Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Chairitha Rahmasani
"ABSTRAK
Kaur sebagai salah satu kabupaten di Bengkulu memiliki variasi bahasa yang tinggi karena terdapat banyak variasi dialek. Untuk memperjelas gambaran mengenai batas dan persebaran variasi yang dimaksud, dilakukan penarikan garis isogloss berdasarkan perhitungan dialektometris yang kemudian di generalisasi dengan batas fisik berupa sungai, jurang, gunung atau bukit, dan hutan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan penyebutan kata dalam budaya pertanian, Bahasa Pasemah di Kabupaten Kaur memiliki empat variasi, yaitu Dialek Besemah, Semende, Kaur, dan Nasal. Batas fisik yang memiliki pengaruh paling dominan membentuk isogloss dialek Bahasa Pasemah dalam budaya pertanian di Kabupaten Kaur adalah sungai.

ABSTRACT
Kaur as one of the districts in Bengkulu has a high variation of the language because there are many variations of dialect. To clarify the idea of the boundary and the distribution of variation in question, the line of withdrawal isogloss based on dialectometric calculations than generalize it with physical limits of the area, that is river, slope, mountains or hills and forest. The results of this study indicate that in the naming based of agricultural, Pasemah Language at Kaur Regency has four variations, that is Besemah, Semende, Kaur, and Nasal Dialect. Physical boundary that has the most dominant influence of the isogloss dialect in Pasemah Language forms based of agricultural naming is river."
2014
S53883
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakhrul Wadad Atmaja
"Pertumbuhan penduduk pesat di Indonesia menjadikan air tawar sulit ditemukan di permukaan tanah maupun di dalam tanah. Krisis air menyebabkan masyarakat beralih dari air sumur ke Air Minum Dalam Kemasan (AMDK). Hal tersebut penyebab tingginya permintaan AMDK dan penawaran beraneka ragam atribut produk AMDK. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola perilaku jajan anak sekolah dasar di Kecamatan Duren Sawit dalam memilih AMDK.
Metode yang digunakan kuesioner pertanyaan tertutup, analisis deskripsi dan pengolahan data memplot lokasi. Hasil penelitian menunjukkan perilaku jajan yang kurang sehat, bebas, dan perilaku jajan yang sehat berpola menyebar merata karena terdapat di seluruh titik sampel dengan komposisi berbeda-beda.

A rapid grow of Indonesian people makes fresh water difficult to be found. Water crisis cause people change their choice from groundwater to ?AMDK?. Because of that, the demand of ?AMDK? is increasing and come so many kind of bottled water. This research wants to know the consumer behavior of elementary students in buying bottled water in Duren Sawit District and its spatial pattern.
By using close ended questioner methods, description analysis, and plotting the location. This study shows that the elementary students less healthy behavior, no border behavior, and healthy behavior spread randomly in the whole study area with different composition.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S1103
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Estriastuti Nur Aisyah
"Industri mebel Klender adalah salah satu sentra produksi mebel yang berada di Jakarta. Penelitian ini mengkaji pola keruangan klaster industri mebel Klender berdasarkan tiga klasifikasi industri mebel yaitu industri mebel besar, sedang dan kecil menggunakan variabel jumlah dan asal tenaga kerja, asal bahan baku industri mebel, lokasi usaha pendukung, dan modal usaha. Dalam penelitian ini, dengan menggunakan teknik Stratified Random Sampling menghasilkan 104 sampel.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pengklasteran industri mebel Klender belumlah sesuai dengan teori yang dikemukakan Porter. Asal tenaga kerja industri mebel Klender berasal berasal luar klaster Klender. Modal usaha hanya berasal dari masing masing pengusaha mebel. Hubungan yang terbentuk di dalam klaster mebel Klender adalah hubungan horizontal dan hubungan secara tidak langsung yang terjalin dalam penggunaan fasilitas maupun proses pemenuhan kebutuhan industri. Berdasarkan hal tersebut, maka klaster belum dapat memberikan dampak pada masing masing industri mebel besar, sedang dan kecil.

