Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 12 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Emira Fajarini
Abstrak :
ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian untuk mengetahui perilaku orangutan anak terhadap pengasuhan dan pembelajaran sosial dari orangutan remaja tidak berkerabat yang terjadi di Sekolah Hutan Tembak. Subjek pengamatan yang diamati yaitu dua individu orangutan borneo, Pongo pygmaeus Linnaeus, 1760 dari kelas umur anak dan remaja. Pengamatan perilaku menggunakan metode pencatatan data focal instantaneus sampling dengan interval 5 menit dan ad libitum sampling untuk perilaku sosial yang mengindikasikan pengasuhan dan pembelajaran sosial. Pengasuhan pada individu yang tidak berkerabat merupakan suatu bentuk perilaku altruisme. Orangutan remaja memenuhi peran induk dengan kebiasaan berbagi makanan, berbagi sarang, dan menunggu ketika menjelajah. Kedekatan di antara kedua subjek pengamatan memungkinkan terjadinya pembelajaran sosial. Pembelajaran sosial menyebabkan orangutan anak banyak mengimitasi perilaku orangutan remaja. Hasil penelitian didapatkan data yang setara dengan 396 jam waktu pengamatan di Kandang Sosialisasi dan Sekolah Hutan. Terdapat perbedaan signifikan Uji Friedman, P < 0,05 antara proporsi aktivitas orangutan anak ketika beraktivitas bersama dan terpisah dengan orangutan remaja. Proporsi aktivitas harian orangutan lebih menyerupai orangutan remaja ketika bersama dibandingkan ketika berpisah. Hal tersebut membuktikan bahwa jarak kedekatan memungkinkan terjadinya pengasuhan dan pembelajaran sosial yang berpengaruh pada perilaku orangutan anak.
ABSTRACT
Adoption or parental care behavior to unrelated individuals is a form of altruism. The adoption of orangutans is demonstrated by parental care habits, such as sharing food, sharing nests, and wait during travel, fulfilling the parent role to juvenile orangutan. This research was conducted to find out juvenile orangutan rsquo s behavior responses to adoption and social learning by unrelated adolescent orangutans that occurred at Tembak Forest School. In the case of social learning, the juvenile orangutan will copy or imitate the behavior of adolescent orangutan when in close proximity. The observation used focal instantaneous sampling with 5 minute interval and ad libitum sampling for recording the social behavior, social learning, and altruism data. The results of the study were equals to 396 hour observation at Socialization Cage and Forest School, both showed significant difference Friedman Test, P 0.05 between activity proportion when juvenile orangutan in close proximity and separated with the adolescent orangutan. When in close proximity, juvenile orangutan rsquo s behavior is more similar to adolescent orangutan than when separated. Close proximity between individuals enable parental care behavior and social learning that affecting juvenile orangutan rsquo s behavior.
2017
S69084
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rozza Saputri Zulty
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian pengenalan sumber pakan dan perilaku bersarang orangutan borneo Pongo pygmaeus Linnaeus, 1760 golongan umur anak tanpa induk di Sekolah Hutan Tembak, Sintang Kalimantan Barat telah dilakukan. Penelitian bertujuan untuk mengamati pengenalan sumber pakan dan perilaku bersarang orangutan anak dalam Kandang Sosialisasi dan Sekolah Hutan Tembak. Sebanyak dua orangutan anak diamati melalui metode focal animal sampling dan ad libitum. Melalui 401 jam pengamatan, hasil penelitian yang diperoleh yaitu jenis makanan kedua orangutan anak di Kandang Sosialisasi didominasi oleh buah 76,82 , sedangkan di Sekolah Hutan Tembak didominasi oleh daun 38,32 . Perilaku bersarang kedua orangutan anak di Kandang Sosial dan Sekolah Hutan Tembak cukup baik. Kedua orangutan anak mampu membuat sarang meskipun belum sampai pada tahap penguncian sarang.
