Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rita Arbianti
Abstrak :
ABSTRAK
Laju produksi CPO di pasar dunia dalam dua dekade ini terus . mengalami peningkatan. Fenomena ini diproyeksikan akan terus terjadi hingga tahun 2020. Salah satu produk diversifikasi CPO yang bernilai ekonomi tinggi adalah lisofosfatidilkolin (LPC) yang sering disebut juga sebagai lesitin. Lesitin merupakan suatu emulsifier yang sangat dibutuhkan dalam industri makanan, farmasi, maupun kosmetika.

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk mendapatkan senyawa fosfolipid/lesitin yang berfungsi sebagai emulsifier pada industri makanan. Dari penelitian yang sudah dilakukan dapat dibuktikan bahwa fosfolipid dapat disintesis dari CPO dengan katalis enzim Mucor miehei lipase. Reaksi dilakukan dalam reaktor tumpak. Penelitian ini juga bertujuan untuk mendapatkan efisiensi konversi yang lebih baik dari sintesis fosfolipid/lesitin dalam reaktor tumpak dengan biokatalis enzim Mucor miehei lipase yang diimobilisasi dalam kitin, yang kemudian diaplikasikan dalam PRD bioreaktor yang dioperasikan secara kontinyu. Enzim lipase diimobilisasi dengan tujuan supaya struktur enzim lebih stabil, sehingga enzim dapat bekerja lebih baik. Dengan adanya imobilisasi enzim ini diharapkan dapat mengatasi masalah sulitnya enzim diperoleh kembali ketika digunakan dalam skala industri.

Penelitian yang dilakukan ini menjadi sangat penting, mengingat di masa depan emulsifier makin menunjukkan keajaibannya, serta adanya penelitian di bidang makanan dan minuman berbasis emulsi yang perkembangannya semakin pesat. Perkembangan ilmu dan teknologi pangan yang pesat tersebut telah mampu menghadirkan produk olahan pangan bermutu, guna memenuhi permintaan konsumen yang semakin beragam. Hal ini bisa dilihat dengan semakin banyaknya jenis produk makanan berbasis emulsi yang beredar baik di pasar-pasar tradisional maupun di super/hypermarket.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Rita Arbianti
Abstrak :
Metil laurat merupakan bahan baku atau bahan dasar bagi banyak industri, termasuk industri surfaktan, yang dapat diisolasi dari minyak kelapa. Pada penelitian ini minyak kelapa (VCO) awalnya nitransesterifikasi dengan metanol untuk menghasilkan metil ester dengan menggunakan NaOH sebagai katalis. Metil laurat dipisahkan dari metil ester dengan menggunakan metode pemisahan berdasarkan perbedaan titik leleh. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh beberapa variabel dalam transesterifikasi terhadap konsentrasi metil laurat yang dihasilkan. Variabel-variabel yang diamati yaitu suhu (40 oC, 50 oC, 60 oC, 80 oC), waktu reaksi transesterifikasi (0,5 jam, 1 jam, 1,5 jam, 2 jam, 3 jam), dan persen berat katalis NaOH (0,5 %, 1 %, 1,5 %, 2 %, 3 %). Pada penelitian ini, konsentrasi metil laurat secara umum meningkat seiring kenaikan suhu, waktu, dan persen berat katalis. Kondisi optimum diperoleh pada suhu reaksi 60oC, waktu reaksi 2 jam, dan konsentrasi NaOH 2 % berat. Konversi asam laurat menjadi metil laurat yang diperoleh dari kondisi optimum setelah dilakukan pemisahan berdasarkan titik leleh adalah 55,61 %.
Methyl laurate is a raw or base material for many industries, including surfactant industries. In this research, coconut oil (VCO) is transesterified with methanol to produce methyl ester, using NaOH as the catalyst. Methyl laurate is then separated by method based on the difference in melting point. This research focuses at determining the effects of some variables in transesterification on the concentration of produced methyl laurate. The variables are temperature (40 oC, 50 oC, 60 oC, 80 oC), time of transesterification reaction (0,5 hour, 1 hour, 1,5 hours, 2 hours, 3 hours), and the percent weight of the catalyst NaOH (0,5 %, 1 %, 1,5 %, 2 %, 3 %). Research showed the concentration of methyl laurate increased, following the increased temperature, time, and percent weight of catalysts. Optimal conditions were acquired at reaction temperature of 60oC, reaction time of 2 hours, and percent weight of the catalyst NaOH of 2 %. Laurate acid conversion to methyl laurate that yielded from optimal conditions, after the separation based on melting point, was 55,61 %.