Klender furniture industry is one of the furniture production center was known in Jakarta. This study examines spatial patterns of industrial clusters based on three classification Klender furniture furniture industry furniture industry is large, medium and small using a variable amount and origin of labor, raw materials from the furniture industry, supporting the business locations and venture capital. In this study, using Stratified Random Sampling technique to produce 104 samples.
The results show that clustering is not yet appropriate Klender furniture industry. Originally Klender furniture industry workforce comes from outside the cluster Klender. Venture capital only from each employer furniture. Relationships formed within the furniture cluster Klender is horizontal linkages and indirect relationships that exists in the use of facilities and processes meet the needs of industry. Based on this, the cluster has not been able to affect the furniture industry each large, medium and small.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S851
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Dea Amelia
"Bertambahnya jumlah industri menyebabkan perubahan lingkungan yang terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebaran dampak lingkungan yang di hasilkan oleh PT.Krakatau Steel dan kesesuaiannya dengan pelaksanaan CSR. PT.Krakatau Steel memiliki dampak lingkungan yang di dominasi oleh wilayah yang cukup sehat. Sebaran dampak lingkungan menyebar sesuai dengan arah angin dari Arah Barat, Barat Laut dan Timur Laut. Dampak lingkungan di dominasi oleh debu. Persebaran dampak lingkungan hanya terjadi di sebelah barat Kota Cilegon dan di pengaruhi oleh jarak semakin jauh wilayah dari pabrik semakin rendah dampak lingkungan yang terjadi, dan semakin dekat suatu wilayah dengan pabrik semakin tinggi dampak lingkungan yang terjadi. Pola penerapan CSR pada wilayah yang terkena dampak lingkungan memperlihatkan jarak tidak mempengaruhi sebaran penerapan CSR PT.Krakatau Steel, sedangkan lokasi penerapan CSR yang dominan dan cocok terletak di sebelah Barat Daya dari PT.Krakatau Steel.

The increasing number of industries cause environmental changes. The objective of this study is to identify the distribution of environmental impact that have been generated by PT. Krakatau Steel and to ascertain its compatibility with the implementation of CSR. The result shows that environmental impacts of PT. Krakatau Steel are dominated by the fairly healthy area. The distribution of environtment impact found in the west, northwest, and northeast areas The Dominace of environmental impact is dust and influenced by distance. The distribution of environmental impacts only occur in the western part of Cilegon. The more far one area from the industry, the lower environmental impacts that occur. On the other hand, the closer one area from the industry, the higher impacts occur.The pattern of CSR application in region which have environmental impact shows that distance does not affect the distribution of PT. Krakatau Steel's CSR implementations while the spread of locations of CSR implementatios is dominance and match located in the southwest of PT.Krakatau Steel.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S965
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Vasanthi
"Kota Yogyakarta merupakan salah satu daerah tujuan wisata utama Indonesia yang terletak di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kota Yogyakarta memiliki beberapa objek wisata yang banyak menarik kunjungan wisatawan baik wisatawan nusantara maupun wisatawan asing. Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui karakteristik serta pola keruangan TBD di Kota Yogyakarta. Dengan menggunakan identifikasi sebaran fasilitas pariwisata dan aksesibilitas Kota Yogyakarta diperoleh empat jenis karakteristik TBD. Pertama adalah TBD yang berbasis kepada sejarah yang terletak di Candi Prambanan, yang kedua adalah TBD yang berbasis budaya yaitu Kraton Yogyakarta, yang ketiga adalah TBD bernuansa belanja yaitu di kawasan Malioboro, dan TBD bernuansa pendidikan yang terletak di Universitas Gadjah Mada. Pola keruangan Tourism Business District (TBD) yang ada di Kota Yogyakarta berbentuk menyebar di sisi timur poros kota Yogyakarta. Hal ini disebabkan tingkat aksesibilitas yang lebih memadai di sebelah timur kota Yogyakarta.