ABSTRACT
The research of explore to food sources and nesting behaviour of orphaned juvenile bornean orangutan Pongo pygmaeus Linnaeus, 1760 at Tembak Forest School, Sintang West Kalimantan has been conducted. The study aims to observe food sources exploration and nesting behaviour of juvenile orangutan in Socialization Cages and Tembak Forest School. Two juvenile orangutans were observed through focal animal sampling and ad libitum methods. With 401 hours observation, the result showed that food sources introduction at Socialization Cages of both juvenile orangutans are dominated by fruits 76,82 while at Tembak Forest School are dominated by leaves 38,32 . The nesting behaviour both of juvenile orangutans are quite good, both of juvenile orangutans are able to make nest even though it has not reached the nest locking stage.
[;, ]: 2017
S68753
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Margaretha Putri Pratamadewi Widianto
Abstrak :
Penelitian dilakukan untuk mengevaluasi pola perilaku harian dan pengasuhan, faktor-faktor yang memengaruhi, dan pengaruh perilaku harian induk betina orangutan di Taman Safari Bogor terhadap perilaku pengasuhannya. Subjek pengamatan yang diamati berjumlah 2 individu induk betina orangutan, yaitu P1 (Pongo pygmaeus) di Kandang Lokasi dan P2 (Pongo abelii) di Baby Zoo dengan anak berumur 1 dan 4 tahun masing-masingnya. Pengamatan perilaku harian dicatat menggunakan metode focal instantaneous sampling dan perilaku pengasuhan menggunakan ad libitum. Pengamatan dilakukan selama satu bulan dengan pengulangan sebanyak 12 kali untuk masing-masing individu dan total waktu pengamatan kedua individu setara 156 jam. Pola perilaku harian dan pengasuhan induk betina orangutan P1 dan P2 berbeda secara signifikan (Uji Friedmann, P<0,05). Perilaku harian P1 didominasi oleh aktivitas moving (38,6%), P2 oleh aktivitas feeding (41,7%). Perilaku pengasuhan P1 didominasi oleh aktivitas encourages (34,0%), P2 oleh aktivitas breast feeding (29,1%). Hal tersebut disebabkan perbedaan usia orangutan anak dan pemberian enrichment. Aktivitas orangutan anak berupa begging menyebabkan tingginya aktivitas breast feeding sebagai bentuk positive feedback dari induk betina orangutan. Feeding dan moving memengaruhi perilaku pengasuhan sebagai pilihan investasi waktu dan energi (Uji Spearman, P<0,05). Mother rejection ditemukan pada P1 sebagai bentuk dorongan lokomosi, sedangkan pada P2 disebabkan oleh tingginya aktivitas orangutan anak. ......The study was conducted to evaluate the patterns of daily behavior and parenting activities, influencing factors, and the influence of daily behavior of mother orangutans in Taman Safari Bogor on their parenting behavior. Subjects observed were two orangutan female parents, P1 (Pongo pygmaeus) in Kandang Lokasi and P2 (Pongo abelii) at the Baby Zoo, children aged 1 and 4 years respectively. Daily behavior was recorded using focal instantaneous sampling method and parenting behavior using ad libitum. Observations were carried out 12 times for each individual, 156 hours of total observation time. Daily behavior patterns and parental care are differed significantly (Friedmann's Test, P<0.05). P1 daily behavior was dominated by moving activities (38.6%), whereas P2 was feeding (41.7%). P1 parenting behavior was dominated by encourages activities (34.0 %), whereas P2 was breast feeding (29.1%). The age difference in infant orangutans and enrichment are the cause. Begging activities of infant orangutans cause high breast feeding as a positive feedback from its mother. Feeding and moving influence parenting behavior as a form of investment choice of time and energy (Spearman Test, P<0.05). Mother rejection was found in P1 as a form of locomotion drive, whereas in P2 was high activity of infant orangutans.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafika Wahyuni
