lebih kecil pada bagian Power Factor Correction (PFC) rangkaian, dapat lebih meminimalisisr rugi-rugi konduksi yang terjadi pada bagian DC-DC Converter, dan membuat sistem 0.03s lebih cepat sampai pada titik stabilnya. Diharapkan dengan peningkatan-peningkatan yang dilakukan diberbagai bagian rangkaian OBC pada studi ini, bisa menghasilkan rangkaian OBC yang dapat menjawab tantangan-tantangan yang ada saat ini dalam pengaplikasiannya, dan dapat diaplikasiakan dengan mudah di masa depan

Electric cars or vehicles (EVs) have received a lot of attention worldwide as a solution to the problem of reducing exhaust emissions. In the electric car system, the battery becomes a vital component as an efficient source of electric power. One thing that is very important to note is efficient on-board or off-board battery charging. Due to the limitations of a dedicated fast charging infrastructure, most electric vehicles are equipped with an On-Board Battery Charger (OBC) that allows them to charge from the ubiquitous utility socket. For this reason, it is important to raise the theme of research on OBC. This study presents a single-phase two-phase non-insulated converter for a plug-in hybrid electric vehicle battery charger installed. In this research, the converter performance will be improved by applying Fractional-Order PID (FOPID) on the controller part. Evaluation of the performance of the OBC design is carried out through simulations to demonstrate the effectiveness of the proposed system. The resulting circuit can produce the use of an inductor about 5 times smaller in the Power Factor Correction (PFC) section of the circuit, can further minimize conduction losses that occur in the DC-DC Converter section, and make the system 0.03s faster to reach its stable point. It is hoped that with the improvements made in various parts of the OBC series in this study, it can produce an OBC series that can answer the challenges that exist today in its application, and can be applied easily in the futur"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farell Adiputra
"Maximum Power Point Tracking merupakan alat tracking yang digunakan untuk menemukan titik arus dan tegangan paling optimal dari panel surya. Pengontrol pengisian daya melihat output panel dan akan membandingkannya dengan titik tertinggi perolehan daya dari panel tersebut. Alat ini juga dibutuhkan untuk mencari tingkat duty cycle (nilai arus) terbaik untuk mendapatkan nilai daya maksimum ke dalam baterai. Kinerja maximum power point tracking (MPPT) dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah algoritma yang digunakan untuk memperoleh nilai maksimum dari panel surya. Salah satu algoritma yang telah digunakan dalam MPPT adalah perturb & observation dimana algoritma ini menggunakan mekanisme tracing daya puncak dengan cara menaikan nilai arus secara bertahap sampai mencapai titik tertinggi daya yang dapat diperoleh oleh panel surya. Selain algoritma perturb & observation terdapat algoritma lain seperti neural network dan Fuzzy Logic. Algoritma fuzzy memiliki keunggulan diantaranya kemampuan membaca data secara lebih akurat, dapat digunakan pada pemodelan fungsi non linear, dan memiliki tingkat penyesuaian yang cepat dan fleksibel. Pada skripsi ini akan digunakan algoritma fuzzy untuk mendapatkan daya tertinggi dari solar charge controller. Hasil penerapan algoritma Fuzzy ini dibandingkan dengan algoritma perturb & observation pada kondisi uji coba yang dibuat sama. Hasil dari eksperimen menunjukkan bahwa periode waktu yang dibutuhkan Fuzzy Logic untuk mencapai titik maksimal 21.698% lebih singkat dibandingkan metode perturb & Observation.

Maximum Power Point Tracking is a tracking tool used to find the most optimal current and voltage points from solar panels. The charging controller looks at the panel's output and compares it to the highest point of power gain from that panel. This tool is also needed to find the best level of duty cycle (current value) to get the maximum power value into the battery. Maximum power point tracking (MPPT) performance is influenced by several factors, including the algorithm used to obtain the maximum value from the solar panel. One of the algorithms that have been used in MPPT is perturb & observation where this algorithm uses a peak power tracing mechanism by increasing the current value gradually until it reaches the highest point of power that can be obtained by solar panels. In addition to the perturb & observation algorithm, there are other algorithms such as neural networks and fuzzy logic. The fuzzy algorithm has advantages such as the ability to read data more accurately, can be used in modeling non-linear functions, and have a fast and flexible adjustment rate. In this thesis, a fuzzy algorithm will be used to get the highest power from the solar charge controller. The results of the application of the fuzzy algorithm are compared with the perturb & observation algorithm in the same experimental conditions. The results of the experiment show that the time period required for Fuzzy Logic to reach the maximum point is 21.698% shorter than the Perturb & Observation method.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Avecena Basuni
"Potensiostat adalah instrumen elektronik yang digunakan dalam penelitian elektrokimia untuk mempelajari dan mengukur sifat elektrokimia bahan elektroaktif. Sebagian besar potensiostat komersial dianggap sebagai black box karena sistemnya tertutup, sehingga menyulitkan pengguna untuk memahami atau menyesuaikan instrumen, serta harganya yang tidak terjangkau. Dengan permasalahan tersebut, penelitian ini mengembangkan prototipe potensiostat dengan harga terjangkau (sekitar Rp537.600,00) dan sistem yang terbuka bagi pengguna (open-source) untuk analisis voltametri siklik. Prototipe potensiostat dibuat dengan menggunakan komponen elektronika yang tersedia di pasaran, seperti mikrokontroler ESP32, op-amp, resistor, kapasitor, dan dioda. Prototipe potensiostat memiliki rentang arus dari -430 μA hingga +410 μA dan rentang tegangan sweep dari -1,5 V hingga 1,5 V. Prototipe potensiostat telah diuji menggunakan larutan ferisianida yang menghasilkan persentase kesalahan arus puncak anodik dan katodik masing-masing 15,14% dan 17,39% relatif terhadap EmStat4s LR, serta 171,46% dan 38,87% relatif terhadap Rodeostat. Prototipe potensiostat juga telah diuji menggunakan larutan dopamin menghasilkan persentase kesalahan arus puncak anodik dan katodik masing-masing 8,94% dan 39,50% relatif terhadap EmStat4s LR, serta 31,34% dan 8,78% relatif terhadap Rodeostat. Prototipe potensiostat ini dapat digunakan menggunakan aplikasi desktop yang telah dirancang yang dapat memasukkan parameter dan menampilkan grafik voltametri siklik secara real-time.