Yogyakarta city is one of Indonesia's main tourist destination located in Yogyakarta Special Province. Yogyakarta city has several interesting tourist objects that many tourists visit both public and tourists from outside Yogyakarta city itself. The purpose of the research is to identify the characteristics and the spatial pattern of TBD in Yogyakarta City. Using identification of tourism facilities distribution and accesibility of Yogyakarta city, there are four types of characteristics TBD. First is TBD based on the history of which is located in Candi Prambanan, the second is TBD based cultural destination that is in Kraton Yogyakarta, the third is TBD based on shopping destination that is located in Malioboro district, and the fourth type is TBD based on educational destination that is located in Universitass Gadjah MadaThe spatial pattern of TBD that is formed in Yogyakarta city has dispersed pattern that is spreading on the eastern part of the city axis. That is because this part of the city has a more adequate level of accesibility."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2012
S42146
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tampubolon, Hendrik
"Penyakit Chikungunya merupakan penyakit endemik di Kecamatan Beji Kota Depok dan ditetapkan menjadi KLB (Kejadian Luar Biasa) dari Bulan Desember 2011 - Januari 2012 terdapat 116 kasus penderita chikungunya yang berada di 6 kelurahan. Dengan hal tersebut penelitian dilakukan untuk mengakaji Pola Penyebaran Penderita Chikungunya di Kecamatan Beji. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode superimpose dan analisis dari 4 variabel spasial, yaitu kerapatan bangunan, kerapatan vegetasi, badan air dan kondisi drainase.
Penelitian ini dilakukan atas pengamatan time series dalam suatu kejadian luar biasa penyakit chikungunya yang terjadi dalam rentang waktu 2 bulan di Kecamatan Beji. Teori difusi dalam geografi kesehatan yang diterapkan seperti difusi yang bersifat expansi dan leap frog. Sedangkan variabel spasial yang dipakai bertujuan untuk menjelaskan pola persebarannya.
Hasil dari penelitian ini menyatakan pola penyebaran penderita penyakit chikungunya di Kecamatan Beji mengelompok atau membentuk kluster. Terdapat 3 kluster yaitu di bagian tengah, utara, dan tenggara. Faktor yang paling berpengaruh pada penjalaran penyakit chikungunya adalah kerapatan bangunan dan vegetasi.

Chikungunya disease is endemic in Beji subdistrict, Depok City and is set to be KLB (Extraordinary Events) of the Month December 2011 - January 2012 there were 116 cases of chikungunya patients who are in 6 villages. With this study was to mengakaji Chikungunya Patients Spreading Patterns in Beji subdistrict. Methods used in this study is the method of superimpose and spatial analysis of four variables, there are the density of buildings, density of vegetation, water bodies and drainage conditions.
The research was done on time series observations in an outbreak of Chikungunya disease occurred in a span of 2 months in the District Beji. Diffusion theory in health geography that is applied as diffusion expansion and leap frog. While the spatial variables used aims to explain the spatial diffusion.
The results of this study stated pattern of spread of chikungunya disease in Beji subdistrict or grouped in clusters. There are 3 clusters, namely in the center, north, and southeast. The most influential factor in spreading disease chikungunya is the density of buildings and vegetation.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
S56157
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ika Yuliawati
"ABSTRAK
Semakin menyempitnya lahan pertanian tidak serta merta mengurangkan minat masyarakat untuk bersyukur atas karunia Tuhan. Dalam prosesi Seren Taun digambarkan ritual syukuran panen warga agraris Sunda Cigugur. Mereka bergotong-royong menyukseskan kegiatan tersebut. Hal tersebut mendorong peneliti untuk mengetahui konsep ruang organisasi masyarakat tradisi dan melihat pola keruangannya. Penelitian ini dilakukan menggunakan pendekatan kapital sosial dan pendekatan Cultural Landscape. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap tempat yang dilalui prosesi Ngajayak dalam Seren Taun menunjukkan ruang-ruang budaya tertentu yang membentuk pola keruangan. Pola keruangan tersebut berbeda-beda tergantung pada kemampuan tempat mendukung keberlangsungan Seren Taun serta nilai yang dilampirkan oleh komunitas pada ruang tersebut.