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian mengenai respons orangutan (Pongo abelii) betina bunting dan betina dengan anak terhadap jantan berdasarkan perilaku reproduksinya di Taman Safari Bogor, Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi respons orangutan betina bunting dan betina yang memiliki anak terhadap jantan, serta mengetahui perilaku harian pada orangutan betina bunting dan betina dengan anak di kawasan konservasi ex-situ Taman Safari Bogor. Penelitian dilakukan pada dua orangutan sumatra (Pongo abelii) betina matang kelamin, yaitu B1 memiliki anak berumur 4 tahun dan B2 sedang bunting 6 bulan. Pengamatan perilaku harian menggunakan focal instantaneous sampling dengan time point 5 menit dan pengamatan perilaku reproduksi menggunakan metode adlibitum. Hasil menunjukkan perbedaan proporsi perilaku harian. Perilaku harian menunjukkan perbedaan proporsi (P=0,000). Perilaku makan merupakan proporsi tertinggi pada kedua betina. B1 memiliki proporsi makan, bergerak dan sosial yang lebih tinggi, sedangkan B2 memiliki proporsi istirahat yang lebih tinggi. Respons kedua betina terhadap jantan terlihat melalui perilaku atraktivitas, proseptivitas dan resptivitas dengan proporsi yang berbeda (P=0,000). Kedua betina menunjukkan proporsi reseptivitas tertinggi pada perilaku reproduksi, tetapi berdasarkan durasi, reseptivitas B1 lebih rendah dibandingkan B2. Respon B1 terhadap jantan memiliki proporsi yang rendah karena adanya intervensi oleh anaknya. Orangutan B2 teramati menunjukkan perilaku sangat proaktif terhadap jantan dan tidak ada gangguan dari keberadaan betina lain di dalam kandang yang sama.
A study of responses of pregnant and female with the child to males in Sumatran orangutan (Pongo abelii) based on reproductive behavior has been conducted in Taman Safari Bogor, West Java. The aim is evaluating responses of pregnant and the female with a child to males, as well as find out their daily activities under the ex-situ area in Taman Safari Bogor. The subjects are female with a child (4-years old) (B1) and pregnant female (6-months) (B2). The daily activities were observed every 5 minutes by focal instantaneous sampling, whereas reproductive behavior by ad libitum for 5.5 hours a day from October to November 2019. The observation got 8.580 minutes of daily activities and 4.290 minutes of reproductive behavior. The result presented different proportions of the daily activities of both females. Feeding is the highest proportion of their daily activities. The pregnant female (B2) had a higher resting proportion, whereas females with child (B1) had higher proportions of feeding; moving; also socializing. Reproductive behavior presented a different proportion too (P=0,000). Female B1 and B2 have the highest receptivity in reproduction activities, yet based on the duration, B1 receptivity lower than B2. Respons B1 to males was interference by the child. Female B2 has the most proceptivity and not disruption by another female in the same cage.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syahira Farid
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian interaksi reproduksi orangutan sumatra jantan terhadap betina pasangannya dalam exhibit di Taman Safari Bogor, Jawa Barat. Metode yang digunakan yaitu focal animal sampling dan ad libitum sampling. Pengamatan dilakukan selama 24 hari dengan total waktu 7.920 menit, dilakukan selama enam hari dalam sepekan. Pengamatan perilaku dimulai pada pukul 09.30--16.00 WIB. Aktivitas interaksi yang diamati berupa perilaku sosial yang bersifat afiliatif dan agonistik, serta perilaku reproduksi meliputi atraktivitas, proseptivitas, dan reseptivitas. Subjek pengamatan yaitu dua individu orangutan sumatra yang berada di dua kawasan berbeda. Kawasan pertama terdapat individu jantan (J1) bersama betina pasangannya dan orangutan anak di Baby Zoo, kawasan kedua terdapat individu jantan (J2) bersama dua betina bunting di Primata Center. Hasil menunjukan proporsi yang berbeda pada perilaku sosial dan perilaku reproduksi