Depok: Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia, 2008
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Heri Hermansyah
Abstrak :
Diasilgliserol, suatu komponen yang terdapat dalam minyak nabati memiliki fungsi fisiologis yang menguntungkan, terutama sebagai minyak yang memiliki efek antiobesitas dan anti peningkatan lemak tubuh. Berbagai studi untuk mensintesis diasilgliserol secara efisien telah dilakukan para peneliti di Jepang. Esterifikasi asam lemak dan gliserol menggunakan biokatalis telah digunakan sebagai proses sintesis yang efisien dalam skala industri. Sebuah model kinetika sintesis diasilgliserol diajukan, namun model ini sangat spesifik sehingga kurang sesuai untuk diaplikasikan dalam kondisi yang berbeda. Pada studi kali ini diajukan sebuah model untuk reaksi sintesis diasilgliserol melalui esterifikasi gliserol oleh asam lemak secara bertahap dengan asumsi dan kondisi yang lebih umum. Metode Runge-Kutta digunakan pada perhitungan konsentrasi substrat secara numerik. Model ini berguna dalam melakukan prediksi terhadap perilaku substrat pada esterifikasi asam lemak dan gliserol yang sulit untuk ditentukan secara eksperimen, serta sebagai prediksi dalam perancangan sistem untuk mensintesis diasilgliserol pada skala berbeda. ......Diacylglycerol, a component of natural oil has beneficial physiological function, mainly as oil with anti-obesity and anti fat accumulation effect. Several studies for efficient synthesis of diacylglycerol have been done by researchers in Japan. Esterification of fatty acid and glycerol using biocatalyst has been used as an effective synthesis process on it was industrial scale. A kinetics model for diacylglycerol synthesis was proposed, however, it was very specific so that not appropriate to be applied in different condition. In this study, a model for diacylglycerol synthesis by stepwise esterification of glycerol by fatty acid based on general assumption and condition is proposed. Runge-Kutta method is used in numerical calculation of substrate concentration. This model is useful for predicting behaviors of substrate at esterification of fatty acid and glycerol which is difficult to be measure experimentally, also as prediction in system design for diacylglycerol synthesis at different scale.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2011
J-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rita Arbianti
Abstrak :
Pertumbuhan produksi sampah kertas yang pesat merupakan masalah yang perlu diperhatikan. Hal ini perlu dipikirkan karena lingkungan memiliki keterbatasan dalam menampung sampah, dan dampak buruk dari pembakaran sampah terhadap lingkungan dan kesehatan. Salah satu metode penanganan sampah adalah mengubahnya menjadi etanol. Kandungan selulosa dalam kertas dapat dihidrolisis menjadi glukosa dan selanjutnya difermentasi menjadi etanol. Penelitian ini terdiri dari beberapa tahapan. Untuk sampel kertas tanpa tinta dan kertas bertinta tanpa proses pemisahan tinta, tahap awal adalah proses dekristalisasi selulosa melalui pengolahan awal dengan asam sulfat teknis 10% berat, dilanjutkan reaksi hidrolisis dengan katalis asam sulfat teknis 5% berat, dan tahap akhir adalah fermentasi. Adapun untuk sampel kertas bertinta dengan proses pemisahan tinta, sebelum mengalami proses dekristalisasi sampel terlebih dahulu menjalani proses pemisahan tinta melalui pengolahan awal dengan NaOH dan sabun asam lemak. Hasil penelitian untuk sampel kertas bertinta tanpa proses pemisahan tinta menunjukkan bahwa sampel kertas jenis HVS bertinta warna deskjet menghasilkan produk etanol tertinggi yaitu 0,0485 gram etanol/gram kertas. Sedangkan untuk sampel dengan proses pemisahan tinta, produk etanol terbesar juga diperoleh dari sampel kertas jenis HVS bertinta warna deskjet yakni 0,0754 gram etanol/gram kertas.
The growth of paper waste generation has been becoming our oncern. This issue needs to be addressed since an environment has limitation to accommodate the waste, and the incineration of it gives the negative impact to our health. One of methods to deal with it is by converting to ethanol. The cellulose content in paper can be hydrolyzed to glucose, and eventually this would become ethanol after fermentation process. This research consists of several processes. For paper waste without deinking process, initial process is cellulose decristallization using 10%wt sulfic acid, followed by hydrolysis reaction with 5% wt sulfic acid catalyst, and ended with fermentation process. Meanwhile, for paper waste with deinking process, deinking process conduct with pretreatment using NaOH and fatty acid soap, before decristallization of cellulose. The result shows that with or without deinking process HVS paper waste containing desk jet ink, produces higher ethanol: 0.0485 gr ethanol/gr paper waste without deinking process, and 0.0754 gr ethanol/gr paper waste with deinking process.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Abstrak :
The microbial desalination cell (MDC) is a modification of the microbial fuel cell (MFC) system. The microbial desalination cell is a sustainable technology to desalinate saltwater by directly utilizing the electrical power generated by bacteria during the oxidation process of organic matter. In this study, tempe wastewater will be used as a substrate. Methylene blue (MB) at concentrations of 100 μM, 200 μM, and 400 μM in the anolyte is added as a redox mediator, and the effect on electricity production and desalination performance are evaluated. The average power density increases by 27.30% and 54.54% at MB concentrations of 100 μM and 200 μM, respectively. On the other hand, the increase of the MB concentration in the anolyte results in a decrease in the salt removal percentage. The observation made using a scanning electron microscope showed the presence of MB adsorption on the surface of the anion exchange membrane (AEM) and is suspected to be the cause of the disruption of anion transfer between MDC chambers causing a decrease in the salt removal percentage.
[Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 2016
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: UI Publishing, 2024
660.281 PEN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Heri Hermansyah
Abstrak :
Triglyceride hydrolysis using lipase has been proposed as a novel method to produce raw materials in food and cosmetic industries such as diacylglycerol, monoacylglycerol, glycerol and fatty acid. In order to design a reactor for utilizing this reaction on industrial scale, constructing a kinetic model is important. Since the substrates are oil and water, the hydrolysis takes place at oil-water interface. Furthermore, the triglyceride has three ester bonds, so that the hydrolysis stepwise proceeds. Thus, the reaction mechanism is very complicated. The difference between the interfacial and bulk concentrations of the enzyme, substrates and products, and the interfacial enzymatic reaction mechanism should be considered in the model.
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2007
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library