ABSTRACT
The narrowing of farmland does not necessarily reduce the public interest to give thanks for the gift of God. In the procession Seren Taun harvest thanksgiving ritual described Sunda Cigugur agrarian citizens. They cooperate to the success of these activities. It encourages researchers to determine the spatial concepts of tradition and community organizations see spatial patterns. This study was conducted using a social capital approach and the approach of Cultural Landscape. The results showed that every place through which the procession Ngajayak in Seren Taun showed certain cultural spaces that form a spatial pattern. The spatial pattern varies depending on the ability to support the sustainability of Seren Taun place and the value attached by the community in that space.
"
2015
S60931
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prita Wikantyasning
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas tentang kerentanan lokasi situs-situs purbakala di Kawasan Batujaya, Kabupaten Karawang, yang karena keberadaannya di tengah permukiman dan padat aktivitas manusia menjadikan situs-situs tersebut rentan. Menggunakan metode kualitatif dengan survei lapangan dan wawancara, serta analisa deskriptif didapatkan hasil bahwa ada 3 lokasi rentan di Kawasan Batujaya dari 5 kategori yang ada, yaitu lokasi 1, lokasi 2 dan lokasi 5. Lokasi 1 dan lokasi 2 adalah lokasi-lokasi rentan dengan dampak kerusakan yang besar, sehingga mampu mengubah kenampakan fisik dan batas situs, serta terdapat gangguan visual yang besar. Yang membedakan antara lokasi 1 dan 2 adalah adanya mitigasi pada lokasi 2 untuk mencegah kerusakan makin parah. Sedangkan lokasi 5 atau disebut juga sebagai lokasi tidak rentan adalah lokasi rentan yang tidak memiliki dampak kerusakan, serta tidak terdapat gangguan visual pada situsnya.
Adapun pola sebaran situs-situs dengan lokasi 1 dan 2 memiliki pola mengelompok di tengah kawasan dan ada sebuah situs yang terletak agak jauh di sebelah utara, yaitu mendekati muara Sungai Kurung Barang. Sedangkan pola sebaran lokasi 5 (atau lokasi tidak rentan) memiliki pola mengelompok di tengah kawasan dan dua buah situs terletak jauh di sebelah utara yaitu di sepanjang sungai Kurung Barang. Jika dilihat keterkaitannya dengan lingkungan dan pola keruangannya, maka sebenarnya tidak terlalu terlihat perbedaan signifikan pada pola lokasi rentan (lokasi 1 dan 2), serta juga lokasi tidak rentan (lokasi 5). Karena lokasi-lokasi rentan tersebut terletak di bentuk lahan yang sama, jenis tanah yang hampir sama, dan penggunaan tanah yang sama. Yang membedakan antara lokasi rentan 1 dan 2 dengan lokasi rentan 5 adalah kenampakan fisik situs, jaraknya dengan akses jalan menuju situs, kondisi jalan menuju situs, serta jarak dengan bangunan rumah terdekat.

ABSTRACT
Focus of this study is the vulnerability location of ancient sites in Batujaya Region, Karawang Regency. These ancient sites are vulnerable because its location is inside the human settlement and human activities. By using qualitative method with ground survey and interviews, also descriptive analysis, result of this research is 3 vulnerable locations were found in this area. They are location 1, location 2, and location 5. Location 1 and location 2 are the vulnerable areas which has bigger deterioration impact to sites physical appearance and sites boundaries, also has bigger visual disturbance. The difference between location 1 and 2 is there are several mitigation actions to location 2 to prevent further damages. Location 5 (or Unvulnerable location areas) is vulnerable location which has no sign of damage or deterioration impact inside the sites, and also has no visual disturbance to the sites. The locations 1 and 2 has clustered pattern in the center of the region and only one vulnerable location site located in the northern area, near Kurung Barang river estuary.
Meanwhile the location 5 also has clustered pattern in the center of the region and two vulnerable location sites located in the northern area, alongside Kurung Barang river. There is no significant difference linkage between each vulnerable locations and environment. Because its locations is in the same landform, mostly same soil type, same landuses. But, the difference between each vulnerable locations is their spatial pattern (distance to the nearest local houses, distance to the nearest access road), and the physical site appearance, also road conditions to the sites.
"
2016
T45368
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Hafiluddin
"ABSTRAK
Perdagangan adalah suatu kegiatan ekonomi yang menghubungkan produsen dan konsumen. sebagai sebuah kegiatan distribusi maka perdagangan menjamin terhadap penyebaran,peredaran dan juga mekanisme pasar yang ada. Perdagangan terdiri dari bermacam-macam jenisnya mulai dari barang,jasa dan lain-lain. Perdagangan Logam bekas sering disebut sebagai perdagangan ldquo;besi tua rdquo; yaitu perdagangan yang memperjualbelikan berbagai macam logam bekas di antaranya: aluminium Al, tembaga Cu, kuningan CuZn, seng Zn dan lain-lain. Perdagangan ini melibatkan banyak pelaku sesuai kemampuannya.Logam bekas tersebut dapat dijadikan barang dagangan, yang pada akhirnya menjadi bahan/barang baru yang berfungsi seperti fungsi awal atau memiliki fungsi baru. Perdagangan logam bekas marak karena keterbatasan bahan baku logam yang berasal dari pertambangan, selain itu juga mencegah menumpuknya sampah logam yang sebenarnya dapat berguna kembali. Perdagangan logam dapat mengurangi penggunaan bahan baku yang baru dan upaya mengurangi polusi dalam proses industri logam dari bijih logam. Manfaat tidak langsung lainnya yaitu mengurangi kerusakan lahan pertambangan dan mengurangi emisi gas rumah kaca jika dibandingkan dengan proses pembuatan barang baru. Penelitian ini akan dijelaskan secara deskriptif keruangan untuk melihat rantai nilai logam bekas Secara keruangan.