pada kedua subjek yang diamati. Pola perilaku sosial pada J1 menunjukan social afiliatif (grooming) menjadi aktivitas tertinggi (40%) sedangkan J2 social afiliatif (approaching) menjadi aktivitas tertinggi (33%). Selama periode pengamatan, perilaku agonistik tidak ditemukan. Individu J1 dan J2 memiliki perilaku reproduksi terbesar adalah atraktivitas, dengan J1 atraktivitas (3%) lebih rendah dibandingkan J2 (14%). Perilaku sosial afiliatif pada individu J1 lebih besar dibanding J2 karena aktivitas grooming yang juga dilakukan kepada anak. Interaksi reproduksi pada J2 lebih besar dibanding J1, karena individu J2 ditempatkan dalam exhibit bersama dua betina pasangannya. Oleh karena itu, interaksi sosial yang dilakukan lebih intensif.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zulfi Atsiil Suandhy
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian mengenai perilaku bersarang orangutan Kalimantan (Pongo pygmaeus) kandidat rilis di Sekolah Hutan Tembak Lestari. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan bersarang orangutan. Penelitian dilakukan menggunakan metode focal animal sampling dan All-occurrence sampling selama 2 jam per hari, dari pukul 16.30-18.30. Subjek yang digunakan adalah orangutan Kalimantan jantan dan betina sebanyak 2 individu. Penilaian kemampuan bersarang orangutan menggunakan sistem skala Likert dengan poin-poin yang sudah ditetapkan. Hasil yang diperoleh adalah persentase kemampuan kedua orangutan yang berbeda antara jantan dan betina. Orangutan jantan mendapat predikat sedang (68,05%) dalam kemampuan bersarang, sedangkan orangutan betina mendapat predikat kurang (41,67%) dalam membangun sarang. Kemampuan bersarang tidak memiliki korelasi dengan tinggi sarang yang ditampilkan, dengan nilai signifikansi sebesar 0,678 berdasarkan uji korelasi Spearman. Posisi sarang yang paling sering digunakan oleh kedua subjek penelitian adalah posisi 2. Kriteria pohon sarang adalah pohon dengan daun yang tidak berambut halus, terdapat sarang lama pada pohon, memiliki keliling diatas 1 m, dan terdapat kanopi yang cukup lebat di atasnya. Saran yang dapat diberikan berdasarkan penelitian ini adalah perlunya perubahan penilaian kemampuan bersarang yang lebih terarah pada proteksi terhadap predator dan hewan nokturnal lainnya, dibanding hanya untuk kenyamanan saja.
on nesting behavior of Bornean orangutan (Pongo pygmaeus) release candidates in Tembak Lestari Forest School has been done. The study aims to determine the nesting skill of orangutan. The research used focal animal sampling and All-occurrence sampling methods for 2 hours per day, from 16:30-18:30 from September to November 2019. The subjects were 2 Bornean orangutans consisted of 1 male and 1 female orangutan. Assessment of orangutans' nesting abilities used a Likert scale system with predetermined points. Results obtained in percentage form of two orangutans' ability that differ between male and female. Both male orangutan (68.06%) and female orangutan (63.89%) got moderate rank of nesting skill. Nesting ability didn't have a correlation with nest height, showed by the significance value of 0,678. The most common nest position used in Forest School is position 2. Criteria of orangutan's nesting trees are tree without fine haired leaves, existence of old nest in the tree, circumference of the tree is over 1 m, and presence of wide canopy. Suggestions from this research is the need for changes in the assessment of nesting abilities to be more directed for protection against predators and other nocturnal animals, rather than just for convenience.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadine Evanthe
Abstrak :