Potentiostats are electronic instruments used in electrochemical research to study and measure the electrochemical properties of electroactive materials. Most commercial potentiostats are considered black boxes due to their closed system, making it difficult for the user to understand or adjust the instrument, and their affordability. With these problems in mind, this study developed a potentiostat prototype with an affordable price (around 537,600.00 IDR) and an open-source system for cyclic voltammetry analysis. The potentiostat prototype is made using commercially available electronic components, such as ESP32 microcontrollers, op-amps, resistors, capacitors, and diodes. The potentiostat prototype has a current range from -430 µA to +410 µA and a sweep voltage range from -1.5 V to 1.5 V. The potentiostat prototype has been tested with ferricyanide solution which yields the percentage the anodic and cathodic peak current errors are respectively 15.14% and 17.72% relative to EmStat4s LR, and 171.46% and 38,87% relative to Rodeostat. The potentiostat prototype has also been tested with a dopamine solution. This resulted in anodic and cathodic peak current error percentages of 8,94% and 39.50% respectively relative to EmStat4s LR, and 31.34% and 8.78% relative to Rodeostat. This potentiostat prototype can be used using a pre-designed desktop application that can enter parameters and display realtime cyclic voltammetry graphs."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reikan Kresna Maulana
"Penggunaan metode direct untuk MPPT seperti increamental conductance, perturb and orbservation tidak menghasilkan pencarian yang cepat dan berosilasi pada daerah MPP. Perubahan nilai duty yang tetap dari metode tersebutlah yang menghasilkan keadaan tersebut. Sedangkan penggunaan metode PID dapat menghasilkan pencarian lebih cepat dan menghasilkan osilasi lebih kecil tetapi metode ini dikategorikan metode inderect dikarenakan pencarian titik tegangan referensi berdasanakan metode trial and error. Sehingga diajukan penggunaaan metode direct yang lain dengan yang menghasilkan pencarian lebih cepat dan osilasi lebih kecil yaitu penggunaan logika fuzzy. Perancangan dilakukan dengan metode simulasi, yaitu mensimulasikan rangkaian yang akan dipergunakan, rangkaian buck converter, dan beban yang berupa baterai dan mendapatkan nilai masukan jika nilai PWM rangkaian buck converter diubah – ubah. Untuk membandingkan hasil penggunaan algoritma fuzzy, akan disajikan perbandingan jika menggunakan algoritma P&O, hasil didapatkan nilai tanggapan waktu menggunakan algoritma fuzzy lebih cepat dan tunak setelah 347,8246 mikro sekon dibandingkan 608,6962 mikro sekon jika menggunakan algoritma P&O, didapatkan hasil arus tunak pada besar arus 1.6525 Ampere pada sisi keluaran sedangkan dengan menggunakan algoritma P&O akan berosilasi diantara 1.281 Ampere dan 1.689 Ampere, menunjukan bahwa penggunaan algoritma fuzzy manghasilkan hasil yang lebih baik untuk sistem pengecasan baterai dikarenakan terdapat mode constant current pada saat pengisian baterai lithium – ion yang perlu diperhatikan.

The use of direct methods for MPPT such as increamental conductance, perturb and orbservation does not result in fast and stable power tracking in the MPP region. It is the fixed changes in duty value of the mentioned method that is resulting such situation. Whereas the use of the PID method can produce a much faster power tracking with smaller oscillations, but as this method is categorized as an inderect method the search for the correct voltage refenrece points is still based on the trial and error method.So, it is proposed to use another direct method which could result in much faster power tracking with smaller oscillations, namely the use of fuzzy logic algorithm. The design is carried out by simulation method, namely simulating the circuit to be used, the buck converter circuit, and the load in the form of a battery and obtaining the input and ouput value in reference to PWM value of the buck converter circuit, when the value is varied. To compare the results of using the fuzzy algorithm, a comparison will be presented such when using the P&O algorithm. The end results obtained is that the rise time of using the fuzzy algorithm are much faster and able to reach stedy state condition after just 347.8246 micro seconds compared to 608.6962 micro seconds when using the P&O algorithm, another result is that the current value are stable at 1.6525 Ampere at the battery output side, while using the P&O algorithm it will oscillate between 1.281 Ampere and 1.689 Ampere, indicating that the use of the fuzzy algorithm produces better results for a system with battery load because there is a constant current mode when recharging lithium-ion batteries that need to be noted."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>