ABSTRACT
Trade is an economic activity related to producers and consumers. as a distribution activity then trade security against the spread, circulation and also market existing market. Trading consists of various types ranging from goods, services and others. Used metal trade is often referred to as scrap metal which is trading which trades a variety of imported used metals aluminum Al, copper Cu, brass CuZn, zinc Zn and others. Used metal that can be used as merchandise, which eventually become new materials goods that function like the initial function or have a new function. The trading of scrap metal due to metal raw materials derived from mining, but it also eliminates the accumulation of metal waste that can actually be useful again. Metal trade can reduce the use of raw materials. Other indirect benefits include reducing land damage and reducing greenhouse gas emissions when compared to the process of making new goods. This research will be described descriptively spatial to see the value chain of metal used Spatial."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bina Rara Putra
"ABSTRAK
Adanya pembangunan yang merupakan sebuah proses guna memperbaiki atau meningkatkan kualitas hidup, tentu secara tidak langsung akan berdampak terhadap kondisi dari lingkungan dan kekayaan sumberdaya, termasuk sumberdaya air. Satu dari sepuluh rumah tangga mengalami kekurangan persediaan air bersih, khususnya pada musim kemarau. Saat ini, bahkan di provinsi-provinsi yang berkinerja lebih baik Jawa Tengah dan DI Yogyakarta, sekitar satu dari tiga rumah tangga tidak memiliki akses ke persediaan air bersih. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pola keruangan ketersediaan dan kebutuhan sumberdaya air bersih di wilayah penelitian dalam rangka kesiapan memasuki era habitat 3. Analisis dilakukan menggunakan pendekatan statistik dengan analisis keruangan tiap wilayah Kecamatan. Perhitungan dilakukan untuk mendapatkan hasil ketersediaan dan kebutuhan air. Penggunaan data berkala dimaksudkan untuk mendapatkan model tren untuk prediksi di tahun 2036 yang merupakan era habitat 3. Hasil yang didapatkan menunjukan wilayah Merapi bagian Selatan tidak memiliki kesenjangan, baik kebutuhan maupun ketersediaan air. Ketersediaan air di Kota Yogyakarta dan Kabupaten dapat memenuhi kebutuhan air di setiap Kecamatan hingga tahun 2036. Wilayah kecamatan di Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta memiliki tingkat persentase yang tinggi di tahun prediksi, yaitu tahun 2036. Tingkat persentase imbangan air memiliki kecenderungan persentase yang tinggi atau dalam kategori aman. Beberapa kecamatan memiliki persentase di bawah angka 80 tetapi masih di atas 60 dimana masuk dalam kategori rawan. Beberapa kecamatan berada di kategori krisis air atau air yang dimanfaatkan di wilayah tersebut lebih dari 40 dari ketersediaan air yang ada. Menjadikan kecamatan-kecamatan tersebut kurang siap memasuki era habitat 3 karena akan mengalami kesulitan memperoleh air.

ABSTRACT
The existence of facilities and infrastructure development, is a means of process to improve or repair the quality of life, will evidently affect the condition of the environment and wealth of natural resources, including water resources. One in ten households suffer from a shortage of clean water supply, especially during the dry season. Currently, even in better performing provinces e.g. Central Java and Yogyakarta , about one in three households do not have access to clean water supplies. This study aims to analyze the spatial pattern of availability and need of clean water resources in the specified research area in order to analyse its readiness to enter Habitat 3 era. Analysis was done using statistical approach with spatial analysis of each district. Calculation was accomplished to obtain results of water availability and requirement. The use of periodic data is intended to acquire a trend model for predictions of the year 2036 which is intended to be Habitat 3 era. The results obtained showed that the southern part of Merapi has no gaps by both the need or availability of water. The availability of water in the city and district of Yogyakarta meets the needs of water supply for every sub district until 2036. The sub district of Sleman and Yogyakarta have a high percentage rate in the predicted year, 2036. The percentage rate of water balance has a high percentage tendency or is concluded to be in the safe category. Several sub districts have a percentage below 80, although positioned above 60 , this rate falls into the vulnerable category. Some districts are positioned in the water crisis category, in other words, water resources utilized in the region exceeds by 40 of the actual water availability. Making the sub districts less ready to enter Habitat 3 era due to difficulties in obtaining sufficient water resources."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>