Kebun binatang sebagai tempat tinggal berbagai satwa sekarang berkembang menjadi pusat edukasi satwa dan konservasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengamati dan menganalisis perilaku individu dan interaksi tiap pasang berang-berang cakar kecil untuk mengetahui apakah terjadi perubahan perilaku berang-berang dari habitat asli dengan yang ada di kebun binatang dengan cara melihat perbedaan pola perilaku di setiap kandang peraga, lalu menganalisis korelasi perilaku pasangan berang-berang dengan jumlah pengunjung yang datang, dan melihat ada atau tidak adanya proses reproduksi pada berang-berang cakar kecil di Taman Margasatwa Ragunan. Metode pengamatan yang dipakai adalah scan animal sampling dan ad libitum. Pengamatan dilakukan selama dua bulan (April—Mei 2023) dengan waktu pengamatan 3 jam per hari dan interval 5 menit pada scan animal sampling. Subjek penelitian adalah dua pasang berang-berang cakar kecil di kandang peraga Taman Margasatwa Ragunan. Hasil dari penelitian ini, yaitu tidak ada perbedaan yang signifikan (Sig. (2-tailed) > 0,05) pada pola perilaku kedua pasang berang-berang cakar kecil, tidak ada korelasi antara perilaku yang diekspresikan dengan jumlah kehadiran pengunjung, dan berhasil terjadi proses reproduksi pada pasangan berang-berang di kandang peraga 2. ......The zoo as a place to live for various animals has now developed into a place for animal education and conservation. This study aims to observe and analyze individual behavior and the interactions of each pair of small-clawed otters to find out whether there has been a change in otter behavior from the original and that in zoo by observing the differences in behavior patterns in each enclosure, then analyzing the correlation between behavior of otter pairs with the number of visitors who came, and observing the presence or absence of reproductive processes in small-clawed otters in Taman Margasatwa Ragunan. The observation method used is animal scan sampling and ad libitum. Observations were made for two months (April-May 2023) with an observation time of 3 hours per day and an interval of 5 minutes on animal scan sampling. The research subjects were two pairs of small clawed otters in Taman Margasatwa Ragunan demonstration enclosure. The results of this study were that there were no significant differences (Sig. (2-tailed) > 0,05) in the behavior patterns of the two pairs of small-clawed otters, there was no correlation between the behavior expressed and the number of visitors present, and the reproductive process was successful in the pair of otters in demonstration cage 2.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nadia Utaminingsih
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian terhadap empat individu lutung jawa (Trachypithecus auratus) jantan dan betina di Pusat Primata Schmutzer, Taman Margasatwa Ragunan. Penelitian ini dilakukan untuk mengamati interaksi individu jantan dan betina lutung jawa serta menganalisis kondisi pengelolaannya berdasarkan indikator kesejahteraan satwa di Taman Margasatwa Ragunan. Interaksi yang diamati adalah interaksi dari lima pasangan, yaitu P1 (jantan 1 dan betina 1), P2 (jantan 2 dan betina 2), P3 (jantan 1 dan betina 2), P4 (jantan 2 dan betina 1), serta P5 (jantan 1 dan jantan 2).  Pengamatan interaksi dilakukan dengan metode scan sampling dan ad libitum dalam interval waktu 5 menit tanpa jeda. Kondisi kesejahteraan dilihat berdasarkan pengamatan langsung dan wawancara. Berdasarkan hasil pengamatan frekuensi interaksi perilaku afiliatif dan seksual paling besar terjadi pada pasangan jantan 1 dan betina 1, sedangkan interaksi perilaku agonistik paling sering terjadi antara jantan 1 dan jantan 2. Kesejahteraan lutung jawa di Pusat Primata Schmutzer, Taman Margsatwa Ragunan termasuk sangat baik, namun ada beberapa hal yang perlu diperhatikan seperti luas kandang peragaan dan konsistensi jenis serta berat pakan sesuai untuk menghindari konflik antara individu. Jumlah pengunjung tidak memiliki korelasi signifikan dengan sebagian besar perilaku lutung jawa. Berdasarkan hasil Uji Korelasi Jenjang Spearman, jumlah pengunjung hanya berkorelasi signifikan terhahap perilaku sitting close dan allogrooming (sig.< 0,05). ...... Research has been carried out on four Javan langurs (Trachypithecus auratus) at the Pusat Primata Schmutzer, Taman Margasatwa Ragunan. This study was conducted to observe the interaction of individual male and female javan langurs and analyze the management conditions based on animal welfare indicators in the Taman Margasatwa Ragunan. The interactions observed were the interactions of five pairs, namely P1 (male 1 and female 1), P2 (male 2 and female 2), P3 (male 1 and female 2), P4 (male 2 and female 1), and P5 (male 1 and male 2). Interaction observations were carried out using scan sampling and ad libitum methods at 5 minute intervals without pause. Welfare conditions are seen based on direct observations and interviews. Based on the observation, highest frequency of the interaction of affiliative and sexual behavior occurred in the male 1 and female 1 pair, while the agonistic behavior interaction occurred most frequently between male 1 and male 2. The welfare of the Javan langur at the Pusat Primata Schmutzer, Taman Margasatwa Ragunan is very good, but there are several things that need to be considered such as the area of ​​the display cage and the consistency of the type and weight of the feed to avoid conflict between individuals. The number of visitors doesn’t have significant correlation with most behaviors of javan langurs. According to the result of Spearman Rank Correlation test, number of visitors was significantly correlated only with sitting close and allogrooming behavior (sig. < 0,05).
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Suhartini
Abstrak :
Perilaku merupakan semua mobilitas satwa yang dipengaruhi oleh asosiasi antara satwa dengan lingkungan. Perilaku pada gajah meliputi perilaku sosial (kelompok), perilaku individu, perilaku asuh, dan sebagainya. Salah satu perilaku gajah sumatra (Elephas maximus sumatranus) yaitu perilaku asuh. Induk gajah dalam mengasuh anaknya bersifat protektif, sehingga selalu mengikuti pergerakan anaknya. Peralihan habitat ke penangkaran menyebabkan ruang gerak terbatas, sehingga konservasi ex-situ harus menjamin kesejahteraannya. Penelitian ini bertujuan menganalisis perilaku asuh induk gajah sumatra serta pengelolaan kesejahteraannya, sehingga gajah dapat berperilaku alami dan anak gajah dapat diasuh dengan baik oleh induknya. Subjek penelitian ini yaitu 1 induk gajah (Sinta) dan 1 anak gajah betina (Arinta). Metode pada penelitian ini yaitu focal animal sampling dan ad libitum sampling. Berdasarkan hasil penelitian, terdapat 9 perilaku asuh induk dengan durasi rata-rata tertinggi yaitu perilaku menyusui 10,46 menit dan terendah yaitu perilaku mengajari 0,63 menit serta perilaku asuh induk dengan persentase tertinggi yaitu perilaku mendekat 31,46% dan terendah yaitu perilaku mandi 0,70%. Kesejahteraan induk dan anak gajah di kebun binatang Gembira Loka, Yogyakarta termasuk kategori sangat baik. Hasil Uji Korelasi Jenjang Spearman (2-tailed) dengan SPSS Statistic 22.0, durasi perilaku menyusui (ρ = 0,013) dan perilaku mengikuti (ρ = 0,036) berkorelasi signifikan terhadap jumlah pengunjung. ......Behaviour is all the mobility of animals that are influenced by the association between animals and their environment. Behaviour in elephant includes social behavior (group), individual behavior, maternal care behavior, and several other behavior. One of the behavior of sumatran elephant (Elephas maximus sumatranus) is maternal care. The mother elephant in raising her calf will be protective, it will always follow the movement of her calf. The transition of habitat into a captivity causes limited space for movement and then the ex-situ conservation must ensure their welfare. This study to analyze the maternal care behavior of the sumatran elephant and the management to its welfare aspects, so that the elephant can behave naturally and the calf can be properly cared for by its mother. The subjects in this study were 1 mother sumatran elephant (Sinta) and 1 sumatran elephant calf (Arinta). The metods in this study are focal animal sampling and ad-libitum sampling. Based on the result of this study, there 9 maternal care behaviours with the highest duration shown by breastfeeding behavior 10,46 minutes and the lowest shown by teaching behavior 0,63 minutes as well as maternal care behaviours with the highest percentage shown by approaching behavior 31,46% and the lowest shown by bathing behavior 0,70%. The welfare of mother and calf sumatran elephant in the Gembira Loka Zoo, Yogyakarta is very good category. The results of test Spearman Rank Correlation (2-tailed) with SPSS Statistic 22.0, the duration of breastfeeding behavior (ρ = 0,013) and following behavior (ρ = 0,036) were significantly correlated with the number of visitors.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Safira Narawidya Ammani
Abstrak :
Harimau sumatra menurut IUCN merupakan hewan dengan status terancam punah (Critically endangered), sehingga untuk mencegah dari kepunahan, dibutuhkan peningkatan populasi. Penelitian dilakukan untuk mengamati dan menganalisis perilaku sosial dari harimau sumatra jantan dan betina yang mengarah pada perilaku reproduksi. Pengambilan data diambil menggunakan metode focal sampling dan ad libitum. Dilakukan selama tiga jam per hari dan interval lima menit dengan ulangan 18 hari, mulai dari April hingga Mei 2023. Subjek penelitan adalah harimau sumatra jantan dan betina di Taman Margasatwa Ragunan. Pengambilan data dilakukan dengan melihat perilaku sosial yang mengarah ke perilaku reproduksi pada harimau sumatra. Pengamatan dilakukan pada kandang tidur dengan adanya pemisah antara harimau sumatra jantan dan betina. Hasil yang di dapat dari penelitian ini adalah adanya perbedaan perilaku sosial pada kedua harimau sumatra. Perbedaan perilaku meliputi interaksi jantan mendekati betina (11,61±7,32), betina mendekati jantan (1±0), vokalisasi (102,6±35,59), menggeram (136,72±84,16), dan sifat agresif (27,08±20,78). Terdapat korelasi suhu dan kelembaban terhadap salah satu perilaku sosial harimau sumatra betina (Sig. (2-tailed) < 0,05) yaitu perilaku interaksi betina terhadap jantan (Sig. (2-tailed) = 0,044). Harimau sumatra jantan dan betina menunjukkan perilaku sosial seperti, adanya interaksi, vokalisasi, dan agresivitas, namun tidak di dapat perilaku sosial yang mengarah kepada perilaku reproduksi. ......IUCN has declared that Sumatran tiger has a status of critically endanger species and so to prevent it from extinction the raise of population is needed. This study aims to observed and analyze the social behavior of male and female sumatran tiger. This study also aims to observe if the social behavior will lead to reproductive behavior. The observation method use in this study is focal sampling, with addition of adlibitum. Data was collected by observing the social behavior that lead to reproductive behavior of sumatran tiger for 3 hours and five minute interval per day with 18 repetitions, starting from April to May 2023. The research subject were male sumatran tiger and female sumatran tiger in Taman Margasatwa Ragunan. Observation were carried out in sleeping cages with a separation between male and female tiger. The result of this study were that there are differences of social behavior between male and female tiger including, male approach it’s conspecies (11,61±7,32), female approach it’s conspecies (1±0), vocalization (102,6±35,59, growling (136,72±84,16), and aggressive behavior (27,08±20,78). There is a correlation between temperature and humidity on one of the female sumatran tiger’s social behavior (Sig. (2-tailed) < 0,05) on female approach it’s conspecies (Sig. (2- tailed) = 0,044). Both male and female sumatran tiger shown social behavior including, interaction between each other, vocalization, and aggressive behavior but no social behavior that lead to reproductive behavior.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>